Kakek Zond masih memaksa anak dan cucunya untuk menginap disana.Zig yang masih penasaran mencoba untuk mempertanyakan sesuatu yang dirasa konyol.“Ayah… apa mungkin dia adalah calon ibu tiri kami?” Tannya Zig yang seketika mengundang perhatian semua orang.Matty dan juga kedua anak, serta istrinya menunjukkan ekspresi kaget dan tampang tidak percaya.“Apa benar itu?” Tanya Matty yang sebenarnya saat ini sudah berjalan menjauh dari meja makan tempat mereka berbincang sebelumnya.“Sudah! Lebih baik kalian ke kamar masing masing setelah itu besok kalian akan tahu sendiri.”“Tidak ada gunanya kalian menanyakan semuanya sekarang!”“Baiklah! kami akan pergi sekarang juga.” Ucap Matty yang kemudian diikuti kepergiannya menuju ke kamarnya.“Kalau begitu kami juga akan istirahat, kek.” Ucap Fast dan juga Clea, secara bersamaan.Disaat mereka berdua berjalan menuju ke kamarnya, masih sempat Fast menoleh ke arah kakek Zond dan menggerutu. “Dasar orang tua tidak tahu diri!” Umpat Fast.Fast mas
Sea yang mendengar apa yang diucapkan oleh Huang hanya tertawa.Tentu saja hal itu membuat Huang semakin merasa kesal. Dirinya merasa telah diremehkan oleh Sea.Meskipun dirinya merasa jika selama ini dirinya sudah banyak membantu keluarga Wish, selain menganggap keluarga Wish adalah sekutunya, Huang juga merasa jika mereka keluarga karena telah membiarkan cucu keluarga mereka untuk melahirkan seorang anak untuknya dan menikahi dirinya. Ternyata semua itu hanyalah kekosongan, dimana keluarga Wish sendiri telah menghianatinya. Kini dia tahu jika dirinya selama ini hanya dimanfaatkan oleh mereka disaat mereka benar benar butuh saja. “Kenapa Kau tertawa dasar Pelac*r!!” Teriak Huang yang sudah mulai tersulut amarah. Sea justru mengeraskan tawanya.Sea sama sekali tidak ada perasaan bersalah. Justru Sea tertawa semakin keras, seolah-olah dirinya sedang benar-benar menghina Huang. Huang pun mencoba untuk menantang Sea untuk bertemu.Sedangkan Sea menjawab tantangan itu dengan kalimat
“Sampaikan, apa yang kamu inginkan!” Ucap Radhis dengan tenang. Huang sebenarnya merasa takut untuk meminta tolong kepada Radhis.Terlebih lagi ini sudah cukup larut dan merupakan waktu untuk beristirahat.“Saya ingin meminta izin untuk pergi ke Auckland Tuan.” Ucap Huang dengan suara sedikit bergetar. Radhis bertanya kepada Huang, “ada urusan apa?” Huang dengan tegang namun berusaha untuk tetap tegas bercerita kepada Radhis.Huang ingin agar dirinya di izinkan ke Auckland karena dirinya ada urusan dengan keluarga Wish. “Apa yang kamu inginkan mencari masalah dengan Aku dan Istriku?!” Tanya Radhis dengan nada yang tegas. “Tidak, Tuan! Tidak seperti itu!” Ucap Huang. Huang segera menjelaskan kepada Radhis jika dirinya ingin membuat perhitungan dengan keluarga nenek Xion. Huang juga berkata jika dirinya sebisa mungkin tidak akan mengganggu Rachel.Bahkan dirinya akan memastikan agar jangan Sampai dirinya bertatap muka dengan Rachel. Huang benar-benar tidak berani menyinggung atau
Jam 9 pagi di wish Corp.Nenek Xion sedang berada di lorong tepat di depan kantor Direktur yang kini kembali dijabat olehnya.Selain itu, Nenek Xion berjalan dengan anak dan cucunya yang paling dia sayangi.Siapa lagi jika bukan Marot dan SeaTentunya pada saat itu mereka sedang membicarakan perihal bantuan yang akan diberikan oleh Adams. Di mata mereka kini, Huang sudah tidak lagi memiliki harga diri ataupun harapan terhadapnya.Dari segi kekayaan mungkin Huang adalah orang yang cukup berada saat ini akan tetapi apa yang telah mereka lakukan bersama membuat si nenek Xion beserta keluarganya memilih untuk tidak memiliki hubungan kembali dengan nya.Bagi mereka Huang sekarang tidak lebih cangkang kerang tanpa isi.Meskipun sesukses apa Huang sekarang, tapi bagi nenek Wish beserta dengan keluarga kesayangannya, tidak berguna.Itu karena Bagi mereka Huang kini tidak bisa kembali ke Auckland, sesuai dengan apa yang mereka tahu dan sesuai fakta setelah Sea berbincang dengannya melalui tele
Rupa-rupanya, sebelum nenek Xion sampai di Wis Corp tadi sudah ada seseorang yang memasuki ruangan nenek Xion.Seseorang yang tidak diketahui itu meletakkan secarik kertas di meja yang berisi pesan untuk orang yang duduk di kursi direktur itu.“Kenapa Bu?” Tanya Sea.Sea merasa jika, sebelumnya nenek Xion sangat senang membicarakan tentang Adams. Namun, kenapa kali ini nenk Xion seolah tidak ingin menyambut kedatangan Adams.“Nenek … Dia sudah berada di bawah …” Ucap Sea yang masih merasa jika dirinya harus menjemput, atau lebih tepatnya menyambut kedatangan Adams.Tapi seperti apa yang disampaikan oleh nenek Xion sebelumnya, Sea dilarang untuk menjemput Adams dibawah.“Itu tidak perlu…aku yakin dia akan diantarkan oleh seseorang ke sini.” Ucap nenek Xion.Nenek sien sendiri sebenarnya tidak bermaksud untuk melarang cucunya.Namun apa yang dia baca membuat dirinya merasa jika akan lebih baik Sea tidak turun kebawah.“Sebenarnya kenapa nenek melarangku untuk—”“Diam! sekali aku bilang,
“Ada apa ini?” tanya Adams yang sepertinya merasa janggal dengan sikap mereka.Adams merasa jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh ketiga orang itu.Tapi meskipun begitu, Adams tidak semudah itu mendapatkan jawaban dari mereka bertiga. Justru kini Sea yang bergelendotan di lengannya dan mengalihkan perhatian dari Adams.Sea melakukan itu karena dirinya tidak ingin dimarahi oleh nenek nya.Selain itu, Sea masih berharap agar Adams bisa dia manfaatkan.Di sisi Sea, Dia masih berharap jika Adams akan dapat menggantikan Jhon di hidupnya. Merawatnya, serta menyayanginya.Mengingat jika dirinya memang sudah menikah, tapi menikah dengan orang yang terlewat tua dari dirinya.Karena itu Sea merasa jika dirinya masih membutuhkan pasangan yang usianya masih bisa dijangkau olehnya.“Duduklah…” Ucap Sea saat dirinya bergelantungan dengan manja di lengan Adams dan menariknya untuk menuju ke sofa yang ada di dekat mereka, di sudut ruangan direktur Wish Corp, yang kini dijabat oleh nenek Xion setel
Disaat yang sama dengan waktu si Rachel bersin.Di Kediaman utama keluarga Zond sedang berkumpul beberapa orang.Lebih tepatnya orang-orang yang sebelumnya menginap disana kini sudah terbangun dan mulai berkumpul untuk sekedar berbicara dan menyantap makanan-makanan yang tentunya adalah makanan mewah kelas atas.Tidak seperti saat berada di Auckland.Kali ini Ester bangun sedikit telat dari biasanya, dikarenakan semalam, dirinya tidak bisa tidur, dan tidak ada yang tahu akan hal itu.Terlebih lagi.Alasan dirinya hampir terjaga sepanjang malam adalah karena dirinya sedang membayang kan keesokan harinya, lebih tepatnya hari ini, disaat dirinya akan kembali berjumpa dengan Radhis.Itu adalah saat-saat yang ditunggu oleh Ester, alhasil dia tidak dapat tidur sepanjang malam dan baru tertidur pada saat menjelang pagi.Kembali ke perjamuan, Ester berjalan dengan kondisi selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian yang cukup santai, seperti layaknya di kediamannya sendiri.Sebuah kemeja yang
Disaat Matty masih mencoba untuk meyakinkan ayahnya itu, dan serta kakek Zond yang menjawabnya dengan santai, karena memang saat ini mereka sudah tidak tahu jika kepemilikan aset terbesar telah dimiliki oleh Radhis.“Sudah kalian jang—” belum selesai kakek Zond berbicara, secara tiba-tiba ada seorang dengan pakaian seperti kepala pelayan masuk.“Tuan. Diluar ada tamu yang mengaku sebagai asisten nona Ester.” Ucap laki-laki paruh baya yang ternyata memang benar adala kepala pelayan di Mansion itu.Mendengar apa yang dikatakan oleh kepala pelayan tadi, membuat kakek Zond dan Ester saling menatap satu sama lain. Kakek Zond benar-benar tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Kepala pelayan miliknya. Bahkan, Ester sendiri pun tidak tahu. Dia merasa tidak pernah memberi tahu kepada siapapun tentang keberadaan nya saat ini. Namun, kenapa ada orang yang mencarinya bahkan mengaku sebagai asisten nya?"Suruh dia menunggu di depan! " Perintah kakek Zond kepada kepala pelayan. Begitu mereka berada