Sepertinya Radhis sengaja datang kesini karena mendapatkan informasi tentang masalah ini.Seolah dirinya ingin bergerak terlebih dahulu sebelum kakeknya mulai bertindak.Radhis seolah mencari informasi tentang laki-laki yang akan di jodohkan dengan Ester.Radhis ingin menilai terlebih dahulu bagaimana laki-laki itu.Radhis ingin bertanggung jawab tentang semua hal yang sudah terjadi.Karena nya, jika memang laki-laki itu pantas untuk Ester, ada kemungkinan Radhis justru akan membantu kakek Zond dan kakek Esfor untuk meyakinkan Ester.Namun, jika sampai laki-laki itu dinilai tidak pantas untuk Ester, Radhis akan jadi orang terdepan yang membantu Ester untuk menolak perjodohan itu.Setelah itu, Radhis masih mencoba untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Kally dan juga pemuda yang, belum dia tahu siapa namanya, itu.Dengan pasti Radhis kini dapat mendengarnya.“Rix.” Panggil Kally kepada Pemuda itu.Secara samar akhirnya Radhis mengerti jika nama dari pemuda itu adalah Erix.Siapa
Radhis pun tidak sadar jika dirinya beranjak secara bersamaan dari tempat duduknya dengan Kally. BAhkan dirinya juga tidak menyangka jika akan sampai bertabrakan dengan Kally.Jadi, semua ini benar-benar tanpa unsur kesengajaan.“Maaf-maaf” Ucap Radhis yang berusaha untuk sedikit merendah di hadapan mereka.Itu ditujukan agar mereka tidak menyadari siapa Radhis.Radhis masih ingat dirinya sempat mendapatkan informasi jika Kally pernah mencari tahu tentang dirinya.Karena itu Radhis tidak ingin dikenali oleh Kally.Mungkin untuk Erix tidak akan mengenal siapa Radhis, bahkan mengetahui Radhis pun tidak.Tapi untuk Kally, dia dapat dipastikan sempat melihat Radhis meskipun itu di sebuah foto.Itulah kenapa, Radhis berusaha merendah di hadapan Kally agar Kally tidak menyadari Radhis adalah orang yang sempat dia cari informasinya.“Dimana matamu melihat?” teriak Kally.“Maaf, Nyonya.” Ucap Radhis yang menahan diri dengan postur wajah membungkuk, sekaligus menutupi wajahnya dari Kally.“Say
Setelah selesai dihubungi oleh suaminya, Kally ditanya oleh Erix.“Siapa?”Kally menjawab, “Suamiku.”Erix seolah sudah tahu dan tidak merasa kaget sama sekali.Justru, saat ini Erix semakin mesrah kepada Kally. Satu tangannya menggerayangi pinggang milik Kally dengan satu tangan yang lainnya membuka menutup pintu hotel.Setelah itu Erix melanjutkan nya dengan adegan selanjutnya dimana mereka saling mencumbu satu sama lain dengan penuh nafsu, yang seolah itu adalah rutinitas keduanya.Itu dapat dilihat dari semangat mereka yang terlihat sangat penuh nafsu dan tidak ada rasa canggung sama sekali. Bahkan disaat keduanya saling melumat bibir satu sama lainnya.Diwaktu yang sama, kini Radhis sudah berada di hotel tempatnya menginap.Radhis segera menghubungi Ester.Awalnya Ester sangat marah kepada Radhis.Karena itu Radhis meminta maaf kepada Ester.Tentu saja awalnya Ester ngambek kepada Radhis dan berkata tidak akan memaafkannya.Tapi, Radhis mencoba untuk tetap meminta maaf, sampai ak
***Malam hari. Dikediaman Villa A1 Nenek Xion sedang makan malam bersama dengan keluarga besarnya dan juga ada Erix disana. Sedari tadi siang, Erix ada di Villa A1.Sedangkan Rachel baru pulang dari latihan, dirinya kaget saat melihat adanya Erix disana. Rachel memang tahu jika Erix tidak berada di perusahaan, tadi siang. “Anda–” “Kita sudah tidak berada di kantor.” Potong Erix pada saat Rachel hendak berperilaku sopan kepada dirinya. “Aku mengerti…” “Kamu? Kenapa kamu ada disini?” Tanya Rachel dengan panggilan yang sudah dia ruba guna menuruti apa yang diminta oleh Erix. “Duduklah!” Ucap nenek Xion yang sudah berani memerintah karena dirinya yang tahu jika saat ini Radhis sudah tidak berada di Villa itu. “Aku mau istirahat! Kalian makanlah.” Ucap Rachel yang langsung pergi menuju ke kamarnya. Sedangkan, Nanny pada saat ini juga ikut pergi, menuju ke kamar miliknya sendiri.Sebelum itu, Nanny masih sempat mendengar Nenek Xion yang berkata tidak terlalu keras.“Dasar jalang!”
Sementara itu, kini di kediaman Zond.Telah berkumpul anggota keluarga besar Zond. Radhis belum hadir disana, tapi saat ini ada Ester disana, beserta kakek Zond. Ada juga beberapa orang.Laki-laki seusia Radhis yang cukup tampan. Seorang wanita muda seusia Ester.Seorang wanita seusia Tania, beserta suaminya, pria yang sedikit gendut. Sepertinya, itu adalah kakak dari Ayah Radhis beserta istrinya. Ada juga seorang laki-laki yang juga tampak dewasa tapi duduk di banku paling jauh jika dilihat dari kakek ZOnd, dan sepertinya itu adalah adik dari Ayah Radhis. “Jadi kapan ayah akan mulai menentukan siapa pewaris keluarga kita?” Tanya Anak tertua kakek Zond yang berpenampilan sedikit gendut tadi. Dapat dipastikan jika berkumpulnya para anggota keluarga Zond utama ini adalah hanya untuk sesuatu yang besar. Sementara mereka tidak ada yang mengetahui jika saat ini apa yang ini mereka bicarakan sebenarnya sudah tidak lagi berguna. Mereka ingin membahas siapa yang akan dijadikan sebagai
Kakek Zond masih memaksa anak dan cucunya untuk menginap disana.Zig yang masih penasaran mencoba untuk mempertanyakan sesuatu yang dirasa konyol.“Ayah… apa mungkin dia adalah calon ibu tiri kami?” Tannya Zig yang seketika mengundang perhatian semua orang.Matty dan juga kedua anak, serta istrinya menunjukkan ekspresi kaget dan tampang tidak percaya.“Apa benar itu?” Tanya Matty yang sebenarnya saat ini sudah berjalan menjauh dari meja makan tempat mereka berbincang sebelumnya.“Sudah! Lebih baik kalian ke kamar masing masing setelah itu besok kalian akan tahu sendiri.”“Tidak ada gunanya kalian menanyakan semuanya sekarang!”“Baiklah! kami akan pergi sekarang juga.” Ucap Matty yang kemudian diikuti kepergiannya menuju ke kamarnya.“Kalau begitu kami juga akan istirahat, kek.” Ucap Fast dan juga Clea, secara bersamaan.Disaat mereka berdua berjalan menuju ke kamarnya, masih sempat Fast menoleh ke arah kakek Zond dan menggerutu. “Dasar orang tua tidak tahu diri!” Umpat Fast.Fast mas
Sea yang mendengar apa yang diucapkan oleh Huang hanya tertawa.Tentu saja hal itu membuat Huang semakin merasa kesal. Dirinya merasa telah diremehkan oleh Sea.Meskipun dirinya merasa jika selama ini dirinya sudah banyak membantu keluarga Wish, selain menganggap keluarga Wish adalah sekutunya, Huang juga merasa jika mereka keluarga karena telah membiarkan cucu keluarga mereka untuk melahirkan seorang anak untuknya dan menikahi dirinya. Ternyata semua itu hanyalah kekosongan, dimana keluarga Wish sendiri telah menghianatinya. Kini dia tahu jika dirinya selama ini hanya dimanfaatkan oleh mereka disaat mereka benar benar butuh saja. “Kenapa Kau tertawa dasar Pelac*r!!” Teriak Huang yang sudah mulai tersulut amarah. Sea justru mengeraskan tawanya.Sea sama sekali tidak ada perasaan bersalah. Justru Sea tertawa semakin keras, seolah-olah dirinya sedang benar-benar menghina Huang. Huang pun mencoba untuk menantang Sea untuk bertemu.Sedangkan Sea menjawab tantangan itu dengan kalimat
“Sampaikan, apa yang kamu inginkan!” Ucap Radhis dengan tenang. Huang sebenarnya merasa takut untuk meminta tolong kepada Radhis.Terlebih lagi ini sudah cukup larut dan merupakan waktu untuk beristirahat.“Saya ingin meminta izin untuk pergi ke Auckland Tuan.” Ucap Huang dengan suara sedikit bergetar. Radhis bertanya kepada Huang, “ada urusan apa?” Huang dengan tegang namun berusaha untuk tetap tegas bercerita kepada Radhis.Huang ingin agar dirinya di izinkan ke Auckland karena dirinya ada urusan dengan keluarga Wish. “Apa yang kamu inginkan mencari masalah dengan Aku dan Istriku?!” Tanya Radhis dengan nada yang tegas. “Tidak, Tuan! Tidak seperti itu!” Ucap Huang. Huang segera menjelaskan kepada Radhis jika dirinya ingin membuat perhitungan dengan keluarga nenek Xion. Huang juga berkata jika dirinya sebisa mungkin tidak akan mengganggu Rachel.Bahkan dirinya akan memastikan agar jangan Sampai dirinya bertatap muka dengan Rachel. Huang benar-benar tidak berani menyinggung atau
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia