“Kalian baru datang?” tanya Tania yang melihat kedatangan Rachel dan Deon.Seperti yang diketahui beberapa saat yang lalu Deon dan Rachel menghadiri acara pembukaan Mighty Mall. Lebih tepatnya acara pemotongan pita sebagai simbol peresmian Mighty Mall .Deon menjawab dengan senyum kebahagiaan, “Tante … Seperti yang tante percayakan kepadaku, aku membawa Rachel dengan selamat, berangkat, dan bahkan pulang,”“Tidak salah Tante mempercayakan Rachel kepadamu …” Ucap Tania yang saat ini duduk di samping suaminya di ruang tamu.“Terimakasih sudah mengantarkan aku pulang. Aku ingin istirahat, kamu bisa pulang sekarang.” Ucap Rachel dengan dingin kepada Deon.Setelah mengucapkan itu Rachel segera pergi ke kamarnya.Mengabaikan panggilan yang dilontarkan Tania kepadanya. Saat Tania, Ibunya, ingin menahan dia agar tetap berada disana.“Huh! Anak yang tidak tahu—”“Tidak apa-apa Tante.” Sahut Deon.“Nak Deon maafkan atas sikap Rachel …”“Tidak apa-apa Tannte, saya akan menghargai apapun yang dil
Radhis hanya terdiam mendengarkan setiap perkataan dari orang tua itu.Radhis merasa jika setiap ucapan yang dikeluarkan olehnya hanyalah sebuah omong kosong belaka.Hanyalah orang yang menikmati suatu hal, sehingga orang tersebut mengagung-agungkan hal tersebut.Disaat gelas milik pasangan itu diberikan, keduanya langsung mencicipi sedikit rasanya.“Hmmm.” Gumam laki-laki tua.“Sayang, ini sangat enak …” wanita bergaun merah bermanja dalam di pundak laki-laki tua itu.Wanita itu mengarahkan wajahnya kepada laki-laki tua tapi melirik ke arah Radhis.“Sayangku adalah laki-laki yang hebat … karena itulah aku menyayangimu …” ucapnya.Sang barista hanya mencibir ke arah Radhis sebagai bentuk jika dirinya sedikit merasa konyol dengan sikap wanita muda itu.Dari paras dan kulit mereka saja sudah dapat dipastikan jika usia keduanya terpaut jauh,Alih-alih sepasang kekasih akan lebih tepat jika wanita muda itu adalah anak dari laki-laki tua yang sedang melingkarkan tangan di pinggangnya itu.
Setelah perginya laki-laki tua bersama dengan kekasihnya, Radhis mempersilahkan Ester untuk di samping dirinya.Selain itu Radhis juga mulai bertanya kepada Ester kenapa dirinya ada disana. Ester hanya terdiam dan meminta sebuah minuman kepada Bartender di harapan mereka. “Berikan dia Koktail.” “Baiklah ….” Jawab bartender itu dengan memutar badannya. “Ruby Rose.” Tambah Radhis yang membuat langkah kaki barista itu terhenti. “Ruby Rose?” Bartender itu bertanya dan menoleh kepada Radhis dengan begitu cepat.Seolah dia sama sekali tidak percaya jika Radhis a
Orang-orang itu berjalan mendekat ke arah Radhis dan Ester.Setelah itu, laki-laki tua tadi masih dengan kekasihnya berceloteh tidak karuan.Keduanya mencaci. memaki Radhis sepuas hatinya.Dengan sombong mereka bahkan mengancam jika malam itu Radhis tidak akan bisa pulang dengan kakinya.“Orang-orang Ku akan mengambil kakimu malam ini!” Bentak laki-laki tua yang tangannya terkilir itu.“Apa seharusnya aku mematahkan tanganmu?!” Tanya Radhis dengan ekspresi wajah dingin.Bahkan untuk saat ini laki-laki tua itu seolah gemetar.
Dalam perjalanan pulang ke Mansion.Radhis sempat memikirkan beberapa hal yang bahkan dia sendiri merasa aneh, kenapa bisa dia memikirkannya.Itu adalah kenapa dia bisa memikirkan, seandainya sedari awal yang menjadi istrinya adalah Ester. Apakah Rachel tidak akan menderita seperti ini?Radhis merasa jika Penderitaan Rachel selama ini adalah karena dirinya.Bahkan dengan status dirinya sebagai orang kelas bawah sebelumnya, Rachel mendapatkan tekanan dari orang tuanya dan keluarganya yang lain.Saat kini dirinya sebagai orang kalangan atas.Rachel masih saja harus menerima
Sebenarnya, sedari awal Ed ingin memukul kepala laki-laki Tua itu, atau sekedar hanya memakinya dengan begitu keras karena telah berani menghina Radhis dihadapannya.Akan tetapi, Ed mengurungkan niatnya karena tatapan yang diberikan oleh Radhis.Ed terpaksa membiarkan laki-laki tua itu berbicara semaunya sampai dia benar-benar lega dan berhenti dengan sendirinya.Disaat laki-laki dan perempuan itu sudah berhenti berbicara, barulah saat itu Radhis mulai memancingnya, “Apa hanya itu yang bisa kau ucapkan?”Radhis tersenyum seolah menghina laki-laki tua itu dan juga kekasihnya.“K–kau!”“Cukup!” Teriak ed yang sudah tidak tahan.
“Sebelum itu, bisakah kau mengantarkan aku berbelanja dulu?” Tanya Kimy.“Kau bisa meminta Knox mengantarkanmu, aku akan pergi ke kantor.”Jawab Radhis.“Kalau tidak minta Loren untuk mencarikan mu orang untuk mengantarmu …” Tambahnya.“Baiklah-baiklah… aku tahu ‘Tuan Sibuk’, kalau begitu lanjutkan dulu pekerjaanmu.” Kimy menjawab dengan nada yang penuh akan rasa cemburu dengan pekerjaan yang lebih diutamakan oleh Radhis.Radhis sebenarnya saat itu bukanlah pergi ke kantornya.Melainkan, dia pergi ke Wish Corp. Lebih tepatnya pergi ke seberang gedung kantor Wish Corp. Dia berada disana untuk sekedar menatap gedung itu dengan segala perasaan rindu yang dia miliki. Rindu kepada istrinya, yang lama tidak ditemui.Radhis selalu mendapatkan informasi dimana keberadaan Rachel, dia selalu menatap istrinya dari jauh. Setelah itu, setelah malam tiba, dia akan pergi ke Bar Uncle untuk meredakan perasaan sakit dalam hatinya.“Tuan Muda. Kami mendapatkan sebuah informasi.” Sebuah pesan masuk dari
Betapa terpukulnya Rachel, disaat dirinya mendengar kata-kata “tunggu di rumah”.Itu membuat dirinya menyadari jika Radhis kini tinggal satu rumah dengan dengan seseorang yang kemungkinan besar itu adalah Radhis.Disaat Rachel melamun, Vivian menyadarkannya sebuah sentuhan di pundak.“Kamu kenapa?” Ucap Vivian disaat yang sama diwaktu dirinya menyentuh pundak Rachel.“Tidak– emm bagaimana? apa kamu sudah menemukan apa yang kamu inginkan?” Tanya Rachel kepada Vivian.Dengan tersenyum Vivian menjawab, “Sudah.”Saat itu, Vivian berhenti sejenak seolah sedang memikirkan sesuatu, setelah itu Vivian kembali melanjutkan ucapannya, “Sebagai ucapan terimakasih, bagaimana jika… setelah membayarnya kita akan pergi untuk mencari makan siang…”Akhirnya mereka semua meninggalkan Butik itu dalam waktu yang hampir bersamaan.Namun, tetap saja mereka pergi menuju ke tempat yang berbeda. Dimana, Kimy dan Knox pergi ke mansion Consolatoria Hill sedangkan Rachel dan Vivian pergi ke sebuah restoran pinggi