5 menit kemudian, Radhis kembali ke masuk ke dalam dan dengan santainya langsung pergi ke ruangan pribadi milik Rocky.Tidak satupun di antara orang-orang itu yang berani menahan Radhis, termasuk para anak buah Rocky yang berbadan besar dan tegap-tegap itu.Justru para anak buah Rocky itu membungkuk secara serempak ke arah Radhis dan mengucapkan, “Selamat datang Tuan!” Kepada Radhis.Radhis masuk, dan duduk di ruangan yang sedikit kurang begitu terang, mengingat itu adalah suatu tempat yang dimiliki oleh pimpinan bawah tanah di Auckland.“Ada apa sebenarnya?” tanya Radhis.“Seperti yang saya laporkan sebelumnya Tuan Muda, piring buatan Ru Guanyao dari masa Kekaisaran Song, China. Kini telah pecah berkeping-keping.”“Dan yang memecahkan itu adalah ibu mertuaku?” Tanya Radhis.“Iya Tuan Muda.” Jawab Rocky dengan menunduk.Bagaimanapun juga piring antik itu adalah barang yang mahal.“Itu adalah jenis keramik yang amat jarang terjual melalui lelang, Tuan Muda. Diduga, hanya ada 87 jenis i
***Sekitar jam setengah delapan malam.Radhis berada di Mansion Consolatoria Hill. Dia berada disana karena memang ada yang harus dia kerjakan.Berbeda dengan sebelumnya, semenjak dia menempati Mansion sedari waktu dia mengalami masalah dengan sang istri, Radhis jika ada pekerjaan akan menyempatkan waktu untuk kesana. Selain di kantor, disanalah Radhis dapat bekerja tanpa diketahui oleh orang lain.“Tuan, maaf. Saya berniat mengingatkan jika malam ini Tuan ada janji dengan Nona Rachel untuk pergi ke acara reuni teman jurusan beliau.” Nora dengan sopan berbicara kepada Radhis mengingatkannya, karena tadi saat dia baru sampai di Mansion Radhis sudah memberikan pesan kepada Nora perihal acara malam ini.Radhis melihat ke jam yang ada di dinding. “Iya, terimakasih.” jawab Radhis karena sudah Nora sudah melakukan tugasnya dengan baik.Radhis melihat ke ponselnya, dia masih belum menerima kiriman lokasi dari Rachel.Karena itu, Radhis merasa jika dirinya belum perlu untuk pergi dari Ma
“Briant?” Sapa Marta lebih dulu.“Dia…?” “Bukankah dia Belle? Bintang yang baru saja naik daun itu?” Tannya Axel, yang memang pernah satu kali bekerja sama dengan wanita yang berada di samping Briant.Dengan raut muka penuh kebanggaan wanita di samping Briant, mengulurkan tangannya kepada Rachel dan temannya.“Perkenalkan, saya Belle.” Belle memperkenalkan dirinya kepada Rachel dengan tatapan mata yang menyusur dari atas sampai bawah.“Rachel.” Jawab Rachel saat dia berjabat tangan dengan Belle.Selain itu, tidak lupa Belle juga memperkenalkan dirinya kepada Marta, sedangkan kepada Axel, Belle hanya menyapanya karena, memang seperti yang dikatakan oleh Axel, mereka sudah sempat saling mengenal karena Belle pernah menjadi bintang iklan di tempat Axel bekerja atau lebih tepatnya perusahaan milik keluarga Gienis.“Bagaimana menurut kalian?” Tanya Briant tanpa ada rasa sungkan sedikitpun, bertanya seperti itu di hadapan Belle. Justru yang ada adalah sebuah ekspresi bangga karena memilik
Briant tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Rachel.Dengan tertawa Briant bertanya kepada Rachel, “Bagaimana mungkin orang seperti suamimu bisa memberikan supir, bahkan mobil, kepadamu?”“Sudah-sudah, kenapa kalian harus berdebat masalah ini?” Marta yang mengingat apa yang sudah disampaikan oleh Axel mencoba untuk menengahi perkara antara Rachel dan Briant. Rachel tentu saja pada saat ini merasa kesal dengan apa yang dia kenal dari mulut Briant. Kasih sayang Rachel kepada radhis adalah suatu rasa yang tulus, jadi saat mendengar Suami-nya di hina oleh orang lain dia cukup merasa kesal.“Sudah! Ayo kita masuk. Bukankah kamu bilang bahwa kamu adalah orang yang memesan ruangan untuk reuni kali ini?” Marta mencoba untuk menarik perhatian Briant agar tidak terus menerus membahas perihal Rachel dan suaminya.“Baiklah-baiklah. Ayo kita masuk kedalam, aku yakin sebagian dari kalian tidak pernah memasuki Emperor-Lux sebelumnya.” Ucap Briant dengan mengangkat kepalanya.“Asal kalian ta
Rachel memilih diam, bagaimanapun juga sebesar apa rasa sayang yang dia miliki itu tidak bisa merubah kenyataan di hadapan semua orang jika sebelumnya semua orang mengetahui jika Radhis hanyalah seorang menantu yang menumpang hidup di keluarganya.“Tapi semua itu sekarang berbeda,” Ucap Rachel dalam hatinya saat dia menunduk memikirkan Radhis yang belum juga datang.“Rachel? Kenapa kamu dulu tidak menerima cinta dari Briant? Kau lihat sendiri sekarang… Dia sudah menjadi orang besar. Bahkan saat ini dia bisa menjalin hubungan dengan Artis papan atas seperti nona Belle.”Salah seorang wanita yang dulunya sempat mendekati Briant, semasa kuliah, disaat Briant begitu tergila-gila pada Rachel.“Kenapa kalian masih membahas perkara ini? Lebih baik sekarang kita memesan makanan saja,” Rachel mengalihkan pertanyaan dari salah seorang temannya itu.Sebenarnya saat ini acara reuni itu tidak dihadiri oleh semua teman mereka.Yang hadir saat ini hanya sebagian saja, sekitar selusin orang ada disan
Radhis bukannya tidak mendengar hal itu, tapi Radhis hanya lebih memilih untuk mengabaikannya.Radhis tidak memperdulikan hal itu karena Radhis menganggap jika Orang itu adalah orang yang tidak penting untuknya, dan lagi pula, Radhis tidak mengenalnya.“Kamu kenapa baru datang?” tanya Rachel yang ikut Radhis mengabaikan orang-orang yang ada disana.“Aku–” “Rachel!” Panggilan dari Briant memotong ucapan Radhis yang ingin menjawab pertanyaan istrinya itu.“Kenapa kamu masih menanyakannya? jelas-jelas suamimu menumpang hidupmu itu masih harus membereskan rumah dan menyiapkan makan malam untuk orang tuamu!” Tambah Brian yang di ikuti suara tawa darinya dan sebagian orang yang ada disana.“sayang sekali, padahal dia cukup tampan.” Sahut teman lainya.“Hey Radhis… kenalkan, aku adalah Briant.”Briant mencoba untuk mengajak Radhis berbincang, lebih tepatnya mencoba untuk semakin menjatuhkan Radhis di hadapan orang-orang yang ada disana.“Oh inikah Briant? ternyata tidak setampan yang aku ki
“Tidak bisa!” Tegas Briant tidak ingin malu di hadapan Belle pacarnya yang berstatus Artis papan atas.“Hey kamu! Cepat ambilkan akku anggur yang terbaik di sini!” Tambah Briant yang kini membentak kepada Pelayan yang tadi mengantarkan anggur.“Saya mohon maaf Tuan! Saya tidak bisa menuruti apa yang Tuan inginkan.” Jawab sang pelayan dengan menunduk karena memang dia tidak punya kemampuan untuk melakukan perintah dari Briant. Mendapati jawaban dari pelayan yang seperti itu, Briant dengan penuh kepercayaan diri berbicara kepadanya, “Panggilkan manajer-mu sekarang!”“Baik kalau begitu, saya akan memanggilkan manajer saya dulu….” Jawab pelayang itu yang kemudian dengan cepat atau dengan berlari kecil keluar dari ruangan yang dipesan oleh Briant untuk melakukan reuni.“Lihatlah setelah ini, aku akan membuat kalian menikmati anggur terenak yang pernah kalian minum.” Briant berucap dengan sombong di hadapan orang-orang yang dulunya menjadi teman satu jurusan semasa kuliahnya itu.Dadanya m
“Akhirnya ada yang bisa menilai jika memang orang seperti dia tidak pantas berada disini.” Ucap Briant dengan tertawa keras di ikuti oleh teman-temannya.“Manajer… Biarkan saja dia ada disini, dia ikut disini sebagai suami dari temanku, jadi tolong ijinkan dia berada di sini meskipun levelnya sebenarnya tidak pantas.” tambah Dion dengan tertawa kembali.“Tuan, seharusnya Tuan mengabari saya jika ingin ke sini.. Biarkan saya menyiapkan ruangan yang biasanya.” Ucap manajer itu yang paham betul jika Radhis selalu menempati VIP DIamond bersama dengan Ed.Merasa telah diabaikan oleh manajer itu demi seseorang yang dianggap sebagai menantu menumpang hidup, membuat Briant menjadi emosi.“Tuan! kenapa kamu menyapa pecundang itu?! Disini yang menyewa ruangan ini adalah aku!” Bentak Briant.“Iya benar! dia hanya menumpang makan disini!” Suara-suara dari orang-orang yang ada disana ikut bersahutan satu sama lain yang intinya adalah menilai perbuatan dari manajer itu sebagai perbuatan yang tidak