Radhis yang mendengar apa yang diucapkan oleh Radhi hanya bisa tersenyum.“Sudah-sudah… ikuti saja aku…” Ucap Radhis tetap mengabaikan Briant dengan menggigit roti yang ada di tangannya.“Hey! Mau kemana kau?!” Tanya Brianta yang berusaha untuk menahan Radhis dengan kata-katanya.Disini Radhis hanya tetap berjalan menuju ke Lift untuk menuju ke lantai dimana ruangannya berada. Briant, Berusaha untuk memanggilnya tapi Radhi mengabaikan dan terus berjalan.Menyerah dengan Radhis, Briant memilih untuk mengikutinya.“Kau mengikutiku?” Tanya Radhis dengan ekspresi wajahnya yang sama sekali tidak ada keseriusan.“Bukankah kau sendiri yang menyuruhku untuk mengikutimu?!” Bentak Briant saat keduanya berada di dalam Lift.Alih-alih merasa kesal, Radhis hanya tersenyum dan kemudian tertawa ringan.“Kau akan membawaku kemana?” Tanya Briant yang tidak tahu.“Bukankah kau ingin bertemu dengan Direktur Geneve? Maka dari itu, ikuti saja aku…” Jawab Radhis.Dengan santainya Briant menarik kesimpulan
"Ingat untuk tetap merahasiakan tentang diriku dari orang lain, masalah dirimu di moland, aku akan memerintahkan Ed untuk mengirim beberapa orang untuk membantumu." Ucapan Radhis seolah bertujuan untuk membantunya, tapi bagi Briant dan beberapa orang yang mengerti perkataan Radhis adalah bertujuan untuk mengawasi dirinya."Saya mengerti Tuan!" Jawab Briant yang berdiri tempat duduknya untuk kesekian kalinya dan membungkukkan badan sebelum akhirnya dia pergi dari ruangan Radhis.Sepeninggalan Briant dari sana. Ester mulai buka suara."Apa kamu yakin, Briant tidak akan mengkhianati kepercayaan yang sudah kamu berikan kepadanya?" Tanya Ester yang duduk di hadapannya.“Tenang saja, aku sudah merencanakan semuanya…” Jawab Radhis dengan begitu yakin.Sementara itu, mereka lanjut membicarakan agenda pertemuan yang akan mereka lakukan 2 hari lagi di perusahaan milik keluarga Gienis.Diwaktu yang sama. Rachel sedang berada di kantornya. Duduk di kursi direktur yang saat ini menjadi miliknya.
“Tidak! Jangan!” Jawab Tania dengan teriak melalui panggilan telepon itu.Rachel merasa aneh dengan ibunya, itu karena Tania tanpa khawatir dengan uang nya tapi tetap tidak ingin dibantu oleh menantunya.Meskipun Rachel mencoba utnnuk emyakinkan jika Radhis mungkin bisa membantinya.Akan tetapi tania tetap tidak mau menerima bantuan dari menantunya itu.“Jika memang ibu tidak mau di bantu oleh RAdhis, beri aku alasan kenapa aku tidak boleh meminta bantuan darinya…” Rachel mencoba untuk mulai menekan ibunya.“Sekali ibu bilang tidak ya, tidak!” Bentak Tania.“Sudahlah. Aku mau kerja dulu, nanti kita bicarakan lagi saat aku pulang!” Ucap Rachel.“Tunggu–”“Tuut!” Suara panggilan telepon itu diakhiri oleh Rachel sebelum Tania selesai berbicara.Rachel lebih memilih untuk kembali fokus di pekerjaannya.Dia tidak ingin masalah ini mengganggu pekerjaannya, meskipun sebenarnya itu tanpa dia sadari akan berimbas pada dirinya.Karena, bagaimanapun juga sumber uang yang didapatkan oleh Tania ad
***Sebuah rahasia tidak mudah untuk ungkapkan.Setiap orang memiliki rahasianya sendiri, dan juga setiap orang memiliki alasan sendiri kenapa dia lebih memilih untuk merahasiakannya.Waktu sudah menunjukkan jam 2 Siang.Radhis saat ini hanya berdiri di tepian kantornya, menatap tajam ke arah luar dari kantor.Radhis nampak sedang memikirkan sesuatu.Benar. Saat ini Radhis sudah mulai luluh dan mempunyai pemikiran untuk mulai menjelaskan semuanya kepada sang istri.“Aku sudah pernah mencoba untuk menjelaskan semuanya, tapi semua itu harus berakhir karena aku sendiri belum benar-benar yakin.”Radhis berbicara sendiri di dalam pikirannya.Ester tiba-tiba saja datang, Disini Ester menjelaskan kepada tuannya jika dirinya mendapatkan informasi dari Nanny, Penjaga sekaligus sekretaris Rachel.“Apa yang dilaporkan olehnya?” tanya Radhis dengan sedikit khawatir.Ester menjelaskan jika sesuatu sedang terjadi. Lebih tepatnya, Ester berbicara tentang Tania yang kehilangan uang sebesar 90 juta do
Setelah telepon itu tertutup, laki-laki yang di telepon oleh orang misterius tadi ternyata adalah “B.”Prasangka Radhis selama ini ternyata benar.Tidak salah saat Radhis ingin agar Ed membiarkan B dan komplotanya.Akan tetapi, Radhis tetap memerintahkan kepada Ed untuk mengirim orang untuk mengawasi B dan komplotannya itu selama ini dalam waktu 24 jam setiap hari.B berteriak, “Kalian!”Benar, B kini berteriak kepada para bawahannya, yaitu orang-orang dengan kode nomor C1-C5. Para anak bawahannya menjawab dengan sigap, “Siap Bos!” B kemudian mengatur sebuah rencana dengan para anak buahnya.Rencana demi rencana diterangkan oleh B kepada anak buahnya.B yang yang sebenarnya tahu jika dirinya selama ini diawasi oleh seseorang, mencoba untuk bergerak sehalus mungkin agar tidak terbaca oleh orang yang mengawasinya.Benar saja, saat orang yang diperintahkan oleh Ed itu ditanya tentang B dan komplotannya, orang suruhan itu hanya menjawab jika B dan komplotannya masih saja bergerak sepert
“Kamu baru pulang?” tanya Rachel yang sudah berpakaian piyama tidur di dalam kamarnya dengan membawa sebuah buku di tangannya.“Emm, iya… ada beberapa pekerjaan yang diberikan oleh tuan Ed.” jawab Radhis yang sedang duduk di tepian tempat tidur dengan masih mengenakan celana dan sweater berpenutup kepala yang dia pakai sedari pagi tadi.Rachel tampak bingung dalam bertutur kata, seolah Rachel ingin bercerita sesuatu yang sulit sekali dia katakan. Radhis memahami gelagat istrinya.Tapi, Radhis tetap tidak mau memaksa atau bertanya lebih lanjut kepada Rachel.Radhis paham betul jika istrinya saat ini sedang merasa bingung dengan uang yang di dapat dan sekaligus di hilangkan oleh ibunya tapi, jika sampai Radhis bertanya tentang hal itu maka Rachel pasti akan merasa bingung, darimana Radhis mendapatkan informasi tentang hal itu.Alhasil, Radhis memilih untuk menyimpannya. Menunggu Rachel untuk bercerita sendiri kepadanya.“Kamu terlihat lelah… istirahatlah lebih dulu…” ucap Radhis yang be
Setelah beberapa saat, Boas datang sesuai dengan apa yang dipesankan oleh Radhis kepada Nanny sebelumnya.“Tuan memanggil saya?” Boas berada di samping Radhis dengan badan yang sedikit membungkuk.“Temani aku disini.” Ucap Radhis dengan ekspresi wajah yang penuh akan keseriusan.Setelah berkata seperti itu, Radhis segera menjelaskan kepada Boas, tentang apa yang diinginkan olehnya.Boas mendengarkannya dengan seksama, Radhis berbicara kepada oas terkait kecurigaannya kepada Tania dan nenek Xion.Radhis tahu jika istrinya jarang sekali mengeluh kepadanya,karena itu, Radhis memanggil boas untuk sebuah tugas.Nanny sekarang membantu Rachel dalam pekerjaan kantor, jadi dia tidak ingin terlalu memberikan banyak tugas kepadanya. Jadi, Radhis mempercayakan kepada Boas tentang tugas yang ini, yaitu tugas mengawasi dan melaporkan apa saja yang terjadi di Wish Corp.“Lebih spesifikasi lagi… Aku ingin tahu jika nenek Xion mengunjungi istriku, atau bahkan ada sesuatu yang dia inginkan.”“Saya men
“Sayang…” Sea mendesah lirih.Dia masih dalam posisi menggendong anaknya, lebih tepat nya saat ini Sea sedang menyusui anaknya itu, sedangkan Huang berada di sampingnya, melihat Sebelah dada Sea yang sedang di hisap oleh anaknya.Huang melihat hal itu dengan perlahan menggerakkan tangannya ke arah dada Sea yang lain.Tangan itu mulai bergerak ringan yang berupa sebuah pijatan.Sea menikmati perlakuan Huang kepadanya.Belum lagi, saat itu Huang mulai mencium tengkuk Sea.“Sudah lama aku tidak mendapatkan kenikmatan darimu…” Bisik Huang kepada Sea.Seperti yang diketahui semua orang sebelumnya, Huang sudah berpuasa syahwat dari saat Sea melahirkan anak mereka.Sebenarnya, hal itu tidak bisa di sebut berpuasa karena sebenarnya Huang menyalurkan Syahwatnya kepada Nori.Seperti yang terjadi saat ini, sebenarnya Nori menyadari apa yang dilakukan oleh Huang kepada Sea. Keterpaksaan Nori melayani Huang di hadapannya hanyalah sebuah penutup dari kebenaran yang ada di dalam hatinya.Nori seakan