Diperlakukan dengan begitu romantis di depan banyak orang tentu saja Rachel merasa sedikit malu dan wajahnya menjadi merah padam.
“Iya.” jawab Rachel dengan begitu menggemaskan.
setelah puas dengan jawaban istrinya kini Radhis berlalu meninggalkan Rachel dan Ester disana.
Ester yang melihat Rachel yang menatap perginya sang suami untuk hanya sekedar untuk pergi ke kamar kecil membuat Ester ingin menggoda Rachel.
Ester berdehem dan kemudian bertanya kepada Rachel, “Bu direktur, itu pak Radhis hanya ke kamar kecil.”
Dengan wajah yang sedikit merah Rachel berkata untuk menanggapi ucapan Ester kepadanya,
“Mendapati Ester Tampak sedikit bingung atas penjelasan dari dirinya. Rachel Kembali berusaha untuk meluruskan apa yang telah dia katakan.“Aku bukan bermaksud untuk makan siang bersama laki-laki lain. Dia adalah teman masa kecil ku, Dan dia juga kini sedang menjalin hubungan kerja dengan perusahaan ku. Di saat itu dia berkata bahwa dia ingin mengajakku makan siang hanya untuk sekedar membicarakan kontrak yang akan kami sepakati. Dan sialnya waktu itu suamiku tiba-tiba datang. Membuat aku merasa tidak enak kepada Radhis.”Ester semakin kaget mendengar apa yang diucapkan oleh Rachel Dia sama sekali tidak percaya jika Rachel pernah berada di posisi yang sangat membingungkan seperti itu.“Terus. Apa yang diucapkan oleh suami mu?” Dengan tampang kau tidak bersalah Ester kembali bertany
Ternyata itu adalah ledakan sebuah bom yang begitu besar sehingga membuat Radhis yang berjalan Kala itu Tiba-tiba terlempar ke arah Rachel berada. Namun jelas kala itu bahwa Radhis Yang terlempar dalam kondisi tercerai-berai badannya berbarengan dengan ledakan di belakangnya.“RADHIS!” Teriakan Rachel begitu keras pagi itu. Dia bangkit terduduk di atas Tempat tidurnya dengan tangan yang seolah ingin meraih sesuatu yang berada di depannya.Mendapati istrinya yang terbangun dengan kondisi berteriak saat itu juga Radhis Ikut terbangun dan segera memeluk istrinya.“Ada apa Sayang kenapa Kamu memanggilku?” Radhis Bertanya sembari dia memeluk tubuh sang istri.Namun disini Rachel hanya menangis seolah Dia sedang ketakutan dengan memelu
Dengan duduk di meja makan menunggu istrinya selesai bersiap untuk bekerja dia kini berpikir, apa yang dimimpikan oleh istrinya, di khawatir jika semua itu benar-benar terjadi dia akan membuat istrinya dalam bahaya.Dia tahu batu hati Dewa yang dulu menyatu dengan dirinya akan selalu melindunginya dari bahaya, namun dia khawatir jika semua sesuai dengan apa yang ada dalam mimpi istrinya akhirnya akan membuat istrinya juga berada dalam bahaya.“Bagaimana jika ….”Belum sempat selesai dia berbicara ibu mertuanya, Tania menghampirinya di meja makan.“Kemana istrimu?” Tania bertanya kepada Radhis yang kini sedang sendirian.“Dia masih mandi tadi, waktu aku menyiapkan makanan untuk
Tidak sesuai dengan apa yang dalam ekspektasinya atau di dalam pikirannya ternyata laki-laki itu adalah Boaz Yang memang dipekerjakan oleh Nya mulai dari hari ini.“Boaz?” Radhis Memanggilnya, tentu saja itu membuat Boaz terkejut dan segera berdiri menghadap kepada Radhis Yang kini sedang berdiri di depannya dengan ibu mertua nya yaitu Tania Yang bersembunyi di belakang punggung menantunya.“Selamat pagi Tuan.” Dengan membungkuk Boaz memberikan salam kepada bosnya atau laki-laki yang kini dianggap sebagai Tuan-nya.Tania yang menyadari itu dia kini mulai bingung Siapa laki-laki ini dan kenapa dia ada di rumahnya, Belum lagi laki-laki itu memanggil menantunya dengan sebutan Tuan siapa sebenarnya dia dan apa yang dia lakukan di rumahnya.
“Tidak apa-apa, aku masuk sudah menyiapkan sarapan untukmu istriku.” ucap Radhis lagi.“Kalau begitu ayo kita sarapan bersama.” ucap Rachel dengan tatapan yang masih begitu suram karena mimpi yang dia alami.Dia benar-benar takut jika sampai hal itu benar-benar terjadi, Dia benar-benar tak kuasa.Dan karena itu Kini dia sangat begitu tampak khawatir. Baginya kini Radhis adalah segalanya, Sehingga mendapat mimpi yang begitu mengerikan dia otomatis merasa sangat ketakutan. takut jika hal itu benar-benar terjadi.“Oh iya Suamiku aku ada lupa sesuatu, Sebenarnya hari Sabtu besok malam jam 8 Kita diundang untuk menghadiri acara pertemuan di Geneve.”Sejujurnya Radhis Sudah tahu akan
Setelah berkata seperti itu kepada suaminya Rachel kembali ingat jika tadi Suaminya itu meminta kunci mobilnya dan Rachel juga belum tahu alasan kenapa suaminya meminta kunci mobilnya itu.“Tadi kamu minta kunci mobilku, untuk apa?” Rachel bertanya kepada sang suami.“Diluar Boaz sudah menunggu, tadi dia melihat-lihat mobilmu untuk sekedar mengecek kondisi ban dan yang lain, sepertinya dia adalah orang yang benar-benar tepat dan bertanggung jawab.”“Jika memang itu menurutmu aku akan menuruti apa yang kamu inginkan.” ucap Rachel yang kini berjalan di belakang suaminya untuk pergi keluar bersama dengannya.Begitu mereka melintas di ruang makan, Radhis kembali berkata sang istri,
kini semua bawahan laki-laki misterius itu berkumpul di markas mereka. Semua bingung ketika teman mereka yang seharusnya menjaga di depan kantor Geneve kini ada disana.“Apa yang kau lakukan disini C4? bagaimana dengan tugasmu?” pemimpin kelompok itu bertanya kepada salah orang yang tadi ditugaskan untuk mengawasi di depan kantor Geneve dan ternyata memiliki kode nama C4, yang ternyata kini sudah kembali kesana untuk alasan yang belum mereka ketahui.“Maaf ‘B’! Aku disuruh untuk kembali kesini oleh Bos Besar.”Bawahan yang ditugaskan di depan kantor Geneve Mencoba membuka alasan untuk menjelaskan kepada laki-laki yang menjadi pemimpin dari kelompok itu, yang ternyata memiliki kode panggilan “B”.Seperti sindikat sindi
Sekarang disaat B dengan beberapa orang pergi untuk menemui seseorang yang dia katakan. Waktu yang sama Radhis, Rachel dan juga mertuanya sudah selesai sarapan. Dan tentu saja sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya Rachel akan pergi ke kantor untuk bekerja.“Aku akan berangkat dulu suamiku,” Berpamitan kepada sang suami yang kini sedang membereskan semua perlengkapan makan yang ada di meja makan.“Hati-hati di jalan, Namun sebelum itu biarkan aku mengenalkanmu kepada orang yang akan mengantarkanmu, Menjadi super hatimu sedari sekarang.”Kini dengan cepat Radhis Semua piring yang ada di tangannya dan membersihkan berapa bagian bajunya, selanjutnya berjalan mendahului Rachel yang sedang menuju ke luar rumah.“Selamat
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia