"Aku ingin bicara dengan pemuda ini!" kata Resi Gunin dan menatap Arya."Denganku? Ada apa, tuan?" tanya Arya."Aku Resi Gunin, aku yang mengunci kotak itu, dan aku isi dengan kitab api dan juga peta menuju sebuah pusaka yang sangat menakutkan, pusaka pedang matahari! Pusaka yang juga disebut-sebut sebagai pusaka penghancur!" kata Resi Gunin.Arya diam dan, mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Resi Gunin."Apakah kami bisa bicara empat mata?" tanya Resi Gunin pada empat orang yang ada disana."Dengan senang hati, kami akan berikan!" kata Raja Yuda."Mari ikut denganku!" kata Resi Gunin yang masih tetap membawa kotak besi berisi kitab api.Resi Gunin dan Arya berjalan-jalan di lapangan luas penjara bawah tanah itu, dan saat sampai di tengah lapangan luas itu, Resi Gunin diam dan duduk dengan melipat kedua kakinya. Dan Arya melakukan hal yang sama."Bagaimana kau bisa berjodoh dengan kitab api ini?" tanya Resi Gunin."Apa maksudnya, Resi?" tanya Arya."Aku juga tidak tahu kenapa
Seorang perempuan dengan pakaian kebesaran yang begitu indah menemani perempuan yang duduk santai di taman istana kerajaan Purawa."kenapa dari tadi, Utari melihat ibunda terus termenung?'Seorang gadis yang begitu cantik datang menghampiri perempuan yang sudah berusia empat puluhan tahun itu."Utari! Ibunda hanya ingat dengan kakakmu, Candra! Hari ini, tepat dua puluh tiga tahun yang lalu, kakakmu hilang!" jawab perempuan itu.Perempuan itu adalah ratu Parwati, ratu kerajaan Purawa. Dan Utari adalah putri kerajaan itu."Dimana adikmu?" tanya ratu Parwati."Adik, Angga berada di halaman belakang istana, ibunda! Berlatih Kanuragan!" jawab putri Utari."Seandainya kakakmu masih hidup, mungkin keluarga kita lebih baik lagi!" kata ratu Parwati."Apakah yang ibunda maksud kakak Sengala?" tanya putri Utari."Tidak usah sebutkan namanya, dia sudah bukan keluarga kita lagi, pikirannya terlalu bejat!" jawab ratu Parwati.Putri Utari merenung sejenak, kakaknya itu, pangeran Sengkala. Dia seoran
Dua hari sudah Arya ada di istana kerajaan Purawa, dan Arya memang mendapatkan segala kemewahan dunia, segala kemewahan yang di dapatkan oleh seorang pangeran kerajaan."Kak, Candra! Apa kakak didalam?" Arya yang berada dalam kamarnya, mendengar suara seorang lelaki, dan dia yakin itu adalah suara adiknya, pangeran Angga."Masuklah Angga, kakak didalam!" jawab Arya.Pangeran Angga masuk, dan dia duduk di tempat tidur Arya."Ada apa Angga?" tanya Arya."Aku ingin menanyakan sesuatu pada kakak!" jawab Pangeran Angga."Katakan, apa itu?" tanya Arya dengan senyum hangat.Pangeran Angga menunduk, tidak tahu harus memulai dari mana."Kak Candra! Apakah kakak mau menggantikan Angga jadi seorang calon raja?" tanya Pangeran Angga."Apa maksudmu adik?" "Aku hanya ingin bertanya saja kak, bukankah kakak sudah di istana ini, mungkin saja kakak akan segera menggantikan Angga!" ucap pemuda itu.Arya tahu jika pasti ada yang mencoba merusak pemikiran dari pangeran Angga. Dan itu jelas akan merusak
"Kapan kau akan berangkat dan meninggalkan istana ini, pangeran?" tanya resi Gunin."Besok, aku pasti akan tinggalkan istana ini besok, resi!" jawab Arya."Aku harap pangeran menemukan pedang matahari, dan untuk memegang pedang itu. Pangeran harus mempelajari kitab api!" kata resi Gunin.Resi Gunin kembali memberikan kitab api pada Arya, dan kali ini Arya tidak dapat lagi untuk menolak.Arya membuka kitab api, dan saat itulah satu pancaran yang jahat masuk ke tubuh Arya."Apa itu, resi?" tanya Arya."Kau mampu melawan pancaran jahat itu? Kau memang pilihan kitab ini!" jawab resi Gunin."Maksudnya?'"Kitab itu adalah kitab iblis, dan hanya yang memiliki kekuatan bathin tingkat tinggi yang mampu mengendalikan kitab dan pedang matahari," jawab resi Gunin.Arya ingat jika resi Raspati sudah memberikan kekuatan bathin pada dirinya, dan itu yang membuat Arya yakin karena itulah Arya mampu menahan kekuatan jahat yang mencoba masuk ke tubuh dan kuasai dirinya."Kitab ini sangat mengerikan, re
Untuk sampai di pesisir pantai Ciremai, Arya harus melewati hutan maupun kadipaten yang menjadi bagian wilayah dari kerajaan Purawa."Akhirnya sampai juga di kadipaten ini, kata ayah disini berdiri sebuah perguruan yang banyak melahirkan panglima kerajaan. Perguruan tulang putih. Dimana perguruan itu?" gumam Arya saat Arya sampai di kadipaten Tulanggung."Hei kau! Untuk apa kau memasuki kadipaten ini?' Seorang pemuda yang usianya hampir sama dengan Arya membenta anak muda itu dan menghalangi langkah Arya yang menuntun kuda Gondola."Kenapa? Apakah salah memasuki kadipaten ini?" tanya Arya balik bertanya."Sudah pasti salah! Setiap orang baru yang memasuki kadipaten ini, harus melapor padaku, Apa kau tidak tahu peraturan itu?" ucap pemuda itu."Peraturan? Aku tidak melihat ada peraturan seperti itu!" kata Arya dan meninggalkan pemuda itu tanpa memperdulikan keberadaan pemuda itu lagi."Heiii ... Kau berani meninggalkan aku? Tuan muda Gurning! Orang yang paling dihormati di kota ini, j
Belum sempat lelaki itu menjawab, meja Arya sudah penuh dengan berbagai hidangan yang memang sudah Arya pesan."Apakah paman ingin makan bersamaku?" tanya Arya."Tidak! Aku sedang kesulitan menghitung!" jawab lelaki itu.Arya yang akan menyuap makanan menatap lelaki itu dengan dahi berkerut."Menghitung apa maksudmu, paman?" tanya Arya."Pajak untuk semua makanan yang kau pesan ini!" jawab lelaki itu dengan mudahnya."Pajak? Apa maksudnya?" tanya Arya."Asal kau tahu, dikota ini berlaku pajak bagi seseorang yang baru datang, pajak segala hal yang dia makan dan yang dia bawa!" jawab lelaki itu."Siapa kau? Kenapa sampai kau urus sampai pajak?""Aku panglima Deria, panglima yang menjadi pimpin prajurit dari kadipaten Tulanggung ini" jawab lelaki itu.Selera makan Arya hilang seketika, itu karena Arya merasa dipersulit di kota itu."Pajak semua makanan dan minuman mu, adalah seratus keping koin emas, pajak kuda lima puluh koin emas, pajak memasuki kota ini lima pulih koin emas, jadi tota
"Anak muda, Jika kau ingin bertemu dengan dengan Seroja yang kau cari itu, segera datangi hutan kehidupan di sebelah selatan kota ini, kau akan bertemu dengan dia!"Suara itu dikirimkan lewat suara jarak jauh, tapi itu sudah cukup membuat Arya memiliki informasi tentang guru Seroja yang dia cari."Baik, aku akan kesana!" kata Arya.Arya berjalan menuju arah selatan, dan saat dia sudah keluar dari kota Tulanggung, Arya mengerahkan ilmu meringankan tubuh dan melesat menuju arah yang dikatakan oleh suara itu.Arya sampai di tepi hutan kehidupan, dan melihat kedalam hutan itu."Aku tidak merasakan apapun disini!" gumam Arya.Tapi itu hanya sesaat, dan belum juga Arya merasa kesepian, dari dalam hutan keluar dua orang lelaki."Apakah kau mencari ketua Seroja?""Aku memang mencari orang yang bernama Seroja, tapi aku tidak tahu apakah dia yang aku cari atau bukan!" jawab Arya."Ketua meminta kami untuk menjemput dirimu, jadi kau ikut saja dengan kami," kata salah satu dari dua orang yang men
Setelah tamparan di wajah Gurning, Arya menambah lagi pukulan demi pukulan ke tubuh Gurning, dan itu membuat tubuh putra Adipati itu tidak berdaya."Bagaimana rasanya?" tanya Arya.Plakkkkkk!!Belum puas, Arya menambah tamparan ke wajah anak muda itu, dan satu demi satu giginya tanggal dari tempatnya.Tubuh Gurning bergetar karena menahan rasa sakit di tubuhnya, sementara pengawal dan prajurit kadipaten tidak berani berbuat apa-apa."Bawa Kembali tuan muda kalian, aku tidak ingin melihat dia disini, atau dia akan mati!" kata Arya.Dengan tubuh gemetaran, pengawal dan prajurit kadipaten membawa tubuh Gurning kembali ke rumah Adipati Sendah. Mereka tidak berani melawan Arya karena Arya terlalu kuat bagi mereka."Kau akan merasakan akibat dari kebodohanmu ini!" kata prajurit kadipaten sebelum membawa tubuh Gurning."Kalian yang akan menangis!" kata Arya.Arya membantu gadis itu, dan membawa kembali pada kedua orang tuanya."Kau tidak apa-apa?" tanya Arya."Tidak, terimakasih!" jawab gadi
Arya cukup terkejut dengan jurus yang dikeluarkan oleh Ki Resta. Tapi Arya tidak mau menunjukkan itu pada Ki Resta."Tarian pedang naga!"Haaaaaaaaaaa!Arya menari dan berputar untuk hindari lima pedang yang datang kepadanya.Tranggggg!!Arya menahan satu pedang tapi pedang itu hancur, dan malah nyawa Arya terancam oleh empat pedang yang lain.Arya bersalto ke udara, dan menebas satu pedang yang lain. Dua pedang sudah Arya lumpuhkan, tapi itu membuat tiga pedang yang lain semakin cepat untuk habisi Arya.Tranggggg!!Arya kembali menangkis satu pedang, dan itu adalah pedang yang asli. Pedang itu terlempar, dan bersamaan dengan itu jatuh juga pedang yang merupakan pedang ilusi."Luncuran pedang kematian!"Ki Resta langsung merapal jurus yang lain, itu karena pedang hitam miliknya terlempar.Ki Resta melompat dan tangkap pedang hitam miliknya, dan menyerang dengan meluncur cepat.Huppppp!!Tranggggg!!Bagian lebar pedang urat petir menjadi penahan bagi ujung runcing dari pedang hitam, d
Arya sama kagetnya dengan Ki Resta, dia juga mencari keberadaan Ki Barata. Beda dengan ki Resta yang butuhkan bantuan dari Ki Barata. Arya mencari Ki Barata karena Arya tidak ingin Ki Barata datang dengan serangan bokongan dari belakang.Arya berputar, mencari keberadaan Ki Barata, tapi Arya sudah tidak melihat lelaki pendiri perguruan naga hitam itu."Kemana si keparat itu?" maki Arya yang ragu jika Ki Barata datang menyerang dirinya.Haaaaaaaaaaa!!Tapi belum juga Arya melihat keberadaan Ki Barata. Ki Resta sudah datang dengan serangan yang cepat.Plakkkkkk!Dengan terpaksa Arya menahan serangan Ki Resta. Sambil berharap Ki Barata tidak datang menyerang dengan tiba-tiba."Tidak perlu kau cari pengecut itu, dia pasti kabur meninggalkan murid dan guru pengajar perguruan naga hitam. Itu adalah sifat dasar yang dia miliki," kata Ki Resta pada Arya.Arya tetap tidak percaya, Arya tetap waspada jika ada serangan lain yang datang.Huppppp!!Arya melompat ke atas atap istana, dan dari atap
Meskipun Ki Barata ucapkan itu, tapi dia tetap berada di posisi dia berdiri. Dia tidak pindah atau datang ke arah pertarungan itu."Bagus Ki Barata!" gumam Ki Resta dalam hatinya.Whusssssssss!!Intan untuk ke sekian kalinya kembali emosi, di tambah dengan perkataan Ki Barata, itu semakin meyakinkan jika Arya memang pembunuh kakeknya.Arya tidak mau menahan dirinya lagi, dia merasa jika intan sudah tidak mungkin lagi di sadarkan untuk saat ini."Sebaiknya kau lumpuhkan dia dengan cara yang kasar," kata Arya.Saat Intan datang menyerang ke arahnya. Arya segera menyiapkan satu serangan yang kuat. Arya sudah memastikan jika dia akan lumpuhkan Intan.Arya mengepalkan tangannya, dan siap untuk melumpuhkan intan. Ki Resta melihat itu dan tidak percaya Arya akan melumpuhkan intan dengan kekuatan besar.Huppppp!Ki Resta datang tepat di belakang Intan, itu dia lakukan untuk memastikan Intan tidak terluka parah jika Arya berikan serangan besar pada Intan.Hiatttttt!!Arya juga maju menyambut I
Arya terlempar karena pukulan keras yang mengenai bagian rusuknya, tapi Arya dengan segera berdiri seolah tidak rasakan pukulan yang baru saja hantam tubuhnya."Hahahahaha! Bagaimana rasanya bertarung dengan orang yang tidak ingin kau bunuh Arya? Katakan padaku?" teriak Ki Resta dengan tawa yang begitu keras.Arya tidak menjawab, dia mencoba merasakan apakah tubuhnya terluka karena pukulan keras Ki Resta. Tapi nyatanya dia tidak rasakan apapun."Pukulan mu kuat, tapi tidak sekuat yang kau bayangkan," ejek Arya."Kurang ajar! intan! Bunuh dia, dia akan terus membunuh orang yang kau sayangi!" teriak Ki Resta.Mendengar orang yang dia sayang akan dibunuh, amarah Intan kembali naik, darahnya kembali mendidih, dan udara dingin yang keluar dari tubuhnya semakin menakutkan.Hiaaaattttttt!!Intan kembali datang ke arah Arya. Saat Intan mendekat, semua anggota kelompok bintang hitam memilih untuk menjauh, mereka tidak ingin jadi korban kebengisan dari Intan yang tubuhnya bukan lagi atas kendal
Arya turun dari udara dan mendarat dengan tenang, dengan melipat tangan dia berjalan ke arah Ki Resta yang menatap tajam ke arahnya penuh dengan rasa dendam."Apakah kau sungguh Ki Resta yang aku kenali?" tanya Arya."Bisa jadi mungkin aku, tapi bisa jadi bukan aku," jawab Ki Resta."Apa yang mengubah mu?" "Dirimu! Kau ubah semua yang aku percayai, aku percaya jika kebenaran akan memberikan aku ketenangan, tapi nyatanya kau ubah semua kepercayaanku itu," ucap Ki Resta."Artinya niatmu untuk menjadi lebih baik hanya setengah-setengah saja," kata Arya dengan ucapan yang sinis.Saat Arya ucapkan itu dia sudah di kurung oleh seluruh pasukan dari Ki Resta dari kelompok bintang hitam."Apakah kami cincang dia ketua?" tanya seseorang anggota ku Resta."Tunggu! Aku masih ingin dengar alasannya membunuh Ratih dan Banda," "Bukan aku yang membunuh mereka," ucap Arya."Bukan dirimu? Bagaimana mungkin kau berani katakan bukan aku yang membunuh mereka, padahal sudah begitu banyak saksi yang melih
Tubuh Ki Taga jatuh tak berdaya, tubuhnya penuh dengan darah yang mengucur dari wajahnya yang terkena pukulan dari Arya."Seharusnya kau jangan menghadang langkahku, kau hanya akan antar nyawa saja," kata Arya.Ki Taga, meskipun mendengar, tapi dia sudah tidak mampu ucapkan satu patah katapun, dia hanya menunggu kematian saja."Rasakan penderitaan sebelum kau tewas," kata Arya dan masih memperhatikan tubuh Ki Taga yang sudah semakin lemas tak berdaya.Setelah itu Arya lanjutkan langkah kakinya, dia tidak mau bertanya lagi, karena dia tahu semua informasi yang dia dapatkan hanyalah kebohongan."Sebelum malam aku harus temukan tempat persembunyian kelompok bintang hitam," kata Arya.Hupppp!Arya masuk ke dalam hutan, dan melangkah dengan hati-hati. Arya merasakan jika dia sudah dekat dengan markas kelompok bintang hitam.Semakin Arya masuk ke dalam hutan, semakin sulit jalan yang dia lalui, akar dan semak belukar menjadi hadangan bagi Arya."Sepertinya itu markas mereka," ucap Arya saat
Hawa dingin semakin masuk ke dalam tubuh Patih Gabdra, dan itu semakin membuat tubuhnya kaku kesulitan untuk bergerak.Trakkkkkk!!Dengan kekuatan yang besar, Intan meremukkan leher Patih Gabdra, dan itu menewaskan Patih kerajaan Malaya itu.Hihihihihi!Intan kembali tertawa dengan tawa yang sangat menyeramkan, tidak hanya tawa yang keras, Intan juga tanpa sadar keluarkan hawa dingin yang terus menganggu semua orang yang ada disana.Haaaaaaaaaaa!!Intan bergerak dengan cepat, dan membunuh siapa saja yang ada di dekatnya. Tidak peduli musuh atau kawan, semuanya tewas hanya karena serangan dari Intan."Intan, sudah cukup!" teriak Ki reksa yang merasa Intan semakin tidak terkendali.Tapi meskipun Ki reksa sudah berteriak keras, Intan tetap tidak peduli dengan ucapan Ki Resta, Intan semakin tidak terkendali.Kekuatan bulan dingin dari tubuh Intan semakin kuat dan semakin membuat suasana di kerajaan Malaya semakin menakutkan."Menjauh darinya!" teriak Ki Resta dan melompat ke arah Intan.
Kerajaan Malaya, dalam kondisi yang mencekam, itu terjadi karena serangan kelompok bintang hitam ke kerajaan itu.Raja Adnan melihat keluarganya, putri Nizam, putri cantik yang katanya gadis yang paling cantik di seluruh wilayah kerajaan Malaya.Pangeran Ugan, putra mahkota yang akan jadi pengganti raja Adnan menjadi penerus di tahta kerajaan.Serta permaisuri kerajaan Malaya, permaisuri Setiawati. Permaisuri kerajan yang sudah menemani raja Adnan selama belasan tahun menjadi penguasa di kerajaan Malaya."Bagiamana keadaan kita panglima Jauli?" tanya Patih Gabdra pada panglima Jauli yang terus menjadi penyemangat bagi prajurit untuk mempertahankan kerajaan Malaya."Sangat sulit tuan Patih, kita dalam kondisi yang terdesak hebat, ratusan prajurit sudah tewas di tangan para pemberontak," jawab panglima Jauli."Apakah tidak ada jalan untuk menyelamatkan atau membawa keluar keluarga kerajaan?" tanya Patih Gabdra lagi."Sulit Patih, kita semua sudah dikepung dari segala arah, belum lagi ke
Satu pukulan Arya menghantam Ki jalak, dan itu membuat Ki jalak terluka parah. Tidak hanya terluka parah, tapi kedua tangan Ki jalak juga remuk karena kuatnya pukulan dari salah satu jurus tinju penggetar langit."Terpaksa kau, aku lumpuhkan, atau kau akan jadi penghalang di kemudian hari," kata Arya dan beranjak dari tempat pertarungan itu."Tunggu!" teriak Ki jalak.Arya berbalik, dan dia menatap ke arah Ki jalak."Aku ingin meminta sesuatu padamu," pinta Ki jalak."Katakan apa itu?""Bunuh saja aku, tanpa tenaga dalam aku hanyalah manusia tidak berguna, aku tidak ingin jadi bulan-bulanan cemoohan dari dunia persilatan," pinta Ki jalak."Jadi kau tidak ingin hidup?" tanya Arya."Tidak, lebih baik aku mati jika tanpa tenaga dalam!" teriak Ki jalak."Baiklah, padahal aku memberikan kesempatan padamu untuk bertaubat," kata Arya."Bunuh saja aku!""Baik, kau akan mati!" ucap Arya."Pukulan petir!" teriak Arya.Haaaaaaaaaaa!Tangan Arya langsung berubah menjadi putih keperakan, itu kare