Kini jam 11 malam, Rahel, Radhis, dan Ester masih asik mengobrol dan kadang tersisipkan canda dan tawa di perbincangan mereka.
“Seperitnya ini sudah sangat larut”, ucap Ester dengan melihat jam tangan mewah yang melinkar di pergelangan tangannya.
“Aku akan pualng dulu”, ucap Ester melanjutkan dengan mengarahkan pandangan ke arah Rachel.
“Kamu pulang?” tanya Rachel.
“Iya pulang lah... kalau tidak pulang aku harus tidur dimana?”, ucap Ester yang langusng di sambut dengan tawa renyah oleh Rachel.
“Iya kan kamu bisa tidur disini”, ucap Rachel, kemudia dia melihat kepada suaminya, Radhis yang ada di sampingnya.
“Jika nanti Ester mau tidur sini,kamu tidur di kamar lama tidak apa-apa kan?”, ucap Rachel dengan mata mengerling, mata yang membuat siapapun yang menalihatnya tak akan mampu menolak keinginan Rachel.
Mendengar rengekan Rachel kepada Radhis Ester hanya tertawa d
Setelah Ester berkata itu, dia langsung terdiam tak berkata-kata lagi, dia seolah sedang memikirkan sesuatu.“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Radhis yang menyadari tentang keraguan hati Ester.“Kakek Zond bertanya kepadaku, tentang perkembangan hubungan kita”, ucap Ester.“Apa maskutmu?”, Radhis bertanya.“Iya jadi beberapa hari yang lalu Kakekmu menelepon ku, hanya untuk sekedar bertanya sudah sedekat apa aku denganmu”, ucap Ester lagi.“Aku sudah bilang kepada Kakek, bahwa aku tidak mungkin meninggalkan Istriku, dan kakek sepertinya menerima itu, kenapa dia bertanya kepadamu?”, tanya Radhis dengan tampang keheranan.“Aku sendiri tidak tahu, dia sebenarnya masih saja merasa bahwa aku harus bisa bersanding denganmu”, ucap Ester menjelaskan setengah-setengah karena ragu.“Bersanding?”, tanya Radhis semakin heran.“Iya.. Kakek Zo
Setelah beberpa saat Radhis memacu mobilnya kini mereka berdua sudah sampai di depan hotel Phase De-Lier.“Tunggu disini, jangna keluar dulu”, ucap Radhis kepada Ester yang sedang berada disampingnya.Mendengar itu Ester hanya mengangguk sedikit dan munuruti isntruksi dari Radhis.Kemudian Radhis mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang,“Halo Ed, pergi kedepan sekarang”, ucap Radhis yang kemudian masih memberikan intruksi kepada Ed, “Bawa beberapa orang yang tampak kuat bersamamu”.“Maaf Tuan, untuk apa jika boleh saya tau?”, Ed yang bingung memberanikan bertanya kepada Tuannya.“Sudah lakukan saja dulu apa yang aku perintahkan”, ucap Radhis dengan nada datarnya.“Siap tuan, maaf atas kelancangan saya”, jawab Ed.Setelah itu Radhis menutup teleponnya sambil menunggu sambil dia berbicara dengan Ester.“Apa akhir-akhir ini kamu tak mer
Setelah Radhis menutup telepon itu Radhis segera menghidupkan mobilnya, dia memutar mobilnya den berjalan kearah sebelumnya.Dia sempat melewati sedean hitam yang dia bicarakan dengan Rocky di telepon tadi, mobil yang mengikuti dia sedari di rumah Radhis, masih sempat dia melihat kearah mobil itu dalam sepersekian detik itu dia bisa melihat jelas 3 orang didalam mobil menggunakan pakaian hitam dan juga bertopi.Merasa ada yang aneh dia tidak jadi pulang, setelah cukup jauh dia memacu mobilnya dia berhenti di sebuah mini market dia memarkir mobilnya sedikit lebih menepi agar tidak bisa di lihat oleh orang,“Aku akan pulang terlambat”, ucap Radhis yang menelepon Rachel,“Kenapa?”, tanya Rachel kawatir,“Kamu tidak apa-apa kan?”, tanya Rachel yang tampak begitu panik.“Tidak, aku tidak apa-apa tapi ada sesuatu yang masih harus aku kerjakan”, ucap Radhis dengan tetap memandang ke arah mobil sedan t
Kini setelah Radhis puas melihat mereka dia segera berjalan menujuh rumah,sebelumnya dia sedikit takut jika intuisinya salah, dan yang ada disana bukanlah orang yang seperti di fikirannya.Dia memastikan bahwa meraka memang orang yang ingin melakukan sesuatu kepada Ester.Setelah membuktikan intuisinya tidak salah kini dia segera kembali ke mobilnya dan memacunya untuk segerah pulang karena dia tidak ingin membuatnya kawatir.Sementara itu lewat dari tengah malam juga di Moland, goma sedang bersama dengan dua gadis duduk di suatu bar, sampai akhirnya seseorang meneleponnya,“Tuan, maaf, orang-orang yang mengikuti nona Ester kini di tangkap oleh orang yang tidak di kenal”, ucap informan Goma kepadanya.“Apa katamu??!!!”, ucap Goma Esfor kepada orang yang sedang berada ditelepon itu.“Bagaimana mungkin?!”, ucap Goma,“Saya curiga ini ada hubungannya dengan Ed Ackerley tuan”, uc
“Jadi tadi sewaktu aku mnegantarkan Ester, aku merasa ada yang mengikuti kami”, ucap Radhis yang belum selesai tapi sudah di potong oleh Rachel karena penasaran,“Terus?!, memang nya siapa yang mengikuti kalian?”, tegas Rachel.“Makanya aku akan menjelaskan dulu”,ucap Radhis yang melihat istrinya tampak begitu panik.“Jadi begini,”, Radhis yang mulai menjelaskan semua kronologi yang terjadi,“Tadi saat aku mengantar Ester, ada satu mobil yang selalu mengikuti kami”,“Dan itulah mengapa aku menitipkan Ester di tuan Ed”,“setelah aku coba berbicara dengan Ester ternyata memang benar, beberapa hari ini dia merasa sedang ada yang mengawasinya”,“Setelah itu apa yang kamu lakukan?”, tanya Rachel sedikit kawatir, “Kamu jangan menghadapi orang-orang yang berbahaya sendirian”, ucap Rachel dengan tampak begitu kawatir akan keselamatan Suaminya
“Apa semuanya sudah siap?”, ucap nenek Xion kepada Nori.“Tinggal beberapa barang yang belum aku masukkan Bu”, ucap Nori yang masih menyiapkan sarapan untuk keluarga itu, karena sesibuk apapun mereka tetaplah butuh makan dan sarapan pagi.“Jika memang begitu siapkan semuanya, nanti aku akan keluar terlebih dahullu dengan suamimu untuk melakukan sesuatu, termasuk memesaan tiket untuk keberangkatan kita”, jelas nenek Xion yang kemudian duduk di ruang tamu untuk menunggu Marot keluar dari kamarnya.“Iya Bu, biar aku panggilan Suamiku dulu”, ucap Nori yang seoalh paham keinginan mertuanya.“Suamiku kamu dusah di tunggu oleh Ibu di luar”, kata Nori yang sudah berada dalam kamar dan melihat suaminya sedang memakai bajunya.“Iya aku akan segera keluar”, ucap Marot dengan mengancingkan kemejanya satu-persatu.Setelah mendengarnya Nori segera keluar untuk memberitahu nenek Xion k
“Jadi bagaimana Nyonya mau type rumah seperti apa?”, ucap Wanita itu dengan semangat setelah melihat tampilan dari nenek Xion dan juga Marot yang begitu tampak mewah.“Ohh tidak-tidak, justru saya kesini berencana mau menyewakan rumah”, ucap nenek Xion.“Oh.. jadi seperti itu, kalau boleh tau alasan nyonya menyewakan Rumah kenapa?”, ucap Wanita itu karena merasa untuk orang dengan tampilan semewah mereka tak mungkin jika kekurangan uang, pikirnya.“Saya berencana mau pergi keluar negeri untuk cukup lama, jadi property saya jika di sewakan itu akan sangat berguna, di sisi lain ada yang merawat juga akan mendapatkan benefit pastinya”, jelas nenek Xion.“Nyonya bertindak tepat jika datang kekami dan mempercayakan semuanya kepada kami”, “Kalau boleh tahu dimana letak property Nyonya?”, tambah Wanita pegawai property itu bertanya.“Rumah saya berada di Perumahan Glory&rd
“Maafkan saya Tuan”, ucap orang itu dengan bersujud kepada Rocky.“Jaga mereka”, ucap Rocky yang ekmudian meninggalkan mereka semua.Kini Radhis dan keluarganya sedang menikmati sarapan paginya di saat Ester sudah mulai bersiap menuju kantor, Begitu Ester keluar dari ruangan hotel, sudah ada beberapa orang di depan pintu kamar tempa Ester menginap.“Selamat pagi Nona” ucap Ed yang sudah menunggunya di depan pintu bersama beberapa orang tadi.“Iya Ed, kenapa kamu menungguku disini”, tanya Ester dengan tangan masih memegang gagang pintu.“Sesuai dari instruksi Tuan Muda, saya akan mengawal Nona untuk sementara, sampai Tuan Muda memberikan intruksi selanjutnya”, ucap Ed dengan sedikit membungkukan badannya.“Oh baiklah kalau memang begitu”, ucap Ester yang kemudian dia berjalan dengan di ikuti oleh beberapa orang itu sampai Ester sampai di Geneve.Sementa