Rachel menjawab pertanyaan dari Briant sebelumnya.“Iya… Yang aku tahu, Suamiku bekerja untuk tuan Ed Ackerley.” Rachel menjawab seperti apa yang dia tahu karena, Rachel sampai saat ini tidak mengerti dengan siapa Suaminya yang sebenarnya.Mendengar jawaban dari Rachel, Briant semakin yakin dengan pemikirannya.Hal itu membuat Briant semakin menatap tajam ke arah Rachel. Sebuah tatapan yang sepertinya penuh dengan amarah kebencian.Rachel menyadari tatapan tajam dari Briant.Akan tetapi, Rachel seolah tidak mau memperdulikan masalah itu.Yang ada dalam pikiran Rachel saat ini adalah menikmati acara Reuni itu dan segera mencari jawaban dari Radhis terkait pekerjaannya dan siapa dirinya.Cukup lama mereka fokus menikmati makanan dan juga anggur dengan kualitas terbaik yang sudah dihidangkan untuk mereka karena Radhis.Sementara Radhis saat ini berada di dalam ruangan milik Ed.Tentunya bersama dengan Ed.Mereka berdua saat ini sedang membicarakan tentang Briant.Radhis memerintahkan ke
“Aku hanya—”Sebelum Rachel belum benar-benar menjawab ucapan dari temannya, Radhis memotongnya dengan kalimat yang sederhana tapi sangat bermakna.“Kalian terlalu berlebihan.” Radhis berhenti sejenak untuk sekedar menarik nafas dan mengalihkan pandangannya ke arah sang istri dengan begitu mesrah.Setelah memandang wajah sang istri Radhis kembali menambahkan kalimatnya, “akulah yang beruntung memiliki istri seperti dia, itulah kenapa aku akan melakukan apapun yang dapat membuat istriku merasa bahagia. Karena bahagianya adalah kebahagiaanku.”“Manis sekali…” Ucap semua orang yang melihat, serta mendengar ucapan Radhis.“Sayang ayo kita pulang sekarang….” Radhis mengajak Rachel untuk pulang.Sebelum itu, Briant dengan ditarik oleh Belle mendekat ke arah mereka berdua.Dengan mata yang sepertinya tulus, Belle berbicara kepada Radhis.“Tuan… saya mohon maaf atas nama Briant.”“Nona Belle tenang saja, saya merasa jika semuanya sudah clear dan tidak ada masalah.” Jawab Radhis.Sementara itu
Briant yang tadi sempat berjanji kepada Ed jika besok akan pergi ke Geneve kini sudah berkendara pulang menuju ke hotel tempatnya menginap.Meskipun dia adalah pegawai di sebuah perusahaan besar milik keluarga Zond di Moland, tapi kualitasnya tidak cukup tinggi untuk bisa menginap di Emperor-Lux milik Ed selama satu minggu.Karena itu, Briant lebih memilih untuk tinggal di hotel yang sesuai dengan kemampuannya, mengingat dia akan tetap berada di Auckland untuk satu atau dua minggu.“Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini…” Ucap Briant dengan mengendarai mobil miliknya.“Aku saat ini hanya karyawan biasa, tapi dengan aku mengenal Direktur Geneve, maka aku akan menjadi orang yang hebat, dan…” Briant memicingkan matanya, “Aku akan membuat Rachel mengagumiku dan Radhis akan berlutut di hadapanku,” Ucapnya disertai tertawa saat dia masih menyetir mobilnya malam itu.Sementara itu, Belle yang sedang duduk di bangku belakang mobil milik agency nya, hanya terdiam menatap ke arah luar jende
“Ibu… Jangan bercanda…” Ucap Rachel yang sudah mulai menolak ucapan ibunya dengan tertawa.Rachel seperti itu karena Dia sendiri tidak percaya jika ibunya akan mempunyai uang sebanyak itu. Apalagi, sampai menghilangkannya.Uang adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh Tania.Bahkan Tania akan melakukan apapun untuk dapat memiliki uang yang banyak. Terbukti, beberapa kali Tania berusaha untuk menjodohkan Rachel dengan laki-laki yang menurutnya kaya, meskipun Rachel sudah mempunyai Radhis sebagai suaminya.“Bagaimana aku bercanda dengan nominal uang begitu banyaknya?!” Tania berteriak dengan begitu yakin.“Jadi– itu benar?!” Teriak Rachel dan Dere.“Be–Benar…” Jawab Tania dengan menunduk.Rachel seolah-olah menjadi sedikit emosi mengingat uang yang begitu banyak.“Kenapa bisa hilang?” Tanya Rachel.Tania menjelaskan kepada Rachel dan Dere.Mereka bertiga kini duduk di ruang tamu saat Tania mulia menjelaskan jika uangnya hilang karena ternyata dia tertipu oleh perusahaan investasi, ya
Radhis yang mendengar apa yang diucapkan oleh Radhi hanya bisa tersenyum.“Sudah-sudah… ikuti saja aku…” Ucap Radhis tetap mengabaikan Briant dengan menggigit roti yang ada di tangannya.“Hey! Mau kemana kau?!” Tanya Brianta yang berusaha untuk menahan Radhis dengan kata-katanya.Disini Radhis hanya tetap berjalan menuju ke Lift untuk menuju ke lantai dimana ruangannya berada. Briant, Berusaha untuk memanggilnya tapi Radhi mengabaikan dan terus berjalan.Menyerah dengan Radhis, Briant memilih untuk mengikutinya.“Kau mengikutiku?” Tanya Radhis dengan ekspresi wajahnya yang sama sekali tidak ada keseriusan.“Bukankah kau sendiri yang menyuruhku untuk mengikutimu?!” Bentak Briant saat keduanya berada di dalam Lift.Alih-alih merasa kesal, Radhis hanya tersenyum dan kemudian tertawa ringan.“Kau akan membawaku kemana?” Tanya Briant yang tidak tahu.“Bukankah kau ingin bertemu dengan Direktur Geneve? Maka dari itu, ikuti saja aku…” Jawab Radhis.Dengan santainya Briant menarik kesimpulan
"Ingat untuk tetap merahasiakan tentang diriku dari orang lain, masalah dirimu di moland, aku akan memerintahkan Ed untuk mengirim beberapa orang untuk membantumu." Ucapan Radhis seolah bertujuan untuk membantunya, tapi bagi Briant dan beberapa orang yang mengerti perkataan Radhis adalah bertujuan untuk mengawasi dirinya."Saya mengerti Tuan!" Jawab Briant yang berdiri tempat duduknya untuk kesekian kalinya dan membungkukkan badan sebelum akhirnya dia pergi dari ruangan Radhis.Sepeninggalan Briant dari sana. Ester mulai buka suara."Apa kamu yakin, Briant tidak akan mengkhianati kepercayaan yang sudah kamu berikan kepadanya?" Tanya Ester yang duduk di hadapannya.“Tenang saja, aku sudah merencanakan semuanya…” Jawab Radhis dengan begitu yakin.Sementara itu, mereka lanjut membicarakan agenda pertemuan yang akan mereka lakukan 2 hari lagi di perusahaan milik keluarga Gienis.Diwaktu yang sama. Rachel sedang berada di kantornya. Duduk di kursi direktur yang saat ini menjadi miliknya.
“Tidak! Jangan!” Jawab Tania dengan teriak melalui panggilan telepon itu.Rachel merasa aneh dengan ibunya, itu karena Tania tanpa khawatir dengan uang nya tapi tetap tidak ingin dibantu oleh menantunya.Meskipun Rachel mencoba utnnuk emyakinkan jika Radhis mungkin bisa membantinya.Akan tetapi tania tetap tidak mau menerima bantuan dari menantunya itu.“Jika memang ibu tidak mau di bantu oleh RAdhis, beri aku alasan kenapa aku tidak boleh meminta bantuan darinya…” Rachel mencoba untuk mulai menekan ibunya.“Sekali ibu bilang tidak ya, tidak!” Bentak Tania.“Sudahlah. Aku mau kerja dulu, nanti kita bicarakan lagi saat aku pulang!” Ucap Rachel.“Tunggu–”“Tuut!” Suara panggilan telepon itu diakhiri oleh Rachel sebelum Tania selesai berbicara.Rachel lebih memilih untuk kembali fokus di pekerjaannya.Dia tidak ingin masalah ini mengganggu pekerjaannya, meskipun sebenarnya itu tanpa dia sadari akan berimbas pada dirinya.Karena, bagaimanapun juga sumber uang yang didapatkan oleh Tania ad
***Sebuah rahasia tidak mudah untuk ungkapkan.Setiap orang memiliki rahasianya sendiri, dan juga setiap orang memiliki alasan sendiri kenapa dia lebih memilih untuk merahasiakannya.Waktu sudah menunjukkan jam 2 Siang.Radhis saat ini hanya berdiri di tepian kantornya, menatap tajam ke arah luar dari kantor.Radhis nampak sedang memikirkan sesuatu.Benar. Saat ini Radhis sudah mulai luluh dan mempunyai pemikiran untuk mulai menjelaskan semuanya kepada sang istri.“Aku sudah pernah mencoba untuk menjelaskan semuanya, tapi semua itu harus berakhir karena aku sendiri belum benar-benar yakin.”Radhis berbicara sendiri di dalam pikirannya.Ester tiba-tiba saja datang, Disini Ester menjelaskan kepada tuannya jika dirinya mendapatkan informasi dari Nanny, Penjaga sekaligus sekretaris Rachel.“Apa yang dilaporkan olehnya?” tanya Radhis dengan sedikit khawatir.Ester menjelaskan jika sesuatu sedang terjadi. Lebih tepatnya, Ester berbicara tentang Tania yang kehilangan uang sebesar 90 juta do
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia