Vivian yang tidak mendengar apa yang sudah dibicarakan oleh Rachel dan orang di telepon hanya bisa bertanya dengan ekspresi wajah yang sepertinya sangat penasaran.“Ada apa?”“Sepertinya aku harus ke kantor.” Jawab Rachel.“Bukankah di kantor sudah ada Nanny?” Tanya Vivian.Rachel hanya menjawab dengan menunjukkan ekspresi wajah yang sepertinya tidak kalah penuh pertanyaan seperti Vivian. “Justru karena itu aku juga penasaran, itu tadi adalah telepon dari Nanny, tidak biasanya dia menghubungiku hanya untuk sebuah masalah kecil. Aku jadi merasa khawatir. Sepertinya kita harus kembali sekarang.”Setelah dengan gamblang Rachel menuturkan kekhawatirannya, Dia segera membawa Vivian untuk kembali ke kantor Wish Corp.Dalam perjalanan pun Rachel tampak sekali jika sedang dalam keadaan cemas dan khawatir akan sesuatu, itu karena dia mendengar jika nenek Xion sedang menunggunya dan membicarakan suatu kontrak.Sementara, itu adalah sebuah hal yang tidak mungkin.Bagaimanapun juga Nenek Xion sud
Rachel mengambil berkas di meja itu.Setelah dia membuka berkas itu, dia Rachel membuka berkas yang telah diberikan oleh nenek Xion.Selain itu dia juga bertanya, “Apa ini Nek?”Dengan Rachel yang masih membaca isi berkas itu, nenek Xion sembari menjelaskan kepadanya.Itu adalah sebuah berkas perjanjian antara nenek Xion dan juga Tania, ibu Rachel.Di sana tertulis jika Tania telah mendapatkan uang pinjaman sebesar 100 juta dolar dari nenek Xion. Dengan bunga 20 persen yang artinya harus mengembalikan nominal 120 juta dolar.Tenggat waktu yang diberikan sudah lewat dua hari.Dengan itu nenek Xion datang untuk bermaksud melaksanakan isi dari perjanjian itu, dimana jika Tania tidak dapat mengembalikan maka, Rachel akan menyerahkan kursi direktur Wish Corp kepada nenek Xion kembali.“Kenapa bisa disangkut pautkan dengan Wish Corp?” Tany Rachel.“Lihat lebih detail lagi.” Ucap nenek Xion yang terdengar ringan tapi auranya sangat mengancam.Disana memang tertulis sebagai pihak penjamin ad
Nanny segera memikirkan hal-hal yang mungkin sekiranya akan terjadi.Dia mencoba untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan oleh tuannya, Radhis.Nanny sebenarnya saat ini tidak berani memberikan keputusan. Ingin rasanya dia bertanya, “apa perlu kita bertanya kepada Tuan?”Sebelum Nanny bertanya seperti itu, Rachel sudah berkata kepadanya, “Aku berharap Radhis tidak tahu tentang masalah ini. Aku tidak ingin dia semakin terbebani.”Mendengar itu, Nanny menjadi mengerti jika di antara Rachel dan Radhis masih saling memperhatikan dan saling menjaga satu sama lain.Setelahnya, Rachel mengangkat kepalanya dan berkata.“Baiklah, aku mengerti.”“Apa yang akan nona lakukan?” Tanya Nany.Rachel berjalan masuk ke dalam ruangannya dimana ada nenek Xion disana menunggu keputusan nya.“Sebelum itu, apa bisa aku meminta keringanan dua hari untuk mencari uangnya?” Tanya Rachel.“Tentu saja tidak.” Jawab nenek XIon.Setelahnya, Nenek Xion masih menambahkan dengan sebuah perkataan, dimana sebenarnya
Di waktu yang sama, Rachel sedang Memasuki rumahnya bersama dengan Nanny.Dia membawa Box yang berisi barang-barang nya yang dibawa oleh mereka dari kantor Wish Corp.“Rachel!” Panggil Tania saat dia melihat adanya Rachel.Rachel yang merasa kesal kepada ibunya tentu saja tidak menjawab panggilan ibunya itu.Meskipun sebenarnya, cara Tania memanggilnya sangat lembut dan seolah menunjukkan suatu penyesalan akan sesuatu.“Kenapa kamu, tidak menjawab panggilan ibu Rachel?” Tanya Tania saat Rachel mengabaikannya.Tania mendekat ke arah Rachel.“Ibu tolong. Aku butuh menenangkan diri.” Ucap Rachel saat Tania mulai memegang tangannya.“Rachel… Ibu bisa menjelaskan semuanya.” Ucap Tania dengan menarik tangan Rachel untuk duduk di sofa ruang tamu Villa A1.Rachel dapat ditarik oleh Tania karena sudah tidak punya tenaga. Bahkan, tenaga untuk menolaknya pun Rachel tidak punya.Ternyata, ketegaran Rachel saat di Wish Corp hanya untuk menenangkan Nanny yang notabenenya adalah orang yang dipercaya
Ingatan masa lalu membuat diri nya mengingat sebuah kejadian dimana dia dibuat mabuk oleh Jolly dan kemudian tidak ingat apa yang telah terjadi.Sesungguhnya adalah pertolongan dari Radhis yang menyelamatkan dirinya dari cengkraman Jolly sewaktu masih menjadi seorang bajingan yang ingin menikmati keindahan tubuhnya.“Selamat malam Nona” Sapa Jolly dengan membungkuk kepada Rachel dan juga Vivian.Akan tetapi, Jolly lebih mengutamakan membungkuknya kepada Rachel.Itu karena dia menghormati Rachel yang menjadi istri dari Radhis.Selain itu, Jolly juga kurang mengenal Vivian.Karena itu Jolly hanya sekedar menganggukkan kepalanya untuk memberikan sapaan kepada Vivian.Vivian memperkenalkan diri kepada semua yang ada disana.Ada Gienis dan juga jolly, sekaligus Axel, sebagai manajer keuangan untuk ikut memperkirakan biaya dan keuntungan yang akan didapatkan oleh keuntungan Hi-Hant.“Kamu ada disini?” Tanya Rachel kepada Axel dengan badan yang masih sedikit bergetar setelah melihat adanya J
Vivian yang sadar jika Radhis tidak ingin ketahuan siapa jati dirinya, mencoba untuk bersikap seperti biasanya, sekaligus membantu Rachel dari kecanggungan dirinya.“Radhis… lama tidak bertemu… Bagaimana kabarmu?”Kimy langsung menyambut ucapan dari Vivian.“Kalian saling kenal?” Tanya Kimy.“Tentu saja kami kenal. Radhis masih berstatus suami temanku, Rachel.” Jawab Vivian sambil menoleh ke Rachel untuk menatapnya dengan tatapan yang penuh kasih seorang teman.Mungkin sampai saat ini Vivian masih memiliki perasaan kepada Radhis, akan tetapi Vivian juga tidak mau jika temannya merasa sedih karena harus berpisah dengan suaminya.“Suami?” tannya Vivian yang merasa kaget saat tahu jika Rachel adalah istri dari Radhis.“Iya…. Dia adalah Rachel, istriku.” sahut Radhis.“Sudah duduklah.” Tambahnya meminta Vivian untuk duduk di salah satu kursi yang ada disana.“Baiklah-baiklah, kita bicarakan saja sambil duduk.” Ucap Vivian.Vivian dan Rachel juga ikut duduk untuk waktu yang bersamaan.Ra
“Apakah benar seperti itu?” tanya Kimy kepada Vivian.Vivian sepertinya mengerti jika Kimy tahu. Jikalau, Radhis, laki laki yang ada di sampingnya adalah direktur dari Geneve yang dimaksudkan oleh dirinyaKarena itu, Vivian menjawab dengan gaya-gaya wanita yang sedang bergunjing atau sikap khas dari wanita-wanita yang sedang ngerumpi, “Benar Nona Kim.”“Rachel dulu seolah benar-benar di di utamakan oleh tuan direktur Geneve.” Tambah Vivian.“Wah… Kalau begitu biarkan aku mengenal nona Rachel lebih dalam lagi.” Jawab Kimy dengan tersenyum genit.“Nona Kimberly, bukan?” tanya Rachel seolah untuk memastikan jika dirinya tidak salah memanggil Kimy.“Iya benar…”“Nona Kimberly jangan percaya dengan gosip yang diucapkan olehnya.” Ucap Rachel.“Nona Rachel tidak perlu sungkan… Kami sebagai wanita seharusnya yang merasa iri dengan Nona.” Ucap Kimy dengan tersenyum.Rachel hanya bisa menunduk dan sedikit melemparkan pandangannya ke arah Radhis.Rachel merasa takut jika Radhis akan cemburu, kar
“Jodoh?” tanya Jolly.“Ada yang bilang jika jodoh kita adalah lawan jenis yang memiliki wajah yang mirip dengan kita—” penjelasan dari Gienis langsung disambar oleh putranya.“Jadi maksud ayah, mungkin saja Nona Kimy adalah wanita yang akan berjodoh dengan tu– dengan Radhis?” Tanya Jolly dengan ekspresi yang seolah terperangah dan setelah itu entah kenapa seolah dengan begitu prihatin menatap ke arah Rachel yang juga menatap dengan tatapan yang tampak begitu tidak percaya ke arah Gienis.Jolly juga menyadari jika Rachel sedang melihat ke arah ayahnya, Jolly menyadari jika ada suatu ketakutan tersendiri dari Rachel yang kemungkinan disebabkan oleh perkataan dari Gienis.“Ayah…” Panggil Jolly saat baru saja ayahnya hendak melanjutkan kalimatnya, “Untuk orang seperti Nona Kimberly memang Radhis adalah pasangan yang—”Terpaksa Gienis menghentikan ucapannya karena Jolly memberikan isyarat untuk mengingatkan ada Rachel disana.Vivian yang ada disana, ikut terdiam dan melihat ke arah Rache