Radhis yang mendengar pernyataan Tania barusan, seketika langsung merasa kesal dan mencoba untuk menjawab perintah Tania yang ditujukan kepada istrinya itu. Radhis dengan menahan emosi mencoba untuk mengawalinya dengan menanyakan apa yang di mau oleh Tania dengan membawa Rachel menemui Deon di rumah sakit. “Apa kamu bodoh!” teriak Tania. Radhis mencoba untuk diam. Deon seperti ini juga karena kau yang memerintahkan Nanny untuk menyakitinya!” Tambah tania berteriak dengan menunjuk tepat ke wajah dingin Radhis. Radhis merasa sangat kesal mendengar itu, Radhis merasa jika itu pantas untuk Deon karena sudah menyakiti istrinya. Tania tidak memperdulikan apa yang sudah dilakukan oleh Deon kepada anaknya, justru Tania malah lebih memilih untuk membela Deon dengan menutup mata atas apa yang sudah terjadi. “Ayo cepat!” Teriak Tania kepada Rachel yang saat itu sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Rachel hanya terdiam, dia melihat ke arah suaminya dengan ekspresi wajah yang tidak menen
***Radhis saat ini sedang berjalan-jalan dengan menggunakan sebuah sepedah. Sepeda itu dia temukan di gudang-villa. Dengan tetap mengayuh sepedanya, Radhis seolah mengenang masa lalunya, dia sama sekali tidak menyangka jika saat ini dia menjadi orang besar. Dia ingat saat dirinya selalu menjadi bahan makian dari orang lain bahkan dari keluarga istrinya. Istrinya pun dulu juga sepertinya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya. Tapi saat ini, sepertinya Radhis menyadari jika meskipun dirinya tidak mengungkapkan siapa dirinya kepada Rachel, tapi Rachel sepertinya dengan tulus menyayangi dirinya. Semakin jauh Radhis mengayuh sepedanya, “Aku sudah lama tidak berolahraga seperti ini.” Radhis mengayuh sepeda itu untuk naik ke atas sebuah bukit. Dia menenangkan dirinya disana, dia duduk di bawah sebuah pohon besar, dengan menatap ke arah perkotaan. “Permisi tuan!” Sebuah sapaan terdengar, itu adalah kepala keluarga Gienis. “Maaf aku mengajakmu bertemu di tempat seperti ini.” uc
Disaat yang sama di rumah sakit, kini Rachel berjalan di belakang Tania dan Dere.Tidak lupa, dibelakang Rachel ikut berjalan Boas dan Nanny yang bertugas mengawal dirinya. “Rachel? Kamu datang menjengukku?” Sapa Deon yang melihat kedatangan Rachel disana. Berbeda dengan Deon.sandra yang melihat adanya Rachel dan Nanny disana seolah ingat dengan apa yang sudah dilakukan oleh Radhis kepadanya putranya. “Untuk apa kamu ikut kesini?” bentak Sandra kepada Nanny. Nanny yang merasa jika sandra tidak penting untuknya memilih untuk tidak menjawabnya. “Tania! Tolong kamu suruh dia keluar dari sini!” Pekik sandra dengan menunjuk ke arah Nanny. “Tolong tenang… jangan emosi dulu.” Tania mencoba untuk menenangkan sandra yang sudah kembali emosi saat dia melihat adanya Nanny disana. Tania kini mendekat ke arah Nanny dan dengan tegas memerintahkan Nanny agar keluar dari sana. Nanny tetap diam, dia merasa jika seseorang yang bisa memberikan perintah kepadanya hanyalah Radhis, dan Rachel. “Ib
Dua hari berselang.Rachel terbangun di pagi hari dengan tanpa ditemani suaminya.Entah kemana Radhis pada saat ini.Pada saat itu hanya terdengar suara Tania yang sedang bernyanyi dari arah depan Villa.Sepertinya pada saat itu Tania sangat begitu bahagia, Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya atau entah apa yang sudah anda dapatkan tapi yang jelas dia menunjukkan sesuatu yang sangat lain daripada biasanya.Sekitar pukul 7.30 pagi. Rachel hendak pergi ke kantor untuk bekerja seperti hari-hari biasanya.Bisa atapnya melihat sang putri yang keluar dengan menggunakan baju kerja dia segera menyapa dan berbicara, “Apa perlu aku suruh Ayah mu untuk mengantarmu hari ini? Bagaimanapun juga itu sekarang sudah menjadi mobil ibu.” Sebelum Rachel sempat menjawab pertanyaan dari Tania sebuah suara terdengar dari arah belakang, “Selamat pagi Nona kami sudah siap mengantarkan Nona untuk pergi ke kantor.” “Kalian?” tanya Rachel saat dia melihat adanya Boas dan Nanny disana.“Iya nona… Mari k
Dirumah, Tania begitu bahagia. Kemarin, dia pergi menggunakan mobilnya untuk pergi ke suatu tempat dengan Dere. Lebih tepatnya itu adalah sebuah tempat asuransi. Tania menginvestasikan uangnya yang 90 juta dolar atas saran dari nenek Xion. “Istriku. Sebenarnya, untuk apa kamu kemarin pergi ke kantor asuransi?” tanya Dere yang saat ini sedang duduk berdua dengan istrinya di ruang tamu Villa. Sedari awal Dere memang tidak mengetahui jika istrinya memegang uang yang cukup besar.Yang diketahui oleh Dere adalah istrinya memang memiliki uang. Tapi dia tidak tahu jika ada lebih dari 90 juta dolar dalam akun istrinya. “Sudah… tenang saja, aku saat ini masih memiliki sekitar 6 juta dolar… apa yang ingin kau beli biar aku membelikannya untukmu…” Ucap Tania dengan begitu sombong. “Benarkah?” tanya Dere yang sedikit terhasut dengan ucapan manis istrinya. “Sepertinya, aku memang harus memberi dia sedikit. Ini agar dia ikut menerima konsekuensi jika Rachel marah kepadaku.” Ucap Tania dalam
Di pelelangan barang antik, saat ini Dere sudah menemukan apa yang dia inginkan. Itu adalah empat buah cangkir yang menurut keterangannya berusia lebih dari 200 tahun.“Bagaimana Tuan? Ada yang memikat perhatian Tuan?” tanya Rocky kepada Dere.Dere menunjuk pada cangkir yang dia inginkan tadi.“Bagaimana dengan ini?” Tanya Dere kepada Rocky guna meminta saran darinya.“Tuan memang jeli… ini adalah cangkir yang kami datangkan dari China, dan ini adalah peninggalan kerajaan yang berusia 200 tahun.”“Berapa harganya?” tanya Tania dengan ketus.Rocky berusaha untuk menahan emosinya, karena bagaimanapun juga Tania adalah ibu dari Rachel.“Itu memang cukup mahal nyonya, karena usianya yang cukup tua. Namun meskipun begitu cangkir itu masih tetap bisa digunakan sesuai fungsinya dan bahkan dipercaya dapat memberikan detoksifikasi.” ucap Rocky mencoba untuk menjelaskan sebelum menyebutkan harganya.Akan tetapi, mendengar hal-hal yang diucapkan oleh Rocky, Tania seolah begitu arogan berbicara.
“Ada apa ayah?” Tanya Radhis kepada Dere saat dirinya sampai di tempat Rocky dan disana sudah banyak orang.Mereka semua sedang melihat apa yang sedang terjadi.Lebih tepatnya mereka semua melihat ke arah Tania yang sedang dikelilingi oleh orang-0rang berbadan tegap berbaju hitam.Mereka berjumlah empat orang.Radhis sebenarnya sudah melihat itu semua, tapi dia memilih untuk bertanya kepada Dere daripada langsung memerintahkan kepada anak buah Rocky agar melepaskan Tania. Itu karena, Radhis ingin membuat Tania sedikit merasakan akibat dari perbuatannya.“Lihat ibumu, Dia harus ditahan oleh anak buah Rocky karena dia memecahkan Sebuah piring antik.” Dere berbicara lirih kepada Radhis.Dere sudah mengerti jika kesalahan terletak di pihak istrinya, tapi Dere mencoba untuk sedikit membela istrinya agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.“Apa yang bisa aku lakukan ayah?” Tanya Radhis yang juga berbisik kepada ayah mertuanya.“Bantu ibumu, bagaimanapun juga dia adalah ibumu
5 menit kemudian, Radhis kembali ke masuk ke dalam dan dengan santainya langsung pergi ke ruangan pribadi milik Rocky.Tidak satupun di antara orang-orang itu yang berani menahan Radhis, termasuk para anak buah Rocky yang berbadan besar dan tegap-tegap itu.Justru para anak buah Rocky itu membungkuk secara serempak ke arah Radhis dan mengucapkan, “Selamat datang Tuan!” Kepada Radhis.Radhis masuk, dan duduk di ruangan yang sedikit kurang begitu terang, mengingat itu adalah suatu tempat yang dimiliki oleh pimpinan bawah tanah di Auckland.“Ada apa sebenarnya?” tanya Radhis.“Seperti yang saya laporkan sebelumnya Tuan Muda, piring buatan Ru Guanyao dari masa Kekaisaran Song, China. Kini telah pecah berkeping-keping.”“Dan yang memecahkan itu adalah ibu mertuaku?” Tanya Radhis.“Iya Tuan Muda.” Jawab Rocky dengan menunduk.Bagaimanapun juga piring antik itu adalah barang yang mahal.“Itu adalah jenis keramik yang amat jarang terjual melalui lelang, Tuan Muda. Diduga, hanya ada 87 jenis i