Share

Bab 129

Penulis: Benjamin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sisa hari itu berjalan dengan cepat dan hari pun segera malam. Karena pelelangan itu diadakan di kota lain, Daffa menyelesaikan persiapannya pukul enam malam. Kota itu berjarak satu jam perjalanan dari Hotel Sky Golden dan karena dia tidak pergi sendirian tapi bersama Jihan, dia tidak bisa datang terlambat ke pelelangan itu.

Pelelangan itu adalah pelelangan kelas atas, jadi Daffa tentunya tidak berpakaian santai untuk pelelangan itu. Dia memilih tiga setelan jas tiga potong berkelas yang dia pakai ke pesta amal beberapa bulan yang lalu, sepatu berkualitas, dan jam tangan edisi terbatas yang diberikan Bram padanya.

Dia tampak luar biasa menawan dan jauh lebih tampan dibandingkan saat acara pesta amal. Setelah menjadi pemimpin perusahan selama beberapa waktu, dia sekarang memiliki penampilan yang berwibawa.

Dia keluar dari kamar hotelnya dan beranjak ke tempat parkir mobil, mengabaikan tatapan terpesona yang dia dapatkan dari para staf dan orang-orang di hotel. Dia memasuki mobilnya d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 130

    Bagian dalam rumah pelelangan itu ramai dengan aktivitas, dengan banyak orang berlalu lalang dan berbincang, mengundang ekspresi tertarik di wajah Daffa.Ada beberapa orang di pusat pertukaran, tempat mereka bisa mengumpulkan barang mereka untuk dilelang. Staf di pusat pertukaran itu lalu akan menaksir harga dari barang tersebut dan menentukan harga lelang barang tersebut.Tentunya, pusat pertukaran tidak lupa untuk mengambil komisi 10% dari harga akhir pelelangan setiap barang. Komisi 10% itu tetap dan akan diambil berapa pun harga akhir pelelangan setiap barang.Jihan menyadari ekspresi tertarik di wajah Daffa dan tersenyum dengan lembut sebelum berbicara.“Apakah kamu tertarik untuk melelang properti atau barangmu?” tanya Jihan acuh tak acuh, matanya terpaku pada pusat pertukaran.Daffa menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan itu, menunjukkan jawabannya. Dengan kekayaan dan statusnya saat ini, dia tidak perlu melelang satu pun properti atau barangnya.Jihan tersenyum dan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 131

    Barang yang dilelang adalah buku kulit cokelat dan tampaknya biasa-biasa saja, tapi darah Daffa terus mendidih melihat buku itu. Dia bisa merasakan koneksi dari dalam dengan buku itu dan dia hampir tidak bisa menahan dirinya untuk berlari ke atas panggung dan mengambil buku itu.Jihan menyadari perhatian penuh Daffa ke buku itu, tapi tidak bisa memahami kenapa Daffa begitu tertarik pada buku itu. Lagi pula, buku itu terlihat sangat biasa-biasa saja dan dia tidak bisa menemukan hal spesial dari buku itu. Ketika dia baru hendak menanyakan Daffa mengenai buku itu, suara pembawa acara menggema di aula pelelangan.“Selanjutnya, ada ‘Jurnal Madra’ yang akan dilelang. Seperti yang kita ketahui, Madra adalah kaisar pertama dan paling sukses. Buku kulit ini berisi jurnal Madra, eksploitasinya, dan wawasan dari masa pemerintahannya.”Ketika pembawa acara itu menyelesaikan penjelasannya, sebagian besar orang yang hadir membelalakkan mata mereka.Buku ‘Jurnal Madra’ itu adalah buku yang memili

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 132

    Selama sisa hari-hari setelah pindah ke vilanya, dia melatih rutinitas paginya tanpa melewatkan satu hari pun. Dia memastikan untuk bersikap disiplin dalam aspek itu.Setelah rutinitas paginya setiap hari, dia lalu akan membaca laporan dan dokumen yang dikirimkan lewat faksimile oleh Zaki dan Erin. Dokumen-dokumen ini berisi proyek dan perkembangan yang telah dibuat oleh West Atlantics Int’l.West Atlantics Int’l telah berkembang pesat setelah dia menghancurkan Korporasi Sandya dan mereka sekarang diakui sebagai bagian dari 20 perusahaan teratas di kota.Kota itu adalah daerah yang sangat kompetitif karena memiliki sumber daya yang melimpah, jadi hampir tidak ada kesempatan bagi perusahaan baru seperti West Atlantics Int’l untuk tumbuh seperti itu, tapi tidak seperti dugaan semua orang, West Atlantics Int’k berkembang menjadi bagian dari 20 perusahaan teratas dalam kurang dari tiga bulan!Daffa mendirikan West Atlantics Int’l kurang dari dua bulan yang lalu, tapi dia sudah memimpin

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 133

    Perjalanan menuju kampusnya lancar dan tanpa kendala, sehingga dia hanya membutuhkan 30 menit untuk tiba di universitasnya dari vilanya.Karena itu adalah hari pertama dari semester baru dan kelas pertama, suasananya sangat heboh. Mahasiswi-mahasiswi baru yang cantik berjalan-jalan di sekitar kampus dengan tatapan terkagum. Karena Universitas Praharsa adalah salah satu universitas terbaik di negara, gedung dan infrastrukturnya sangat luar biasa. Tidak heran jika para mahasiswa baru yang baru pertama kali melihatnya akan terpesona.Tentunya, para hiu tahun kedua dan ketiga tidak membiarkan para mahasiswi baru yang seperti kumpulan ikan di sungai menunggu untuk dipancing oleh para nelayan akan pergi dengan bebas.“Hai, cantik. Gedung ini adalah kebanggaan dari Departemen Teknik. Aku bisa membawamu berkeliling jika kamu mau, jadi kamu tidak akan tersesat,” kata mahasiswa tahun kedua dari Departemen Teknik kepada mahasiswi baru yang cantik.Mahasiswi baru itu menoleh ke mahasiswa yang

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 134

    [Kafe Anton]Interior kafe itu sunyi dan tenteram. Tempatnya agak kosong, karena tidak banyak orang yang suka berkencan di kafe, tapi banyak orang terlihat di berbagai meja sambil tertawa dan berdiskusi dengan suara pelan dalam sekali pandang.Daffa sendirian di mejanya dan secangkir kopi hitam menemaninya di atas meja. Karena Daffa sangat memesona, baik laki-laki maupun perempuan terus mencuri pandang padanya, yang laki-laki iri dan cemburu, sementara yang perempuan jatuh cinta. Beberapa wanita pemberani bahkan memotretnya secara diam-diam.Daffa tentu saja memperhatikan tatapan yang dia dapatkan, tapi dia tidak memedulikannya. Dibandingkan dengan situasi yang terjadi dengan para mahasiswi baru ketika dia tiba dengan Bugatti sebelumnya, situasi saat ini tidak sebanding sama sekali.Dia menyesap lagi cangkir kopi hitamnya dan menghela nafas. Dia melirik jam tangan berkelas yang diikatkan di pergelangan tangannya dan kerutan muncul di wajahnya. Dia telah menunggu dengan sabar di kaf

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 135

    Kali ini, teleponnya berdering cukup lama, tapi tidak ada jawaban. Ketika Daffa mengira orang tersebut tidak akan mengangkat panggilan teleponnya, barulah telepon itu tersambung."Halo. Aku ingin tim teknis...” Daffa baru mulai berbicara, tapi dia disela dengan kasar sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya."Siapa ini?" jawab seorang pria dengan malas. Dia terdengar seperti sedang tidur siang dan baru saja dibangunkan oleh telepon ituDaffa mengerutkan kening mendengar jawaban dan nada malas pria itu, tapi tetap menjawabnya.“Ini Daffa Halim,” jawab Daffa dengan datar."Daffa Halim?" tanya pria itu dengan nada mengejek sebelum tertawa.“Kalau kamu Daffa Halim, maka aku adalah Wistara Mahatma!” kata pria itu dengan nada mengejek.Wistara Mahatma adalah pendiri dan kepala Grup Finansial Mahatma, jadi jelas sekali bahwa peneleponnya tidak percaya bahwa dia benar-benar Daffa Halim, kepala Konsorsium Halim yang terkenal."Kukira ini telepon penting!" gerutu pria itu dengan marah d

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 136

    Alya terbangun di sedan hitam dengan empat pria kekar yang menculiknya.Dia terjepit di antara mereka di kursi belakang sedan itu dan seraya sedan itu melaju dengan kecepatan tinggi, dia sangat terguncang ketika si pengemudi melaju lurus melewati beberapa lubang di jalan. Lubang jalanan itu membuatnya tidak seimbang dan dia menjadi mendekat dengan dua penculik kekar di sampingnya.Dia sangat ketakutan pada pria-pria kekar itu, jadi dia tidak berani untuk menyuarakan ketidaknyamanannya saat itu.Alya tetap terdiam seperti sebuah danau yang tenang seraya sedan itu melaju. Entah sudah berapa lama sedan itu melaju, tapi ketika bokongnya mulai pegal, sedan itu akhirnya berhenti.Empat pria kekar itu turun dari sedan hitam dengan tergesa-gesa dan menarik Alya dengan kasar keluar dari mobil itu.Alya berteriak ketakutan, tapi sebelum dia bisa terus berteriak, suara yang renyah terdengar dan sensasi yang panas menyebar di pipinya.Salah satu dari penculik kekar itu telah menamparnya.“D

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 137

    Michael dan Alya tampak terkejut. Mereka sangat kaget melihat Daffa berjalan melalui pintu yang sudah hancur.Kemunculan Daffa yang tiba-tiba membuat Alya yang baru saja hendak menyetujui permintaan Michael merasa lega dan senang.Dia bangkit dari lututnya dan mengempaskan dirinya ke pelukan Daffa. Tindakan itu mau tidak mau melembutkan ekspresi dingin yang tadinya terpampang di wajah Daffa.Ketika Alya tenggelam dalam pelukannya, semua rasa takut yang dia rasakan sejak penculikannya hingga saat ini langsung meleleh dan dia menangis dengan lantang. Dia tidak pernah merasa seaman ini seumur hidupnya dan berbagai macam emosi mengambil alih dirinya.Ekspresi yang gelap muncul di wajah Michael seraya dia menyaksikan Alya mengempaskan dirinya ke Daffa. Dia merasa sangat murka saat itu.“Bagaimana kamu bisa menemukan kami?” teriak Michael dengan marah. Dia telah menghabiskan banyak uang untuk membangun kabin ini di tengah-tengah hutan supaya dia tidak akan bisa ditemukan dengan mudah ol

Bab terbaru

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 415

    Daffa menaikkan sebelah alisnya, mengenali kepala penjaga keamanan itu karena mereka sebelumnya menaiki lift bersama. Dia dengan tenang berkomentar, “Kamu terlihat lebih baik mengenakan setelan jas ini daripada seragam penjaga keamanan sebelumnya.”Reaksi Daffa anehnya sangat tenang meskipun dia melihat kepala penjaga keamanan, yang seharusnya hanya menghasilkan 37,5 juta rupiah per bulannya, berganti pakaian dengan setelan jas mahal.Perubahan itu menandakan bahwa penjaga keamanan itu, pada kenyataannya, merupakan seseorang berstatus tinggi dan bertanggung jawab mendistribusikan gaji para karyawan lainnya.Karena Daffa tenang, kepala penjaga keamanan itu tidak bisa menahan emosinya. Alisnya menaik sangat tinggi terkejut seraya tersenyum pada Daffa. “Kamu tidak terlihat terkejut oleh identitasku yang sebenarnya. Apakah kamu sudah mengetahuinya lebih dulu?”Setelah mendengar hal itu, Daffa, yang hendak melangkah maju, berhenti melangkah. Ambang pintu lift adalah satu-satunya hal yan

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 414

    “Ada juga pria di pintu masuk utama perusahaan yang mengawasi semua anggota keamanan!” Berpikir begitu, semua rambut di punggung direktur itu menegak.Berdiri di hadapan si direktur, Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Itu reaksi yang aneh. Kamu terlihat ketakutan, tapi aku tidak tahu kenapa. Apakah aku perlu mengingatkanmu bahwa kamu memintaku untuk datang kemari? Kukira kamu setidaknya akan siap secara mental untuk menghadapi konsekuensinya setelah aku tiba.”Mulut direktur itu menganga sangat lama. Di suatu titik, direktur itu kembali tersadar dan memohon, “M … Maafkan aku! Aku sangat bersedia untuk menyampaikan permintaan kepada para atasanku. Aku bersumpah aku sangat bersedia, tapi aku tidak bisa melakukannya karena aku mungkin akan kehilangan pekerjaanku. Lagi pula, perusahaan ini tidak dimiliki oleh satu orang saja dan kami juga merupakan saluran televisi ….”Dia menelan ludah dan memandang lantai setelah mengatakannya. Roda gigi di dalam otaknya berputar kencang, m

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 413

    “Jelas-jelas kamu adalah bocah tidak dikenal. Aku tidak tahu bagaimana kamu memenangkan hati keluarga kecilmu dan membuat mereka membelikanmu jam tangan mahal itu, tapi biar kuberi tahu ini. Jika aku adalah kamu, aku akan mengembalikan jam tangan itu atau setidaknya menghadiahkannya untuk orang lain untuk mendapatkan keuntungan untuk keluargaku!” perintahnya.“Apa yang baru saja kamu katakan sangat kontradiktif. Sebelumnya, kamu mengaku bahwa jam tanganku adalah tiruan. Namun, sekarang kamu mengatakan bahwa keluargaku menghadiahiku jam tangan yang asli.” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Dia berbicara dengan begitu tenang sehingga semua orang bisa mendengar ancaman terselubung di balik suaranya.Tidak perlu menjadi genius untuk mengetahui bahwa suasana hati Daffa sedang buruk saat itu. Menghela napas, Daffa mengepalkan tangannya dan meretakkan buku-buku jarinya lagi. Namun, kali ini, dia melanjutkannya dengan membungkuk, mengulurkan tangannya, dan mengangkat direktur yang sangat gemuk

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 412

    Daffa bahkan tidak bisa menjamin bahwa direktur bodoh itu dapat memahami apa yang akan dia katakan, jadi dia tetap terdiam. Namun, dia terkejut karena direktur itu menganggap diamnya dia sebagai tanda kekalahan.Direktur itu menganggap hal itu sebagai konfirmasi bahwa Daffa sedang memakai barang tiruan. Oleh karena itu, dia mendongakkan dagunya pada Daffa dengan angkuh dan berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. “Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah itu karena tebakanku benar dan kamu sekarang takut?”Daffa tidak ingin menghabiskan energinya menjelaskan hal-hal pada direktur itu lagi, jadi Daffa hanya menghampiri pria itu untuk menekankan, “Aku adalah orang yang pemarah dan aku yakin kamu sudah mendengarnya dari orang lain beberapa hari belakangan. Namun, yang membuatku terkejut adalah kamu bersikeras untuk membuatku kesal.”Seraya dia menggelengkan kepalanya, dia meretakkan buku-buku jarinya, mengeluarkan suara yang renyah dan menakutkan.Setelah mendengarnya, lutut direktur it

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 411

    “Konyol sekali. Apakah kamu sudah lupa? Kamu menelepon dan mengirimnya pesan di hadapanku, berkata bahwa kamu melakukan semua hal ini karena kamu jatuh cinta pada wajah tampannya di televisi. Ini semua tidak akan terjadi jika dia mau berpacaran denganmu!”Senyum sinis tersungging di wajah direktur itu seraya dia mengejek, “Lagi pula, sepertinya kamu salah paham. Kamu bukan wanitaku.”Daffa merasa sangat jijik dengan kedua orang itu hingga tenggorokannya terasa tercekit.“Kalau kalian memanggilku kemari hanya untuk membanggakan mengenai bagaimana kalian akan memaksakan aku melakukan kekerasan, yah, aku bisa mengatakan ini—kalian pada dasarnya sedang cari mati dengan melakukan itu!” sela dia sambil mengulurkan tangan ke atas untuk memijat pelipisnya.“Membasmi musuh-musuhku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Namun, sekarang, aku tidak masalah.”Dengan begitu, dia berjalan di ruang kerja itu dan duduk di sofa, dengan santai menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain.Seme

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 410

    Daffa menambahkan, “Karena kalian berdua memanggilku kemari, kurasa baru adil jika kalian berdua menghadapiku untuk menangani permasalahan ini.”Direktur itu bangkit berdiri dari sofa. Perutnya yang bergelambir bergoyang-goyang seperti jeli saat dia berlari ke arah pintu. Hanya butuh waktu kurang dari sedetik baginya untuk melakukannya.Dahlia melihat segalanya terjadi, matanya membulat tertarik oleh adegan konyol itu. Dia tahu direktur itu baru-baru ini bertambah berat badan banyak, jadi dia tidak pernah melakukan pergerakan yang besar. Itu adalah pertama kalinya Dahlia melihatnya.Ketika direktur itu akhirnya tiba di pintu, dia meletakkan satu tangan di pinggangnya sambil membungkuk dan terengah-engah. Napasnya begitu cepat sampai siapa pun akan merasa khawatir dia akan pingsan di detik selanjutnya.Berdiri di samping, Dahlia menundukkan kepalanya, tapi itu bukan karena dia khawatir. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan senyumannya. Lagi pula, Daffa sudah membuka pintu, jadi di

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 409

    Napas kepala penjaga keamanan itu berpacu, menggelitik kulit Daffa. Namun, tidak ada yang jahat dari ekspresi wajahnya. Rasa ingin tahu berbinar di matanya saat dia bertanya, “Kenapa kamu tidak menghentikan aku masuk? Hanya ada kamu dan aku di lift ini, jadi kamu bisa dengan mudah menghancurkan kamera pengawas dan menyerangku jika kamu ingin. Sudah jelas bahwa aku bukanlah tandinganmu. Aku yakin aku akan kalah jika kamu menyerangku sekarang.”Dia menatap Daffa dengan percampuran emosi yang rumit, tapi satu hal yang tidak dia rasakan adalah rasa takut. Berdiri di hadapan Daffa, dia meletakkan kedua tangannya di samping tubuhnya sambil mengangkat kepalanya dengan santai.Daffa mengembalikan pandangan penjaga itu. Tidak lama, lift itu pun tiba di lantai ke-10 dan senyuman terukir di wajah Daffa.“Yah, kalau begitu aku harus membuat harapanmu menjadi kenyataan.” Setelah mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya.Walaupun tidak ada yang terlihat tidak biasa dari tindakannya, itu mencipt

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 408

    “Kami peringatkan, pergilah sekarang juga! Kalau tidak, kami akan memanggil polisi untuk menanganimu!” seru penjaga keamanan itu.“Aku menantikan saat itu terjadi.” Daffa hanya tersenyum kepada mereka dan mendorong salah satu penjaga keamanan itu kesamping dengan menggenggam kerahnya.Saat itulah pintu lift terbuka. Banyak orang di dalam lift itu ingin keluar, tapi mereka bisa merasakan ketegangan yang menyesakkan di luar ketika pintunya terbuka, jadi mereka tidak berani bergerak.Pandangan Daffa menyapu mereka dan ketika semua orang di dalam masih gemetar kabur dari dalam lift, perhatiannya kembali tertuju pada penjaga keamanan.“Seseorang dari tempat ini menyuruhku untuk datang kemari. Oleh karena itu, kuminta kamu biarkan aku menemuinya sekarang atau aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan berakhir disingkirkan seperti gerbang keamanan tadi. FT TV telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Mereka melaporkan beberapa berita palsu dan memutarbalikkan kebenarannya. Karena itu, kes

  • Sang Pewaris Konsorsium   Bab 407

    Karena keadaan yang rumit itu, Kota Almiron hanya memiliki satu jaringan televisi—FT TV.Daffa awalnya mengira kedatangannya yang tiba-tiba tidak akan menarik perhatian siapa pun, tapi dia telah meremehkan pria yang berbicara di telepon sebelumnya.Pria itu tahu Daffa akan muncul, jadi dia sudah memerintah seseorang untuk menunggu kedatangannya di pintu utama jaringan televisi itu. Sayangnya, perkiraannya sedikit melenceng dan Daffa tiba di sana 20 menit lebih lambat daripada yang diprediksi.Jengkel, pria itu mengamuk di dalam hatinya, “Tidak ada yang berani memperlakukan aku seperti ini kecuali mereka tidak tahu siapa aku dan kekuasaanku!”Dengan begitu, dia bangkit dari sofa dan berdiri. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat lututnya membentur dan menjegal Dahlia yang selama ini berlutut di sampingnya.Rasa sakit dan kekejutan menyebabkan Dahlia berteriak tajam saat dia terjatuh, kedua telapak tangannya menekan lantai untuk menjaga agar dia tetap duduk tegak. Dia menatap pria it

DMCA.com Protection Status