Briant tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Rachel.Dengan tertawa Briant bertanya kepada Rachel, “Bagaimana mungkin orang seperti suamimu bisa memberikan supir, bahkan mobil, kepadamu?”“Sudah-sudah, kenapa kalian harus berdebat masalah ini?” Marta yang mengingat apa yang sudah disampaikan oleh Axel mencoba untuk menengahi perkara antara Rachel dan Briant. Rachel tentu saja pada saat ini merasa kesal dengan apa yang dia kenal dari mulut Briant. Kasih sayang Rachel kepada radhis adalah suatu rasa yang tulus, jadi saat mendengar Suami-nya di hina oleh orang lain dia cukup merasa kesal.“Sudah! Ayo kita masuk. Bukankah kamu bilang bahwa kamu adalah orang yang memesan ruangan untuk reuni kali ini?” Marta mencoba untuk menarik perhatian Briant agar tidak terus menerus membahas perihal Rachel dan suaminya.“Baiklah-baiklah. Ayo kita masuk kedalam, aku yakin sebagian dari kalian tidak pernah memasuki Emperor-Lux sebelumnya.” Ucap Briant dengan mengangkat kepalanya.“Asal kalian ta
Rachel memilih diam, bagaimanapun juga sebesar apa rasa sayang yang dia miliki itu tidak bisa merubah kenyataan di hadapan semua orang jika sebelumnya semua orang mengetahui jika Radhis hanyalah seorang menantu yang menumpang hidup di keluarganya.“Tapi semua itu sekarang berbeda,” Ucap Rachel dalam hatinya saat dia menunduk memikirkan Radhis yang belum juga datang.“Rachel? Kenapa kamu dulu tidak menerima cinta dari Briant? Kau lihat sendiri sekarang… Dia sudah menjadi orang besar. Bahkan saat ini dia bisa menjalin hubungan dengan Artis papan atas seperti nona Belle.”Salah seorang wanita yang dulunya sempat mendekati Briant, semasa kuliah, disaat Briant begitu tergila-gila pada Rachel.“Kenapa kalian masih membahas perkara ini? Lebih baik sekarang kita memesan makanan saja,” Rachel mengalihkan pertanyaan dari salah seorang temannya itu.Sebenarnya saat ini acara reuni itu tidak dihadiri oleh semua teman mereka.Yang hadir saat ini hanya sebagian saja, sekitar selusin orang ada disan
Radhis bukannya tidak mendengar hal itu, tapi Radhis hanya lebih memilih untuk mengabaikannya.Radhis tidak memperdulikan hal itu karena Radhis menganggap jika Orang itu adalah orang yang tidak penting untuknya, dan lagi pula, Radhis tidak mengenalnya.“Kamu kenapa baru datang?” tanya Rachel yang ikut Radhis mengabaikan orang-orang yang ada disana.“Aku–” “Rachel!” Panggilan dari Briant memotong ucapan Radhis yang ingin menjawab pertanyaan istrinya itu.“Kenapa kamu masih menanyakannya? jelas-jelas suamimu menumpang hidupmu itu masih harus membereskan rumah dan menyiapkan makan malam untuk orang tuamu!” Tambah Brian yang di ikuti suara tawa darinya dan sebagian orang yang ada disana.“sayang sekali, padahal dia cukup tampan.” Sahut teman lainya.“Hey Radhis… kenalkan, aku adalah Briant.”Briant mencoba untuk mengajak Radhis berbincang, lebih tepatnya mencoba untuk semakin menjatuhkan Radhis di hadapan orang-orang yang ada disana.“Oh inikah Briant? ternyata tidak setampan yang aku ki
“Tidak bisa!” Tegas Briant tidak ingin malu di hadapan Belle pacarnya yang berstatus Artis papan atas.“Hey kamu! Cepat ambilkan akku anggur yang terbaik di sini!” Tambah Briant yang kini membentak kepada Pelayan yang tadi mengantarkan anggur.“Saya mohon maaf Tuan! Saya tidak bisa menuruti apa yang Tuan inginkan.” Jawab sang pelayan dengan menunduk karena memang dia tidak punya kemampuan untuk melakukan perintah dari Briant. Mendapati jawaban dari pelayan yang seperti itu, Briant dengan penuh kepercayaan diri berbicara kepadanya, “Panggilkan manajer-mu sekarang!”“Baik kalau begitu, saya akan memanggilkan manajer saya dulu….” Jawab pelayang itu yang kemudian dengan cepat atau dengan berlari kecil keluar dari ruangan yang dipesan oleh Briant untuk melakukan reuni.“Lihatlah setelah ini, aku akan membuat kalian menikmati anggur terenak yang pernah kalian minum.” Briant berucap dengan sombong di hadapan orang-orang yang dulunya menjadi teman satu jurusan semasa kuliahnya itu.Dadanya m
“Akhirnya ada yang bisa menilai jika memang orang seperti dia tidak pantas berada disini.” Ucap Briant dengan tertawa keras di ikuti oleh teman-temannya.“Manajer… Biarkan saja dia ada disini, dia ikut disini sebagai suami dari temanku, jadi tolong ijinkan dia berada di sini meskipun levelnya sebenarnya tidak pantas.” tambah Dion dengan tertawa kembali.“Tuan, seharusnya Tuan mengabari saya jika ingin ke sini.. Biarkan saya menyiapkan ruangan yang biasanya.” Ucap manajer itu yang paham betul jika Radhis selalu menempati VIP DIamond bersama dengan Ed.Merasa telah diabaikan oleh manajer itu demi seseorang yang dianggap sebagai menantu menumpang hidup, membuat Briant menjadi emosi.“Tuan! kenapa kamu menyapa pecundang itu?! Disini yang menyewa ruangan ini adalah aku!” Bentak Briant.“Iya benar! dia hanya menumpang makan disini!” Suara-suara dari orang-orang yang ada disana ikut bersahutan satu sama lain yang intinya adalah menilai perbuatan dari manajer itu sebagai perbuatan yang tidak
Ed sadar betul jika saat ini Tuannya sedang mendapatkan diskriminasi dari orang-orang yang ada disana.Namun, Ed juga tidak bisa serta merta langsung bertindak karena dia takut akan membuat orang-orang itu berpikir terlalu jauh dan membuat tuannya semakin dalam masalah terkait dengan Rachel, istrinya.“Rachel! Cepat suruh suamimu meminta maaf kepada Briant!” “Iya benar!”“Iya! Sebelum terlambat!”Suara-suara itu kini kembali bersahut-sahutan.Rachel ikut merasa takut jika akan terjadi sesuatu dengan suaminya.Meskipun Rachel tahu jika Radhis begitu dekat dengan Ed Ackerley, tapi saat ini Radhis sedang melakukan kesalahan dimana dia berurusan dengan salah satu pekerja di perusahaan besar milik keluarga besar dari Moland.“Suamiku… apa tidak sebaiknya kamu meminta maaf?” tanya Rachel dengan ekspresi wajahnya yang penuh dengan kekhawatiran.“Tidak perlu khawatir.”Briant mendekat ke arah Ed.“Tuan Ed, saya adalah—”“Tuan!” Ed memotong penjelasan dari Briant dan mengabaikannya.Ed justru
***Sampai beberapa saat Briant masih benar-benar bingung cara agar dapat kembali memikat perhatian dari semua orang. Sebuah kehormatan yang dia harapkan dari semua orang, kini justru dia sendiri yang menghancurkannya.Satu hal yang telah dia lupakan adalah “Menjadi yang terbaik itu harus. Tapi tidak dengan cara memaksakan.”Melakukan sesuatu dengan tulus dan melakukan yang terbaik adalah salah satu cara yang benar.Radhis mencoba untuk tetap menahan Brian disana, melupakan dengan apa yang sudah di ucapkan oleh Briant dari awal tentang dirinya.Alih-alih memaafkan Briant, teman-teman Rachel yang tadinya dekat dan mendukung Briant kini menjadi menunjukkan ekspresi benci dan tidak suka kepada Briant.Salah seorang teman Rachel kini mulai mendekati Rachel yang duduk di dekat sang suami.Wanita itu kini mengajak Rachel untuk bergabung dengan teman-teman yang lain yang tidak jauh dari sana dan masih satu ruangan, yaitu ruangan VIP Diamond yang biasa ditempati oleh Radhis.Radhis menganggu
Radhis yang masih berdiri di tempat dia memeluk pinggang sang istri, kini justru mengabaikan apa yang sudah ditanyakan oleh Brian. Radhis justru berpamitan kepada sang istri untuk keluar dari ruangan itu karena ada yang ingin dibicarakan dengan Ed Ackerley. Rachel hanya menjawab dengan “iya…” serta mengangguk dan tersenyum manis kepada sang suami.Briant semakin merasa kesal karena Radhis meninggalkan mereka. Briant kembali ikut dalam pembicaraan perihal ,mobil yang diberikan oleh Radhis. Briant kembali berbicara karena dia melihat Rachel yang hanya memasang muka malu-malu saat ditanya oleh teman-temannya perihal mobil pemberian teman-temannya itu.“Itu adalah sebuah Mobil A8.” Semua temannya merasa kagum dengan apa yang mereka dengar.Tidak ada yang percaya dengan apa yang sudah mereka dengar.Itu karena A8 bukanlah sebuah mobil yang murah untuk kalangan mereka.Selain itu, selain mobil Radhis juga memberikan seorang supir untuk menjaga istrinya.Mereka semua kini yakin jika Radh
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia