Disaat Jhon dan Adams berdebat itu, secara refleks nenek Xion memisahkan keduanya.Bagaimanapun juga Adams adalah sekutunya, sedangkan Jhon adalah orang yang ingin dijadikan sekutu oleh dirinya.Saat mengingat itu, nenek Xion segera melerai mereka.Nenek Xion tidak ingin mereka semakin bersitegang. Karena itu akan merusak semua rencananya.“Permisi!” Ucap Jhon yang sudah tidak tahan berada disana.Jhon akhirnya lebih memilih mengalah dan meninggalkan mereka semua.Sementara itu, sebelum dirinya benar-benar pergi, nenek Xion mengejarnya dan mendatangi dirinya untuk membicarakan sesuatu.“Kalian pergi lah lebih dulu, biar nanti aku menyusul kalian.” Ucap nenek Xion yang memerintahkan Marot dan anggota keluarganya pergi lebih dulu ke Villa A1.Setelah kepergian Sea dan Adams, nenek Xion berbicara dengan Jhon empat mata.Diwaktu yang sama, kini Ester sedang bersama dengan Kakek Zond.Mereka sedang duduk dan berbincang.Membicarakan Radhis, “Dimana Radhis sekarang?”Ester juga sangat khawa
Sepertinya Radhis sengaja datang kesini karena mendapatkan informasi tentang masalah ini.Seolah dirinya ingin bergerak terlebih dahulu sebelum kakeknya mulai bertindak.Radhis seolah mencari informasi tentang laki-laki yang akan di jodohkan dengan Ester.Radhis ingin menilai terlebih dahulu bagaimana laki-laki itu.Radhis ingin bertanggung jawab tentang semua hal yang sudah terjadi.Karena nya, jika memang laki-laki itu pantas untuk Ester, ada kemungkinan Radhis justru akan membantu kakek Zond dan kakek Esfor untuk meyakinkan Ester.Namun, jika sampai laki-laki itu dinilai tidak pantas untuk Ester, Radhis akan jadi orang terdepan yang membantu Ester untuk menolak perjodohan itu.Setelah itu, Radhis masih mencoba untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Kally dan juga pemuda yang, belum dia tahu siapa namanya, itu.Dengan pasti Radhis kini dapat mendengarnya.“Rix.” Panggil Kally kepada Pemuda itu.Secara samar akhirnya Radhis mengerti jika nama dari pemuda itu adalah Erix.Siapa
Radhis pun tidak sadar jika dirinya beranjak secara bersamaan dari tempat duduknya dengan Kally. BAhkan dirinya juga tidak menyangka jika akan sampai bertabrakan dengan Kally.Jadi, semua ini benar-benar tanpa unsur kesengajaan.“Maaf-maaf” Ucap Radhis yang berusaha untuk sedikit merendah di hadapan mereka.Itu ditujukan agar mereka tidak menyadari siapa Radhis.Radhis masih ingat dirinya sempat mendapatkan informasi jika Kally pernah mencari tahu tentang dirinya.Karena itu Radhis tidak ingin dikenali oleh Kally.Mungkin untuk Erix tidak akan mengenal siapa Radhis, bahkan mengetahui Radhis pun tidak.Tapi untuk Kally, dia dapat dipastikan sempat melihat Radhis meskipun itu di sebuah foto.Itulah kenapa, Radhis berusaha merendah di hadapan Kally agar Kally tidak menyadari Radhis adalah orang yang sempat dia cari informasinya.“Dimana matamu melihat?” teriak Kally.“Maaf, Nyonya.” Ucap Radhis yang menahan diri dengan postur wajah membungkuk, sekaligus menutupi wajahnya dari Kally.“Say
Setelah selesai dihubungi oleh suaminya, Kally ditanya oleh Erix.“Siapa?”Kally menjawab, “Suamiku.”Erix seolah sudah tahu dan tidak merasa kaget sama sekali.Justru, saat ini Erix semakin mesrah kepada Kally. Satu tangannya menggerayangi pinggang milik Kally dengan satu tangan yang lainnya membuka menutup pintu hotel.Setelah itu Erix melanjutkan nya dengan adegan selanjutnya dimana mereka saling mencumbu satu sama lain dengan penuh nafsu, yang seolah itu adalah rutinitas keduanya.Itu dapat dilihat dari semangat mereka yang terlihat sangat penuh nafsu dan tidak ada rasa canggung sama sekali. Bahkan disaat keduanya saling melumat bibir satu sama lainnya.Diwaktu yang sama, kini Radhis sudah berada di hotel tempatnya menginap.Radhis segera menghubungi Ester.Awalnya Ester sangat marah kepada Radhis.Karena itu Radhis meminta maaf kepada Ester.Tentu saja awalnya Ester ngambek kepada Radhis dan berkata tidak akan memaafkannya.Tapi, Radhis mencoba untuk tetap meminta maaf, sampai ak
***Malam hari. Dikediaman Villa A1 Nenek Xion sedang makan malam bersama dengan keluarga besarnya dan juga ada Erix disana. Sedari tadi siang, Erix ada di Villa A1.Sedangkan Rachel baru pulang dari latihan, dirinya kaget saat melihat adanya Erix disana. Rachel memang tahu jika Erix tidak berada di perusahaan, tadi siang. “Anda–” “Kita sudah tidak berada di kantor.” Potong Erix pada saat Rachel hendak berperilaku sopan kepada dirinya. “Aku mengerti…” “Kamu? Kenapa kamu ada disini?” Tanya Rachel dengan panggilan yang sudah dia ruba guna menuruti apa yang diminta oleh Erix. “Duduklah!” Ucap nenek Xion yang sudah berani memerintah karena dirinya yang tahu jika saat ini Radhis sudah tidak berada di Villa itu. “Aku mau istirahat! Kalian makanlah.” Ucap Rachel yang langsung pergi menuju ke kamarnya. Sedangkan, Nanny pada saat ini juga ikut pergi, menuju ke kamar miliknya sendiri.Sebelum itu, Nanny masih sempat mendengar Nenek Xion yang berkata tidak terlalu keras.“Dasar jalang!”
Sementara itu, kini di kediaman Zond.Telah berkumpul anggota keluarga besar Zond. Radhis belum hadir disana, tapi saat ini ada Ester disana, beserta kakek Zond. Ada juga beberapa orang.Laki-laki seusia Radhis yang cukup tampan. Seorang wanita muda seusia Ester.Seorang wanita seusia Tania, beserta suaminya, pria yang sedikit gendut. Sepertinya, itu adalah kakak dari Ayah Radhis beserta istrinya. Ada juga seorang laki-laki yang juga tampak dewasa tapi duduk di banku paling jauh jika dilihat dari kakek ZOnd, dan sepertinya itu adalah adik dari Ayah Radhis. “Jadi kapan ayah akan mulai menentukan siapa pewaris keluarga kita?” Tanya Anak tertua kakek Zond yang berpenampilan sedikit gendut tadi. Dapat dipastikan jika berkumpulnya para anggota keluarga Zond utama ini adalah hanya untuk sesuatu yang besar. Sementara mereka tidak ada yang mengetahui jika saat ini apa yang ini mereka bicarakan sebenarnya sudah tidak lagi berguna. Mereka ingin membahas siapa yang akan dijadikan sebagai
Kakek Zond masih memaksa anak dan cucunya untuk menginap disana.Zig yang masih penasaran mencoba untuk mempertanyakan sesuatu yang dirasa konyol.“Ayah… apa mungkin dia adalah calon ibu tiri kami?” Tannya Zig yang seketika mengundang perhatian semua orang.Matty dan juga kedua anak, serta istrinya menunjukkan ekspresi kaget dan tampang tidak percaya.“Apa benar itu?” Tanya Matty yang sebenarnya saat ini sudah berjalan menjauh dari meja makan tempat mereka berbincang sebelumnya.“Sudah! Lebih baik kalian ke kamar masing masing setelah itu besok kalian akan tahu sendiri.”“Tidak ada gunanya kalian menanyakan semuanya sekarang!”“Baiklah! kami akan pergi sekarang juga.” Ucap Matty yang kemudian diikuti kepergiannya menuju ke kamarnya.“Kalau begitu kami juga akan istirahat, kek.” Ucap Fast dan juga Clea, secara bersamaan.Disaat mereka berdua berjalan menuju ke kamarnya, masih sempat Fast menoleh ke arah kakek Zond dan menggerutu. “Dasar orang tua tidak tahu diri!” Umpat Fast.Fast mas
Sea yang mendengar apa yang diucapkan oleh Huang hanya tertawa.Tentu saja hal itu membuat Huang semakin merasa kesal. Dirinya merasa telah diremehkan oleh Sea.Meskipun dirinya merasa jika selama ini dirinya sudah banyak membantu keluarga Wish, selain menganggap keluarga Wish adalah sekutunya, Huang juga merasa jika mereka keluarga karena telah membiarkan cucu keluarga mereka untuk melahirkan seorang anak untuknya dan menikahi dirinya. Ternyata semua itu hanyalah kekosongan, dimana keluarga Wish sendiri telah menghianatinya. Kini dia tahu jika dirinya selama ini hanya dimanfaatkan oleh mereka disaat mereka benar benar butuh saja. “Kenapa Kau tertawa dasar Pelac*r!!” Teriak Huang yang sudah mulai tersulut amarah. Sea justru mengeraskan tawanya.Sea sama sekali tidak ada perasaan bersalah. Justru Sea tertawa semakin keras, seolah-olah dirinya sedang benar-benar menghina Huang. Huang pun mencoba untuk menantang Sea untuk bertemu.Sedangkan Sea menjawab tantangan itu dengan kalimat