Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kematian Ketua Parta

Share

Kematian Ketua Parta

last update Last Updated: 2024-12-04 15:44:18

Bammmmmmmmm!!

Tubuh ketua Parta merasakan bagaimana kuatnya pukulan dari Arya. Tidak hanya menahan kuatnya pukulan Arya, tubuh ketua Parta juga terlempar jauh, bahkan sampai lima tombak karena pukulan anak muda itu.

Huaaaakkk!!

Tidak dapat dicegah, dan darah kental melompat dari mulut ketua Parta. Wajahnya pucat karena begitu kuatnya pukulan dari Arya.

"Kurang ajar!"

Ketua Parta mengeluarkan senjatanya, senjata berupa sabit yang merupakan senjata andalan dari para pemuja iblis.

Arya tersenyum, dia tahu jika kelompok itu memang memiliki senjata sabit, itu setelah dua mengobati luka dari Ki Uyut yang sudah tewas.

Ketua Parta memegang sabit tajam di tangan kiri dan tangan kanannya, dan memutar sabit itu sehingga menimbulkan bunyi angin yang berderit.

"Kau tidak mungkin berani membunuhku!" kata ketua Parta.

"Kenapa? Apa yang aku takutkan, darimu!" kata Arya.

"Asal kau tahu, kami terhubung erat dengan Kelompok Teratai, dan jelas kau akan jadi buronan kelompok itu!" jawab ketua Parta.

"Lagi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Perintah Ketua Son

    Wakil ketua Ambar berlutut pada seseorang yang berdiri angkuh di hadapannya."Ada apa dengan ketua mu?" tanya orang yang tak lain adalah ketua besar kelompok teratai, ketua Son Chong."Ketua samba kalah bertarung, ketua besar!" jawab wakil ketua Ambar."Kalah bertarung? Siapa yang mampu imbangi dia? Bahkan kalahkan dia, itu bisa dihitung jari di seluruh negeri ini!" tanya ketua Son Chong."Hanya seorang pemuda yang baru turun gunung, ketua!" jawab wakil ketua Ambar."Letakkan dia di atas batu itu, aku akan periksa keadaannya," kata ketua besar Son Chong.Tanpa membantah wakil ketua Ambar meletakkan ketua yang sangat dia hormati itu di atas batu yang ditunjukkan oleh ketua besar Son Chong.Ketua besar Son Chong menotok tubuh ketua samba, dan saat itulah dia merasakan masih ada sengatan petir dari tubuh ketua samba."Ini elemen petir," desis ketua besar Son Chong kaget."Benar ketua besar, ketua samba memang bertarung dengan seseorang yang memiliki elemen petir!" jawab wakil ketua Ambar

    Last Updated : 2024-12-05
  • Sang Penghancur Langit    Laporan Ganda

    "Kau jangan bercanda anak muda!" kata ketua Son Chong tidak percaya."Aku tidak bercanda, aku adalah Ganda, salah satu wakil ketua dari Kelompok Pemuja Iblis, dan aku yang berhasil kabur!" kata Ganda.Ganda, setelah kabur dari bukit kutukan, memutuskan untuk menemui utusan dari Kelompok Teratai yang sudah menunggu barang pesanan, dia tak ingin utusan itu terlalu menunggu yang tidak akan datang lagi."Kabur? Apa maksudmu?' tanya ketua besar Son Chong."Kelompok Pemuja Iblis diserang oleh seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi, mungkin hanya ketua besar Son yang dapat kalahkan dia!" jawab Ganda."Siapa?" tanya ketua besar Son."Dia mengatakan namanya, Pendekar Naga Petir!" jawab Ganda."Pendekar Naga Petir? Kurang ajar! Dia sudah membuat namanya sendiri!" gumam ketua besar Son Chong dengan wajah yang tidak bagus.Ganda berbalik, dan akan mencari tempat yang aman."Kau akan kemana?" tanya ketua Son."Aku akan pergi, aku sudah melihat kekuatan yang mengerikan, aku tidak ingin jadi

    Last Updated : 2024-12-06
  • Sang Penghancur Langit    Mengobati Ki Ageng

    Dengan segera Arya melakukan apa yang diminta oleh Ki Ageng, dan membawa orang yang baru dia kenal itu ke atas gunung yang katanya merupakan tempat tinggalnya.Arya melihat sebuah gubuk besar, jika di kota, gubuk itu akan jadi rumah yang nyaman."Pasti itu tempat tinggal kakek ini!" kata Arya.Arya mendekat, dan berjalan menuju pintu masuk."Kakek sudah kembali ya?"Satu suara seseorang yang cukup lembut terdengar dari dalam gubuk itu, dan sekalian dia membuka pintu.Tapi matanya melotot, dan dahinya berkerut saat melihat Arya yang menggendong Ki Ageng."Kakek!'Gadis itu berteriak melihat keadaan Ki Ageng yang kepayahan."Apakah aku boleh masuk?" tanya Arya."Jangan tanya lagi, segera bawa kakek ke dalam!" jawab gadis itu.Arya segera masuk, dan gadis itu mengarahkan Arya ke kamar Ki Ageng, dan Arya letakkan tubuh tua Ki Ageng di pembaringan di kamar itu."Kenapa kau melukai kakekku?" tanya gadis itu."Dari pada kau bertanya yang bukan-bukan, sebaiknya kau membuat ramuan obat untuk l

    Last Updated : 2024-12-06
  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Ki Ageng

    Arya membuka matanya saat tatapan Ki Ageng begitu tajam menatapnya. Keduanya saling pandang dan itu membuat Ki Ageng merasa malu."Ada apa Ki? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Arya sambil berdiri dari tidurnya."Tidak ada anak muda, cuci mukamu, kita akan makan pagi!" kata Ki Ageng untuk menutupi rasa malunya."Makan? baiklah, aku juga sudah lapar," jawab Surya sambil mengelus perutnya sendiri.Ki Ageng geleng kepala karena sikap Arya yang sepertinya tidak peduli apapun, tapi sesungguhnya memiliki jiwa menolong yang tinggi."Anak muda ini, memiliki sisi yang mungkin tidak akan banyak orang pahami!" kata Ki Ageng membaca karakter Arya."Bagaimana makannya? Apa sudah siap, Ki?" tanya Arya begitu dia kembali masuk kedalam gubuk Ki Ageng."Sudah disiapkan oleh Kinanti!" jawab Ki Ageng."Kinanti? Siapa itu?" tanya Arya ingin tahu."Kau belum kenalan dengan cucuku yang cantik?" tanya Ki Ageng."Gadis judes itu?" tanya Surya balik bertanya."Hahahahah! Sepertinya kalian bertemu di saat y

    Last Updated : 2024-12-07
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Gubuk Ki Ageng

    Begitu Haru memberikan perintah, seluruh adik-adik seperguruannya, dari perguruan bajing maut berlari kecil ke arah gubuk itu."Ki Ageng! Keluar kau!" teriak Haru dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi.Haru, pendekar yang merupakan murid dari perguruan itu, sudah lama berkelana, dan sudah memiliki nama di dunia persilatan.Saat dia mendapatkan kabar, jika Ki Ageng mencuri sesuatu dari perguruannya, dia langsung kembali, dan atas tugas dari gurunya, si bajing kematian, dia mendapatkan tugas untuk merebut kembali pusaka perguruan mereka.Ki Ageng tidak langsung keluar, tapi dia mengintip, dan dia cukup kaget karena yang datang adalah murid dari perguruan bajing maut."Mereka sangat cepat menemukan keberadaan ku," gumam Ki Ageng.Ki Ageng menatap Kinanti yang meringkuk ketakutan. Itu yang jadi pemikiran Ki Ageng."Kinanti, kemari!"Kinanti dengan langkah ragu, mendekati kakeknya itu.Dengan segera Ki Ageng menarik tangan Kinanti, dan membawa gadis itu ke dalam kamarnya.Ki Agen

    Last Updated : 2024-12-07
  • Sang Penghancur Langit    Memperebutkan Kotak Rahasia

    Satu pukulan Haru masuk ke dalam bagian depan Ki Ageng.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Ki Ageng menjerit begitu keras, begitu melengking menahan sakit di tubuhnya.Huakkkkkk!!Pukulan Haru berisi tenaga dalam yang tinggi, dan itu membuat luka dalam Ki Ageng Kembali terbuka lebar. Itu terbukti dengan muntah darahnya Ki Ageng."Dimana kau sembunyikan kitab itu?" bentak Haru."Sampai kapanpun, kau tidak akan menemukan jawaban dariku!" kata Ki Ageng."Sialan! Apa kau memang ingin mati?" "Mati? Bukankah aku sudah mati!" ucap Ki Ageng."Badik! Bukankah kau mengatakan jika dia memiliki cucu? Segera cari!" kata Haru.Wajah Ki Ageng berubah warna karena Perkataan dari Haru, dai tidak menyangka jika mereka sudah di awasi."Jangan ganggu, cucuku!" kata Ki Ageng."Hei .. dia bicara! Segera cari dan bawa cucunya kemari! Siapa diantara kalian yang kenal cucunya?" "Aku mengenalnya!" jawab Badik."Kalau begitu kau cari, kemungkinan dia kabur dari belakang," kata Haru memberikan perintah."Baik kak, akan seger

    Last Updated : 2024-12-08
  • Sang Penghancur Langit    Korban Pertarungan

    Arya keluar dari sebuah kedai setelah menikmati makan siang, dan baru saja dia akan berjalan menyusuri kota, dia orang bertarung di hadapan Arya.Arya melihat keduanya memperebutkan sebuah kotak yang dibungkus kain halus."Apa mereka tidak memiliki sesuatu yang harus perebutkan!" kata Arya sambil geleng kepala.Arya terus memperhatikan tanpa peduli dengan apa yang mereka perebutkan. Arya hanya menyaksikan pertarungan mereka tanpa peduli apa yang mereka inginkan dari pertarungan itu."Hanya menunggu waktu, orang yang berpakaian hijau itu akan kalahkan lawannya!" kata Arya memprediksi hasil pertarungan itu.Dan benar saja, tidak menunggu lama, badik mulai terdesak dengan serangan dari sangga.Plakkkkkk!!Satu pukulan sangga menghantam perut Badik, tidak hanya itu, sangga juga melanjutkan serangan dengan menendang bagian depan badik.Bammmmmmmmm!!Badik terlempar jauh, dan terkapar di tanah."kakak!"Dua adik seperguruannya Badik berlari ke arah badik, dan membantu badik untuk berdiri. S

    Last Updated : 2024-12-09
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Perguruan Bajing Maut

    "Apa kakak yakin? " tanya Badik kaget dengan perintah dari kakak seperguruannya itu."Kenapa badik? Apa kau takut?' kata Haru pada badik."Bukan kak, tapi di perguruan cabang itu ada ketua Harda yang cukup kuat!" jawab Badik."Aku yang akan habisi orang tua itu, aku sudah lama ingin habisi dia!' kata Haru menjawab keraguan Badik."Apa kakak akan mampu?" tanya Badik.Mata Haru melotot, tidak percaya jika badik akan meremehkan kemampuan yang dia miliki.Tappppp!!Dengan satu tangkapan saja, leher badik sudah ada di genggaman tangan Haru."Asal aku tahu, jangan ketua Harda itu, seluruh anak murid perguruan cabang itu akan aku bunuh!" kata Haru dengan mata merah pada Badik.Brukkkk!!Haru lemparkan tubuh badik yang ketakutan dan menunduk."Haru! Kau harus hati-hati pada ketua Harda itu."Seorang lelaki tua yang dari tadi memperhatikan mendekat, dia adalah ketua dari perguruan bajing maut, dialah si bajing kematian."Ketua!" kata Haru sangat hormat pada ketua besar itu."Ingat, jangan samp

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status