Seola baru saja tersadar dari keterpatungannya, Sandra segera mendekat ke anaknya dan menarik Nanny untuk menjauh. “Apa yang kau lakukan? Menjauh dari anakku!” Teriak Sandra. Bagaimanapun juga Nanny cukup kuat. Alih-alih menarik Nanny untuk menjauh, kini justru dirinya yang mendapatkan sebuah tamparan begitu keras sampai badannya terpelanting ke samping. “A-Apa yang kau lakukan?! Pergi! Jangan mendekat!” teriak Sandra yang mundur untuk menjaga jarak dengan Nanny. Dengan sorot mata yang begitu tajam, dan mengeluarkan sebuah aura membunuh. Nanny berbicara kepada Sandra yang sepertinya itu adalah sebuah peringatan untuknya. “Ajari anakmu. Jika dia berani mengusik Tuan dan Nona bisa jadi lain kali hidupnya yang jadi bayarannya!” Setelah tugasnya selesai, Nanny berjalan ke atas menuju pergi menemui Radhis dan Rachel. “Dasar pelac*r bangs*t! Jangan pergi kau! Kau sudah membuat anakku seperti ini, dan kini kau pergi begitu saja! Lihat saja! aku tidak akan tinggal diam!” Sandra masi m
Mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Nanny kepada Deon, atas perintah Radhis.Vivian secara santai berkata, “pertunjukan yang bagus…” Sorot mata Radhis tanpa terlihat oleh Rachel, kembali berubah menjadi tajam dan menyeramkan. Vivian seolah memiliki pengalaman yang banyak, segera merubah ekspresinya.Dengan berlari mendekat ke arah Nanny Vivian berkata, “Kamu kuat sekali… lain kali ajari aku, ya?” Tak lupa juga, gaya bicaranya dan gestur tubuhnya menjadi kembali seperti anak manja, seperti sebelumnya. Dengan memegang beberapa bagian badan Nanny. Nanny hanya bisa menahan rasa risih nya, dan memusatkan pandangan nya kepada Radhis, selaku tuannya. Dia seolah sedang menunggu suatu instruksi dari Radhis. Radhis yang mengerti apa yang sudah dimaksudkan oleh nanny, hanya mengedipkan matanya pelan, menggelengkan kepalanya. “Vivian, sudah… biarkan Nanny, pergi.” ucap Rachel yang terdengar lembut. “Nanny, terimakasih untuk hari ini, kamu boleh istirahat. Jangan lupa, ingat-ingat pes
Radhis yang mendengar pernyataan Tania barusan, seketika langsung merasa kesal dan mencoba untuk menjawab perintah Tania yang ditujukan kepada istrinya itu. Radhis dengan menahan emosi mencoba untuk mengawalinya dengan menanyakan apa yang di mau oleh Tania dengan membawa Rachel menemui Deon di rumah sakit. “Apa kamu bodoh!” teriak Tania. Radhis mencoba untuk diam. Deon seperti ini juga karena kau yang memerintahkan Nanny untuk menyakitinya!” Tambah tania berteriak dengan menunjuk tepat ke wajah dingin Radhis. Radhis merasa sangat kesal mendengar itu, Radhis merasa jika itu pantas untuk Deon karena sudah menyakiti istrinya. Tania tidak memperdulikan apa yang sudah dilakukan oleh Deon kepada anaknya, justru Tania malah lebih memilih untuk membela Deon dengan menutup mata atas apa yang sudah terjadi. “Ayo cepat!” Teriak Tania kepada Rachel yang saat itu sedang duduk di pinggiran tempat tidur. Rachel hanya terdiam, dia melihat ke arah suaminya dengan ekspresi wajah yang tidak menen
***Radhis saat ini sedang berjalan-jalan dengan menggunakan sebuah sepedah. Sepeda itu dia temukan di gudang-villa. Dengan tetap mengayuh sepedanya, Radhis seolah mengenang masa lalunya, dia sama sekali tidak menyangka jika saat ini dia menjadi orang besar. Dia ingat saat dirinya selalu menjadi bahan makian dari orang lain bahkan dari keluarga istrinya. Istrinya pun dulu juga sepertinya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya. Tapi saat ini, sepertinya Radhis menyadari jika meskipun dirinya tidak mengungkapkan siapa dirinya kepada Rachel, tapi Rachel sepertinya dengan tulus menyayangi dirinya. Semakin jauh Radhis mengayuh sepedanya, “Aku sudah lama tidak berolahraga seperti ini.” Radhis mengayuh sepeda itu untuk naik ke atas sebuah bukit. Dia menenangkan dirinya disana, dia duduk di bawah sebuah pohon besar, dengan menatap ke arah perkotaan. “Permisi tuan!” Sebuah sapaan terdengar, itu adalah kepala keluarga Gienis. “Maaf aku mengajakmu bertemu di tempat seperti ini.” uc
Disaat yang sama di rumah sakit, kini Rachel berjalan di belakang Tania dan Dere.Tidak lupa, dibelakang Rachel ikut berjalan Boas dan Nanny yang bertugas mengawal dirinya. “Rachel? Kamu datang menjengukku?” Sapa Deon yang melihat kedatangan Rachel disana. Berbeda dengan Deon.sandra yang melihat adanya Rachel dan Nanny disana seolah ingat dengan apa yang sudah dilakukan oleh Radhis kepadanya putranya. “Untuk apa kamu ikut kesini?” bentak Sandra kepada Nanny. Nanny yang merasa jika sandra tidak penting untuknya memilih untuk tidak menjawabnya. “Tania! Tolong kamu suruh dia keluar dari sini!” Pekik sandra dengan menunjuk ke arah Nanny. “Tolong tenang… jangan emosi dulu.” Tania mencoba untuk menenangkan sandra yang sudah kembali emosi saat dia melihat adanya Nanny disana. Tania kini mendekat ke arah Nanny dan dengan tegas memerintahkan Nanny agar keluar dari sana. Nanny tetap diam, dia merasa jika seseorang yang bisa memberikan perintah kepadanya hanyalah Radhis, dan Rachel. “Ib
Dua hari berselang.Rachel terbangun di pagi hari dengan tanpa ditemani suaminya.Entah kemana Radhis pada saat ini.Pada saat itu hanya terdengar suara Tania yang sedang bernyanyi dari arah depan Villa.Sepertinya pada saat itu Tania sangat begitu bahagia, Entah apa yang sudah terjadi pada dirinya atau entah apa yang sudah anda dapatkan tapi yang jelas dia menunjukkan sesuatu yang sangat lain daripada biasanya.Sekitar pukul 7.30 pagi. Rachel hendak pergi ke kantor untuk bekerja seperti hari-hari biasanya.Bisa atapnya melihat sang putri yang keluar dengan menggunakan baju kerja dia segera menyapa dan berbicara, “Apa perlu aku suruh Ayah mu untuk mengantarmu hari ini? Bagaimanapun juga itu sekarang sudah menjadi mobil ibu.” Sebelum Rachel sempat menjawab pertanyaan dari Tania sebuah suara terdengar dari arah belakang, “Selamat pagi Nona kami sudah siap mengantarkan Nona untuk pergi ke kantor.” “Kalian?” tanya Rachel saat dia melihat adanya Boas dan Nanny disana.“Iya nona… Mari k
Dirumah, Tania begitu bahagia. Kemarin, dia pergi menggunakan mobilnya untuk pergi ke suatu tempat dengan Dere. Lebih tepatnya itu adalah sebuah tempat asuransi. Tania menginvestasikan uangnya yang 90 juta dolar atas saran dari nenek Xion. “Istriku. Sebenarnya, untuk apa kamu kemarin pergi ke kantor asuransi?” tanya Dere yang saat ini sedang duduk berdua dengan istrinya di ruang tamu Villa. Sedari awal Dere memang tidak mengetahui jika istrinya memegang uang yang cukup besar.Yang diketahui oleh Dere adalah istrinya memang memiliki uang. Tapi dia tidak tahu jika ada lebih dari 90 juta dolar dalam akun istrinya. “Sudah… tenang saja, aku saat ini masih memiliki sekitar 6 juta dolar… apa yang ingin kau beli biar aku membelikannya untukmu…” Ucap Tania dengan begitu sombong. “Benarkah?” tanya Dere yang sedikit terhasut dengan ucapan manis istrinya. “Sepertinya, aku memang harus memberi dia sedikit. Ini agar dia ikut menerima konsekuensi jika Rachel marah kepadaku.” Ucap Tania dalam
Di pelelangan barang antik, saat ini Dere sudah menemukan apa yang dia inginkan. Itu adalah empat buah cangkir yang menurut keterangannya berusia lebih dari 200 tahun.“Bagaimana Tuan? Ada yang memikat perhatian Tuan?” tanya Rocky kepada Dere.Dere menunjuk pada cangkir yang dia inginkan tadi.“Bagaimana dengan ini?” Tanya Dere kepada Rocky guna meminta saran darinya.“Tuan memang jeli… ini adalah cangkir yang kami datangkan dari China, dan ini adalah peninggalan kerajaan yang berusia 200 tahun.”“Berapa harganya?” tanya Tania dengan ketus.Rocky berusaha untuk menahan emosinya, karena bagaimanapun juga Tania adalah ibu dari Rachel.“Itu memang cukup mahal nyonya, karena usianya yang cukup tua. Namun meskipun begitu cangkir itu masih tetap bisa digunakan sesuai fungsinya dan bahkan dipercaya dapat memberikan detoksifikasi.” ucap Rocky mencoba untuk menjelaskan sebelum menyebutkan harganya.Akan tetapi, mendengar hal-hal yang diucapkan oleh Rocky, Tania seolah begitu arogan berbicara.