“Hei!!!!!!, Kalian!!!!! Hentikan video ini!!!!” teriak nenek Xion kepada pegawai hotel yang ada disana, termasuk para staf W.O.
Segera roang orang itu langsung sibuk untuk mematikan proyektor yang menayangkan video itu.
“Berhenti!!”, ucap Jhon kepada mereka.
“Jhon kenapa?!!” ucap nenek Xion kepada Jhon.
“Sebentar!! Aku ingin lihat!!”, ucap Jhon kepada nenek Xion.
“Sayang, aku bisa menjelaskannya”, ucap Sea kepada Jhon.
Disini Jhon mengabaikan Sea dia hanya melihat Video itu, mencoba mencari tau siapa laki-laki itu.
“Oh sekarang aku paham!!”, ucap Jhon dengan keras.
“Hoi Jhon calon istrimu sexy, dadanya begitu menggoda!”, ucap teman-teman Jhon yang di awal tadi menghina Radhis.
“Bruak!!”, suara Proyektor yang dilempar kursi oleh nenek Xion.
“Bubar!!” teriak nenek Xion.
“Keluar kalian semua!
“Nenek!!!!, Ini semua nenek yang menyuruhku!!, kenapa nenek mellempar kesalahan kepadaku?!” ucap Sea dengan keras.Disini Tania makin tertawa bahagia, melihat dua orang itu saling menyalahkan, “Hey, kenapa kalian saling menyalahkan seperti itu?”, lanjut Tania tertawa.“Diam kau!”, ucap nenek Xion yang tak terima dengan perkataan Tania.“Sduah lah!!, ayo lanjutkan lagi!”, ucap Tania.“Aku bilang diam!!, penjaga!!, keluarkan dia!!”, ucap nenek Xion kepada beberapa orang penjaga yang ada disana.“Siapapun yang berani menyentuh keluarga tuan Radhis aka berurusan dengan orangku!”, ucap Ed dengan keras saat para penjaga itu mencoba untuk mnedekat kearah mereka.Seketika para penjaga itu mematung di tempat semula, dan berdiri tegak tak berani bergerak.“Maaf Nyonya.” Ucap penjaga itu kepada nenek Xion.“Dasar orang-orang tak berguna!!!”, uc
“Tapi ini sudah membuat keluarga kita malu Jhon!”, ucap Adney yang sebenarnya sudah tidak setuju jika Jhon masih dengan Sea.“Tapi bagaimanapun tentang anakku?”, ucap Jhon yang dengan polosnya seolah percaya dengan ucapan Sea.“Apa kamu yakin bahwa itu adalah anakmu?”, ucap Adaney kepada Jhon.“Sudah aku bilang aya, jika memang usian Satu minggu itu pasti ananku, karena Huang menghilang sudah cukup lama.. hampir 1 bulan sebelum Sea di pastikan hamil”, ucap Jhon.“Lebih baik kau dengarkan ucapan Ayahmu”, ucap Radhis yang tiba-tiba ikut berbicara kepada mereka.“Apa maksutmu?” Jhon berteriak kepada Adney.“Iya lebih baik kamu dengarkan ucapan dari Ayahmu”,ucap Radhis yang dengan santainya.“Radhis kenapa kamu berakata seperti itu?”, ucap RRAchel yang tidak mau jika Radhis menjadi orang yang mmenuduh tanpa bukti.“Jangan men
“Sudahlah sesaat lagi kalian akan mengerti”, ucap Radhis dengan tersenyum jahat kepada mereka.Sebenarnya Radhis bukanlah orang yang suka berbuat jahat terhadap orang lain, tapi dia paling tidak bisa menahan untuk membalas perlakuan orang yang sudah membuatnya sakit hati, terutama kepada orang yang sudah berbuat seenakknya kepada Istrinya.“Radhis bisa tidak kamu diam!!!”, ucap Marot kepada Radhis ayng sedari tadi tak mau berhenti untuk berbicara.“Hei! Rachel suruh suamimu diam!!”, bentak nenek Xion kepada Rachel yang dari tadi hanya melihat dan mencoba menyuruh Radhis untuk diam tapi tidak bisa.“Tolong jaga mulutmu!”, ucap Radhis dengan tenang tapi wajahnya tampak begitu dingin.Melihat Radhis berkata seperti itu nenek Xion kembali berucap lebih lagi,“Kenapa?!, dia adalah cucuku dan ini bukanlah kantor!, dan lagipula aku sudah tidak menjadi bawahan kalian lagi”, terang nen
“Dokter, saya mau tanya sama dokter”, ucap Adney dengan tatapan yang begitu serius dan tidak ada sedikitpun senyuman di raut wajahnya.“Apa benar anak dalam kandungan Sea adalah cucu saya atau anaknya Jhon?”, ucap Adney dengan gamblang.“Tuan tolong percayala, itu adalah cucu Tuan”, ucap nenek Xion sebelum dokter bicara.“Dokter saya mohon, dokter untuk meninggalkan tempat ini”, ucap nenek Xion masih mencoba merengek kepada Dokter itu, sementara Sea hanya menunduk karena malu.Sea sudah tidak tahu lagi sekarang, bahkan dengan adanya dokter disini adalah sesuatu yang sangat berbahaya untuk keluarganya, dan dia tak menyangka jika Radhis bisa mendatangkan dokter itu kesini.Kini Sea hanya menangis, dia terisak sendiri, dia meratapi nasibnya yang akan dia terima.“Begini terkait itu anak Tuan.... siapa tadi?”,“Jhon”, sahut Jhon menjelaskan namanya kepada Dokter.
“Saya mohon Tuan..”, ucap Marot.Menyadari kini sudah tidak ada harapan untuk menikah dengan Jhon, Sea segera berlutut di hadapannya dia benar-benar meminta maaf atas semuanya.Kini dia menangis sejadi-jadinya, “Maafkan aku...” ucap Sea sambil terisak.“Sudah Sea, cukup”, ucap Jhon dengan melihat ke arah Sea, sebenarnya Jhon masih memiliki rasa kepadanya tapi rasa sakit di hatinya benar-benar tidak bisa terobati lagi, “Maaf, semua nya harus berakhir disini”.“Ayo ayah, tante, kita pulang”, ucap Jhon yang melihat ke arah Adney dan Lisa.“Kalian dengar sendiri Jhon sudah memutuskan untuk mengakhiri ini”, ucap Adney kepada nenek Xion yang bersujud memegangi kakinya.“Jika kalian mengakhiri pernikahan ini bagaimana dengan nasib kami selanjutnya?”, ucap nenek Xion yang sudah mulai berpikir bahwa semua yang dia harapkan akan lenyap, bukan hanya kenyamanan tapi juga
“Saya permisi tuan”, ucap Dokter itu dengan sangat sopan seolah dia tahu siapa Radhis, dan lagi disini tanpa disadari ada orang-orang dari keluarga Radhis yang melihat mereka, dan tentunya Keluarga Radhis yang lain sedikit bingung.Kenapa Radhis begitu dihormati, bukan lagi hanya oleh Ed tapi bahkan oleh dokter yang baru mereka kenal,”Siapa Radhis sebenarnya?”, pikir mereka masing masing tanpa di ucapkan.“Silahkan”, ucap terimakasih karena sudah mau datang kesini”, ucap Radhis kepada dokter itu.“Sama-sama tuan, dan jangan sungkan jika Tuan butuh sesuatu dari saya”, ucap dokter itu dan kemudian dia berkata lagi “Saya permisi dulu Tuan”“Terimakasih, jika saya butuh sesuatu saya akan menghubungi anda”, ucap Radhis kepada Dokter wanita itu.“Iya tuan.. saya permisi”,ucap dokter itu, dilanjutkan membungkuk dan seketika berjalan keluar ruangan.
“Iya sudah ayo pulang”, ucap Rachel yang kemudian menoleh ke arah Ester.“Ayo, kamu jadi kerumah kan?” ucap Rachel kepada Ester.“Nona Ester mau main pergi kerumah kita?”, tanya Radhis sedikit kaget mendengar ucapan Rachel.“Iya.. sebenarnya tadi dia ingin menjemput aku, tapi aku melarang nya mendingan setelah pulang saja kerumah sambil ngobrol-ngobrol” jawab Rachel dengan menatap manja ke Radhis seolah dia sedang meminta persetujuan dari suaminya itu.“Iya aku akan ikut kerumahmu”, ucap Ester kepada Rachel seperti seorang kakak yang menuruti kemauan adiknya.“Rachel....”, rengek nenek Xion mendekat ke arah Rachel yang kini sedang ingin berdiri untuk pulang.“Ada apa nek?”, ucap Rachel dengan sifat murah hatinya.“Tolong bantu nenek mu ini Rachel”, ucap nenek Xion.“Aku harus bantu bagaimana Nek?” ucap Rachel yang bingung d
“Dia ternyata adalah suami yang sigap ya”, ucap Ester dengan melirik ke arah dapur dan matanya mencari keberadaan Radhis.“Iya, kamu benar..” ucap Rachel, kemudian Rachel masih lanjut berkata lagi, “Aku kadang suka bingung kepadanya, dia seolah bisa membuat semua orang kagum kepadanya, seolah banyak rahasia yang dia sembunyikan”, ucap Rachel lagi dengan menunduk karena mengingat kejadian malam ini dan beberapa kejadian-kejadian sebelumnya.“Percayalah kepadanya, bagaimanapun dia adalah suamimu, dia adalah seseorag yang harus kamu berikan segala hal termasuk kepercayaan”, ucap Ester seperti sedang menasehati adiknya sendiri.Ester masih melanjutkan “Dan lagi andainya dia menyimpan rahasia aku yakin orang seperti dia tidak akan melakukan sesuatu tanpa sebab”.“Iya Ester, kamu benar”. Ucap Rachel yang kembali ceria, dan sesaat kemudian Rahis datang membawakan minuman untuk Ester dan untu