Beranda / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kondisi Perguruan Matahari

Share

Kondisi Perguruan Matahari

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 12:13:00

Dengan melesat menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sudah mencapai taraf yang sempurna, Arya meneruskan perjalanan mencari jalan menuju pulau Siluman ular hijau.

"Sepertinya aku sudah mendekati Kota Bunga Mekar!" kata Arya.

Arya terus saja berjalan, dan tidak memperdulikan keramaian yang terjadi di kota itu. Tujuan Arya adalah menuju perguruan matahari.

Tapi saat Arya mendekati perguruan itu, yang Arya lihat hanyalah kesepian, tidak ada lagi keramaian seperti yang pernah Arya dapatkan saat dia di perguruan itu.

"Apa yang terjadi dengan perguruan ini?" tanya Arya bingung dengan apa yang terjadi di perguruan itu.

Arya berjalan, dan jelas dia akan ke gubuk guru Sanjaya. Tapi Arya tidak menemukan siapapun di gubuk itu, bahkan gubuk itu sudah penuh dengan debu, dan jelas sudah lama tidak ditinggali.

"Apa yang terjadi di sink?" gumam Arya.

Arya keluar, dan merasakan ada beberapa orang yang mengintip dirinya.

"Keluarlah! Aku tidak ingin membuat masalah!" teriak Arya.

Huppppp!!

Seorang lel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Syawal Raja Sangon
kok Laju gak ada klanjutan nya ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penghancur Langit    Nona Muda

    Setelah pembicaraan panjang dengan Sanjaya, Arya memutuskan meneruskan perjalanannya, dia tidak ingin ganggu pekerjaan Sanjaya.Tapi Arya tetap berharap gurunya itu kembali menjadi seorang pendekar."Aku sudah bertemu guru! Sekarang aku akan menuju perguruan gunung biru. Semoga mereka menerima diriku!' ucap Arya.Dari Sanjaya, Arya mendapatkan sedikit informasi tentang perguruan gunung biru. Perguruan itu merupakan perguruan yang baru berdiri dalam beberapa tahun belakangan ini, dan semua muridnya adalah perempuan.Perguruan itu ada di gunung naga, gunung yang merupakan sebuah perbatasan langsung dengan laut."Aku yakin, Lembayung Senja pasti ada disana!" kata Arya.Huppppp!!Arya melesat, dan menuju gunung naga, tapi tidak sedekat yang Arya bayangkan. Semakin lama Arya melesat, keberadaan gunung itu semakin dekat dan kini dia sudah ada di kaki gunung naga itu.Di kaki gunung naga itu ada sebuah desa yang cukup besar. Desa itu merupakan desa yang memiliki akses menuju gunung naga.Ary

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Sang Penghancur Langit    Melamar Lembayung Senja

    Arya melepaskan pinggang Senja, dan membuat gadis itu terjerembab ke tanah. Tapi Senja tidak lagi memiliki niat untuk bertarung, dia lebih ingin tahu identitas di balik topeng itu."Kau ... kau Arya bukan?" tanya Senja dan mendekati Arya dengan jari yang terulur ke topeng yang menutupi wajah Arya.Arya tidak menjawab, tapi dia membiarkan senja menarik topeng yang menutupi wajah tampannya.Tidak tertahan, air mata gadis itu jatuh. Jatuh membasahi pipinya, dan itu tangisan yang bahagia."Aku tahu kau pasti masih hidup! Aku sudah yakin itu!' kata Senja yang menjatuhkan dirinya ke pelukan Arya."Aku juga yakin jika kau masih hidup Lembayung!' kata Arya dan membalas pelukan gadis itu.Keduanya terus berpelukan, tidak peduli dengan pandangan mata yang tertuju pada mereka berdua, kedua berpelukan seolah melepaskan rasa rindu di hati mereka."Ehem ... Akhirnya kau kembali juga, pemuda petir!'Nyai Sendana datang, dan langsung kagetkan pelukan Arya dan Lembayung Senja. Dengan wajah merah kedua

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Sang Penghancur Langit    Pernikahan Arya

    Dua wajah menunduk saat melakukan sebuah ritual suci, ritual penyatukan hati dari dua insan yang saling merindu dan saling menyayangi.Ritual itu, ritual pernikahan antara Arya dan Lembayung Senja, pernikahan sakral yang menyatukan pasangan itu jadi pasangan suami istri.Nyai Sendana sendiri yang memimpin ritual pernikahan itu, seharusnya harus pemuka agama, tapi di perguruan gunung biru, Nyai Sendana adalah segalanya, dia yang memegang semua itu.Ritual siraman bunga, siraman penyatuan, begitulah yang terjadi. Arya maupun Lembayung begitu antusias dengan prosesnya, tidak ada rasa lelah di wajah mereka meskipun sudah seharian duduk di kursi yang disediakan khusus untuk mereka."Apakah kau bahagia, adik Senja?" tanya Arya yang ikut-ikutan memanggil Lembayung dengan nama Senja."Sudah pasti kak Arya, ini kebahagian terbesar yang aku dapatkan," jawab gadis itu."Terimakasih sudah jadi istriku!" kata Arya."Terimakasih sudah jadi suamiku!" sambut Lembayung Senja.Matahari mulai bersembuny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Sang Penghancur Langit    Menuju Pulau Siluman

    Sebuah perahu kecil yang begitu kokoh sudah siap untuk jadi perahu Arya menuju pulau siluman ular siluman."Apakah ini kuat, Nyai?" tanya Arya meragukan kekuatan dari perahu kecil itu."Jangan dirimu, kita bertiga pun akan bertahan di atas perahu ini!' jawab nyai Sendana."Benarkah itu?" tanya Arya kurang yakin."Hahaha! Apa kau pikir aku akan menenggelamkan dirimu di laut Arya? Asal kau tahu, laut menuju pulau siluman ular hijau itu sangatlah tenang, tidak akan kau temukan badai di tengah laut," jelas nyai Sendana."Baik nyai, baik. Aku percaya!" ucap Arya.Arya berbalik pada Lembayung, dan menatap mata sendu dari istrinya itu. Arya pegang kedua tangan Senja."Kau jaga dirimu ya istriku," kata Arya."Iya, suamiku!" jawab Lembayung dan dengan berat hati melepaskan kepergian Arya."Aku berangkat!" ucap Arya..Dengan lambaian tangan yang berat, Lembayung Senja melepaskan suaminya, dan tidak dapat untuk tidak menitikkan air mata."Hati-hati, aku akan menunggu dirimu!" kata Lembayung Senj

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Sang Penghancur Langit    Vila Mata Indah

    Arya kembali menemukan petunjuk lain tentang keberadaan Ki Santana, villa mata indah."Dimana lagi keberadaan villa mata indah ini?" gumam Arya.Arya kembali harus menanyakan lagi tentang keberadaan villa indah mata itu, dan menemukan jawaban jika villa itu ada di pinggiran kota itu.Arya berjalan, dan memilih untuk menemukan keberadaan villa itu dari pada harus mengisi perutnya. Arya lebih tertarik untuk mencari Ki Santana dari pada mengisi perut.Arya kini berdiri di bangunan yang begitu besar, dan memiliki struktur bangunan seperti pagoda."Apakah ini sungguh villa mata indah?" gumam Arya yang merasa jika bangunan itu bukan mirip seperti villa.Arya mendekat, dan Arya kaget saat dua orang gadis dengan pakaian tipis yang menggoda menjemput Arya."Ada apa ini?" tanya Arya bingung."Kau adalah tamu, sudah pasti kami sambut dirimu!" kata salah satu gadis yang sambut Arya."Aku bukan tamu, aku hanya ingin bertemu dengan Ki Santana," kata Arya."Ki Santana?" Dua gadis itu melepaskan ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Sang Penghancur Langit    Putri Nagini

    Kota Batia, itulah nama kota yang dimasuki Arya di pulau siluman ular hijau, kota itu merupakan satu-satunya kota di wilayah kekuasaan siluman ular itu.Arya berjalan di sekitar kota Batia dan melihat warga kota itu tidak seperti manusia, meskipun mereka hidup layaknya manusia.Arya memasuki sebuah kedai yang sangat ramai, itu yang menarik perhatian Arya, karena sangat ramai terlihat dari luar."Maaf tuan, jika tuan tidak memiliki koin, sebaiknya jangan masuk!" kata penjaga pintu kedai itu."Aku punya!' jawab Arya pendek."Baiklah, jangan salahkan kami jika kau nanti akan mendapatkan pelajaran!" kata penjaga pintu masuk kedai yang sebesar rumah makan itu.Saat Arya masuk, yang ramai itu ternyata adalah rombongan putri ular, putri Nagini."Ini ternyata yang buat rumah makan ini ramai!" ucap Arya.Arya makan, dan menikmati makanan di negeri siluman itu, sesekali matanya melirik ke wajah putri Nagini yang cukup menarik hatinya."Koin apa ini? Apa kau pikir ini berlaku di kota ini? Ini ko

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Sang Penghancur Langit    Ratu Istana Ular

    Arya dan putri Nagini masih terus bicara, dan kini pembicaraan merasa tidak lagi menggunakan urat."Sudah saatnya aku kembali!" kata putri Nagini."Akan aku antar!" kata Arya."Apa kau yakin?" tanya putri Nagini."Kenapa tidak? Apakah ada yang salah, jika kau antar dirimu tuan putri?" tanya Arya."Aku tidak masalah, tapi akan ada bahaya yang mengincar dirimu!" "Bahaya? Apa itu?" tanya Arya."Aku tidak tahu!" jawab putri Nagini mengangkat bahunya.Arya mengerutkan dahinya, heran dengan perkataan putri Nagini."Sudahlah, untuk apa kau pikirkan itu, kalau pun ada masalah artinya aku harus hadapi, bukankah begitu?" kata Arya yakin pada kemampuan yang dia miliki."Baik, mari!" kata putri Nagini.Dua orang yang berbeda bangsa itu berjalan di tengah kota Batia, dan berjalan seperti layaknya sepasang kekasih yang kasmaran."Sungguh indah kota kalian ini di malam hari, tuan putri!" puji Arya."Ini memang kota terindah di kota ini!" kata putri Nagini."Karena memang hanya ini satu-satunya kota

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Sang Penghancur Langit    Keinginan Putri Nagini

    "Baik, aku terima syarat darimu!" kata Arya meskipun dia merasa berat."Benarkah itu?" tanya putri Nagini tak percaya."Iya! Aku akan menikahi dirimu! Kapan?" tanya Arya."Sabar Arya, sabar! Sudah aku katakan, meskipun aku menerima putriku, tapi tidak semudah itu kau akan dapatkan air mata dewa," kata ratu Narini."Apa lagi yang harus aku lakukan?" tanya Arya."Kau harus masuk ke lorong lima istana, dan harus lewati lima lorong sebelum masuk ke telaga mata dewa," jawab ratu Narini."Seperti yang dikatakan Ki Santana!" desis Arya."Jangan terlalu percaya pada Ki Santana, dia sudah banyak menipu rekan manusianya!" kata ratu Narini."Menipu? Benarkah itu?" tanya Arya."Benar! Jadi hati-hati pada orang tua licik itu. Dia mungkin akan memintamu membantunya untuk ambil mustika ular hijau, dia inginkan kekuasaan di kerajaan siluman ini!" kata ratu Narini."Aku akan berhati-hati," kata Arya."Baik, jika kau sudah terima putriku jadi istrimu, sekarang kau bebas untuk keluar, dan ingat hiduplah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status