“Saya tidak dapat menentukannya, semua tergantung apa kata pak direktur nanti”, ucap Ester.
“Dan kalian sepertinya sudah bertemu dengan Direktur dibawah kan?”, tambah Ester lagi.
“Saya tidak bertemu dengan beliau nona”, ucap Sasha.
“Semoga saja kalian benar-benar tidak bertemu dengan beliau”, ucap Ester lagi dengan tatapan yang sangat sinis.
Tiba-tiba Ester mengangkat ponselnya untuk menelepon Radhis.
“Maaf pak, apa bapak sudah berada di ruangan?”, tanya Ester dengan sopan karena ada Jack dan Sasha di depannya.
“Saya masih berada di bawah, ada apa?”, tanya Radhis yang sebenarnya tau maksut Ester menelepon adalah untuk Radhis bertemu dengan Jack dan Sasha.
“Saya hanya bermaksut memastikan, ini terkait dengan tuan Jack dan nona Sasha apa yang harus saya lakukan?”, ucap Ester kemudian.
“Jika memang mereka ingin bertemu denganku antarkan merek
“Wahh.. andainya aku tau bagaimana?”, ucap Radhis yang menyahuti ucapan Sasha,“Tidak, memang benar ucapan istriku, untuk orang seperti mu tidak mungkin mengenal direktur dari perusahaan sebesar ini”, ucap Jack ayng membela istrinya, dan akhirnya Jack masih melanjutkan mengutarakan isi pikirannya terkait Radhis,“Mungkin memang istrimu bilang bahwa kamu yang telah mengakuisisi Wish Corp untuk Rachel, tapi aku yakin itu hanyalah sebuah kebetulan belaka!”, ucap Jack dengan keras.Karena bagaimana pun juga Jack masih menyimpan rasa kepada Rachel, apalagi Rachel yang sekarang setelah menikah semakin cantik dan Sexy.“Oh baiklah kalau begitu”, ucap Radhis yang kemudian beranjak pergi meninggalkan mereka berdua disana.Belum sampai Radhis di pintu keluar, Ester datang dan memanggilnya, “Pak, maaf saya terlambat”, mendengar suara Ester Radhis langsung berbalik badan dan melihatnya.Sementa
“Sudah kalian tidak perlu berpura-pura lagi, aku sudah tahu semua”,ucap Sasha yang masih saja tidak percaya dengan siapa Radhis dan apa yang di bilang oleh Ester.“Halo tuan Ed, Tuan Radhis menyuruh saya untuk menelepon Anda”, ucap Ester saat Ed mengangkat teleponnya.“Tunggu Nona, bisa berikan Telepon ini kepada Bliau?”, tanya Ed.“Tuan, Tuan Ed ingin berbicara dengan Tuan”, ucap Ester dengan sopan kepada Radhis.“Kalian sangat pandai bersandiwara”, ucap Sasha yang dengan angkuh masih menganggap jika mereka hanya bersandiwara.“Sudah speaker saja, biar mereka juga dengar siapa yang sedang kamu telepon”, ucap Radhis kepada Ester.“Baik tuan”, ucap Ester dengan cepat memindahkan teleponnya kemode loudspeaker.“Maaf Tuan Ede anda bisa berbicara sekarnag, sudah saya mode Loudspeaker, supaya mereka juga ikut mendengar”, ucap Ester kepada Ed.
“Aku sendiri tidak paham, kenapa Pemilik gedung itu berkata seperti itu, tapi yang jelas, itulah yang dia bilang”, ucap Jack lagi.Mendengar percakapan mereka akhirnya Ester angkta bicara.“Sepertinya sedari awal kalian tidak mengenal siapa Direktur Geneve?”, ucap Ester mencoba untuk memberikan tekanan di benak mereka.“Siapa, oke jika memang Radhis ini adalah direktur di Geneve, tapi apakah dia keuarga Zond?”, ucap Sasha.“Berikan kepadanya”, ucap Radhis kepada Ester, tanpa harus berkata apa yang harus di berikan Ester sudah sangat mengerti.“Silahkan”, ucap Ester dengan mengulurkan kartu namanya.“Radhis Zond?”, ucap Sasha.“Bagaimana mungkin bisa begini, bahkan Ester memiliki suami keturunan keluarga Zond??!!”,“Ini sungguh tidak adil!!!”, ucap Sasha dengan keras.“Apa urusanmu?”, tanya Radhis lagi dengan sa
“Maaf pak, kenapa bapak memberikan mereka kesempatan untuk bangkit lagi?”, tanya Ester yang penasaran dengan sikap Radhis.“Bukankah kau membaca isi kontrak mereka?”,ucap Radhis dengan berjalan menuju ruangannya di ikuti Rachel dari samping agak sedikit kebelakang.“Saya memang sudah membacanya tuan”, ucap Ester yang kemudian masih melanjutkan kalimatnya.“Memang itu sedikit memudahkan kinerja kita nantinya, tapi.....”. ucap Ester“Tapi apa?”, tanya Radhis melihat ekspresi Radhis yang bingung.“Iya, tapi kenapa tuan tidak menerima mereka?”, ucap Ester.“Masi terlalu cepat untu mereka menjalin kerja sama dengan Geneve, jadi biarkan mereka menjalin hubungan kerja dengan Wish Corp, aku akan melihat perkembangan sikap mereka”,jelas Radhis.“Baik tuan, tapi bagaimana jika mereka justru merugikan nona Rachel?”, ucap Ester bertanya karena kawatir
“Benarkah begitu?”, tanya Dave kepada Sekretaris itu.“Iya sayang, bahkan dia sering meminta link kepadaku”, ucap sekretaris tadi dengan blak-blakan.“Tapi jika memang begitu bisa kapan-kapan kamu mengupayakan agar aku bisa menikmatinya?”, uca Dave lagi.‘Tentu saja sayang, pasti bisa, apa lagi jika dia tau keperkasaanmu”, ucap Sekretaris lagi kepada Dave.“Tapi bukankah dia cari yang tampan atau muda?”, tanya lagi Dave.“Tidak sayang, untuk orang seperti nona Kally itu tidak butuh ketampanan, yang dia butuhkan adalah seseoarang yang benar-benar perkasa dan bisa membawa nya ke puncak, itu saja katanya”, ucap Sekretaris lagi menjelaskan.“Kalau begitu sempatkan waktu untuk aku bisa mencobanya”, ucap Dave.“Meskipun usianya tidak telalu muda, tapi dia tidak jauh lebih tuah darimu”. Ucap Dave lagi,“Sebenarnya usianya jauh lebih t
“Kamu bisa saja, sementara ketimbang aku, masih lah seksi dirimu”, ucap Kally kepada Sekretaris Goma.“Kalau bgitu suruh dia kesini”, uacp Kally lagi,“Tapi nona jangan kaget ya?”, ucap Sekretaris itu.“Iya sudah.. cepat”, ucap Kally yang semakin penasan dengan siapa ayng di bawa Sekretaris itu kesana.Setelah sekretaris itu keluar ebebrapa saat dia masuk lagi dan, “Selamat sore”,Kally yang sebelumnya sedang asik dengan ponselnya langsung menghadap ke asal suara itu,“I........ ya”, “Dave”, ucap Kally kaget.“Iya ini aku”, ucap Kally yang mengenal Dave adalah rekan kerja suaminya.“Apa yang kamu lakukan disini?”, tanya Kally kaget.“Dia adalah orang yang saya ceritakan tadi nyonya”, ucap Sekretaris.“Serius kamu?!”, Tanya Kally yang kaget.“Iya, yang dia bilang ada
Kini saat sekretaris itu meninggalkan kamar hotel Kally langsung mendekat kepada Dave, dia menempelkan badannya kepada Dave,“Jadi.... apa kita akan memulai sekarang?”, tanya Kally kepada Dave.Dengan memeluk tubuh Kally Dave membalas bertanya,“Apa kamu siap menerima kenikmatan yang teramat sangat?”.Mendapati dirinya diperlakukan seperti itu Kally melingkarkan tangannya di leher Dave dan mendekatkan wajahnya ke arah Dave, “Aku akan sangat senang jika memang begitu” ucap kally lirih.Seketika Dave melumat bibir Kally dengan penuh nafsu seolah dia benar-benar menantikan hal ini “Hmmmmmmm”, gumam Kally yang mulutnya dilumat oleh Dave.Melihat ekspresi Kally dave melepaskan lumatan bibirnya dan bertanya, “Apa kau siap sayang?”.“Iyahh”, ucap Kally lirih dengan tatapan yang begitu sayu ke arah bibir Dave.Seketika Dave melumat kembali bibir Kally sembari membi
“Kalian posisikan diri”, ucap Rocky langsung kepada bawahan-bawahannya.Kini hampir selusin orang mulai bergerak, mereka memposisikan diri masing masing, namun tetap tidak bergerak dulu, dia masih memonitor.Satu di antaranya memasukan kamera kecil dibawah pintu untuk memantau kondisi didalam ruangan itu, setelah itu dia menghadap ke arah Rocky dang mengisyaratkan ada delapan orang didalam sana.Sementara itu didalam kedelapan orang itu sedang bersiap untuk pergi kembali ke Moland, karena mereka sudah mendapatkan Ester.“Kalian mau membawaku kemana?”, ucap Ester yang kini sedang di dudukan di sofa oleh mereka.“Kau lebih baik menurut saja, karena kami tidak akan sungkan sungkan membunuh mu jika memang harus”, ucap pemimpin dari mereka yang di dalam.“Kenapa kau seperti itu?”,“Apa salahku kepada kalian”,tanya Ester lagi yang belum terpikir bahwa mereka adalah suruhan dari Goma.