Dengan lembut Rachel menjawab, “si–siapa bilang aku malu?” Radhis mulai memeras handuk kecil yang akan dia pakai untuk membasuh badan istrinya.Dengan lembut laki-laki ini mulai mengusapkan handuk itu di badan sang istri. Leher dan belakang telinga adalah titik awal usapan itu. “Suamiku…” Rachel tanpa sengaja merintih. “Kenapa? apa aku menyakitimu?” Tanya Radhis saat, mendengar dan tidak mengerti maksud dari rintihan istrinya. Rachel menggelengkan kepalanya.Mengisyaratkan kepada Radhis jika dirinya tidak kenapa-kenapa. “Kalau begitu aku akan melanjutkannya.” Radhis kembali mulai, mengusap badan istrinya. Radhis begitu telaten, tidak ada bagian tubuh istrinya yang terlewatkan punggung, pinggang, perut, dan bahkan dadanya. Membuat Rachel sedikit merasa malu, dan wajahnya merah karena menahan hasratnya karena yang lama tidak disentuh oleh sang suami. Keringat kini sudah tidak ada lagi di badan Rachel. Dia juga sudah berganti dengan pakaian pasien rumah sakit yang baru, membua
Niatan nenek Xion terlaksana. Sesuai tebakannya, ternyata Dere benar-benar tidak memberitahukan kepada Tania perihal uang seratus ribu dolar yang diberikan oleh Radhis kepada dirinya. Dengan begini, dia merasa senang dalam hatinya karena bisa melihat pertikaian antara Dere dan Tania. “Siapa suruh kamu tidak mau memberikan uang itu kepada ku.” Ucap nenek Xion dalam hatinya. Namun meskipun begitu, alih-alih melerai, nenek Xion semakin memperkeruhnya dengan kata-kata tersirat yang dia sampaikan, “Tania… niatan suamimu dan menantumu itu baik, mereka semuanya tahu jika kamu yang dikuasakan uang itu makan akan—” “Jadi maksud kalian semua aku tidak pantas memegang uang? begitu?!” Teriak tania dengan melayangkan pandangannya ke arah Radhis dan kembali ke suaminya. “Nenek Tua ini sengaja melakukan ini.” Ucap Radhis dalam hatinya. Tania mulai lepas kendali. Dia meringkuk di bawah dan menangis. “Aku tidak menyangka, kalian sekejam itu padaku… mungkin dulu aku memang dari keluarga kala
Di rumah sakit, saat ini Radhis sedang menemani sang istri bersama dengan Dere. “Ayah… sebaiknya ayah pulang. ini sudah sore. aku yakin ibu sudah memaafkan ayah…” ucap Rachel dengan lembut kepada ayahnya. “Jika memang ibu masih marah, berikan saja uang yang aku berikan kepada ayah waktu itu,” tambah Radhis berbicara kepada Dere. Dere mencoba untuk menuruti saran anak dan menantunya. Dere segera pulang untuk menemani dan meminta maaf kepada Tania. Kebetulan pada saat itu Vivian juga tidak ada di vila. Vivian pergi karena ada beberapa hal yang harus dia selesaikan di proyek pembangunan mighty mall miliknya. Dere dengan tulus memohon maaf kepada istrinya. Tania yang merasa dirinya sudah memiliki uang seratus juta dolar dengan santainya menanggapi permintaan maaf dari suaminya. “Tenang saja, aku sudah memaafkanmu…” jawab Tania. “Sekarang tolong kamu antarkan aku untuk berbelanja. Ada pakaian yang ingin aku beli.” Tambah tania kepada suaminya. Dere tentu saja merasa kaget saat me
Keesokan harinya di Villa A1. Disana hadir Deon, beserta keluarganya. Vivian dan juga Ester.Tidak lupa Ed Ackerley juga hadir disana. Mereka semuanya berkumpul untuk merayakan kepulangan Rachel dari rumah sakit. Radhis datang membawa mobilnya, dengan Boas sebagai supir. Radhis keluar lebih dulu, dan boas membuka sebelah pintu.Radhis bergegas menuju ke pintu yang dibuka oleh Boas, dengan penuh kasih sayang Radhis memegang tangan sang istri dan menuntunnya berjalan. “Aku sudah tidak apa-apa…” “Tidak… aku akan terus seperti ini sampai kamu benar-benar pulih sepenuhnya.” Jawab Radhis dengan manis tepat di depan wajah Rachel. Berbeda dengan sebelumnya, saat ini Radhis memakai sebuah celana jeans panjang dengan hoodie sebagai atasanya, menunjukan kesederhanaan. “Selamat atas kepulangannya… selamat atas kesembuhannya…” itu adalah kata-kata yang terucap dari ,mulut orang-orang yang ada disana pada waktu itu. Rachel menanggapi itu semua dengan sebuah senyum ikhlas. Setelah beberap
“Tch!” Deon dan Sandra sama-sama berdecak saat mereka kemesraan antara suami istri itu. Merasa saat ini hanya ada dua keluarga di ruang tamu, Sandra mulai kembali berani berbicara.Dia mulai berani karena merasa jika suaminya Daka Dodge tidak akan melarangnya atau merundungnya lagi. “Tania… lihat anak dan menantu tidak berguna mu itu. Bagaimana mungkin mereka memamerkan keintiman di depan umum. Sungguh tidak punya etika!” Saat mendengar itu, Tania yang kini tanpa diketahui oleh orang lain menyimpan uang cukup banyak, mulai merasa jika dia sudah berada di atas Radhis. Terang saja itu membuat dirinya menjadi kembali berani kepada Radhis. Terlebih lagi, disaat semua orang memberikan hadiah kepada Rachel sebagai bentuk ucapan selamat atas kepulangannya dari rumah sakit tadi, Deon secara pribadi memberikan juga hadiah kepada tania sebuah kalung berliontin giok. yang katanya seharga ratusan ribu dolar. Dengan itu, sudah cukup untuk menarik kembali simpati dan perhatian dari Tania. “R
Seola baru saja tersadar dari keterpatungannya, Sandra segera mendekat ke anaknya dan menarik Nanny untuk menjauh. “Apa yang kau lakukan? Menjauh dari anakku!” Teriak Sandra. Bagaimanapun juga Nanny cukup kuat. Alih-alih menarik Nanny untuk menjauh, kini justru dirinya yang mendapatkan sebuah tamparan begitu keras sampai badannya terpelanting ke samping. “A-Apa yang kau lakukan?! Pergi! Jangan mendekat!” teriak Sandra yang mundur untuk menjaga jarak dengan Nanny. Dengan sorot mata yang begitu tajam, dan mengeluarkan sebuah aura membunuh. Nanny berbicara kepada Sandra yang sepertinya itu adalah sebuah peringatan untuknya. “Ajari anakmu. Jika dia berani mengusik Tuan dan Nona bisa jadi lain kali hidupnya yang jadi bayarannya!” Setelah tugasnya selesai, Nanny berjalan ke atas menuju pergi menemui Radhis dan Rachel. “Dasar pelac*r bangs*t! Jangan pergi kau! Kau sudah membuat anakku seperti ini, dan kini kau pergi begitu saja! Lihat saja! aku tidak akan tinggal diam!” Sandra masi m
Mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Nanny kepada Deon, atas perintah Radhis.Vivian secara santai berkata, “pertunjukan yang bagus…” Sorot mata Radhis tanpa terlihat oleh Rachel, kembali berubah menjadi tajam dan menyeramkan. Vivian seolah memiliki pengalaman yang banyak, segera merubah ekspresinya.Dengan berlari mendekat ke arah Nanny Vivian berkata, “Kamu kuat sekali… lain kali ajari aku, ya?” Tak lupa juga, gaya bicaranya dan gestur tubuhnya menjadi kembali seperti anak manja, seperti sebelumnya. Dengan memegang beberapa bagian badan Nanny. Nanny hanya bisa menahan rasa risih nya, dan memusatkan pandangan nya kepada Radhis, selaku tuannya. Dia seolah sedang menunggu suatu instruksi dari Radhis. Radhis yang mengerti apa yang sudah dimaksudkan oleh nanny, hanya mengedipkan matanya pelan, menggelengkan kepalanya. “Vivian, sudah… biarkan Nanny, pergi.” ucap Rachel yang terdengar lembut. “Nanny, terimakasih untuk hari ini, kamu boleh istirahat. Jangan lupa, ingat-ingat pes
Radhis yang mendengar pernyataan Tania barusan, seketika langsung merasa kesal dan mencoba untuk menjawab perintah Tania yang ditujukan kepada istrinya itu. Radhis dengan menahan emosi mencoba untuk mengawalinya dengan menanyakan apa yang di mau oleh Tania dengan membawa Rachel menemui Deon di rumah sakit. “Apa kamu bodoh!” teriak Tania. Radhis mencoba untuk diam. Deon seperti ini juga karena kau yang memerintahkan Nanny untuk menyakitinya!” Tambah tania berteriak dengan menunjuk tepat ke wajah dingin Radhis. Radhis merasa sangat kesal mendengar itu, Radhis merasa jika itu pantas untuk Deon karena sudah menyakiti istrinya. Tania tidak memperdulikan apa yang sudah dilakukan oleh Deon kepada anaknya, justru Tania malah lebih memilih untuk membela Deon dengan menutup mata atas apa yang sudah terjadi. “Ayo cepat!” Teriak Tania kepada Rachel yang saat itu sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Rachel hanya terdiam, dia melihat ke arah suaminya dengan ekspresi wajah yang tidak menen