Daffa masih dirawat di rumah sakit, tapi pulih dengan cepat karena kemampuan penyembuhan diri yang diberikan cairan emas kepadanya.Dia sudah dirawat di Rumah Sakit Serene selama dua hari sekarang dan menurut dokter, dia akan diperbolehkan pulang dua hari ke depan dan direkomendasikan untuk melakukan olahraga singkat sebelum kepergiannya. Karena itu, Daffa memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit untuk menuruti perkataan dokternya.Suasana di rumah sakit itu hening dan tenteram, dengan suara bip mesin menggema di lorong.Daffa berjalan dengan santai dan perasaan melankolis perlahan mengisi hatinya seraya dia berjalan. Dia bisa melihat berbagai macam orang menderita berbagai macam penyakit ditahan di ruang inap mereka seraya dia berjalan.Dia bisa mendengar mereka berbicara dengan suara yang sedih pada orang tersayang mereka. Dia sadar bahwa beberapa dari mereka sedang melakukan percakapan terakhir seraya waktu berjalan.Seraya dia berjalan dengan perlahan, dia berte
Wajah Direktur Yul tampak tidak percaya ketika dia mendengar pernyataan Daffa yang penuh wibawa.‘Tidak lagi?’‘Apa maksudnya tidak lagi?’‘Dia bercanda, ‘kan?’Dokter, perawat, dan pasien yang tertarik oleh keributan yang terjadi juga terkejut mendengar pernyataan Daffa. Mereka tidak paham bagaimana seseorang yang baru menginjak kepala dua mengaku akan menghentikan Direktur Yul dari tugasnya.Terlebih lagi, dengan ekspresi tegas pada wajah Daffa, tampaknya dia tidak bercanda sama sekali!“Kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!” ujar Direktur Yul dengan marah.“Aku adalah direktur dari rumah sakit ini, jadi kamu pikir kamu siapa, menentukan apakah aku bisa lanjut bekerja di rumah sakit ini atau tidak?” tanya Direktur Yul dengan marah.Daffa tidak menjawab apa-apa terhadap pertanyaannya, tapi hanya beranjak pergi. Vera mengikuti di belakangnya, tapi tidak sebelum memelototi Direktur Yul dengan dingin.Dia berjalan kembali ke ruang inapnya setelah berpamitan dengan Vera k
Ketika dia mematikan teleponnya dengan Erin, dia mendengar ketukan lembut dari luar ruangannya.Alis Daffa berkerut mendengar ketukan itu, tapi dia berkata dengan tenang.“Masuklah.”Pintu itu terbuka dan wanita muda yang familier melangkah masuk. Wanita itu tentunya adalah Vera.“Halo, Daffa,” sapa Vera dengan lembut, matanya menatap lantai.“Halo, Vera. Ada yang bisa kubantu?” tanya Daffa, nada bicaranya terdengar kebingungan.Vera menjulurkan sebuah keranjang berisi buah-buahan pada Daffa sebelum berkata dengan malu-malu.“Aku tidak tahu kamu sedang dirawat di rumah sakit ini. Kukira kamu hanya datang untuk mengunjungi seseorang yang sudah sakit. Aku membawakan buah-buahan ini untuk membantu pemulihanmu dan membuatmu pulih lebih cepat,” kata Vera malu-malu.Daffa tersenyum tipis di wajahnya setelah mendengar perkataan Vera. Dia menjulurkan tangannya dan mengambil satu buah dari keranjang itu dan memakannya di hadapan Vera.“Terima kasih,” kata Daffa seraya dia memakan buah
Daffa, Direktur Yul, dan Vera berbalik ke arah pria itu seraya dia memasuki ruangan Daffa.Daffa menatap pria yang melangkah masuk itu dari dekat. Dia tampak berumur akhir 30-an dengan rambut hitam yang penuh dan tubuh yang tinggi dan kekar, mengenakan jas lab putih. Akan tetapi, dia memiliki lingkaran hitam di bawah matanya, jadi siapa pun bisa mengetahui bahwa kalau bukan stres, dia tidak tidur dengan cukup.Daffa terkejut melihat kedatangan dokter itu, tapi mengambil sikap pasif karena pria tersebut pasti memiliki alasan untuk masuk ke ruang inapnya.Tentunya, hanya membutuhkan beberapa detik bagi dokter itu untuk menyampaikan alasan kedatangannya.“Halo, Tuan Halim. Maaf saya masuk tiba-tiba seperti ini, tapi saya mendengar seluruh percakapan dari luar ruangan,” kata pria itu.“Nama saya adalah Dr. Arsakha dan saya telah bekerja sebagai doktor di sini selama 10 tahun belakang,” kata pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Dr. Arsakha.“Apakah ada alasan kamu masuk ke sini?”
Setelah Direktur Yul dibawa pergi oleh para petugas keamanan, Daffa kembali ke ruang inapnya, tidak melirik pada para dokter ataupun perawat sedikit pun.Karena dia adalah pemilik baru dari rumah sakit itu, beberapa dari mereka pasti langsung memikirkan bagaimana cara untuk mendekatinya, tapi karena dia tidak berniat untuk mengurus rumah sakit itu secara aktif, dia ingin menghindari situasi seperti itu sebisa mungkin.Vera dan Dr. Arsakha mengikuti Daffa dari dekat seraya dia beranjak ke ruang inapnya. Vera sangat terpesona oleh Daffa setelah semua kejadian itu dan sekarang menganggapnya sebagai seseorang yang sangat agung. Dia sudah tahu bahwa Daffa adalah orang kaya setelah dia menghabiskan 4,05 miliar untuk membayarkan tagihan medisnya, tapi kejadian hari ini menunjukkan bahwa Daffa bukanlah orang kaya biasa.Sementara itu, Dr. Arsakha senang bukan kepalang setelah Direktur Yul diusir dari rumah sakit. Sudah lama sekali dia menantikan hari ini akan terjadi dan dia sangat lega bah
Runtutan kejadian setelahnya berjalan dengan lancar bagi Daffa. Setelah menunjuk Tuan Luis sebagai direktur baru dari Rumah Sakit Serene, rincian yang dia minta dari Erin dikirimkan ke ponselnya. Ini termasuk rincian mengenai setiap dokter dan perawat yang terlibat dalam aktivitas yang mencurigakan yang dibiarkan begitu saja oleh para pemilik sebelumnya.Sebagai hasilnya, beberapa dokter lama dan perawat dipecat tanpa keraguan sedikit pun walaupun mereka memohon dan menangis. Mereka telah menyangka hal yang terburuk dari Daffa ketika mendengar bahwa pemilik dari rumah sakit telah berganti, tapi mereka masih terkejut oleh secepat apa dia melakukan perintahnya.Baru dua jam berlalu sejak Daffa menjadi pemilik baru dari rumah sakit, tapi beberapa dokter dan perawat telah dipecat!Berita mengenai penunjukkan Tuan Luis sebagai Direktur Rumah Sakit Serene yang baru diterima oleh para staf dengan perasaan yang campur aduk. Beberapa merasa senang, beberapa merasa sedih, sementara beberapa b
Tidak ada hal buruk yang terjadi dengan para dokter atau staf di Rumah Sakit Serene dan keesokan harinya seperti kata dokter, Daffa dipulangkan dari rumah sakit.Daffa yang dipulangkan dengan sangat cepat cukup mengejutkan para tenaga medis yang merawat Daffa. Alasannya adalah karena luka kritis seperti yang dialami oleh Daffa seharusnya membuatnya harus dirawat di ranjang selama lebih dari satu bulan bahkan setelah operasi yang berhasil, tapi Daffa dipulangkan dalam kurang dari satu minggu.Itu tidak pernah terjadi sebelumnya.Tentu saja hal tersebut karena kemampuan penyembuhan diri dari cairan emas, tapi para tenaga kerja tidak mengetahui cairan emas yang ada di dalam tubuh Daffa sehingga keterkejutan mereka terhadap kecepatan pemulihan Daffa dapat dipahami.Hal aneh lainnya adalah bahwa operasi Daffa tidak meninggalkan bekas luka di dadanya! Kulitnya semulus telur dan tanpa catatan medisnya, tidak mungkin ada yang bisa mengetahui bahwa Daffa pernah dioperasi.Daffa baru saja s
Undangan makan malam itu akan diadakan di Hotel IUV Xenon dalam dua hari, jadi mereka tidak terburu-buru untuk menghadirinya.Daffa harus mengakui bahwa Maxwell Irawan cukup cerdas dalam beberapa hal. Alasannya adalah karena dia mengetahui bahwa Daffa baru saja dipulangkan dari rumah sakit, jadi dia tidak langsung mengundanganya di hari yang sama dengan hari kepulangannya.Keputusannya untuk mengundang mereka dua hari kemudian itu penuh pertimbangan dan walaupun Daffa sangat bias terhadap Konglomerat Irawan, hal itu setidaknya memberikan poin plus untuk mereka untuk persiapan makan malam yang mendatang.Dua hari berlalu dengan cepat tanpa ada hal besar yang terjadi dan sekarang sudah waktunya untuk makan malam itu.Daffa yang sekarang dalam kondisi sempurna lebih memperhatikan pakaiannya lebih dari biasanya. Biasanya dalam acara seperti ini, dia akan berpakaian dengan santai, tapi kali ini dia ingin membuat kesan yang kuat terhadap Maxwell Irawan.Apa pun senjata yang dimiliki Max
Aku tidak membunuh dia karena kurasa kesalahannya tidak membutuhkan hukuman sekeras itu,” kata Daffa yang tangannya diletakkan di balik punggungnya seraya dia berjalan ke arah Umar. Kemudian, dia tersenyum dan menambahkan, “Akan tetapi, terlihat jelas bahwa kamu tidak senang dengan keputusanku.”Umar terbaring di lantai, memejamkan matanya dan akhirnya menyadari bagaimana dia telah mengambil pihak yang salah selama ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa dia salah sedari awal karena telah meragukan Daffa.Meskipun demikian, Umar tidak dapat menahan skeptisismenya terhadap segala hal. Lagi pula, Umar merasa hal-hal berjalan dengan lancar sebelum momen ini. Berbaring di lantai, dia mengendurkan rahangnya yang terkatup dan memandang udara dengan ekspresi kosong.Umar mulai mempertanyakan segala hal di sekitarnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa tentang itu. Keheningan mengisi ruangan seraya dia memikirkan kapan hal-hal berbalik melawannya. Saat itulah tatapan Daffa dengan singkat menyap
Tidak peduli setakut apa Bimo, dia tidak berani bergerak dan hanya mengangguk dengan kaku dan patuh.Dengan bibir yang melengkung menjadi senyuman puas, Daffa berkata, “Aku sudah beberapa kali bertukar pikiran dengan salah satu petugas polisimu yang bernama Umar dan aku tidak memiliki pengalaman yang terbaik dengannya. Bukan hanya itu, dia telah memperjelas bahwa dia berpihak pada Grup Ganendra. Meskipun dia gagal memenuhi janjinya, aku masih memastikan kamu tahu setiap tindakan dan rencanaku di Kota Almiron. Bukankah itu benar?”Dengan kening yang basah oleh keringat, dia dengan cepat melirik Umar. Dia lalu kembali fokus pada Daffa dengan senyuman sambil membujuk Daffa. “Tuan Halim yang terhormat, saya rasa ini tidak perlu.”Meletakkan kedua tangannya di sisinya, dia menunjukkan ketulusannya. Dia menghindari tatapan Daffa dan berkata, “Kita bisa menegosiasikan kembali syarat-syarat kolaborasi kita.”Bimo mau tidak mau gemetar ketakutan. Yang dia lihat hanyalah bibir Daffa yang mel
Saat kening Umar basah oleh keringat, dia mendengar tawa yang familier dari lorong. Seketika, dia memasang seringai sombong dan berkata, “Hah! Terima itu, Daffa! Apakah kamu akhirnya menyadari betapa bodohnya kamu? Apakah kamu tahu siapa orang yang tertawa di luar kamar hotelmu?Tatapan angkuhnya mendarat di Daffa selama waktu yang singkat sebelum menghilang sepenuhnya. Tidak lama, dia mengerutkan bibirnya ketakutan ketika dia mendengar jawaban Daffa.“Bosmu. Omong-omong, untunglah kamu senang bertemu dengannya. Kuharap kamu bisa terus bahagia seperti ini.” Dengan begitu, Daffa mengalihkan tatapannya yang tegas ke arah pintu.Demikian pula, Umar terbaring di lantai dan menatap pintu dengan tidak sabar sambil menggumam pelan, “Tunggu saja, Daffa! Kematian akan mendatangimu sebentar lagi!”Tatapan Daffa tiba-tiba melesat ke arah Umar. Meskipun Daffa tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, tatapannya sudah cukup untuk membuat rambut di punggung Umar berdiri tegak.Takut, Umar menutu
Dengan pandangan yang gemetar karena rasa takut, Umar berseru, “Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik-baik sebelum melakukan apa yang akan kamu lakukan, Daffa Halim! Pikirkan tentang apakah kamu bisa menanggung konsekuensinya!”Daffa menaikkan sebelah alisnya sambil memamerkan giginya yang putih. “Sejujurnya, perkataanmu membuatku terhibur.”Dia lalu mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Umar. Akan tetapi, kali ini, dia menarik Umar keluar dari lekukan di tembok dan melempar Umar ke ruang di belakangnya. Hanya permusuhan yang terlihat di matanya yang berbinar pada saat itu. Hal itu terus bertahan hingga Umar mendarat di tanah dengan suara dentuman yang keras.Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini Umar tidak berteriak kesakitan. Dia terus terdiam setelah dia terbanting ke lantai.Daffa berputar badan, hidungnya berkerut menjadi cibiran kepada Umar sambil dia berbicara dengan santai, “Oh? Aku terkesan. Kamu masih hidup.”Di lantai, Umar berusaha sebisa mungkin untuk
Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru
Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam
Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka
Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge
Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di