Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kitab Ilmu Pengobatan

Share

Kitab Ilmu Pengobatan

last update Last Updated: 2024-11-30 12:07:11

"Apa yang kalian inginkan?" ucap Arya saat belasan orang sudah masuk kedalam kamarnya dan menujukkan wajah garang pada dirinya.

"Berikan semua harta bawaan mu!"

"Harta? Kalian inginkan hartaku? Apa kalian tidak tahu jika aku ini orang miskin!" kata Arya.

"Tidak usah berbohong, kami melihat jika kau memiliki banyak koin emas!"

"Begitu ya!' kata Arya.

Tanpa ada aba-aba, mereka mengurung Arya, tapi Arya tidak terlalu menanggapi kepungan mereka, Arya masih terlihat tenang.

"Kenapa dia masih bersikap tenang?" ucap salah satu dari mereka.

"Aku juga tidak tahu, tidak mungkin racun yang kita berikan tidak berpengaruh!"

"Serang!'

Salah satu bicara pelan, tapi itu sudah cukup untuk menyerang Arya. Mereka semua sama-sama ayunkan golok pada tubuh Arya.

Sasaran mereka mengenai telak tubuh Arya, tapi saat mereka hentikan serangan, Arya sudah tidak ada di sana, anak muda itu sudah berada di dekat pintu dan bersandar di dinding.

"Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Arya sambil melihat kedua tanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Pemuja Iblis

    "Tolong ... Tolong!!"Suara teriakan minta tolong bergema di tengah kota Ginsa, tapi meskipun teriakan itu sudah didengar setiap penduduk kota itu, tidak ada satu orangpun yang memberikan bantuan."Ada apa itu?" Arya mengintip dari jendela, dan melihat seorang lelaki berlari dengan luka yang penuh darah di tubuhnya."Kenapa tidak ada yang menolong dirinya?" gumam Arya.Arya turun dan melihat keadaan lelaki tua itu. Arya ingin dekati lelaki tua itu, tapi satu tangan menangkap tangannya."Jangan campuri urusan mereka, anak muda!'Seorang perempuan yang usianya sudah tua menangkap tangan Arya."Kenapa nek?" tanya Arya."Lelaki itu sudah ditandai!" kata perempuan tua itu."Ditandai? Apa maksudnya?""Apakah kau melihat cap bulan sabit di punggung lelaki tua itu?" tunjuk perempuan itu.Arya menoleh dan memang melihat simbol bulan sabit di punggung lelaki tua itu."Apa maksud simbol itu nek?" tanya Arya ingin tahu."Itu adalah simbol para pemuja iblis, mereka memiliki simbol bulan sabit!" k

    Last Updated : 2024-12-01
  • Sang Penghancur Langit    Bisnis Pemuja Iblis

    "Bagaimana hasil penjualan?" "Semuanya puas ketua, bahkan semakin banyak permintaan dari negeri Teruma."Hahahahahahaha!""Bagus, itu memang yang aku inginkan, dengan itu bisnis ini akan berjalan dengan lancar! Sungguh negeri yang bodoh, percaya dengan kebohongan seperti itu!"Pembicaraan itu terjadi di sebuah ruangan yang ada tepat di sebuah gua yang jauh dari kota Ginsa. Gua itu berada di sebuah bukit yang dinamai orang bukit kutukan. Para penduduk tahu jika disana ada kelompok yang menamai mereka pemuja iblis, tapi penduduk tidak tahu yang dilakukan para pumuja iblis di gua itu.Pemuja iblis pulalah yang menyebarkan kabar kutukan jika tidak memiliki anak lelaki, dan kutukan itu mereka sebar hampir seluruh negeri Purawa.Dan kini, mereka menikmati semua kabar burung yang mereka hembuskan, belum lagi kematian yang mereka berikan pada keluarga yang tidak memiliki anak lelaki, itu membuat kabar itu semakin berhembus kencang.Banyak yang tidak suka dengan kabar itu, tapi tidak ada yan

    Last Updated : 2024-12-02
  • Sang Penghancur Langit    Penghuni Hutan

    "Kau ... kau siapa?"Junda maupun ganda begitu kaget dengan kehadiran sosok hitam yang berada di belakang mereka.Keduanya yang duduk di dalam kereta terbuka, melompat dari kereta kuda dan mendarat di tanah dengan ringannya."Kemana dia?" tanya Junda pada ganda karena tidak melihat siapapun di atas kereta kuda yang kini telah kosong."Aku tidak tahu!" jawab Ganda."Aku disini!" Kedua menoleh ke belakang, Tapi tidak ada siapa-siapa."Aku disini!" Suara itu kembali terdengar dari arah yang berbeda, dan itu membuat ganda maupun Junda berputar-putar mencari suara yang terasa sangat dekat tapi tidak diketahui dimana wujudnya."Siapa kau sesungguhnya!" teriak ganda dengan suara yang keras, dan itu membuat anak buah mereka menghentikan laju kereta kuda yang membawa gadis menuju negeri Teruma."Ada apa, ketua?" tanya salah satu anak buah mereka, yang kini berkumpul di dekat Junda dan ganda."Kenapa kalian kemari? Segera jaga barang kita!' bentak Junda tidak terima dengan kedatangan anak bua

    Last Updated : 2024-12-03
  • Sang Penghancur Langit    Kematian Junda

    "Hari sudah pagi rupanya!" ucap Arya saat dia melihat cahaya kuning terlihat di ufuk timur.Saat itulah Junda maupun ganda melihat wajah Arya, masih sangat muda, pemuda yang usainya belum menyentuh usia dua puluh lima tahun.Haaaaaaaaaaa!!Arya bergerak cepat, dan menyerang ke arah Junda, Arya tahu jika Junda memiliki kemampuan di atas ganda, dan itu mengejutkan Junda.Huppppp!!Junda menepis pelan serangan Arya, dan mundur ke belakang, dia tidak ingin adu tenaga dalam dengan Arya."Ganda, kau segera kembali ke bukit kutukan, aku akan menahan dia, laporkan pada ketua, Jiak perlu cari dia, balaskan nanti kematianku!" kata Junda yang tidak yakin akan mampu kalahkan Arya."Kematian?" tanya Ganda."Sudah tidak usah banyak bicara lagi, segeralah pergi!" kata Junda.Arya seolah membiarkan Ganda untuk pergi, karena memang itu bagian dari rencana dari anak muda itu. "Baik, aku akan pergi. Kau harus bertahan sampai aku dan ketua Parta datang!" kata Ganda.Huppppp!!Dengan segera Ganda melesat

    Last Updated : 2024-12-03
  • Sang Penghancur Langit    Melapor Pada Ketua Parta

    Tanpa berani menoleh ke belakang, ganda terus melesat menuju bukit kutukan, dia sungguh ingin segera sampai di markas dari kelompok pemuja iblis itu."Sudah tidak jauh lagi, aku akan segera sampai! Junda, bertahanlah!" kata ganda yang pikirannya masih terpikir pada rekannya itu.Setelah melesat dengan kecepatan yang penuh, ganda akhirnya bernapas lega, itu setelah Ganda sudah melihat bukit kutukan meskipun masih berjarak puluhan tombak.Huppppppp!!Saat dia sudah berada di mulut gua, Ganda langsung melesat dan masuk tanpa peduli dengan penjaga mulut gua yang ingin menghadangnya.Dia langsung bergegas masuk ke dalam kamar ketua Parta, tanpa peduli jika ketuanya sedang menikmati tidur yang panjang."Ketua! Ketua!" teriak Ganda dan itu mengejutkan ketua Parta yang masih dalam keadaan polos tanpa busana."Sialan kau Ganda! Kenapa kau begitu mengejutkan aku, hei .. kenapa kau kembali? Dimana Junda?" tanya ketua Parta dan langsung teringat jika Ganda menemani Junda mengantarkan barang pesa

    Last Updated : 2024-12-04
  • Sang Penghancur Langit    Kematian Ketua Parta

    Bammmmmmmmm!!Tubuh ketua Parta merasakan bagaimana kuatnya pukulan dari Arya. Tidak hanya menahan kuatnya pukulan Arya, tubuh ketua Parta juga terlempar jauh, bahkan sampai lima tombak karena pukulan anak muda itu.Huaaaakkk!!Tidak dapat dicegah, dan darah kental melompat dari mulut ketua Parta. Wajahnya pucat karena begitu kuatnya pukulan dari Arya."Kurang ajar!"Ketua Parta mengeluarkan senjatanya, senjata berupa sabit yang merupakan senjata andalan dari para pemuja iblis.Arya tersenyum, dia tahu jika kelompok itu memang memiliki senjata sabit, itu setelah dua mengobati luka dari Ki Uyut yang sudah tewas.Ketua Parta memegang sabit tajam di tangan kiri dan tangan kanannya, dan memutar sabit itu sehingga menimbulkan bunyi angin yang berderit."Kau tidak mungkin berani membunuhku!" kata ketua Parta."Kenapa? Apa yang aku takutkan, darimu!" kata Arya."Asal kau tahu, kami terhubung erat dengan Kelompok Teratai, dan jelas kau akan jadi buronan kelompok itu!" jawab ketua Parta."Lagi

    Last Updated : 2024-12-04
  • Sang Penghancur Langit    Perintah Ketua Son

    Wakil ketua Ambar berlutut pada seseorang yang berdiri angkuh di hadapannya."Ada apa dengan ketua mu?" tanya orang yang tak lain adalah ketua besar kelompok teratai, ketua Son Chong."Ketua samba kalah bertarung, ketua besar!" jawab wakil ketua Ambar."Kalah bertarung? Siapa yang mampu imbangi dia? Bahkan kalahkan dia, itu bisa dihitung jari di seluruh negeri ini!" tanya ketua Son Chong."Hanya seorang pemuda yang baru turun gunung, ketua!" jawab wakil ketua Ambar."Letakkan dia di atas batu itu, aku akan periksa keadaannya," kata ketua besar Son Chong.Tanpa membantah wakil ketua Ambar meletakkan ketua yang sangat dia hormati itu di atas batu yang ditunjukkan oleh ketua besar Son Chong.Ketua besar Son Chong menotok tubuh ketua samba, dan saat itulah dia merasakan masih ada sengatan petir dari tubuh ketua samba."Ini elemen petir," desis ketua besar Son Chong kaget."Benar ketua besar, ketua samba memang bertarung dengan seseorang yang memiliki elemen petir!" jawab wakil ketua Ambar

    Last Updated : 2024-12-05
  • Sang Penghancur Langit    Laporan Ganda

    "Kau jangan bercanda anak muda!" kata ketua Son Chong tidak percaya."Aku tidak bercanda, aku adalah Ganda, salah satu wakil ketua dari Kelompok Pemuja Iblis, dan aku yang berhasil kabur!" kata Ganda.Ganda, setelah kabur dari bukit kutukan, memutuskan untuk menemui utusan dari Kelompok Teratai yang sudah menunggu barang pesanan, dia tak ingin utusan itu terlalu menunggu yang tidak akan datang lagi."Kabur? Apa maksudmu?' tanya ketua besar Son Chong."Kelompok Pemuja Iblis diserang oleh seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi, mungkin hanya ketua besar Son yang dapat kalahkan dia!" jawab Ganda."Siapa?" tanya ketua besar Son."Dia mengatakan namanya, Pendekar Naga Petir!" jawab Ganda."Pendekar Naga Petir? Kurang ajar! Dia sudah membuat namanya sendiri!" gumam ketua besar Son Chong dengan wajah yang tidak bagus.Ganda berbalik, dan akan mencari tempat yang aman."Kau akan kemana?" tanya ketua Son."Aku akan pergi, aku sudah melihat kekuatan yang mengerikan, aku tidak ingin jadi

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Ketidakpercayaan Adipati Sudira

    Arya juga tidak ingin diketahui oleh prajurit kadipaten, sehingga Arya segera membawa Adipati Sudira kedalam kamarnya."Aku tidak ingin melukai mu, Adipati! Tapi aku hanya ingin memberikanmu peringatan!" kata Arya.Adipati Sudira tidak menjawab, baginya pemuda itu sungguh berani melakukan itu padanya."Besok, saat kompetisi dimulai lagi, kau sebaiknya hati-hati!" kata Arya."Hati-hati? Apa maksudnya?""Akan ada serangan! Dan kau harus hati-hati juga pada orang yang selama ini kau percayai!" ucap Arya."Ki Suro? Jangan memfitnah dia, dia adalah orang yang paling aku percayai di kadipaten ini!" kata Adipati Sudira tidak suka perkataan Arya."Terserah padamu, aku hanya memperingatkan dirimu saja, Adipati!" kata Arya.Adipati Sudira diam, dia masih tidak yakin jika Ki Suro akan berkhianat pada dirinya."Itu tidak mungkin!" kata Adipati Sudira tetap tidak percaya pada ucapan Arya."Terserah padamu, tapi sebaiknya jika memang kau tidak yakin, maka jaga putrimu!" kata Arya.Huppppp!!Setelah

  • Sang Penghancur Langit    Peserta Turnamen.

    Rajino yang seperti di perkirakan akan masuk ke babak selanjutnya. Tidak hanya Rajino tapi Damar, Panji serta rasta yang memang di unggulkan melaju ke babak berikutnya.Dari mereka semua memang ketiga perguruan yang ada di kota Tangkuban yang diunggulkan akan masuk dan salah satu dari mereka yang akan terpilih jadi panglima kadipaten Tangkuban itu.Hahahahah!Aku menang dengan mudah!"Seorang lelaki yang memakai topeng berdiri angkuh di atas pentas, kemampuan yang dimiliki lelaki itu cukup tinggi, bahkan bisa dikatakan jauh di atas lawan yang sudah melaju ke babak berikutnya.Sentot, itulah lelaki itu. Tidak ada yang tahu asal usul lelaki itu, tapi wajah Ki suro sumbringah saat melihat Sentot melaju ke babak yang selanjutnya.Satu persatu peserta terus melaju hingga saat sore datang, tidak ada lagi yang memasuki arena."Apakah masih ada yang ingin mencoba keberuntungan?" teriak Ki suro.Tidak ada jawaban, sampai matahari hampir terbenam."Baiklah! Jika tidak ada lagi maka akan aku tut

  • Sang Penghancur Langit    Awal Kompetisi

    Panggung pertarungan yang seharusnya hanya panggung untuk tiga perguruan yang ada di kota Tangkuban, sepertinya akan jadi panggung untuk pendekar yang datang dari berbagai daerah.Dan hari ini adalah hari dimana kompetisi akan dimulai. Ki suro sebagai juru bicara dari Adipati Sudira sudah berdiri di atas pentas di tengah halaman rumah Adipati."Kompetisi kali ini adalah kompetisi yang bebas, asalkan dia dari golongan putih, dan masih di bawah usia empat puluh tahun maka akan diberikan kesempatan untuk menaiki pentas ini!" kata Ki suro.Semua orang mendengar perkataan Ki suro tanpa ada yang menyela perkataan dari kepercayaan Adipati itu."Aturan untuk menuju babak selanjutnya adalah, Jika seseorang sudah mengalahkan dua lawan secara berturut-turut maka dia akan melaju ke babak berikutnya, tapi jika hanya satu kali menang dan dia gagal menang pada pertarungan berikutnya, maka dia akan dianggap gagal!" kata Ki suro menjelaskan peraturan dari kompetisi itu.Ki suro terpaksa ambil langkah

  • Sang Penghancur Langit    Hadiah Lain Bagi Pemenang

    "Kak Damar, aku sudah mengetahui tingkat kemampuan dari pemuda yang bernama rasta itu!" "Setinggi apa?" "Dia baru sampai pada pendekar langit saja, dan mungkin tingkat akhir."Hahahaha!"Itu mudah aku kalahkan!" jawab Damar."Bagaimana dengan dua orang lainnya?" tanya Damar."Keduanya masih bawah kemampuan orang yang berbakat di kota ini," "Bagus, artinya kesempatan untuk kuasai kota ini terbuka dengan lebar!" kata lelaki yang bernama Damar."Benar kak Damar! Sangat besar kesempatan kakak jadi panglima di kota ini!""Bagus, informasi ini akan sangat berguna nantinya, karena hanya sedikit yang akan mendaftar jadi Panglima kota ini!" kata Damar."Benar kak Damar!""Saatnya kita menuju kejayaan!" kata Damar.***Seorang lelaki dengan wajah yang begitu halus berjalan di sekitar kota Tangkuban, dari Pakaian yang dia pakai, dia merupakan murid dari perguruan angin daun, perguruan ketiga di kota Tangkuban.Dia adalah Panji, pemuda yang juga akan ikut dalam kompetisi menjadi panglima di ko

  • Sang Penghancur Langit    Inginkan Kuda Gondola

    Arya yang penasaran dengan identitas orang yang bicara disebelah kamarnya keluar, dan mencari siapa orang yang menyewa kamar itu, tapi Arya tidak menemukan jawaban apapun. Saat Arya akan memasuki kembali kamarnya, ia melihat dua orang yang sedang menunjuk kudanya, kuda gondola."Apa yang mereka inginkan dari kuda gondola?" gumam Arya.Arya keluar, dan dia mendengarkan pembicaraan dari orang itu secara tidak sengaja."Aku pemilik kuda itu!' ucap Arya.Dua orang yang tak lain adalah ketua Sembada dan murid kesayangannya, Rasta. Keduanya ingin jadikan kuda Arya sebagai kuda yang jadi tunggangan Rasta di kompetisi pemilihan panglima kadipaten Tangkuban.Rasta dan ketua Sembada menoleh ke arah Arya, sementara Arya menundukkan kepala tanda hormat pada ketua Sembada. Ketua besar dari perguruan mata dewa."Benarkah kau pemilik kuda itu, anak muda?" tanya ketua Sembada."Iya kek! Aku memang pemilik kuda itu!" jawab Arya."Apakah ada yang salah dengan kuda itu, kek?' tanya Arya lagi.Ketua sem

  • Sang Penghancur Langit    Situasi di Kadipaten Tangkuban

    "Ada apa ayah? kenapa ayah begitu murung?"Adipati Sudira. Penguasa kota Tangkuban menoleh ke arah suara itu."Kinar! Kenapa kau belum tidur putriku?" tanya Adipati itu."Kinar tidak bisa tidur ayah, Kinar sangat gelisah malam ini!" jawab gadis itu.Adipati Sudira hanya diam, sejak istrinya meninggal dunia, hanya dialah keluarga satu-satunya dari putrinya itu.Jika bukan karena Kinar, mungkin Adipati itu sudah mencari istri yang baru, tapi Adipati Sudira lebih memilih membesarkan putrinya itu.Keadaan kota yang semakin hari semakin menegangkan membuat penjagaan di rumah Adipati itu semakin diperketat, tidak hanya itu, kamar Kinar juga semkain banyak penjagaan, dan itu membuat gadis itu merasa tidak nyaman.Sebelum kematian panglima, Kinar sangatlah merasakan kebebasan, meskipun masih di jaga tapi Kinar memiliki banyak waktu untuk berada di luar rumah, tapi sejak kematian panglima kadipaten, kehidupan Kinar berubah, dia lebih banyak berada di dalam rumahnya."Ayah tahu jika kau inginka

  • Sang Penghancur Langit    Adipati yang Baru

    Jledaaarrr!!Ledakan keras terjadi di tubuh ular jelmaan nyai Rundu, dan itu membuat tubuh ular itu hancur berkeping-keping, pecahan dari daging ular itu menyebar di seluruh halaman rumah Adipati Sendah.Sementara tubuh Arya juga terlempar, itu karena ledakan yang terjadi di dalam tubuh ular itu, tidak mungkin lagi Arya hindari. Dan mau tidak mau, Arya harus merasakan ledakan dari energinya sendiri.Huakkkkk!"Sialan aku terluka karena seranga ku, sendiri!" kata Arya, yang meringankan darah dari mulutnya.Arya memang mengalami luka, tapi sedikit pun anak muda itu tidak merisaukan akan lukanya itu.Itu karena Arya sudah memiliki kitab seribu satu pengobatan dan racun. Dan Arya yakin akan mampu obati luka dalamnya itu.Setelah itu Arya kembali pada mode normal, dan sudah kembalikan tubuhnya menjadi tubuh biasa.Wajah Adipati Sendah pucat, dia kini sadar jika dia sudah salah melawan memilih lawan, yaitu melawan Arya. Dia mundur dan takut melihat Arya."Tidak ada gunanya kau menjauh Adipa

  • Sang Penghancur Langit    Ular Jelmaan

    "Apa-apaan!'Adipati Sendah yang sedang menangisi putranya keluar dengan rasa amarah yang tidak tertahan.Tapi belum sempat dia keluar, pintunya sudah hancur, dan panglima kebanggaannya, panglima Deria sudah ada di depan pintu dengan kondisi yang mengenaskan.Mata Adipati Sendah melotot, dia tidak menyangka jika panglima yang selama ini selalu menjaga dirinya, kini dalam kondisi yang tidak berdaya."Siapa sesungguhnya anak muda ini!" ucap Adipati Sendah."Nyai Rundu! tugasmu sekarang sudah didepan mata, ambil kepala anak muda itu untukku!" kata Adipati Sendah memberikan perintah pada orang yang dibawa oleh panglima Deria."Dengan senang hati, tuan Adipati!" kata nyai Rundu dan merasa jika tugasnya tidaklah berat.Nyai Rundu berjalan ke arah Arya, dan berdiri hanya dua tombak di hadapan anak muda itu."Bagaimana jika kita lakukan dengan cepat?" kata nyai Rundu."Dengan cepat? Bagaimana maksudnya?" tanya Arya."Iya! Berikan kepalamu, maka tugasku akan selesai!" kata nyai Rundu."Begitu

  • Sang Penghancur Langit    Melawan Pemerintah Kota

    Setelah tamparan di wajah Gurning, Arya menambah lagi pukulan demi pukulan ke tubuh Gurning, dan itu membuat tubuh putra Adipati itu tidak berdaya."Bagaimana rasanya?" tanya Arya.Plakkkkkk!!Belum puas, Arya menambah tamparan ke wajah anak muda itu, dan satu demi satu giginya tanggal dari tempatnya.Tubuh Gurning bergetar karena menahan rasa sakit di tubuhnya, sementara pengawal dan prajurit kadipaten tidak berani berbuat apa-apa."Bawa Kembali tuan muda kalian, aku tidak ingin melihat dia disini, atau dia akan mati!" kata Arya.Dengan tubuh gemetaran, pengawal dan prajurit kadipaten membawa tubuh Gurning kembali ke rumah Adipati Sendah. Mereka tidak berani melawan Arya karena Arya terlalu kuat bagi mereka."Kau akan merasakan akibat dari kebodohanmu ini!" kata prajurit kadipaten sebelum membawa tubuh Gurning."Kalian yang akan menangis!" kata Arya.Arya membantu gadis itu, dan membawa kembali pada kedua orang tuanya."Kau tidak apa-apa?" tanya Arya."Tidak, terimakasih!" jawab gadi

DMCA.com Protection Status