Suasana menjadi semakin tegang dengan teriakan Freya, baru kali ini semua orang mendengar Freya begitu marah sejak menjadi murid akademi. Daren menatap Freya bingung, lalu menariknya menjauh dari Hana. Namun, Freya menepis tangan Daren dengan kasar dan maju kehadapan Hana.
"Apakah kau ingin menggali kuburanmu sendiri lagi sekarang?" ucap Freya.Hana tersenyum tipis, lalu menampar wajah Freya dengan keras. Semua orang semakin terkejut, Natalia segera menarik leher baju Hana dan menatapnya begitu tajam. Daren yang melihat mereka mulai mengeluarkan sihir, memukul meja dengan keras. Natalia sontak berbalik dan menjauh dari Hana, Freya yang tidak peduli malah semakin termakan oleh provokasi yang dilakukan Hana.Freya mengalirkan sihir api pada tangannya, lalu meninju perut Hana hingga perempuan itu terjatuh ke lantai. Arin dan Anita yang memiliki sihir menghilang, segera menangkap Freya. Hana yang tadinya terjatuh, seketika bangun tanpa ada luka sedikitpun, Freya mFreya tidak menanggapi perkataan Hana, dia membuang padangnya asal lalu melangkah menjauh. Melihat sikap Freya yang tidak peduli, Hana dengan cepat mengikat tubuh Freya dengan sihir alam menggunakan akar yang ada di bawah tanah. Freya memberontak, mencoba melepaskan ikatan itu tapi tidak bisa. Karena kelelahan dengan permainan Hana, Freya membakar seluruh akar itu hingga hancur tak bersisa. Hana tertawa begitu keras, perempuan itu telah terobsesi untuk mengalahkan Freya sejak mereka menjadi saudara angkat. Freya menembakkan sihir es, lalu membekukan kedua kaki dan tangan Hana. Sama seperti waktu mereka berdua bertarung untuk pertama kali, Freya membekukan kedua tangan dan kaki Hana agar perempuan itu diam dan tidak berbuat seenaknya. Tapi, sekarang Hana yang lemah, telah berubah menjadi kuat. Sihir pembekuan Freya dilepaskan oleh sihir air miliknya tanpa membutuhkan waktu lama."Apa hanya itu yang bisa kau lakukan?" ejek Hana."Iya, aku hanya perempuan yang lemah sekara
Laila menjadi malu melihat reaksi Natalia yang berlebihan. Daren mencari sebuah kejelasan, namun tidak ada informasi yang bisa dia dapatkan tentang Freya dan Hana. Daren pergi sambil tersenyum pada Natalia dan Laila. Hati Natalia menjadi tak karuan, dia sangat senang mendapatkan senyuman dari Daren. Berbeda dengan Ryder, perasaan Natalia begitu senang melihat Daren dan mendengar semua apa yang Daren lakukan. Ryder berjalan menjauh menuju Pak Damian, mereka berdua saling menatap dan bertegur sapa sebentar. Ryder sudah bisa memahami situasi yang dialami oleh Freya, itu sama saja seperti perebutan tahta yang terjadi di dalam kerjaan. Tapi, logika Ryder terus menentang hal itu, karena Freya adalah keturunan asli dari sang penguasa. Pendapat itu bisa dikatakan hanya bisa menjadi mimpi belaka, buktinya Hana bisa menjadi kuat dan memiliki aura hitam yang sangat pekat di mata Ryder."Itu bisa menyulitkan Freya nanti," lirih Ryder.Laila berjalan mengikuti Natalia, mer
Hana memberi hormat pada Freya, lalu mundur beberapa langkah. Freya melepaskan sepatunya, menarik pedang dari sabuk lalu menghunuskannya ke arah Hana. Kedua perempuan itu telah siap, demi mempertaruhkan harga diri masing-masing dan menjadi penerus sang ayah. Freya sebenarnya tak ingin sampai melukai Hana, dia hanya menginginkan orang-orang memandang dirinya sebagai putri dari mantan ksatria sihir yang terbunuh oleh ibu Hana.Hana berlari ke arah Freya, sambil mengeluarkan sulur daun merambat dari tanah. Sulur itu memiliki duri, Freya dengan sigap melompat menghindari sulur daun itu. Namun, pergerakannya seperti terbaca dengan cepat oleh Hana, hingga lengan kiri Freya tergores begitu dalam oleh duri dari sulur daun itu. Freya menembakkan bola api yang besar, Hana menghindarinya dengan cepat. Sejauh ini Hana terlihat lebih unggul, tapi setiap detiknya Freya mengamati dengan baik pergerakan dan sihir yang digunakan oleh Hana. Freya memutar padangnya dengan lihai, lal
Ryder menatap para penjaga dengan tajam, dan menyerang mereka tanpa ampun. Natalia merasakan kekuatan Zane berada di sekitar arena, perempuan itu melihat sekelilingnya dengan cepat dan menemukan aura dari kekuatan Zane. Natalia merupakan partner penyihir Zane seja mereka melakukan kontrak darah, sebelum menipu Ryder. Natalia gemetar ketakutan, bisa saja Zane datang ke arena untuk menangkapnya yang telah berkhianat. Tapi, melihat Zane yang fokus pada pertandingan, membuat Natalia bisa sedikit tenang.Melihat Ryder yang mengamuk, Pak Damian segera turun menenangkannya. Saat Ryder sudah menumbangkan sebagian penjaga, sebuah cahaya keemasan keluar dari tubuh Freya yang sudah membeku. Cahaya yang sangat menyilaukan itu, membuat sang penguasa wilayah utara berdiri dari duduknya dan gemetar melihat kekuatan itu. Sama seperti cahaya yang pernah muncul di perang wilayah zaman dulu.Ryder berhenti, dan menatapnya dengan khawatir. Perlahan bongkahan es itu retak dan jatuh dar
Ryder menceritakan pada Freya tentang kisah hidupnya di masa lalu, perempuan itu menjadi menangis dan mengelus wajah Ryder pelan. Sudah berapa lama Ryder ingin menyembunyikan tentang masa lalunya, tapi melihat Freya yang selama ini begitu menyayangi dirinya."Aku akan minta maaf," ucap Ryder."Untuk apa?" tanya Freya."Karena aku tidak bisa menerimamu," jawab Ryder."Aku akan menunggumu kapanpun itu, percayalah padaku Ryder," balas Freya."Jangan berharap terlalu banyak padaku," ucap Ryder.Freya tersenyum tipis, lalu menatap Ryder sendu. Pria itu hanya mengelus kepala Freya, lalu berbalik begitu cepat meninggalkan Freya yang masih menatap dirinya menjauh. Ryder masih tidak ingin membuat orang memiliki perasaan untuknya, pria itu akan mulai melakukan hal yang diluar dari nalar semua orang demi mencapai tujuannya.Ryder berjalan menuju kamarnya, sambil memperkirakan apa yang harus dia lakukan setelah keluar dari akademi nanti. Malam itu Evan men
Ryder melangkah dengan kesal menuju pintu, saat membukanya Nana tampak terdiam sejenak lalu memberikan sarapan pada Ryder dan segera pergi. Ryder manatap perempuan itu heran, sepertinya penginapan itu memberi makanan secara gratis. Ryder mengemas kembali barang-barangnya, melangkah keluar kamar dan membayar sewa kamar yang dia gunakan. Saar Ryder pergi keluar Nana memberikan sebuah buah apel yang segar, namun pria itu hanya tersenyum sambil menolak pemberian dari Nana.Setelah hujan badai semalam, hari di desa Zisu sangat cerah. Ryder berjalan sambil melihat peta yang diberikan oleh Pak Damian. Letak lembah Zisu berada cukup dekat dengan dermaga, hal itulah yang membuat Ryder harus memilih meninggalkan penginapan dan mencari tempat tinggal setelah tiba di lembah Zisu. Suasana langit yang cerah, tapi terlalu sepi membuat Ryder sangat waspada. Sejak berjalan cukup jauh dari penginapan, Ryder sama sekali tidak bertemu dengan siapapun, baik penjaga yang tiba dengannya
Alan berjalan ke arah Ryder, langkah kakinya terdengar begitu keras. "Kamu pasti telah bertemu Damian, dia salah satu muridku yang sangat kuat tapi lemah terhadap sihir," jelas Alan."Benarkah? Tapi bagaimana bisa tubuh anda berubah?" tanya Ryder bingung."Hahahaha, aku menggunakan sihir perubah wujud untuk mengelabui orang," jawab Alan."Aku sangat terkejut, tapi aku meminta maaf sudah menganggap remeh pada anda guru," seru Ryder sambil membungkuk."Angkat pedangmu, dan lawanlah aku," teriak Alan.Ryder segera berdiri dan mengangkat pedangnya dengan cepat. Postur tubuh Ryder yang sudah terlatih, dan otot keras sudah terbentuk dengan sempurna. Alan memperhatikan aura hitam yang keluar dari tubuh Ryder, sekarang Alan paham mengapa Damian membantu Ryder untuk berlatih aura."Anak yang terlahir dengan kekuatan luar biasa," gumam Alan.Alan meminta salah satu pedang Ryder, mereka berduel di malam yang begitu sunyi. Suara gesekan pedang, dan ser
Malam pun tiba, Alan telah siap dengan 10 pedang kayu yang dipahat sendiri. Sekarang pria muda bertelanjang dada tengah berdiri dan memberi hormat padanya. Ryder, murid ketiga sejak Alan menjadi seorang pengelana. Bulan yang begitu terang, suara angin yang berhembus kencang tidak melunturkan semangat Ryder. Dia telah siap untuk belajar teknik pedang dari Alan sang guru."Selama latihan kau tidak boleh tidur, pakailah 10 pedang itu selama 10 hari tanpa tidur. 1 malam pertama ini kau gunakanlah 1 pedang, begitu seterusnya, ingat malam hari kau tidak boleh tidur sedikitpun hingga fajar. Owh iya, batu itu telah ku berikan sihir pelindung jadi pedang kayu mu itu hanya akan terpental dan tidak hancur karena berbenturan dengan batu," tutur Alan."Ta-tapi guru, bukankah seharusnya malam hari itu sangat baik untuk memulihkan tenaga?" protes Ryder."Apa kau ingin berhenti?" ucap Alan."Tidak, baiklah saya akan lakukan itu semua. Tapi apa yang harus aku perbuat dengan peda