Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Melapor Pada Ketua Parta

Share

Melapor Pada Ketua Parta

last update Last Updated: 2024-12-04 15:38:03

Tanpa berani menoleh ke belakang, ganda terus melesat menuju bukit kutukan, dia sungguh ingin segera sampai di markas dari kelompok pemuja iblis itu.

"Sudah tidak jauh lagi, aku akan segera sampai! Junda, bertahanlah!" kata ganda yang pikirannya masih terpikir pada rekannya itu.

Setelah melesat dengan kecepatan yang penuh, ganda akhirnya bernapas lega, itu setelah Ganda sudah melihat bukit kutukan meskipun masih berjarak puluhan tombak.

Huppppppp!!

Saat dia sudah berada di mulut gua, Ganda langsung melesat dan masuk tanpa peduli dengan penjaga mulut gua yang ingin menghadangnya.

Dia langsung bergegas masuk ke dalam kamar ketua Parta, tanpa peduli jika ketuanya sedang menikmati tidur yang panjang.

"Ketua! Ketua!" teriak Ganda dan itu mengejutkan ketua Parta yang masih dalam keadaan polos tanpa busana.

"Sialan kau Ganda! Kenapa kau begitu mengejutkan aku, hei .. kenapa kau kembali? Dimana Junda?" tanya ketua Parta dan langsung teringat jika Ganda menemani Junda mengantarkan barang pesa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Kematian Ketua Parta

    Bammmmmmmmm!!Tubuh ketua Parta merasakan bagaimana kuatnya pukulan dari Arya. Tidak hanya menahan kuatnya pukulan Arya, tubuh ketua Parta juga terlempar jauh, bahkan sampai lima tombak karena pukulan anak muda itu.Huaaaakkk!!Tidak dapat dicegah, dan darah kental melompat dari mulut ketua Parta. Wajahnya pucat karena begitu kuatnya pukulan dari Arya."Kurang ajar!"Ketua Parta mengeluarkan senjatanya, senjata berupa sabit yang merupakan senjata andalan dari para pemuja iblis.Arya tersenyum, dia tahu jika kelompok itu memang memiliki senjata sabit, itu setelah dua mengobati luka dari Ki Uyut yang sudah tewas.Ketua Parta memegang sabit tajam di tangan kiri dan tangan kanannya, dan memutar sabit itu sehingga menimbulkan bunyi angin yang berderit."Kau tidak mungkin berani membunuhku!" kata ketua Parta."Kenapa? Apa yang aku takutkan, darimu!" kata Arya."Asal kau tahu, kami terhubung erat dengan Kelompok Teratai, dan jelas kau akan jadi buronan kelompok itu!" jawab ketua Parta."Lagi

    Last Updated : 2024-12-04
  • Sang Penghancur Langit    Perintah Ketua Son

    Wakil ketua Ambar berlutut pada seseorang yang berdiri angkuh di hadapannya."Ada apa dengan ketua mu?" tanya orang yang tak lain adalah ketua besar kelompok teratai, ketua Son Chong."Ketua samba kalah bertarung, ketua besar!" jawab wakil ketua Ambar."Kalah bertarung? Siapa yang mampu imbangi dia? Bahkan kalahkan dia, itu bisa dihitung jari di seluruh negeri ini!" tanya ketua Son Chong."Hanya seorang pemuda yang baru turun gunung, ketua!" jawab wakil ketua Ambar."Letakkan dia di atas batu itu, aku akan periksa keadaannya," kata ketua besar Son Chong.Tanpa membantah wakil ketua Ambar meletakkan ketua yang sangat dia hormati itu di atas batu yang ditunjukkan oleh ketua besar Son Chong.Ketua besar Son Chong menotok tubuh ketua samba, dan saat itulah dia merasakan masih ada sengatan petir dari tubuh ketua samba."Ini elemen petir," desis ketua besar Son Chong kaget."Benar ketua besar, ketua samba memang bertarung dengan seseorang yang memiliki elemen petir!" jawab wakil ketua Ambar

    Last Updated : 2024-12-05
  • Sang Penghancur Langit    Laporan Ganda

    "Kau jangan bercanda anak muda!" kata ketua Son Chong tidak percaya."Aku tidak bercanda, aku adalah Ganda, salah satu wakil ketua dari Kelompok Pemuja Iblis, dan aku yang berhasil kabur!" kata Ganda.Ganda, setelah kabur dari bukit kutukan, memutuskan untuk menemui utusan dari Kelompok Teratai yang sudah menunggu barang pesanan, dia tak ingin utusan itu terlalu menunggu yang tidak akan datang lagi."Kabur? Apa maksudmu?' tanya ketua besar Son Chong."Kelompok Pemuja Iblis diserang oleh seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi, mungkin hanya ketua besar Son yang dapat kalahkan dia!" jawab Ganda."Siapa?" tanya ketua besar Son."Dia mengatakan namanya, Pendekar Naga Petir!" jawab Ganda."Pendekar Naga Petir? Kurang ajar! Dia sudah membuat namanya sendiri!" gumam ketua besar Son Chong dengan wajah yang tidak bagus.Ganda berbalik, dan akan mencari tempat yang aman."Kau akan kemana?" tanya ketua Son."Aku akan pergi, aku sudah melihat kekuatan yang mengerikan, aku tidak ingin jadi

    Last Updated : 2024-12-06
  • Sang Penghancur Langit    Mengobati Ki Ageng

    Dengan segera Arya melakukan apa yang diminta oleh Ki Ageng, dan membawa orang yang baru dia kenal itu ke atas gunung yang katanya merupakan tempat tinggalnya.Arya melihat sebuah gubuk besar, jika di kota, gubuk itu akan jadi rumah yang nyaman."Pasti itu tempat tinggal kakek ini!" kata Arya.Arya mendekat, dan berjalan menuju pintu masuk."Kakek sudah kembali ya?"Satu suara seseorang yang cukup lembut terdengar dari dalam gubuk itu, dan sekalian dia membuka pintu.Tapi matanya melotot, dan dahinya berkerut saat melihat Arya yang menggendong Ki Ageng."Kakek!'Gadis itu berteriak melihat keadaan Ki Ageng yang kepayahan."Apakah aku boleh masuk?" tanya Arya."Jangan tanya lagi, segera bawa kakek ke dalam!" jawab gadis itu.Arya segera masuk, dan gadis itu mengarahkan Arya ke kamar Ki Ageng, dan Arya letakkan tubuh tua Ki Ageng di pembaringan di kamar itu."Kenapa kau melukai kakekku?" tanya gadis itu."Dari pada kau bertanya yang bukan-bukan, sebaiknya kau membuat ramuan obat untuk l

    Last Updated : 2024-12-06
  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Ki Ageng

    Arya membuka matanya saat tatapan Ki Ageng begitu tajam menatapnya. Keduanya saling pandang dan itu membuat Ki Ageng merasa malu."Ada apa Ki? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Arya sambil berdiri dari tidurnya."Tidak ada anak muda, cuci mukamu, kita akan makan pagi!" kata Ki Ageng untuk menutupi rasa malunya."Makan? baiklah, aku juga sudah lapar," jawab Surya sambil mengelus perutnya sendiri.Ki Ageng geleng kepala karena sikap Arya yang sepertinya tidak peduli apapun, tapi sesungguhnya memiliki jiwa menolong yang tinggi."Anak muda ini, memiliki sisi yang mungkin tidak akan banyak orang pahami!" kata Ki Ageng membaca karakter Arya."Bagaimana makannya? Apa sudah siap, Ki?" tanya Arya begitu dia kembali masuk kedalam gubuk Ki Ageng."Sudah disiapkan oleh Kinanti!" jawab Ki Ageng."Kinanti? Siapa itu?" tanya Arya ingin tahu."Kau belum kenalan dengan cucuku yang cantik?" tanya Ki Ageng."Gadis judes itu?" tanya Surya balik bertanya."Hahahahah! Sepertinya kalian bertemu di saat y

    Last Updated : 2024-12-07
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Gubuk Ki Ageng

    Begitu Haru memberikan perintah, seluruh adik-adik seperguruannya, dari perguruan bajing maut berlari kecil ke arah gubuk itu."Ki Ageng! Keluar kau!" teriak Haru dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi.Haru, pendekar yang merupakan murid dari perguruan itu, sudah lama berkelana, dan sudah memiliki nama di dunia persilatan.Saat dia mendapatkan kabar, jika Ki Ageng mencuri sesuatu dari perguruannya, dia langsung kembali, dan atas tugas dari gurunya, si bajing kematian, dia mendapatkan tugas untuk merebut kembali pusaka perguruan mereka.Ki Ageng tidak langsung keluar, tapi dia mengintip, dan dia cukup kaget karena yang datang adalah murid dari perguruan bajing maut."Mereka sangat cepat menemukan keberadaan ku," gumam Ki Ageng.Ki Ageng menatap Kinanti yang meringkuk ketakutan. Itu yang jadi pemikiran Ki Ageng."Kinanti, kemari!"Kinanti dengan langkah ragu, mendekati kakeknya itu.Dengan segera Ki Ageng menarik tangan Kinanti, dan membawa gadis itu ke dalam kamarnya.Ki Agen

    Last Updated : 2024-12-07
  • Sang Penghancur Langit    Memperebutkan Kotak Rahasia

    Satu pukulan Haru masuk ke dalam bagian depan Ki Ageng.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Ki Ageng menjerit begitu keras, begitu melengking menahan sakit di tubuhnya.Huakkkkkk!!Pukulan Haru berisi tenaga dalam yang tinggi, dan itu membuat luka dalam Ki Ageng Kembali terbuka lebar. Itu terbukti dengan muntah darahnya Ki Ageng."Dimana kau sembunyikan kitab itu?" bentak Haru."Sampai kapanpun, kau tidak akan menemukan jawaban dariku!" kata Ki Ageng."Sialan! Apa kau memang ingin mati?" "Mati? Bukankah aku sudah mati!" ucap Ki Ageng."Badik! Bukankah kau mengatakan jika dia memiliki cucu? Segera cari!" kata Haru.Wajah Ki Ageng berubah warna karena Perkataan dari Haru, dai tidak menyangka jika mereka sudah di awasi."Jangan ganggu, cucuku!" kata Ki Ageng."Hei .. dia bicara! Segera cari dan bawa cucunya kemari! Siapa diantara kalian yang kenal cucunya?" "Aku mengenalnya!" jawab Badik."Kalau begitu kau cari, kemungkinan dia kabur dari belakang," kata Haru memberikan perintah."Baik kak, akan seger

    Last Updated : 2024-12-08
  • Sang Penghancur Langit    Korban Pertarungan

    Arya keluar dari sebuah kedai setelah menikmati makan siang, dan baru saja dia akan berjalan menyusuri kota, dia orang bertarung di hadapan Arya.Arya melihat keduanya memperebutkan sebuah kotak yang dibungkus kain halus."Apa mereka tidak memiliki sesuatu yang harus perebutkan!" kata Arya sambil geleng kepala.Arya terus memperhatikan tanpa peduli dengan apa yang mereka perebutkan. Arya hanya menyaksikan pertarungan mereka tanpa peduli apa yang mereka inginkan dari pertarungan itu."Hanya menunggu waktu, orang yang berpakaian hijau itu akan kalahkan lawannya!" kata Arya memprediksi hasil pertarungan itu.Dan benar saja, tidak menunggu lama, badik mulai terdesak dengan serangan dari sangga.Plakkkkkk!!Satu pukulan sangga menghantam perut Badik, tidak hanya itu, sangga juga melanjutkan serangan dengan menendang bagian depan badik.Bammmmmmmmm!!Badik terlempar jauh, dan terkapar di tanah."kakak!"Dua adik seperguruannya Badik berlari ke arah badik, dan membantu badik untuk berdiri. S

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Amarah Wardana

    Juragan Bentra termangu melihat gadis yang baru saja dia nikmati itu sudah bersimbah darah, dan hanya menunggu kematian saja."Sialan! Aku belum puas dia sudah memilih mati! Dasar gadis bodoh!" kata juragan Bentra dan tanpa sedikitpun peduli pada Kirana yang sudah menunggu mati, dia meninggalkan gadis yang masih tak berpakaian itu.Setelah itu dia memilih untuk keluar."Kita kembali, ambil jalan potong, ambil jalan yang lain!" kata juragan Bentra."Baik, juragan!" jawab danau biru.Empat orang itu meninggalkan gubuk di tengah hutan itu, dan tak sedikitpun peduli dengan seorang gadis yang meregang nyawa di dalam gubuk itu."Kita segera ke kota, aku ingin mengurus sesautu dengan Adipati!" kata juragan Bentra."Baik juragan!"***"Cepat katakan, dimana letak tempat persembunyian juragan itu?" bentak Arya pada anak buah juragan Bentra yang membawanya."Mereka ada di dalam hutan tuan pendekar, tapi aku tidak tahu dimana keberadaan gubuk itu," jawab anak buah juragan Bentra itu."Bodoh! Kau

  • Sang Penghancur Langit    Ibu Yang Kejam

    Seperti biasa warung Wardana akan buka disaat siang mendekat, dan pagi itu, tidak seperti biasa.Nyai asih datang ke warung dengan pakaian yang bagus, dan dia mendekati Wardana."Warung kita sepertinya maju, suamiku!" kata nyai asih."Benar! Dan semuanya tidak lepas dari kerja keras, Kirana!" jawab Wardana."Dia memang, anak yang baik!" kata nyai asih.Saat keduanya masih bicara, Kirana datang, dan sudah membawa tempat belanjaan untuk belanja ke pasar."Kau mau belanja, Kirana?" tanya nyai Asih."Iya Bu!" jawab Kirana tidak suka pada ibunya itu."Ibu akan menemani mu, apakah kau mau?" tanya nyai Asih.Kirana menatap ayahnya, Wardana. Yang di sambut anggukan kepala."Baiklah ibu, Kirana mau," jawab gadis itu.Nyai asih tersenyum penuh misteri, dan dia angguk kepala pada suaminya."Kalian berdua hati-hati lah!" kata Wardana."Baik ayah!' kata Kirana dan keluar dari kedai mereka.Kirana begitu cantik pada hari itu, pancaran dari tubuhnya begitu sempurna, dan itu membuat siapapun yang mel

  • Sang Penghancur Langit    Tawaran Menggiurkan

    "Kurang ajar! Kehadiran pemuda itu sudah membuatku gagal mendapatkan Kirana, aku sungguh inginkan gadis itu!" maki juragan Bentra.Sudah berbagai cara dilakukan oleh juragan Bentra untuk menghancurkan kedai Wardana, tapi tetap tidak ada satupun yang berhasil melakukannya, semuanya gagal karena Arya selalu gagalkan semua yang sudah dia perbuat."Apa ada cara untuk jauhkan pemuda itu dari kota ini?" tanya juragan Bentra."Bagaimana jika kita bayar dia untuk pergi dari kota ini, juragan?" tanya danau hitam. Salah satu dari tiga pendekar danau maut."Membayarnya? Apakah itu mungkin, danau hitam?" tanya juragan Bentra."Menurut juragan, apa yang membuat dia bertahan di kota ini? Aku yakin dia ingin modalnya kembali setelah itu dia akan pergi dari kota ini!" kata danau hitam."Kau benar juga, kalau begitu panggil dia ke rumah ini!" kata juragan Bentra."Aku yang akan memanggil dia!' kata danau biru.Lelaki berpakaian biru itu memberikan hormat pada juragan Bentra, dan melesat menuju ke arah

  • Sang Penghancur Langit    Perjanjiannya Hutang

    "Pergilah! kami tidak ingin membunuhmu!" kata Ki Hura."Membunuhku? Aku tidak ada urusan dengan kalian, tapi dengan pemilik kedai ini!" ucap Arya.Arya menatap Wardana dengan pandangan yang penuh dengan pertanyaan."Apa perjanjian antara paman, dengan juragan Bentra?" tanya Arya."Perjanjian kami aku akan bayar setelah dua belas purnama, dan sampai waktu itu tiba, aku harus bayar bunganya tiap bulan!" jawab Wardana."Sudah berapa purnama berjalan, paman?" tanya Arya."Kalau tidak salah, baru delapan purnama!" jawab Wardana."Anda yang salah juragan, saat ini paman Wardana hanya wajib membayar bunga, belum semua hutangnya!" kata Arya dan berbalik kepada juragan Bentra."Aku tidak peduli, aku ingin dia bayar semuanya, lagian siapa kau? Apa urusanmu?" kata juragan Bentra sinis."Aku siapa? Aku yang memberikan modal untuk paman Wardana untuk membuka kembali usahanya, jika kau meminta semua modalnya, sudah pasti kami akan rugi!" jawab Arya."Apa? Kau yang memberikan modal? Apa kau tidak sa

  • Sang Penghancur Langit    Pelanggan Pertama

    "Masalah apa antara kita?" tanya Arya."Kirana!" "Jadi ini karena gadis itu? Apa kalian utusan juragan Bentra?" tanya Arya."Bukan urusanmu, sekarang kami minta kau pergi dari kota ini, atau kau akan babak belur!" ancam mereka.Plakkkkkk!!Arya tidak ingin bicara lebih lama, Arya langsung menampar wajah salah satu pemuda itu hingga berputar bagaikan gasing."Bagaimana mungkin?"Bammmmmmmmm!!Arya memberikan pukulan pada orang Kedua, dan langsung jatuh karena merasakan perutnya bagaikan diaduk dalam bejana.Bukkkkkk!!Arya angkat kakinya, dan sebuah tendangan ke dagu orang yang ketiga membuat ketiga orang itu menyerah tanpa perlawanan.Arya jongkok di depan orang yang mengancamnya."Jika kalian masih berani menunjukkan wajah kalian dihadapanku, maka bukan hanya luka yang aku berikan, tapi kematian, ingat itu!" kata Arya balik mengancam.Setelah itu Arya meninggalkan tempat itu, dan memilih kembali ke rumah Wardana, dia sedikit khawatir karena dia sudah diancam, dan memiliki hubungan d

  • Sang Penghancur Langit    Modal Untuk Wardana

    "Membantu! Dengan apa Arya?" tanya Kirana."Sudah, kau tidak perlu cemberut lagi, ayo kita ke rumahmu, aku akan membantu kalian!" kata Arya."Tapi?" kata Kirana."Atau kau memang suka lelaki tua itu?" goda Arya."Jaga mulutmu!" kata Kirana.Arya dan Kirana memasuki kota Gambalang, dan beberapa pasang mata melihat kedatangan Arya dan Kirana yang seperti terlihat sepasang kekasih di hadapan mata banyak orang."Siapa pemuda itu?""Mana aku tahu!" "Kita beritahu pada juragan Bentra, pasti juragan tidak akan suka ada yang berani dekati gadis yang dia inginkan.""Kau benar! Tapi apa dia akan memberikan pekerjaan memberikan pelajaran pada kita?" tanya rekannya."Semoga saja iya!" ucap rekannya.Arya dan Kirana terus berjalan hingga mereka sampai di rumah Kirana, dan mata Wardana begitu tajam menatap Arya, seolah menatap dengan penuh tanda tanya."Saya Arya, paman!" kata Arya memperkenalkan dirinya sebelum Wardana bertanya."Aku tidak ingin tanyakan siapa namamu, tapi aku ingin tanyakan apa

  • Sang Penghancur Langit    Gadis Pembayar Hutang

    "Kirana putriku, maafkan ayah! tapi ayah sungguh tidak tahu lagi, apa yang harus ayah lakukan!" kata lelaki itu meminta maaf pada putrinya itu."Kenapa tidak ayah saja yang gantikan, Kirana!" ucap gadis itu."Jika saja nyawa bisa gantikan, maka akan ayah lakukan, putriku!" kata ayahnya.Lelaki itu adalah Wardana. Lelaki yang dahulu adalah seorang pedagang di kota Gambalang, tapi usahanya hancur, dan mau tidak mau dia harus meminta pinjaman pada juragan Bentra.Juragan Bentra tahu jika Wardana memiliki seorang gadis yang cantik, dan dia dengan senang hati memberikan pinjaman itu, dengan bunga yang tidak tinggi.Tapi meskipun Wardana sudah berusaha keras, tetap saja usahanya gagal. Dan kini, tenggak waktu pembayaran bulanan sudah mulai mendekati waktunya, Wardana tidak tahu harus mencari dari mana lagi.Wardana sesungguhnya tidak tahu, jika semua kegagalan yang terjadi di usaha itu ada ikut campur dari juragan Bentra, itu karena juragan Bentra sudah inginkan tubuh Kirana, putri Wardana.

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Gunung

    "Hahahaha! Apakah kau sadar diri yang bicara itu anak muda? lihat sekelilingmu? Apa kau tidak lihat jika kami lebih banyak darimu?" bentak pemimpin dari gerombolan yang sudah mengurung Arya.Arya hanya menatap sinis, dan tak memandang sedikit jika gerombolan orang itu akan memberikan dia hadangan.Haaaaaaaaaaa!!Arya keluarkan tenaga dalam yang besar, dan itu mengejutkan mereka semua."Siapa anak muda ini?" ucap pemimpin gerombolan itu pucat. Bahkan tanpa sadar kakinya mundur ke belakang."Ketua Hosun, bagaimana ini? Dia sangat kuat!" ucap anak buah gerombolan bandit gunung."Kita salah memilih korban!" kata ketua Hosun."Jadi apa yang akan kita lakukan?""Untuk apa kau tanyakan itu? Bukankah sudah sering seperti ini, jika menemukan lawan yang kuat, kita memilih mundur!" jawab ketua Hosun."MUNDUR ... CARI TEMPAT YANG MEMBUAT KALIAN HIDUP!" teriak ketua Hosun pada seluruh anak buahnya.Arya kaget, tidak dia sangka jika ketua dari kelompok bandit gunung itu akan memilih kabur.Huppppp!

  • Sang Penghancur Langit    Dendam Ki Beling

    Berkali-kali Ki Beling menyerang dengan tendangan dan pukulan, tapi tidak ada satupun serangan yang mampu melukai dan mengenai Arya.Haaaaaaaaaaa!!Dan setiap Arya menyerang balik, maka Ki Beling akan kewalahan menahan setiap serangan Arya.Plakkkkkk!!Satu jotosan Arya mengenai ulu hati Ki beling, dan kakek tua itu terjungkal ke belakang."Kurang ajar! Bocah ini sangat kuat, aku tidak akan mampu menghadapi dia saat ini.Hiaaatttt!!Ki beling melepaskan satu pukulan jarak jauh, dan itu bukan mengarah pada Arya, tapi pada Wanto."Wanto!! menghindar!" teriak Arya.Tapi Arya melihat jika Wanto tidak akan mampu mengindari pukulan itu.Whusssssssss!!Arya bergerak cepat, dan menubruk tubuh Wanto agar pemuda itu terhindar dari serangan Ki Beling."Ini yang aku tunggu!" gumam Ki beling.Huppppp!!Ki beling mencoba ambil langkah seribu, tapi wajahnya pucat pasi saat Arya sudah ada di hadapannya."Bagaimana mungkin? Kapan dia bergerak?" gumam Ki beling.Bammmmmmmmm!!Saat Arya memberikan seran

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status