“Tch!” Deon dan Sandra sama-sama berdecak saat mereka kemesraan antara suami istri itu. Merasa saat ini hanya ada dua keluarga di ruang tamu, Sandra mulai kembali berani berbicara.Dia mulai berani karena merasa jika suaminya Daka Dodge tidak akan melarangnya atau merundungnya lagi. “Tania… lihat anak dan menantu tidak berguna mu itu. Bagaimana mungkin mereka memamerkan keintiman di depan umum. Sungguh tidak punya etika!” Saat mendengar itu, Tania yang kini tanpa diketahui oleh orang lain menyimpan uang cukup banyak, mulai merasa jika dia sudah berada di atas Radhis. Terang saja itu membuat dirinya menjadi kembali berani kepada Radhis. Terlebih lagi, disaat semua orang memberikan hadiah kepada Rachel sebagai bentuk ucapan selamat atas kepulangannya dari rumah sakit tadi, Deon secara pribadi memberikan juga hadiah kepada tania sebuah kalung berliontin giok. yang katanya seharga ratusan ribu dolar. Dengan itu, sudah cukup untuk menarik kembali simpati dan perhatian dari Tania. “R
Seola baru saja tersadar dari keterpatungannya, Sandra segera mendekat ke anaknya dan menarik Nanny untuk menjauh. “Apa yang kau lakukan? Menjauh dari anakku!” Teriak Sandra. Bagaimanapun juga Nanny cukup kuat. Alih-alih menarik Nanny untuk menjauh, kini justru dirinya yang mendapatkan sebuah tamparan begitu keras sampai badannya terpelanting ke samping. “A-Apa yang kau lakukan?! Pergi! Jangan mendekat!” teriak Sandra yang mundur untuk menjaga jarak dengan Nanny. Dengan sorot mata yang begitu tajam, dan mengeluarkan sebuah aura membunuh. Nanny berbicara kepada Sandra yang sepertinya itu adalah sebuah peringatan untuknya. “Ajari anakmu. Jika dia berani mengusik Tuan dan Nona bisa jadi lain kali hidupnya yang jadi bayarannya!” Setelah tugasnya selesai, Nanny berjalan ke atas menuju pergi menemui Radhis dan Rachel. “Dasar pelac*r bangs*t! Jangan pergi kau! Kau sudah membuat anakku seperti ini, dan kini kau pergi begitu saja! Lihat saja! aku tidak akan tinggal diam!” Sandra masi m
Mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Nanny kepada Deon, atas perintah Radhis.Vivian secara santai berkata, “pertunjukan yang bagus…” Sorot mata Radhis tanpa terlihat oleh Rachel, kembali berubah menjadi tajam dan menyeramkan. Vivian seolah memiliki pengalaman yang banyak, segera merubah ekspresinya.Dengan berlari mendekat ke arah Nanny Vivian berkata, “Kamu kuat sekali… lain kali ajari aku, ya?” Tak lupa juga, gaya bicaranya dan gestur tubuhnya menjadi kembali seperti anak manja, seperti sebelumnya. Dengan memegang beberapa bagian badan Nanny. Nanny hanya bisa menahan rasa risih nya, dan memusatkan pandangan nya kepada Radhis, selaku tuannya. Dia seolah sedang menunggu suatu instruksi dari Radhis. Radhis yang mengerti apa yang sudah dimaksudkan oleh nanny, hanya mengedipkan matanya pelan, menggelengkan kepalanya. “Vivian, sudah… biarkan Nanny, pergi.” ucap Rachel yang terdengar lembut. “Nanny, terimakasih untuk hari ini, kamu boleh istirahat. Jangan lupa, ingat-ingat pes
Radhis yang mendengar pernyataan Tania barusan, seketika langsung merasa kesal dan mencoba untuk menjawab perintah Tania yang ditujukan kepada istrinya itu. Radhis dengan menahan emosi mencoba untuk mengawalinya dengan menanyakan apa yang di mau oleh Tania dengan membawa Rachel menemui Deon di rumah sakit. “Apa kamu bodoh!” teriak Tania. Radhis mencoba untuk diam. Deon seperti ini juga karena kau yang memerintahkan Nanny untuk menyakitinya!” Tambah tania berteriak dengan menunjuk tepat ke wajah dingin Radhis. Radhis merasa sangat kesal mendengar itu, Radhis merasa jika itu pantas untuk Deon karena sudah menyakiti istrinya. Tania tidak memperdulikan apa yang sudah dilakukan oleh Deon kepada anaknya, justru Tania malah lebih memilih untuk membela Deon dengan menutup mata atas apa yang sudah terjadi. “Ayo cepat!” Teriak Tania kepada Rachel yang saat itu sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Rachel hanya terdiam, dia melihat ke arah suaminya dengan ekspresi wajah yang tidak menen
***Radhis saat ini sedang berjalan-jalan dengan menggunakan sebuah sepedah. Sepeda itu dia temukan di gudang-villa. Dengan tetap mengayuh sepedanya, Radhis seolah mengenang masa lalunya, dia sama sekali tidak menyangka jika saat ini dia menjadi orang besar. Dia ingat saat dirinya selalu menjadi bahan makian dari orang lain bahkan dari keluarga istrinya. Istrinya pun dulu juga sepertinya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya. Tapi saat ini, sepertinya Radhis menyadari jika meskipun dirinya tidak mengungkapkan siapa dirinya kepada Rachel, tapi Rachel sepertinya dengan tulus menyayangi dirinya. Semakin jauh Radhis mengayuh sepedanya, “Aku sudah lama tidak berolahraga seperti ini.” Radhis mengayuh sepeda itu untuk naik ke atas sebuah bukit. Dia menenangkan dirinya disana, dia duduk di bawah sebuah pohon besar, dengan menatap ke arah perkotaan. “Permisi tuan!” Sebuah sapaan terdengar, itu adalah kepala keluarga Gienis. “Maaf aku mengajakmu bertemu di tempat seperti ini.” uc
Disaat yang sama di rumah sakit, kini Rachel berjalan di belakang Tania dan Dere.Tidak lupa, dibelakang Rachel ikut berjalan Boas dan Nanny yang bertugas mengawal dirinya. “Rachel? Kamu datang menjengukku?” Sapa Deon yang melihat kedatangan Rachel disana. Berbeda dengan Deon.sandra yang melihat adanya Rachel dan Nanny disana seolah ingat dengan apa yang sudah dilakukan oleh Radhis kepadanya putranya. “Untuk apa kamu ikut kesini?” bentak Sandra kepada Nanny. Nanny yang merasa jika sandra tidak penting untuknya memilih untuk tidak menjawabnya. “Tania! Tolong kamu suruh dia keluar dari sini!” Pekik sandra dengan menunjuk ke arah Nanny. “Tolong tenang… jangan emosi dulu.” Tania mencoba untuk menenangkan sandra yang sudah kembali emosi saat dia melihat adanya Nanny disana. Tania kini mendekat ke arah Nanny dan dengan tegas memerintahkan Nanny agar keluar dari sana. Nanny tetap diam, dia merasa jika seseorang yang bisa memberikan perintah kepadanya hanyalah Radhis, dan Rachel. “Ib
Dua hari berselang.Rachel terbangun di pagi hari dengan tanpa ditemani suaminya.Entah kemana Radhis pada saat ini.Pada saat itu hanya terdengar suara Tania yang sedang bernyanyi dari arah depan Villa.Sepertinya pada saat itu Tania sangat begitu bahagia, Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya atau entah apa yang sudah anda dapatkan tapi yang jelas dia menunjukkan sesuatu yang sangat lain daripada biasanya.Sekitar pukul 7.30 pagi. Rachel hendak pergi ke kantor untuk bekerja seperti hari-hari biasanya.Bisa atapnya melihat sang putri yang keluar dengan menggunakan baju kerja dia segera menyapa dan berbicara, “Apa perlu aku suruh Ayah mu untuk mengantarmu hari ini? Bagaimanapun juga itu sekarang sudah menjadi mobil ibu.” Sebelum Rachel sempat menjawab pertanyaan dari Tania sebuah suara terdengar dari arah belakang, “Selamat pagi Nona kami sudah siap mengantarkan Nona untuk pergi ke kantor.” “Kalian?” tanya Rachel saat dia melihat adanya Boas dan Nanny disana.“Iya nona… Mari k
Dirumah, Tania begitu bahagia. Kemarin, dia pergi menggunakan mobilnya untuk pergi ke suatu tempat dengan Dere. Lebih tepatnya itu adalah sebuah tempat asuransi. Tania menginvestasikan uangnya yang 90 juta dolar atas saran dari nenek Xion. “Istriku. Sebenarnya, untuk apa kamu kemarin pergi ke kantor asuransi?” tanya Dere yang saat ini sedang duduk berdua dengan istrinya di ruang tamu Villa. Sedari awal Dere memang tidak mengetahui jika istrinya memegang uang yang cukup besar.Yang diketahui oleh Dere adalah istrinya memang memiliki uang. Tapi dia tidak tahu jika ada lebih dari 90 juta dolar dalam akun istrinya. “Sudah… tenang saja, aku saat ini masih memiliki sekitar 6 juta dolar… apa yang ingin kau beli biar aku membelikannya untukmu…” Ucap Tania dengan begitu sombong. “Benarkah?” tanya Dere yang sedikit terhasut dengan ucapan manis istrinya. “Sepertinya, aku memang harus memberi dia sedikit. Ini agar dia ikut menerima konsekuensi jika Rachel marah kepadaku.” Ucap Tania dalam
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia