Setelah selesai dihubungi oleh suaminya, Kally ditanya oleh Erix.“Siapa?”Kally menjawab, “Suamiku.”Erix seolah sudah tahu dan tidak merasa kaget sama sekali.Justru, saat ini Erix semakin mesrah kepada Kally. Satu tangannya menggerayangi pinggang milik Kally dengan satu tangan yang lainnya membuka menutup pintu hotel.Setelah itu Erix melanjutkan nya dengan adegan selanjutnya dimana mereka saling mencumbu satu sama lain dengan penuh nafsu, yang seolah itu adalah rutinitas keduanya.Itu dapat dilihat dari semangat mereka yang terlihat sangat penuh nafsu dan tidak ada rasa canggung sama sekali. Bahkan disaat keduanya saling melumat bibir satu sama lainnya.Diwaktu yang sama, kini Radhis sudah berada di hotel tempatnya menginap.Radhis segera menghubungi Ester.Awalnya Ester sangat marah kepada Radhis.Karena itu Radhis meminta maaf kepada Ester.Tentu saja awalnya Ester ngambek kepada Radhis dan berkata tidak akan memaafkannya.Tapi, Radhis mencoba untuk tetap meminta maaf, sampai ak
***Malam hari. Dikediaman Villa A1 Nenek Xion sedang makan malam bersama dengan keluarga besarnya dan juga ada Erix disana. Sedari tadi siang, Erix ada di Villa A1.Sedangkan Rachel baru pulang dari latihan, dirinya kaget saat melihat adanya Erix disana. Rachel memang tahu jika Erix tidak berada di perusahaan, tadi siang. “Anda–” “Kita sudah tidak berada di kantor.” Potong Erix pada saat Rachel hendak berperilaku sopan kepada dirinya. “Aku mengerti…” “Kamu? Kenapa kamu ada disini?” Tanya Rachel dengan panggilan yang sudah dia ruba guna menuruti apa yang diminta oleh Erix. “Duduklah!” Ucap nenek Xion yang sudah berani memerintah karena dirinya yang tahu jika saat ini Radhis sudah tidak berada di Villa itu. “Aku mau istirahat! Kalian makanlah.” Ucap Rachel yang langsung pergi menuju ke kamarnya. Sedangkan, Nanny pada saat ini juga ikut pergi, menuju ke kamar miliknya sendiri.Sebelum itu, Nanny masih sempat mendengar Nenek Xion yang berkata tidak terlalu keras.“Dasar jalang!”
Sementara itu, kini di kediaman Zond.Telah berkumpul anggota keluarga besar Zond. Radhis belum hadir disana, tapi saat ini ada Ester disana, beserta kakek Zond. Ada juga beberapa orang.Laki-laki seusia Radhis yang cukup tampan. Seorang wanita muda seusia Ester.Seorang wanita seusia Tania, beserta suaminya, pria yang sedikit gendut. Sepertinya, itu adalah kakak dari Ayah Radhis beserta istrinya. Ada juga seorang laki-laki yang juga tampak dewasa tapi duduk di banku paling jauh jika dilihat dari kakek ZOnd, dan sepertinya itu adalah adik dari Ayah Radhis. “Jadi kapan ayah akan mulai menentukan siapa pewaris keluarga kita?” Tanya Anak tertua kakek Zond yang berpenampilan sedikit gendut tadi. Dapat dipastikan jika berkumpulnya para anggota keluarga Zond utama ini adalah hanya untuk sesuatu yang besar. Sementara mereka tidak ada yang mengetahui jika saat ini apa yang ini mereka bicarakan sebenarnya sudah tidak lagi berguna. Mereka ingin membahas siapa yang akan dijadikan sebagai
Kakek Zond masih memaksa anak dan cucunya untuk menginap disana.Zig yang masih penasaran mencoba untuk mempertanyakan sesuatu yang dirasa konyol.“Ayah… apa mungkin dia adalah calon ibu tiri kami?” Tannya Zig yang seketika mengundang perhatian semua orang.Matty dan juga kedua anak, serta istrinya menunjukkan ekspresi kaget dan tampang tidak percaya.“Apa benar itu?” Tanya Matty yang sebenarnya saat ini sudah berjalan menjauh dari meja makan tempat mereka berbincang sebelumnya.“Sudah! Lebih baik kalian ke kamar masing masing setelah itu besok kalian akan tahu sendiri.”“Tidak ada gunanya kalian menanyakan semuanya sekarang!”“Baiklah! kami akan pergi sekarang juga.” Ucap Matty yang kemudian diikuti kepergiannya menuju ke kamarnya.“Kalau begitu kami juga akan istirahat, kek.” Ucap Fast dan juga Clea, secara bersamaan.Disaat mereka berdua berjalan menuju ke kamarnya, masih sempat Fast menoleh ke arah kakek Zond dan menggerutu. “Dasar orang tua tidak tahu diri!” Umpat Fast.Fast mas
Sea yang mendengar apa yang diucapkan oleh Huang hanya tertawa.Tentu saja hal itu membuat Huang semakin merasa kesal. Dirinya merasa telah diremehkan oleh Sea.Meskipun dirinya merasa jika selama ini dirinya sudah banyak membantu keluarga Wish, selain menganggap keluarga Wish adalah sekutunya, Huang juga merasa jika mereka keluarga karena telah membiarkan cucu keluarga mereka untuk melahirkan seorang anak untuknya dan menikahi dirinya. Ternyata semua itu hanyalah kekosongan, dimana keluarga Wish sendiri telah menghianatinya. Kini dia tahu jika dirinya selama ini hanya dimanfaatkan oleh mereka disaat mereka benar benar butuh saja. “Kenapa Kau tertawa dasar Pelac*r!!” Teriak Huang yang sudah mulai tersulut amarah. Sea justru mengeraskan tawanya.Sea sama sekali tidak ada perasaan bersalah. Justru Sea tertawa semakin keras, seolah-olah dirinya sedang benar-benar menghina Huang. Huang pun mencoba untuk menantang Sea untuk bertemu.Sedangkan Sea menjawab tantangan itu dengan kalimat
“Sampaikan, apa yang kamu inginkan!” Ucap Radhis dengan tenang. Huang sebenarnya merasa takut untuk meminta tolong kepada Radhis.Terlebih lagi ini sudah cukup larut dan merupakan waktu untuk beristirahat.“Saya ingin meminta izin untuk pergi ke Auckland Tuan.” Ucap Huang dengan suara sedikit bergetar. Radhis bertanya kepada Huang, “ada urusan apa?” Huang dengan tegang namun berusaha untuk tetap tegas bercerita kepada Radhis.Huang ingin agar dirinya di izinkan ke Auckland karena dirinya ada urusan dengan keluarga Wish. “Apa yang kamu inginkan mencari masalah dengan Aku dan Istriku?!” Tanya Radhis dengan nada yang tegas. “Tidak, Tuan! Tidak seperti itu!” Ucap Huang. Huang segera menjelaskan kepada Radhis jika dirinya ingin membuat perhitungan dengan keluarga nenek Xion. Huang juga berkata jika dirinya sebisa mungkin tidak akan mengganggu Rachel.Bahkan dirinya akan memastikan agar jangan Sampai dirinya bertatap muka dengan Rachel. Huang benar-benar tidak berani menyinggung atau
Jam 9 pagi di wish Corp.Nenek Xion sedang berada di lorong tepat di depan kantor Direktur yang kini kembali dijabat olehnya.Selain itu, Nenek Xion berjalan dengan anak dan cucunya yang paling dia sayangi.Siapa lagi jika bukan Marot dan SeaTentunya pada saat itu mereka sedang membicarakan perihal bantuan yang akan diberikan oleh Adams. Di mata mereka kini, Huang sudah tidak lagi memiliki harga diri ataupun harapan terhadapnya.Dari segi kekayaan mungkin Huang adalah orang yang cukup berada saat ini akan tetapi apa yang telah mereka lakukan bersama membuat si nenek Xion beserta keluarganya memilih untuk tidak memiliki hubungan kembali dengan nya.Bagi mereka Huang sekarang tidak lebih cangkang kerang tanpa isi.Meskipun sesukses apa Huang sekarang, tapi bagi nenek Wish beserta dengan keluarga kesayangannya, tidak berguna.Itu karena Bagi mereka Huang kini tidak bisa kembali ke Auckland, sesuai dengan apa yang mereka tahu dan sesuai fakta setelah Sea berbincang dengannya melalui tele
Rupa-rupanya, sebelum nenek Xion sampai di Wis Corp tadi sudah ada seseorang yang memasuki ruangan nenek Xion.Seseorang yang tidak diketahui itu meletakkan secarik kertas di meja yang berisi pesan untuk orang yang duduk di kursi direktur itu.“Kenapa Bu?” Tanya Sea.Sea merasa jika, sebelumnya nenek Xion sangat senang membicarakan tentang Adams. Namun, kenapa kali ini nenk Xion seolah tidak ingin menyambut kedatangan Adams.“Nenek … Dia sudah berada di bawah …” Ucap Sea yang masih merasa jika dirinya harus menjemput, atau lebih tepatnya menyambut kedatangan Adams.Tapi seperti apa yang disampaikan oleh nenek Xion sebelumnya, Sea dilarang untuk menjemput Adams dibawah.“Itu tidak perlu…aku yakin dia akan diantarkan oleh seseorang ke sini.” Ucap nenek Xion.Nenek sien sendiri sebenarnya tidak bermaksud untuk melarang cucunya.Namun apa yang dia baca membuat dirinya merasa jika akan lebih baik Sea tidak turun kebawah.“Sebenarnya kenapa nenek melarangku untuk—”“Diam! sekali aku bilang,