Dua hari berselang.Rachel terbangun di pagi hari dengan tanpa ditemani suaminya.Entah kemana Radhis pada saat ini.Pada saat itu hanya terdengar suara Tania yang sedang bernyanyi dari arah depan Villa.Sepertinya pada saat itu Tania sangat begitu bahagia, Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya atau entah apa yang sudah anda dapatkan tapi yang jelas dia menunjukkan sesuatu yang sangat lain daripada biasanya.Sekitar pukul 7.30 pagi. Rachel hendak pergi ke kantor untuk bekerja seperti hari-hari biasanya.Bisa atapnya melihat sang putri yang keluar dengan menggunakan baju kerja dia segera menyapa dan berbicara, “Apa perlu aku suruh Ayah mu untuk mengantarmu hari ini? Bagaimanapun juga itu sekarang sudah menjadi mobil ibu.” Sebelum Rachel sempat menjawab pertanyaan dari Tania sebuah suara terdengar dari arah belakang, “Selamat pagi Nona kami sudah siap mengantarkan Nona untuk pergi ke kantor.” “Kalian?” tanya Rachel saat dia melihat adanya Boas dan Nanny disana.“Iya nona… Mari k
Dirumah, Tania begitu bahagia. Kemarin, dia pergi menggunakan mobilnya untuk pergi ke suatu tempat dengan Dere. Lebih tepatnya itu adalah sebuah tempat asuransi. Tania menginvestasikan uangnya yang 90 juta dolar atas saran dari nenek Xion. “Istriku. Sebenarnya, untuk apa kamu kemarin pergi ke kantor asuransi?” tanya Dere yang saat ini sedang duduk berdua dengan istrinya di ruang tamu Villa. Sedari awal Dere memang tidak mengetahui jika istrinya memegang uang yang cukup besar.Yang diketahui oleh Dere adalah istrinya memang memiliki uang. Tapi dia tidak tahu jika ada lebih dari 90 juta dolar dalam akun istrinya. “Sudah… tenang saja, aku saat ini masih memiliki sekitar 6 juta dolar… apa yang ingin kau beli biar aku membelikannya untukmu…” Ucap Tania dengan begitu sombong. “Benarkah?” tanya Dere yang sedikit terhasut dengan ucapan manis istrinya. “Sepertinya, aku memang harus memberi dia sedikit. Ini agar dia ikut menerima konsekuensi jika Rachel marah kepadaku.” Ucap Tania dalam
Di pelelangan barang antik, saat ini Dere sudah menemukan apa yang dia inginkan. Itu adalah empat buah cangkir yang menurut keterangannya berusia lebih dari 200 tahun.“Bagaimana Tuan? Ada yang memikat perhatian Tuan?” tanya Rocky kepada Dere.Dere menunjuk pada cangkir yang dia inginkan tadi.“Bagaimana dengan ini?” Tanya Dere kepada Rocky guna meminta saran darinya.“Tuan memang jeli… ini adalah cangkir yang kami datangkan dari China, dan ini adalah peninggalan kerajaan yang berusia 200 tahun.”“Berapa harganya?” tanya Tania dengan ketus.Rocky berusaha untuk menahan emosinya, karena bagaimanapun juga Tania adalah ibu dari Rachel.“Itu memang cukup mahal nyonya, karena usianya yang cukup tua. Namun meskipun begitu cangkir itu masih tetap bisa digunakan sesuai fungsinya dan bahkan dipercaya dapat memberikan detoksifikasi.” ucap Rocky mencoba untuk menjelaskan sebelum menyebutkan harganya.Akan tetapi, mendengar hal-hal yang diucapkan oleh Rocky, Tania seolah begitu arogan berbicara.
“Ada apa ayah?” Tanya Radhis kepada Dere saat dirinya sampai di tempat Rocky dan disana sudah banyak orang.Mereka semua sedang melihat apa yang sedang terjadi.Lebih tepatnya mereka semua melihat ke arah Tania yang sedang dikelilingi oleh orang-0rang berbadan tegap berbaju hitam.Mereka berjumlah empat orang.Radhis sebenarnya sudah melihat itu semua, tapi dia memilih untuk bertanya kepada Dere daripada langsung memerintahkan kepada anak buah Rocky agar melepaskan Tania. Itu karena, Radhis ingin membuat Tania sedikit merasakan akibat dari perbuatannya.“Lihat ibumu, Dia harus ditahan oleh anak buah Rocky karena dia memecahkan Sebuah piring antik.” Dere berbicara lirih kepada Radhis.Dere sudah mengerti jika kesalahan terletak di pihak istrinya, tapi Dere mencoba untuk sedikit membela istrinya agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.“Apa yang bisa aku lakukan ayah?” Tanya Radhis yang juga berbisik kepada ayah mertuanya.“Bantu ibumu, bagaimanapun juga dia adalah ibumu
5 menit kemudian, Radhis kembali ke masuk ke dalam dan dengan santainya langsung pergi ke ruangan pribadi milik Rocky.Tidak satupun di antara orang-orang itu yang berani menahan Radhis, termasuk para anak buah Rocky yang berbadan besar dan tegap-tegap itu.Justru para anak buah Rocky itu membungkuk secara serempak ke arah Radhis dan mengucapkan, “Selamat datang Tuan!” Kepada Radhis.Radhis masuk, dan duduk di ruangan yang sedikit kurang begitu terang, mengingat itu adalah suatu tempat yang dimiliki oleh pimpinan bawah tanah di Auckland.“Ada apa sebenarnya?” tanya Radhis.“Seperti yang saya laporkan sebelumnya Tuan Muda, piring buatan Ru Guanyao dari masa Kekaisaran Song, China. Kini telah pecah berkeping-keping.”“Dan yang memecahkan itu adalah ibu mertuaku?” Tanya Radhis.“Iya Tuan Muda.” Jawab Rocky dengan menunduk.Bagaimanapun juga piring antik itu adalah barang yang mahal.“Itu adalah jenis keramik yang amat jarang terjual melalui lelang, Tuan Muda. Diduga, hanya ada 87 jenis i
***Sekitar jam setengah delapan malam.Radhis berada di Mansion Consolatoria Hill. Dia berada disana karena memang ada yang harus dia kerjakan.Berbeda dengan sebelumnya, semenjak dia menempati Mansion sedari waktu dia mengalami masalah dengan sang istri, Radhis jika ada pekerjaan akan menyempatkan waktu untuk kesana. Selain di kantor, disanalah Radhis dapat bekerja tanpa diketahui oleh orang lain.“Tuan, maaf. Saya berniat mengingatkan jika malam ini Tuan ada janji dengan Nona Rachel untuk pergi ke acara reuni teman jurusan beliau.” Nora dengan sopan berbicara kepada Radhis mengingatkannya, karena tadi saat dia baru sampai di Mansion Radhis sudah memberikan pesan kepada Nora perihal acara malam ini.Radhis melihat ke jam yang ada di dinding. “Iya, terimakasih.” jawab Radhis karena sudah Nora sudah melakukan tugasnya dengan baik.Radhis melihat ke ponselnya, dia masih belum menerima kiriman lokasi dari Rachel.Karena itu, Radhis merasa jika dirinya belum perlu untuk pergi dari Ma
“Briant?” Sapa Marta lebih dulu.“Dia…?” “Bukankah dia Belle? Bintang yang baru saja naik daun itu?” Tannya Axel, yang memang pernah satu kali bekerja sama dengan wanita yang berada di samping Briant.Dengan raut muka penuh kebanggaan wanita di samping Briant, mengulurkan tangannya kepada Rachel dan temannya.“Perkenalkan, saya Belle.” Belle memperkenalkan dirinya kepada Rachel dengan tatapan mata yang menyusur dari atas sampai bawah.“Rachel.” Jawab Rachel saat dia berjabat tangan dengan Belle.Selain itu, tidak lupa Belle juga memperkenalkan dirinya kepada Marta, sedangkan kepada Axel, Belle hanya menyapanya karena, memang seperti yang dikatakan oleh Axel, mereka sudah sempat saling mengenal karena Belle pernah menjadi bintang iklan di tempat Axel bekerja atau lebih tepatnya perusahaan milik keluarga Gienis.“Bagaimana menurut kalian?” Tanya Briant tanpa ada rasa sungkan sedikitpun, bertanya seperti itu di hadapan Belle. Justru yang ada adalah sebuah ekspresi bangga karena memilik
Briant tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Rachel.Dengan tertawa Briant bertanya kepada Rachel, “Bagaimana mungkin orang seperti suamimu bisa memberikan supir, bahkan mobil, kepadamu?”“Sudah-sudah, kenapa kalian harus berdebat masalah ini?” Marta yang mengingat apa yang sudah disampaikan oleh Axel mencoba untuk menengahi perkara antara Rachel dan Briant. Rachel tentu saja pada saat ini merasa kesal dengan apa yang dia kenal dari mulut Briant. Kasih sayang Rachel kepada radhis adalah suatu rasa yang tulus, jadi saat mendengar Suami-nya di hina oleh orang lain dia cukup merasa kesal.“Sudah! Ayo kita masuk. Bukankah kamu bilang bahwa kamu adalah orang yang memesan ruangan untuk reuni kali ini?” Marta mencoba untuk menarik perhatian Briant agar tidak terus menerus membahas perihal Rachel dan suaminya.“Baiklah-baiklah. Ayo kita masuk kedalam, aku yakin sebagian dari kalian tidak pernah memasuki Emperor-Lux sebelumnya.” Ucap Briant dengan mengangkat kepalanya.“Asal kalian ta
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia