“Iya sudah ayo pulang”, ucap Rachel yang kemudian menoleh ke arah Ester.
“Ayo, kamu jadi kerumah kan?” ucap Rachel kepada Ester.“Nona Ester mau main pergi kerumah kita?”, tanya Radhis sedikit kaget mendengar ucapan Rachel.
“Iya.. sebenarnya tadi dia ingin menjemput aku, tapi aku melarang nya mendingan setelah pulang saja kerumah sambil ngobrol-ngobrol” jawab Rachel dengan menatap manja ke Radhis seolah dia sedang meminta persetujuan dari suaminya itu.
“Iya aku akan ikut kerumahmu”, ucap Ester kepada Rachel seperti seorang kakak yang menuruti kemauan adiknya.
“Rachel....”, rengek nenek Xion mendekat ke arah Rachel yang kini sedang ingin berdiri untuk pulang.
“Ada apa nek?”, ucap Rachel dengan sifat murah hatinya.
“Tolong bantu nenek mu ini Rachel”, ucap nenek Xion.
“Aku harus bantu bagaimana Nek?” ucap Rachel yang bingung d
“Dia ternyata adalah suami yang sigap ya”, ucap Ester dengan melirik ke arah dapur dan matanya mencari keberadaan Radhis.“Iya, kamu benar..” ucap Rachel, kemudian Rachel masih lanjut berkata lagi, “Aku kadang suka bingung kepadanya, dia seolah bisa membuat semua orang kagum kepadanya, seolah banyak rahasia yang dia sembunyikan”, ucap Rachel lagi dengan menunduk karena mengingat kejadian malam ini dan beberapa kejadian-kejadian sebelumnya.“Percayalah kepadanya, bagaimanapun dia adalah suamimu, dia adalah seseorag yang harus kamu berikan segala hal termasuk kepercayaan”, ucap Ester seperti sedang menasehati adiknya sendiri.Ester masih melanjutkan “Dan lagi andainya dia menyimpan rahasia aku yakin orang seperti dia tidak akan melakukan sesuatu tanpa sebab”.“Iya Ester, kamu benar”. Ucap Rachel yang kembali ceria, dan sesaat kemudian Rahis datang membawakan minuman untuk Ester dan untu
“Jadi maksut nonya, nyonya berkata itu adalah anak dari Jhon”, tanya Huang dengan rasa penasaran.“Iya, jadi aku bilang kepada keluarga Adney jika itu adalah anak dari Jhon”, ucap nenek Xion dan kemudian dia lanjut berkata, “Sebenarnya harapanku adalah dengan aku bilang seperti itu adalah agar pernikahan Sea dan Jhon segera dilaksanakan”, ucap nenek Xion.“Ternyata itu justru menjadi bumerang untuk kami”, ucap nenek Xion lagi.“Jadi sekarang Sea sudah tidak bersama dengan Jhon?”, tanya Huang yang seolah senang mendengar Sea batal menikah dengan Jhon.“Sekarang begini saja”, ucap Huang lagi namun berhenti sebentar seolah sedang berpikir, kemudian dia melanjutkan perkataannya, “Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya”.“Itulah tujuanku meneleponmu”, ucap nenek Xion.“Aku ingin tanya kepadamu, apa kamu bisa membantu kami?”, tanya nenek X
Kini jam 11 malam, Rahel, Radhis, dan Ester masih asik mengobrol dan kadang tersisipkan canda dan tawa di perbincangan mereka.“Seperitnya ini sudah sangat larut”, ucap Ester dengan melihat jam tangan mewah yang melinkar di pergelangan tangannya.“Aku akan pualng dulu”, ucap Ester melanjutkan dengan mengarahkan pandangan ke arah Rachel.“Kamu pulang?” tanya Rachel.“Iya pulang lah... kalau tidak pulang aku harus tidur dimana?”, ucap Ester yang langusng di sambut dengan tawa renyah oleh Rachel.“Iya kan kamu bisa tidur disini”, ucap Rachel, kemudia dia melihat kepada suaminya, Radhis yang ada di sampingnya.“Jika nanti Ester mau tidur sini,kamu tidur di kamar lama tidak apa-apa kan?”, ucap Rachel dengan mata mengerling, mata yang membuat siapapun yang menalihatnya tak akan mampu menolak keinginan Rachel.Mendengar rengekan Rachel kepada Radhis Ester hanya tertawa d
Setelah Ester berkata itu, dia langsung terdiam tak berkata-kata lagi, dia seolah sedang memikirkan sesuatu.“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Radhis yang menyadari tentang keraguan hati Ester.“Kakek Zond bertanya kepadaku, tentang perkembangan hubungan kita”, ucap Ester.“Apa maskutmu?”, Radhis bertanya.“Iya jadi beberapa hari yang lalu Kakekmu menelepon ku, hanya untuk sekedar bertanya sudah sedekat apa aku denganmu”, ucap Ester lagi.“Aku sudah bilang kepada Kakek, bahwa aku tidak mungkin meninggalkan Istriku, dan kakek sepertinya menerima itu, kenapa dia bertanya kepadamu?”, tanya Radhis dengan tampang keheranan.“Aku sendiri tidak tahu, dia sebenarnya masih saja merasa bahwa aku harus bisa bersanding denganmu”, ucap Ester menjelaskan setengah-setengah karena ragu.“Bersanding?”, tanya Radhis semakin heran.“Iya.. Kakek Zo
Setelah beberpa saat Radhis memacu mobilnya kini mereka berdua sudah sampai di depan hotel Phase De-Lier.“Tunggu disini, jangna keluar dulu”, ucap Radhis kepada Ester yang sedang berada disampingnya.Mendengar itu Ester hanya mengangguk sedikit dan munuruti isntruksi dari Radhis.Kemudian Radhis mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang,“Halo Ed, pergi kedepan sekarang”, ucap Radhis yang kemudian masih memberikan intruksi kepada Ed, “Bawa beberapa orang yang tampak kuat bersamamu”.“Maaf Tuan, untuk apa jika boleh saya tau?”, Ed yang bingung memberanikan bertanya kepada Tuannya.“Sudah lakukan saja dulu apa yang aku perintahkan”, ucap Radhis dengan nada datarnya.“Siap tuan, maaf atas kelancangan saya”, jawab Ed.Setelah itu Radhis menutup teleponnya sambil menunggu sambil dia berbicara dengan Ester.“Apa akhir-akhir ini kamu tak mer
Setelah Radhis menutup telepon itu Radhis segera menghidupkan mobilnya, dia memutar mobilnya den berjalan kearah sebelumnya.Dia sempat melewati sedean hitam yang dia bicarakan dengan Rocky di telepon tadi, mobil yang mengikuti dia sedari di rumah Radhis, masih sempat dia melihat kearah mobil itu dalam sepersekian detik itu dia bisa melihat jelas 3 orang didalam mobil menggunakan pakaian hitam dan juga bertopi.Merasa ada yang aneh dia tidak jadi pulang, setelah cukup jauh dia memacu mobilnya dia berhenti di sebuah mini market dia memarkir mobilnya sedikit lebih menepi agar tidak bisa di lihat oleh orang,“Aku akan pulang terlambat”, ucap Radhis yang menelepon Rachel,“Kenapa?”, tanya Rachel kawatir,“Kamu tidak apa-apa kan?”, tanya Rachel yang tampak begitu panik.“Tidak, aku tidak apa-apa tapi ada sesuatu yang masih harus aku kerjakan”, ucap Radhis dengan tetap memandang ke arah mobil sedan t
Kini setelah Radhis puas melihat mereka dia segera berjalan menujuh rumah,sebelumnya dia sedikit takut jika intuisinya salah, dan yang ada disana bukanlah orang yang seperti di fikirannya.Dia memastikan bahwa meraka memang orang yang ingin melakukan sesuatu kepada Ester.Setelah membuktikan intuisinya tidak salah kini dia segera kembali ke mobilnya dan memacunya untuk segerah pulang karena dia tidak ingin membuatnya kawatir.Sementara itu lewat dari tengah malam juga di Moland, goma sedang bersama dengan dua gadis duduk di suatu bar, sampai akhirnya seseorang meneleponnya,“Tuan, maaf, orang-orang yang mengikuti nona Ester kini di tangkap oleh orang yang tidak di kenal”, ucap informan Goma kepadanya.“Apa katamu??!!!”, ucap Goma Esfor kepada orang yang sedang berada ditelepon itu.“Bagaimana mungkin?!”, ucap Goma,“Saya curiga ini ada hubungannya dengan Ed Ackerley tuan”, uc
“Jadi tadi sewaktu aku mnegantarkan Ester, aku merasa ada yang mengikuti kami”, ucap Radhis yang belum selesai tapi sudah di potong oleh Rachel karena penasaran,“Terus?!, memang nya siapa yang mengikuti kalian?”, tegas Rachel.“Makanya aku akan menjelaskan dulu”,ucap Radhis yang melihat istrinya tampak begitu panik.“Jadi begini,”, Radhis yang mulai menjelaskan semua kronologi yang terjadi,“Tadi saat aku mengantar Ester, ada satu mobil yang selalu mengikuti kami”,“Dan itulah mengapa aku menitipkan Ester di tuan Ed”,“setelah aku coba berbicara dengan Ester ternyata memang benar, beberapa hari ini dia merasa sedang ada yang mengawasinya”,“Setelah itu apa yang kamu lakukan?”, tanya Rachel sedikit kawatir, “Kamu jangan menghadapi orang-orang yang berbahaya sendirian”, ucap Rachel dengan tampak begitu kawatir akan keselamatan Suaminya