Radhis yang masih berdiri di tempat dia memeluk pinggang sang istri, kini justru mengabaikan apa yang sudah ditanyakan oleh Brian. Radhis justru berpamitan kepada sang istri untuk keluar dari ruangan itu karena ada yang ingin dibicarakan dengan Ed Ackerley. Rachel hanya menjawab dengan “iya…” serta mengangguk dan tersenyum manis kepada sang suami.Briant semakin merasa kesal karena Radhis meninggalkan mereka. Briant kembali ikut dalam pembicaraan perihal ,mobil yang diberikan oleh Radhis. Briant kembali berbicara karena dia melihat Rachel yang hanya memasang muka malu-malu saat ditanya oleh teman-temannya perihal mobil pemberian teman-temannya itu.“Itu adalah sebuah Mobil A8.” Semua temannya merasa kagum dengan apa yang mereka dengar.Tidak ada yang percaya dengan apa yang sudah mereka dengar.Itu karena A8 bukanlah sebuah mobil yang murah untuk kalangan mereka.Selain itu, selain mobil Radhis juga memberikan seorang supir untuk menjaga istrinya.Mereka semua kini yakin jika Radh
Rachel menjawab pertanyaan dari Briant sebelumnya.“Iya… Yang aku tahu, Suamiku bekerja untuk tuan Ed Ackerley.” Rachel menjawab seperti apa yang dia tahu karena, Rachel sampai saat ini tidak mengerti dengan siapa Suaminya yang sebenarnya.Mendengar jawaban dari Rachel, Briant semakin yakin dengan pemikirannya.Hal itu membuat Briant semakin menatap tajam ke arah Rachel. Sebuah tatapan yang sepertinya penuh dengan amarah kebencian.Rachel menyadari tatapan tajam dari Briant.Akan tetapi, Rachel seolah tidak mau memperdulikan masalah itu.Yang ada dalam pikiran Rachel saat ini adalah menikmati acara Reuni itu dan segera mencari jawaban dari Radhis terkait pekerjaannya dan siapa dirinya.Cukup lama mereka fokus menikmati makanan dan juga anggur dengan kualitas terbaik yang sudah dihidangkan untuk mereka karena Radhis.Sementara Radhis saat ini berada di dalam ruangan milik Ed.Tentunya bersama dengan Ed.Mereka berdua saat ini sedang membicarakan tentang Briant.Radhis memerintahkan ke
“Aku hanya—”Sebelum Rachel belum benar-benar menjawab ucapan dari temannya, Radhis memotongnya dengan kalimat yang sederhana tapi sangat bermakna.“Kalian terlalu berlebihan.” Radhis berhenti sejenak untuk sekedar menarik nafas dan mengalihkan pandangannya ke arah sang istri dengan begitu mesrah.Setelah memandang wajah sang istri Radhis kembali menambahkan kalimatnya, “akulah yang beruntung memiliki istri seperti dia, itulah kenapa aku akan melakukan apapun yang dapat membuat istriku merasa bahagia. Karena bahagianya adalah kebahagiaanku.”“Manis sekali…” Ucap semua orang yang melihat, serta mendengar ucapan Radhis.“Sayang ayo kita pulang sekarang….” Radhis mengajak Rachel untuk pulang.Sebelum itu, Briant dengan ditarik oleh Belle mendekat ke arah mereka berdua.Dengan mata yang sepertinya tulus, Belle berbicara kepada Radhis.“Tuan… saya mohon maaf atas nama Briant.”“Nona Belle tenang saja, saya merasa jika semuanya sudah clear dan tidak ada masalah.” Jawab Radhis.Sementara itu
Briant yang tadi sempat berjanji kepada Ed jika besok akan pergi ke Geneve kini sudah berkendara pulang menuju ke hotel tempatnya menginap.Meskipun dia adalah pegawai di sebuah perusahaan besar milik keluarga Zond di Moland, tapi kualitasnya tidak cukup tinggi untuk bisa menginap di Emperor-Lux milik Ed selama satu minggu.Karena itu, Briant lebih memilih untuk tinggal di hotel yang sesuai dengan kemampuannya, mengingat dia akan tetap berada di Auckland untuk satu atau dua minggu.“Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini…” Ucap Briant dengan mengendarai mobil miliknya.“Aku saat ini hanya karyawan biasa, tapi dengan aku mengenal Direktur Geneve, maka aku akan menjadi orang yang hebat, dan…” Briant memicingkan matanya, “Aku akan membuat Rachel mengagumiku dan Radhis akan berlutut di hadapanku,” Ucapnya disertai tertawa saat dia masih menyetir mobilnya malam itu.Sementara itu, Belle yang sedang duduk di bangku belakang mobil milik agency nya, hanya terdiam menatap ke arah luar jende
“Ibu… Jangan bercanda…” Ucap Rachel yang sudah mulai menolak ucapan ibunya dengan tertawa.Rachel seperti itu karena Dia sendiri tidak percaya jika ibunya akan mempunyai uang sebanyak itu. Apalagi, sampai menghilangkannya.Uang adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh Tania.Bahkan Tania akan melakukan apapun untuk dapat memiliki uang yang banyak. Terbukti, beberapa kali Tania berusaha untuk menjodohkan Rachel dengan laki-laki yang menurutnya kaya, meskipun Rachel sudah mempunyai Radhis sebagai suaminya.“Bagaimana aku bercanda dengan nominal uang begitu banyaknya?!” Tania berteriak dengan begitu yakin.“Jadi– itu benar?!” Teriak Rachel dan Dere.“Be–Benar…” Jawab Tania dengan menunduk.Rachel seolah-olah menjadi sedikit emosi mengingat uang yang begitu banyak.“Kenapa bisa hilang?” Tanya Rachel.Tania menjelaskan kepada Rachel dan Dere.Mereka bertiga kini duduk di ruang tamu saat Tania mulia menjelaskan jika uangnya hilang karena ternyata dia tertipu oleh perusahaan investasi, ya
Radhis yang mendengar apa yang diucapkan oleh Radhi hanya bisa tersenyum.“Sudah-sudah… ikuti saja aku…” Ucap Radhis tetap mengabaikan Briant dengan menggigit roti yang ada di tangannya.“Hey! Mau kemana kau?!” Tanya Brianta yang berusaha untuk menahan Radhis dengan kata-katanya.Disini Radhis hanya tetap berjalan menuju ke Lift untuk menuju ke lantai dimana ruangannya berada. Briant, Berusaha untuk memanggilnya tapi Radhi mengabaikan dan terus berjalan.Menyerah dengan Radhis, Briant memilih untuk mengikutinya.“Kau mengikutiku?” Tanya Radhis dengan ekspresi wajahnya yang sama sekali tidak ada keseriusan.“Bukankah kau sendiri yang menyuruhku untuk mengikutimu?!” Bentak Briant saat keduanya berada di dalam Lift.Alih-alih merasa kesal, Radhis hanya tersenyum dan kemudian tertawa ringan.“Kau akan membawaku kemana?” Tanya Briant yang tidak tahu.“Bukankah kau ingin bertemu dengan Direktur Geneve? Maka dari itu, ikuti saja aku…” Jawab Radhis.Dengan santainya Briant menarik kesimpulan
"Ingat untuk tetap merahasiakan tentang diriku dari orang lain, masalah dirimu di moland, aku akan memerintahkan Ed untuk mengirim beberapa orang untuk membantumu." Ucapan Radhis seolah bertujuan untuk membantunya, tapi bagi Briant dan beberapa orang yang mengerti perkataan Radhis adalah bertujuan untuk mengawasi dirinya."Saya mengerti Tuan!" Jawab Briant yang berdiri tempat duduknya untuk kesekian kalinya dan membungkukkan badan sebelum akhirnya dia pergi dari ruangan Radhis.Sepeninggalan Briant dari sana. Ester mulai buka suara."Apa kamu yakin, Briant tidak akan mengkhianati kepercayaan yang sudah kamu berikan kepadanya?" Tanya Ester yang duduk di hadapannya.“Tenang saja, aku sudah merencanakan semuanya…” Jawab Radhis dengan begitu yakin.Sementara itu, mereka lanjut membicarakan agenda pertemuan yang akan mereka lakukan 2 hari lagi di perusahaan milik keluarga Gienis.Diwaktu yang sama. Rachel sedang berada di kantornya. Duduk di kursi direktur yang saat ini menjadi miliknya.
“Tidak! Jangan!” Jawab Tania dengan teriak melalui panggilan telepon itu.Rachel merasa aneh dengan ibunya, itu karena Tania tanpa khawatir dengan uang nya tapi tetap tidak ingin dibantu oleh menantunya.Meskipun Rachel mencoba utnnuk emyakinkan jika Radhis mungkin bisa membantinya.Akan tetapi tania tetap tidak mau menerima bantuan dari menantunya itu.“Jika memang ibu tidak mau di bantu oleh RAdhis, beri aku alasan kenapa aku tidak boleh meminta bantuan darinya…” Rachel mencoba untuk mulai menekan ibunya.“Sekali ibu bilang tidak ya, tidak!” Bentak Tania.“Sudahlah. Aku mau kerja dulu, nanti kita bicarakan lagi saat aku pulang!” Ucap Rachel.“Tunggu–”“Tuut!” Suara panggilan telepon itu diakhiri oleh Rachel sebelum Tania selesai berbicara.Rachel lebih memilih untuk kembali fokus di pekerjaannya.Dia tidak ingin masalah ini mengganggu pekerjaannya, meskipun sebenarnya itu tanpa dia sadari akan berimbas pada dirinya.Karena, bagaimanapun juga sumber uang yang didapatkan oleh Tania ad