Tidak ada hal buruk yang terjadi dengan para dokter atau staf di Rumah Sakit Serene dan keesokan harinya seperti kata dokter, Daffa dipulangkan dari rumah sakit.Daffa yang dipulangkan dengan sangat cepat cukup mengejutkan para tenaga medis yang merawat Daffa. Alasannya adalah karena luka kritis seperti yang dialami oleh Daffa seharusnya membuatnya harus dirawat di ranjang selama lebih dari satu bulan bahkan setelah operasi yang berhasil, tapi Daffa dipulangkan dalam kurang dari satu minggu.Itu tidak pernah terjadi sebelumnya.Tentu saja hal tersebut karena kemampuan penyembuhan diri dari cairan emas, tapi para tenaga kerja tidak mengetahui cairan emas yang ada di dalam tubuh Daffa sehingga keterkejutan mereka terhadap kecepatan pemulihan Daffa dapat dipahami.Hal aneh lainnya adalah bahwa operasi Daffa tidak meninggalkan bekas luka di dadanya! Kulitnya semulus telur dan tanpa catatan medisnya, tidak mungkin ada yang bisa mengetahui bahwa Daffa pernah dioperasi.Daffa baru saja s
Undangan makan malam itu akan diadakan di Hotel IUV Xenon dalam dua hari, jadi mereka tidak terburu-buru untuk menghadirinya.Daffa harus mengakui bahwa Maxwell Irawan cukup cerdas dalam beberapa hal. Alasannya adalah karena dia mengetahui bahwa Daffa baru saja dipulangkan dari rumah sakit, jadi dia tidak langsung mengundanganya di hari yang sama dengan hari kepulangannya.Keputusannya untuk mengundang mereka dua hari kemudian itu penuh pertimbangan dan walaupun Daffa sangat bias terhadap Konglomerat Irawan, hal itu setidaknya memberikan poin plus untuk mereka untuk persiapan makan malam yang mendatang.Dua hari berlalu dengan cepat tanpa ada hal besar yang terjadi dan sekarang sudah waktunya untuk makan malam itu.Daffa yang sekarang dalam kondisi sempurna lebih memperhatikan pakaiannya lebih dari biasanya. Biasanya dalam acara seperti ini, dia akan berpakaian dengan santai, tapi kali ini dia ingin membuat kesan yang kuat terhadap Maxwell Irawan.Apa pun senjata yang dimiliki Max
Raut wajah Daffa tampak datar seraya dia menatap pria yang duduk di samping meja yang dipenuhi oleh hidangan. Walaupun dia tidak bisa melihat ekspresi kakeknya sekarang, dia bisa menebak bahwa kakeknya juga memasang ekspresi datar yang sama.Maxwell Irawan cukup tampan dan walaupun dia sudah tua, Daffa bisa tahu bahwa dulunya dia suka bermain-main dengan wanita dan tidak sulit untuk mengetahui dari siapa Michael Irawan mendapatkan wajah tampannya.Akan tetapi, walau ada beberapa persamaan antara ayah dan anak itu, tentunya masih ada beberapa perbedaan di antara mereka.Pertama-tama, Maxwell tidak memiliki kesan kejam dan licik yang dimiliki anaknya dan dia terlihat agak lembut, tapi itu membuat Daffa waspada. Lagi pula, dia tahu bahwa salah satu peraturan paling dasar dalam pertemuan seperti ini adalah jangan menilai buku dari sampulnya.Biarpun Maxwell Irawan tidak terlihat mengancam sekarang, dia bisa jadi lebih kejam dan licik daripada putranya. Lagi pula, mereka memiliki darah
Daffa dan kakeknya tampak terkejut ketika mereka mendengar perkataan Maxwell. Mereka memahami makna dari perkataannya sehingga mereka sangat terkejut.Menurut apa yang Daffa ketahui dari penyelidikannya, Konglomerat Irawan telah menuntun Michael Irawan sejak dia masih kecil untuk menjadi pewaris dari konglomerat mereka. Tidak menganggap Michael sekarang dan mengusirnya dari keluarga Irawan berarti mereka tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengannya sekarang dan tahun-tahun mereka menuntun dan melatihnya menjadi sia-sia.Itulah mengapa Daffa dan kakeknya terkejut pada situasi itu. Itu adalah keputusan yang kejam dan tidak berperasaan.Daffa menoleh untuk menatap Maxwell Irawan setelah pernyataannya. Dia sekarang memikirkan ulang kekejaman Maxwell Irawan karena keputusan ini menunjukkan bahwa Maxwell Irawan lebih kejam daripada putranya.Di balik wajah yang ramah dan rendah diri adalah seorang pria yang akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi Konglomerat Irawan dan
Deringan ponselnya membuyarkan lamunannya.Dia mengerutkan dahinya. Dia memiliki firasat.Ketika dia mengangkat telepon, dia mendengar suara Raka melalui ponselnya, dia hampir menangis.“Aku tahu aku tidak seharusnya mengatakan ini, terutama padamu. Kamu akhirnya memiliki kekayaan untuk hidup dengan normal, tapi aku sangat, sangat membutuhkan bantuanmu.”Daffa hanya memiliki sedikit teman dan Raka adalah salah satunya. Pria itu telah membantunya ketika dia didenda 75 juta rupiah di kantor polisi. Tanpanya, dia mungkin tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu kakeknya.“Kamu di mana, Raka? Berapa banyak yang kamu butuhkan?”“Kamu terdengar sebodoh temanmu, apakah kamu benar-benar kaya seperti yang temanmu katakan? Kamu harus membayar jumlah yang besar supaya temanmu bisa dilepaskan atau mungkin aku akan menjualnya ke luar negeri untuk menghasilkan uang untukku,” kata seorang pria sambil tertawa di telepon.Daffa langsung marah mendengarnya. Dia bisa merasakan adrenalin berger
Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bram. “Aku ingin tahu apakah temanku sedang diancam di kasino.”“Tuan Muda, saya sudah menyelidikinya, tapi Tuan saya merasa bahwa lebih baik jika Anda mencari tahu sendiri ketika Anda tiba di sana.”Dia tidak memahami niatan kakeknya. Dia mematikan teleponnya dan lanjut membaca dokumennya.Lalu, dia melihat sebuah nama di dokumen yang membuatnya ingin muntah.‘Grup Dream Investment.’Kepalan tangan Daffa perlahan berubah sekeras batu dan nada bicaranya tidak lagi tenang. “Alan Purnama, sebaiknya kamu berharap hal ini tidak ada hubungannya denganmu atau kamu akan menyesalinya seumur hidupmu!”Ketika perkataan itu keluar dari mulutnya, dia mendengar suara pilotnya berkata, “Tuan Muda, kita akan mendarat dalam tiga menit, jadi tolong bersiap-siap.”Daffa meletakkan kembali cangkirnya, duduk di kursi, dan menutup matanya.Helikopter itu mendarat dengan mulus dan pintunya terbuka dengan cepat.Daffa melihat rumput hijau dan mengerutkan dahi
Daffa tidak tahu apa yang orang-orang pikirkan di belakangnya.Dia hanya tahu bahwa dia telah terhambat cukup lama dan Raka sedang menunggu pertolongannya.Disebutkan bahwa di negara Slokus, mata mereka lebar ketika mereka membunuh orang-orang, bahkan darah yang masuk ke mulut mereka tidak akan mengubah wajah mereka.Daffa meningkatkan kecepatannya ketika dia mengenai tanah.Kedua pilot, pria dan wanita, mengikutinya.Penjaga keamanan yang malang di tanah ditinggalkan begitu saja, hanya berlutut di tanah, terkesima seraya punggung Daffa menghilang di kejauhan.Mulutnya gemetar hebat seraya dia bangkit dan berjalan dengan terhuyung-huyung kembali ke tempat jaganya.Di sisi lain, Daffa keluar dari bandara di negara Slokus.Tidak seperti tempat lainnya, di luar ada kasino, bukan toko maupun restoran.Dia tidak melihat taksi, pun kedua pilot itu. Setelah menunggu cukup lama, ketika Daffa hendak berjalan saja, dua pilot itu keluar.Sambil terengah-engah, pria itu berkata, “Tuan Mu
Ekspresi di wajah Daffa menunjukkan keseriusan dirinya.Wajah wanita itu berubah. Dia telah kehilangan kendali akan tubuhnya ketika dia melihat kartu itu.Dia mengenali kartu ini!Semua orang harus mengenali kartu ini selama pelatihan pra kerja!Hal itu supaya mereka bisa melayani keluarga Halim dengan lebih baik.Dia telah mengandai-andai ketika dia memiliki kesempatan untuk memasuki keluarga Halim lalu menjadi Nyonya Halim.Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang telah dia tunggu-tunggu merasa tersinggung dan marah padanya.Dia berdiam diri, tubuhnya tegang, dan hanya matanya yang masih bisa bergerak dan menatap kartu itu. Dia lalu berpikir keras mengenai apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki situasi itu sekarang.Akan tetapi, Daffa meletakkan kartu itu kembali ke sakunya. “Sekarang, apakah aku bisa masuk?”Wanita itu melihat ekspresi di wajah Daffa dan masih tidak bisa menyangkanya.Dengan matanya terpaku pada punggung Daffa seraya dia berjalan masuk melalui pintu
Bart menelan ludah. Meskipun tangannya masih diikat di belakangnya dengan tali, dia masih dapat mengepalkan tangannya.Penghinaan memenuhi matanya seraya dia menatap Daffa dan menggeram, “Bukan hanya memukulku, kamu juga telah mengakuinya dengan tidak tahu malu! Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa tidak ada apa pun—bahkan hukum mana pun—di dunia ini yang dapat menahanmu?”Mata Daffa menyipit menjadi garis seraya dia berpikir, “Aku tahu apa yang Bart lakukan. Dia sedang menunjukkan otoritasnya padaku dan mengisyaratkan secara halus bahwa dia bukanlah seseorang yang dapat dilawan. Pfft. Hanya saja, dia tidak tahu sekonyol apa tindakannya bagiku.”Tidak repot-repot menyembunyikan perasaannya, Daffa mendengus sebelum menyeringai dengan nakal. Bibirnya melengkung lebih dalam detik demi detik seraya dia perlahan berbicara, “Aku telah menghadapi kemurkaan banyak orang dan mereka sering kali bersikap sepertimu—dengan cara yang menyedihkan dan hampir kekanak-kanakan.”Melihat seringaian
“Kurasa kita bisa menyebut ini keajaiban medis,” kata Daffa sambil mengangkat bahunya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia lalu menoleh untuk melihat ke sampingnya.Itulah tempat Bart terduduk. Matanya terpejam sepanjang waktu, tapi dia menghela napas pada saat itu, dengan kaku menoleh ke arah Daffa dan berbicara seperti robot. “Kamu pintar, ya. Aku sudah berusaha keras untuk menyamarkan keadaan sadarku. Sayangnya, kamu tetap menangkapku.”Dia tidak lagi menyembunyikan keadaan tersadarnya pada saat itu. Setelah mengatakan itu, dia memperjelas kebencian di dalam matanya ke arah Daffa dan Danar.“Lucu sekali kamu berkata begitu.” Daffa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia bertatapan dengan Bart, menatapnya dengan tatapan kebingungan seraya dia mengumumkan, “Kalaupun kamu sudah tenggelam dalam peranmu dan berakting sebaik mungkin, aku hanya dapat mengatakan satu hal—aktingmu itu tidak pernah mengecohku sekali pun. Kemarahanmu terpancar dari setiap pori-porimu.
“Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay
“Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk
Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela
Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in
“Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku
Tiba-tiba, tatapan mata Priska menjadi misterius. Dia pun berbisik, “Aku bisa memberitahumu segalanya, tapi apakah kamu yakin kamu ingin mendengarnya? Kamu akan menyesal begitu kamu mendengar apa yang akan kukatakan.”Raut wajah Daffa terlihat bosan. “Itu bukan urusanmu. Katakan saja semua hal yang kamu ketahui.”“Kamu berani juga, ya.” Priska tersenyum, terlihat gembira. “Seseorang memang mendatangiku. Dia bilang selama aku melakukan sesuai perintah mereka, aku akan menerima jumlah uang yang sangat besar sebagai balasannya. Itu akan lebih dari cukup untukku, anakku, cucuku, dan beberapa generasi setelahnya untuk hidup dengan nyaman. Malah, mereka mungkin bisa hidup dengan mewah. Itu adalah tawaran yang tidak bisa kutolak, jadi aku melakukan sesuai perintah mereka. Seperti yang diduga, aku dibayar dengan tinggi. Yang mereka ingin aku lakukan cukup sederhana—menemukan seorang reporter bernama Dahlia dan memastikan kalian berdua bertemu satu sama lain.”Raut wajah yang aneh terpampang
Sekarang, Daffa sudah yakin. Dialah yang akan menjadi orang yang pertama kali membantah jika seseorang mengatakan bahwa Elton telah meninggal di hadapannya, yang merupakan apa yang semua orang saksikan. Dia sekarang tahu bahwa ada yang janggal tentang kematian Elton. Dia menatap Priska dan bertanya, “Lalu, apa yang kamu lakukan setelahnya?”Priska menghela napas. “Aku membuatnya marah dan menyuruhnya mendatangimu. Aku ingin menggunakan kamu untuk membantuku mengakhiri hidupnya dan semua hal berjalan dengan sempurna. Aku hanya tidak menduga kamu akan melacak kami secepat ini.”Daffa bertanya, “Apa yang dipikirkan oleh anggota keluarga Bakti lainnya tentang hal ini?”Priska terlihat sinis. “Mereka? Apa yang bisa orang-orang tidak berguna itu katakan tentang hal ini? Yang dapat mereka lakukan hanyalah berbicara, makan, dan menghabiskan uang. Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan Grup Bakti, mereka ingin mendapatkan asetnya. Itulah sebabnya mereka membuat segala mac