“Kamu baru pulang?” tanya Rachel yang sudah berpakaian piyama tidur di dalam kamarnya dengan membawa sebuah buku di tangannya.“Emm, iya… ada beberapa pekerjaan yang diberikan oleh tuan Ed.” jawab Radhis yang sedang duduk di tepian tempat tidur dengan masih mengenakan celana dan sweater berpenutup kepala yang dia pakai sedari pagi tadi.Rachel tampak bingung dalam bertutur kata, seolah Rachel ingin bercerita sesuatu yang sulit sekali dia katakan. Radhis memahami gelagat istrinya.Tapi, Radhis tetap tidak mau memaksa atau bertanya lebih lanjut kepada Rachel.Radhis paham betul jika istrinya saat ini sedang merasa bingung dengan uang yang di dapat dan sekaligus di hilangkan oleh ibunya tapi, jika sampai Radhis bertanya tentang hal itu maka Rachel pasti akan merasa bingung, darimana Radhis mendapatkan informasi tentang hal itu.Alhasil, Radhis memilih untuk menyimpannya. Menunggu Rachel untuk bercerita sendiri kepadanya.“Kamu terlihat lelah… istirahatlah lebih dulu…” ucap Radhis yang be
Setelah beberapa saat, Boas datang sesuai dengan apa yang dipesankan oleh Radhis kepada Nanny sebelumnya.“Tuan memanggil saya?” Boas berada di samping Radhis dengan badan yang sedikit membungkuk.“Temani aku disini.” Ucap Radhis dengan ekspresi wajah yang penuh akan keseriusan.Setelah berkata seperti itu, Radhis segera menjelaskan kepada Boas, tentang apa yang diinginkan olehnya.Boas mendengarkannya dengan seksama, Radhis berbicara kepada oas terkait kecurigaannya kepada Tania dan nenek Xion.Radhis tahu jika istrinya jarang sekali mengeluh kepadanya,karena itu, Radhis memanggil boas untuk sebuah tugas.Nanny sekarang membantu Rachel dalam pekerjaan kantor, jadi dia tidak ingin terlalu memberikan banyak tugas kepadanya. Jadi, Radhis mempercayakan kepada Boas tentang tugas yang ini, yaitu tugas mengawasi dan melaporkan apa saja yang terjadi di Wish Corp.“Lebih spesifikasi lagi… Aku ingin tahu jika nenek Xion mengunjungi istriku, atau bahkan ada sesuatu yang dia inginkan.”“Saya men
“Sayang…” Sea mendesah lirih.Dia masih dalam posisi menggendong anaknya, lebih tepat nya saat ini Sea sedang menyusui anaknya itu, sedangkan Huang berada di sampingnya, melihat Sebelah dada Sea yang sedang di hisap oleh anaknya.Huang melihat hal itu dengan perlahan menggerakkan tangannya ke arah dada Sea yang lain.Tangan itu mulai bergerak ringan yang berupa sebuah pijatan.Sea menikmati perlakuan Huang kepadanya.Belum lagi, saat itu Huang mulai mencium tengkuk Sea.“Sudah lama aku tidak mendapatkan kenikmatan darimu…” Bisik Huang kepada Sea.Seperti yang diketahui semua orang sebelumnya, Huang sudah berpuasa syahwat dari saat Sea melahirkan anak mereka.Sebenarnya, hal itu tidak bisa di sebut berpuasa karena sebenarnya Huang menyalurkan Syahwatnya kepada Nori.Seperti yang terjadi saat ini, sebenarnya Nori menyadari apa yang dilakukan oleh Huang kepada Sea. Keterpaksaan Nori melayani Huang di hadapannya hanyalah sebuah penutup dari kebenaran yang ada di dalam hatinya.Nori seakan
Nori hanya bisa mendengarkan desahan-desahan yang keluar dari mulut anak dan menantunya.Kata-kata kotor keluar dari mulut keduanya, seolah hasrat mereka mendorong mereka untuk mengatakan hal itu.Tidak ada rasa malu apalagi khawatir saat keduanya mengucapkan umpatan-umpatan kotor, justru hal itu seolah menjadi stimulus untuk menambah hasrat mereka berdua. Mereka seolah tidak peduli meskipun mereka berdua sadar jika Nori pasti akan mendengar apa yang mereka ucapkan.Nori beranjak dari tempat duduknya, dia mendekat ke arah dimana Sea dan Huang berada. Nori sepertinya ingin mengintip apa yang sedang dilakukan oleh Sea dan Huang.Nori melihat Huang yang sedang terlentang, dengan Sea yang duduk di atasnya, tepat berada di bagian bawah perut Huang.Sea bergerak naik turun tanpa menyadari jika saat ini Nori sedang menatapnya dari sela-sela gorden. Keringat mulai membanjiri sekujur badannya. Keluh menggambarkan kerja kerasnya dalam melayani suami nya sekaligus usahanya untuk mencapai kenikm
Disaat yang sama, sekarang Marot sedang bersama dengan ibunya, nenek XIon.Marot tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi kepada Istrinya dan menantunya.Yang diketahui oleh Marot saat ini hanyalah Mereka sedang ada di china di kediaman milik Huang, seperti sebelumnya, karena memang dari sebelumnya mereka semua berada di China untuk memulihkan keuangan mereka.Dengan cara menumpang hidup di tempat milik Huang, nenek Xion dan keluarganya yaitu Marot beserta anak dan istrinya, membangkitkan perekonomian mereka untuk menuntut balas atas apa yang dilakukan oleh Radhis kepada mereka.Meskipun sebenarnya saat itu Radhis hanya berusaha untuk membela sang istri, akan tetapi nenek Xion menganggap hal itu sebagai bentuk penghinaan Radhis kepada dirinya.“Apa kamu sudah mengabari kepada Anak dan Istrimu?” Tanya nenek Xion kepada Marot.“Aku berencana memberikan kabar kepada mereka, tapi tidak sekarang. Ini sudah terlalu malam, aku yakin mereka sedang beristirahat.” Jawab Marot yang tidak tahu ji
Tidak terasa matahari sudah terlihat sebagian.Dapat dipastikan sudah menjadi pagi hari.Mata yang masih sedikit lengket tidak menghalangi niat Radhis untuk mandi, pagi itu.Rachel masih berbaring di sampingnya, tapi ikut terbangun saat merasakan tempat tidur yang sedikit bergerak karena Radhis turun dari sana.Rachel melihat suami nya yang mulai berjalan pergi ke kamar mandi.“Kenapa akhir-akhir ini dia selalu pergi di pagi hari?” Tanya Rachel dengan mengusap matanya.“Apakah…” Rachel tidak jadi melanjutkan pikirannya.“Tidak mungkin… aku yakin dia adalah seorang suami yang baik untukku…” Ucap Rachel bergumam pelan, hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.Saat ini Rachel duduk dengan meregangkan tangannya, menarik badan, kenikmatan tersendiri di pagi hari.Rachel menguap dengan menutup mulutnya dengan sebelah tangannya sampai, tiba-tiba dia mendengar notifikasi dari ponsel Radhis.Rachel tidak mau ambil pusing dengan hal itu, meskipun dia tahu jika itu adalah notifikasi dari pesan
Rachel memberikan izin kepada Radhis untuk pergi.Meskipun berat dalam hatinya, wanita ini mencoba untuk tetap tegar.Dia masih bersikap seolah-olah tidak tahu pesan apa yang didapatkan oleh Radhis.Rachel hanya bisa menunduk lemas, dia merasa dirinya telah di bohongi oleh suaminya, akan tetapi dia masih mencoba untuk berpikir jernih.Dia takut jika sebenarnya pesan penjemputan yang harus dilakukan oleh Radhis adalah perintah dari Ed sebagai bentuk pekerjaannya.“Apa aku harus mengikutinya?” Tanya Rachel pada dirinya sendiri.Rachel mendapati suaminya sudah tidak berada disana, dia baru saja sadar jika Radhis ternyata sudah pergi keluar kamar. Dengan cepat Rachel merapikan sisa dandannya, dilanjutkan dengan memakai baju kerja sebagian. disebut sebagian karena saat itu Rachel hanya memakai kemejanya dan rok.Blazer dipegang dengan tangan kanan dan beberapa berkas pekerjaan dengan tangan kiri.Rachel berlari dengan cepat, berlari turun dari kamar nya.Dia berteriak memanggil Nora, dia i
Kini waktu telah berlalu, Radhis bertanya kepada sang istri, “Apakah kamu tidak berangkat?” Rachel merasa bingung dengan jawaban yang akan diucapkan.Itu karena Rachel ingin bisa mengetahui siapa yang akan ditemui oleh Radhis.Namun, Rachel tentu tidak bisa berbicara yang sebenarnya kepada sang suami.Akhirnya, dengan terpaksa Rachel berkata jika dirinya akan segera berangkat.Dia terpaksa berdiri saat itu juga karena merasa malu, takut ketahuan oleh Radhis jika sebenarnya dia menunggu Radhis untuk pergi agar bisa mengikutinya. Bahkan, jika memang bisa Rachel berharap agar dirinya dapat ikut dengan Radhis.“Ehh? Kamu mau kemana?” Tanya Radhis yang melihat istrinya pergi dengan terburu-buru.“Aku akan pergi ke kantor!” Jawab Rachel dengan ketus karena dia merasa cemburu dengan sang suami.Rachel merasa kesal.Dengan berjalan pergi menuju ke mobilnya, Rachel menggerutu. “Kenapa kau masih saja tidak jujur kepadaku? Bahkan kau tidak ada niatan memintaku untuk ikut.”“Nona? Kenapa nona t