Rupanya disini orang yang baru saja memasukan ponsel ke sakunya itu adalah bawahan dari pria misterius yang berada di gudang bekas tak terpakai di pelabuhan.
Orang itu adalah orang yang menelepon terkait dengan persiapan yang telah mereka lakukan tadi.
“Bagaimana dengan persiapan kita? apa semua sudah siap?” Tanya laki-laki yang tadi mengirimkan laporan kepada bosnya yang berada di gudang bekas tadi.
mendengar pertanyaan dari seseorang yang sepertinya menjadi pemimpin kelompok itu, akhirnya semuanya menjawab dengan serentak "sudah bos!"
"Bagus besok kita akan melakukan tugas sesuai perintah yang diberikan oleh bos!"
Setelah itu pandangan dari orang yang mengirimkan informasi kepada pemimpinnya it
Diperlakukan dengan begitu romantis di depan banyak orang tentu saja Rachel merasa sedikit malu dan wajahnya menjadi merah padam.“Iya.” jawab Rachel dengan begitu menggemaskan.setelah puas dengan jawaban istrinya kini Radhis berlalu meninggalkan Rachel dan Ester disana.Ester yang melihat Rachel yang menatap perginya sang suami untuk hanya sekedar untuk pergi ke kamar kecil membuat Ester ingin menggoda Rachel.Ester berdehem dan kemudian bertanya kepada Rachel, “Bu direktur, itu pak Radhis hanya ke kamar kecil.”Dengan wajah yang sedikit merah Rachel berkata untuk menanggapi ucapan Ester kepadanya, “
Mendapati Ester Tampak sedikit bingung atas penjelasan dari dirinya. Rachel Kembali berusaha untuk meluruskan apa yang telah dia katakan.“Aku bukan bermaksud untuk makan siang bersama laki-laki lain. Dia adalah teman masa kecil ku, Dan dia juga kini sedang menjalin hubungan kerja dengan perusahaan ku. Di saat itu dia berkata bahwa dia ingin mengajakku makan siang hanya untuk sekedar membicarakan kontrak yang akan kami sepakati. Dan sialnya waktu itu suamiku tiba-tiba datang. Membuat aku merasa tidak enak kepada Radhis.”Ester semakin kaget mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel Dia sama sekali tidak percaya jika Rachel pernah berada di posisi yang sangat membingungkan seperti itu.“Terus. Apa yang diucapkan oleh suami mu?” Dengan tampang kau tidak bersalah Ester kembali bertany
Ternyata itu adalah ledakan sebuah bom yang begitu besar sehingga membuat Radhis yang berjalan Kala itu Tiba-tiba terlempar ke arah Rachel berada. Namun jelas kala itu bahwa Radhis Yang terlempar dalam kondisi tercerai-berai badannya berbarengan dengan ledakan di belakangnya.“RADHIS!” Teriakan Rachel begitu keras pagi itu. Dia bangkit terduduk di atas Tempat tidurnya dengan tangan yang seolah ingin meraih sesuatu yang berada di depannya.Mendapati istrinya yang terbangun dengan kondisi berteriak saat itu juga Radhis Ikut terbangun dan segera memeluk istrinya.“Ada apa Sayang kenapa Kamu memanggilku?” Radhis Bertanya sembari dia memeluk tubuh sang istri.Namun disini Rachel hanya menangis seolah Dia sedang ketakutan dengan memelu
Dengan duduk di meja makan menunggu istrinya selesai bersiap untuk bekerja dia kini berpikir, apa yang dimimpikan oleh istrinya, di khawatir jika semua itu benar-benar terjadi dia akan membuat istrinya dalam bahaya.Dia tahu batu hati Dewa yang dulu menyatu dengan dirinya akan selalu melindunginya dari bahaya, namun dia khawatir jika semua sesuai dengan apa yang ada dalam mimpi istrinya akhirnya akan membuat istrinya juga berada dalam bahaya.“Bagaimana jika ….”Belum sempat selesai dia berbicara ibu mertuanya, Tania menghampirinya di meja makan.“Kemana istrimu?” Tania bertanya kepada Radhis yang kini sedang sendirian.“Dia masih mandi tadi, waktu aku menyiapkan makanan untuk
Tidak sesuai dengan apa yang dalam ekspektasinya atau di dalam pikirannya ternyata laki-laki itu adalah Boaz Yang memang dipekerjakan oleh Nya mulai dari hari ini.“Boaz?” Radhis Memanggilnya, tentu saja itu membuat Boaz terkejut dan segera berdiri menghadap kepada Radhis Yang kini sedang berdiri di depannya dengan ibu mertua nya yaitu Tania Yang bersembunyi di belakang punggung menantunya.“Selamat pagi Tuan.” Dengan membungkuk Boaz memberikan salam kepada bosnya atau laki-laki yang kini dianggap sebagai Tuan-nya.Tania yang menyadari itu dia kini mulai bingung Siapa laki-laki ini dan kenapa dia ada di rumahnya, Belum lagi laki-laki itu memanggil menantunya dengan sebutan Tuan siapa sebenarnya dia dan apa yang dia lakukan di rumahnya.
“Tidak apa-apa, aku masuk sudah menyiapkan sarapan untukmu istriku.” ucap Radhis lagi.“Kalau begitu ayo kita sarapan bersama.” ucap Rachel dengan tatapan yang masih begitu suram karena mimpi yang dia alami.Dia benar-benar takut jika sampai hal itu benar-benar terjadi, Dia benar-benar tak kuasa.Dan karena itu Kini dia sangat begitu tampak khawatir. Baginya kini Radhis adalah segalanya, Sehingga mendapat mimpi yang begitu mengerikan dia otomatis merasa sangat ketakutan. takut jika hal itu benar-benar terjadi.“Oh iya Suamiku aku ada lupa sesuatu, Sebenarnya hari Sabtu besok malam jam 8 Kita diundang untuk menghadiri acara pertemuan di Geneve.”Sejujurnya Radhis Sudah tahu akan
Setelah berkata seperti itu kepada suaminya Rachel kembali ingat jika tadi Suaminya itu meminta kunci mobilnya dan Rachel juga belum tahu alasan kenapa suaminya meminta kunci mobilnya itu.“Tadi kamu minta kunci mobilku, untuk apa?” Rachel bertanya kepada sang suami.“Diluar Boaz sudah menunggu, tadi dia melihat-lihat mobilmu untuk sekedar mengecek kondisi ban dan yang lain, sepertinya dia adalah orang yang benar-benar tepat dan bertanggung jawab.”“Jika memang itu menurutmu aku akan menuruti apa yang kamu inginkan.” ucap Rachel yang kini berjalan di belakang suaminya untuk pergi keluar bersama dengannya.Begitu mereka melintas di ruang makan, Radhis kembali berkata sang istri,
kini semua bawahan laki-laki misterius itu berkumpul di markas mereka. Semua bingung ketika teman mereka yang seharusnya menjaga di depan kantor Geneve kini ada disana.“Apa yang kau lakukan disini C4? bagaimana dengan tugasmu?” pemimpin kelompok itu bertanya kepada salah orang yang tadi ditugaskan untuk mengawasi di depan kantor Geneve dan ternyata memiliki kode nama C4, yang ternyata kini sudah kembali kesana untuk alasan yang belum mereka ketahui.“Maaf ‘B’! Aku disuruh untuk kembali kesini oleh Bos Besar.”Bawahan yang ditugaskan di depan kantor Geneve Mencoba membuka alasan untuk menjelaskan kepada laki-laki yang menjadi pemimpin dari kelompok itu, yang ternyata memiliki kode panggilan “B”.Seperti sindikat sindi