Beranda / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Pencuri Kotak Rahasia

Share

Pencuri Kotak Rahasia

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 14:38:19

Dengan tangan yang diborgol rantai besi, Arya dibawa ke istana kerajaan Purawa. Dan itu membuat Arya bagaikan tahanan yang paling di cari di seluruh kerajaan Purawa.

Tidak hanya itu, tangan Arya juga dibiarkan membawa kotak besi yang dia rebut dari Ki Rangga, dan itu semakin meyakinkan jika Arya adalah pencuri kotak itu.

"Siapa dia? Kenapa dia ditangkap? Apa dia pencuri kotak kerajaan itu?"

Perkataan itu terasa panas di telinga Arya, tapi dia tidak peduli, dia hanya ingin membersihkan namanya, itulah mengapa Arya memilih menyerah.

Di samping Arya, Patih Kuroda terus mendampingi Arya, baginya Arya tidak bersalah, karena Arya hanya membantu rekannya, dan tidak tahu apa-apa, itulah yang Patih Kuroda tahu.

"Apakah aku merasa tertekan karena perkataan warga kota?" tanya Patih Kuroda.

"Tidak, itu bagiku itu hal yang biasa!" jawab Arya.

"Baguslah! Dan satu lagi, maafkan aku jika kau akan di jembloskan ke dalam penjara!" kata Patih Kuroda.

"Aku tidak apa-apa tuan Patih! Seperti yang sudah ka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanang
telmi kmu Arya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penghancur Langit    Ki Sena

    "Aku, Arya kek!" ucap Arya untuk membuang rasa penasaran tentang kebenaran perkataan lelaki itu."Panggil saja aku Ki Sena!" "Kakek sudah berapa lama disini?" tanya Arya."Aku tidak tahu, mungkin sudah sangat lama!" jawab Ki Sena."Apa yang kakek lakukan?" tanya Arya."Aku membunuh pangeran.""Apa? Kenapa kek?" tanya Arya kaget."Dia melakukan hal yang tidak baik pada putriku, dan dia tidak mau bertanggung jawab, malah dia membunuh putriku, jadi kematian lah yang pantas untuknya!" jawab Ki Sena."Sepertinya kakek senang di sini?" tanya Arya."Iya, aku memilih diam disini dari pada aku melihat kejahatan yang terjadi di luaran sana!" jawab Ki Sena.Arya memang melihat jika Ki Sena tidak terlihat menderita di penjara itu, bahkan dia terkesan sangat menikmati keadaan penjara bawah tanah itu."Kau, apa yang kau lakukan anak muda?" tanya Ki Sena."Aku dituduh mencuri kotak kerajaan," jawab Arya."Kotak? Jangan katakan kotak berwarna hitam bersimbol elang?" kata Ki Sena."Tidak salah lagi!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Sang Penghancur Langit    Identitas Arya yang Sesungguhnya

    "Aku ingin bicara dengan pemuda ini!" kata Resi Gunin dan menatap Arya."Denganku? Ada apa, tuan?" tanya Arya."Aku Resi Gunin, aku yang mengunci kotak itu, dan aku isi dengan kitab api dan juga peta menuju sebuah pusaka yang sangat menakutkan, pusaka pedang matahari! Pusaka yang juga disebut-sebut sebagai pusaka penghancur!" kata Resi Gunin.Arya diam dan, mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Resi Gunin."Apakah kami bisa bicara empat mata?" tanya Resi Gunin pada empat orang yang ada disana."Dengan senang hati, kami akan berikan!" kata Raja Yuda."Mari ikut denganku!" kata Resi Gunin yang masih tetap membawa kotak besi berisi kitab api.Resi Gunin dan Arya berjalan-jalan di lapangan luas penjara bawah tanah itu, dan saat sampai di tengah lapangan luas itu, Resi Gunin diam dan duduk dengan melipat kedua kakinya. Dan Arya melakukan hal yang sama."Bagaimana kau bisa berjodoh dengan kitab api ini?" tanya Resi Gunin."Apa maksudnya, Resi?" tanya Arya."Aku juga tidak tahu kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Sang Penghancur Langit    Kerinduan Seorang Ibu

    Seorang perempuan dengan pakaian kebesaran yang begitu indah menemani perempuan yang duduk santai di taman istana kerajaan Purawa."kenapa dari tadi, Utari melihat ibunda terus termenung?'Seorang gadis yang begitu cantik datang menghampiri perempuan yang sudah berusia empat puluhan tahun itu."Utari! Ibunda hanya ingat dengan kakakmu, Candra! Hari ini, tepat dua puluh tiga tahun yang lalu, kakakmu hilang!" jawab perempuan itu.Perempuan itu adalah ratu Parwati, ratu kerajaan Purawa. Dan Utari adalah putri kerajaan itu."Dimana adikmu?" tanya ratu Parwati."Adik, Angga berada di halaman belakang istana, ibunda! Berlatih Kanuragan!" jawab putri Utari."Seandainya kakakmu masih hidup, mungkin keluarga kita lebih baik lagi!" kata ratu Parwati."Apakah yang ibunda maksud kakak Sengala?" tanya putri Utari."Tidak usah sebutkan namanya, dia sudah bukan keluarga kita lagi, pikirannya terlalu bejat!" jawab ratu Parwati.Putri Utari merenung sejenak, kakaknya itu, pangeran Sengkala. Dia seoran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sang Penghancur Langit    Permintaan Arya Pada Resi Gunin

    Dua hari sudah Arya ada di istana kerajaan Purawa, dan Arya memang mendapatkan segala kemewahan dunia, segala kemewahan yang di dapatkan oleh seorang pangeran kerajaan."Kak, Candra! Apa kakak didalam?" Arya yang berada dalam kamarnya, mendengar suara seorang lelaki, dan dia yakin itu adalah suara adiknya, pangeran Angga."Masuklah Angga, kakak didalam!" jawab Arya.Pangeran Angga masuk, dan dia duduk di tempat tidur Arya."Ada apa Angga?" tanya Arya."Aku ingin menanyakan sesuatu pada kakak!" jawab Pangeran Angga."Katakan, apa itu?" tanya Arya dengan senyum hangat.Pangeran Angga menunduk, tidak tahu harus memulai dari mana."Kak Candra! Apakah kakak mau menggantikan Angga jadi seorang calon raja?" tanya Pangeran Angga."Apa maksudmu adik?" "Aku hanya ingin bertanya saja kak, bukankah kakak sudah di istana ini, mungkin saja kakak akan segera menggantikan Angga!" ucap pemuda itu.Arya tahu jika pasti ada yang mencoba merusak pemikiran dari pangeran Angga. Dan itu jelas akan merusak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sang Penghancur Langit    Kuda Gondola

    "Kapan kau akan berangkat dan meninggalkan istana ini, pangeran?" tanya resi Gunin."Besok, aku pasti akan tinggalkan istana ini besok, resi!" jawab Arya."Aku harap pangeran menemukan pedang matahari, dan untuk memegang pedang itu. Pangeran harus mempelajari kitab api!" kata resi Gunin.Resi Gunin kembali memberikan kitab api pada Arya, dan kali ini Arya tidak dapat lagi untuk menolak.Arya membuka kitab api, dan saat itulah satu pancaran yang jahat masuk ke tubuh Arya."Apa itu, resi?" tanya Arya."Kau mampu melawan pancaran jahat itu? Kau memang pilihan kitab ini!" jawab resi Gunin."Maksudnya?'"Kitab itu adalah kitab iblis, dan hanya yang memiliki kekuatan bathin tingkat tinggi yang mampu mengendalikan kitab dan pedang matahari," jawab resi Gunin.Arya ingat jika resi Raspati sudah memberikan kekuatan bathin pada dirinya, dan itu yang membuat Arya yakin karena itulah Arya mampu menahan kekuatan jahat yang mencoba masuk ke tubuh dan kuasai dirinya."Kitab ini sangat mengerikan, re

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sang Penghancur Langit    Kadipaten Tulanggung

    Untuk sampai di pesisir pantai Ciremai, Arya harus melewati hutan maupun kadipaten yang menjadi bagian wilayah dari kerajaan Purawa."Akhirnya sampai juga di kadipaten ini, kata ayah disini berdiri sebuah perguruan yang banyak melahirkan panglima kerajaan. Perguruan tulang putih. Dimana perguruan itu?" gumam Arya saat Arya sampai di kadipaten Tulanggung."Hei kau! Untuk apa kau memasuki kadipaten ini?' Seorang pemuda yang usianya hampir sama dengan Arya membenta anak muda itu dan menghalangi langkah Arya yang menuntun kuda Gondola."Kenapa? Apakah salah memasuki kadipaten ini?" tanya Arya balik bertanya."Sudah pasti salah! Setiap orang baru yang memasuki kadipaten ini, harus melapor padaku, Apa kau tidak tahu peraturan itu?" ucap pemuda itu."Peraturan? Aku tidak melihat ada peraturan seperti itu!" kata Arya dan meninggalkan pemuda itu tanpa memperdulikan keberadaan pemuda itu lagi."Heiii ... Kau berani meninggalkan aku? Tuan muda Gurning! Orang yang paling dihormati di kota ini, j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sang Penghancur Langit    Budak dan Pajak

    Belum sempat lelaki itu menjawab, meja Arya sudah penuh dengan berbagai hidangan yang memang sudah Arya pesan."Apakah paman ingin makan bersamaku?" tanya Arya."Tidak! Aku sedang kesulitan menghitung!" jawab lelaki itu.Arya yang akan menyuap makanan menatap lelaki itu dengan dahi berkerut."Menghitung apa maksudmu, paman?" tanya Arya."Pajak untuk semua makanan yang kau pesan ini!" jawab lelaki itu dengan mudahnya."Pajak? Apa maksudnya?" tanya Arya."Asal kau tahu, dikota ini berlaku pajak bagi seseorang yang baru datang, pajak segala hal yang dia makan dan yang dia bawa!" jawab lelaki itu."Siapa kau? Kenapa sampai kau urus sampai pajak?""Aku panglima Deria, panglima yang menjadi pimpin prajurit dari kadipaten Tulanggung ini" jawab lelaki itu.Selera makan Arya hilang seketika, itu karena Arya merasa dipersulit di kota itu."Pajak semua makanan dan minuman mu, adalah seratus keping koin emas, pajak kuda lima puluh koin emas, pajak memasuki kota ini lima pulih koin emas, jadi tota

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sang Penghancur Langit    Bicara Dengan Guru Seroja

    "Anak muda, Jika kau ingin bertemu dengan dengan Seroja yang kau cari itu, segera datangi hutan kehidupan di sebelah selatan kota ini, kau akan bertemu dengan dia!"Suara itu dikirimkan lewat suara jarak jauh, tapi itu sudah cukup membuat Arya memiliki informasi tentang guru Seroja yang dia cari."Baik, aku akan kesana!" kata Arya.Arya berjalan menuju arah selatan, dan saat dia sudah keluar dari kota Tulanggung, Arya mengerahkan ilmu meringankan tubuh dan melesat menuju arah yang dikatakan oleh suara itu.Arya sampai di tepi hutan kehidupan, dan melihat kedalam hutan itu."Aku tidak merasakan apapun disini!" gumam Arya.Tapi itu hanya sesaat, dan belum juga Arya merasa kesepian, dari dalam hutan keluar dua orang lelaki."Apakah kau mencari ketua Seroja?""Aku memang mencari orang yang bernama Seroja, tapi aku tidak tahu apakah dia yang aku cari atau bukan!" jawab Arya."Ketua meminta kami untuk menjemput dirimu, jadi kau ikut saja dengan kami," kata salah satu dari dua orang yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Sang Penghancur Langit    Kematian Juragan Barsah

    Arya menarik paksa juragan Bentra dari ruangan yang seharusnya tidak diketahui oleh banyak."Apa kau pikir aku tidak tahu? Anak buahmu sudah berkhianat!" kata Arya."Tidak, itu tidak mungkin. Anak buah ku orang-orang yang setia!" kata juragan Bentra."Setia? Buktinya aku menemukan dirimu!" kata Arya.Bammmmmmmmm!!Arya memukul punggung juragan Bentra, dan itu membuat juragan itu terjungkal ke depan."Apa yang kau lakukan, keparat? Aku adalah juragan kota ini!" bentak juragan Bentra."Sudah saatnya kau menghilangkan nama juragan mu itu," ucap Arya."Apa maksudmu?" tanya juragan Bentra ketakutan.Arya tidak menjawab, tapi dia mendekat ke arah juragan Bentra, dengan langkah yang pelan."Karena hari ini kau akan mati!"Satu suara penuh dendam terdengar, dan itu adalah suara dari Wardana. Mata juragan Bentra melirik, dan lirikan itu sangat menakutkan.Sreeetttt!!Wardana mencabut pedang yang sudah dia bawa dari rumahnya, dan berjalan dengan mata penuh amarah."Arya! Ijinkan aku yang membun

  • Sang Penghancur Langit    Mendatangi Juragan Barsah

    "Saatnya menyelesaikan semua ini!" kata Arya.Itu Arya katakan setelah menenangkan Wardana, dan memutuskan akan mengakhiri kekejaman yang terjadi di kota itu."Apakah kau sungguh ingin membunuh juragan Bentra, Arya?" tanya Wardana."Iya paman, sudah saatnya memang akhiri semua ini!" jawab Arya."Apakah aku boleh ikut?" tanya Wardana."Tidak usah, paman. Paman disini saja!" kata Arya.Wardana angguk kepala dan melihat Arya meninggalkan rumahnya.Tapi saat Arya sudah tidak terlihat, Wardana masuk kedalam kamarnya, dan mengambil sebilah pedang yang panjang."Aku tidak akan biarkan juragan itu dibunuh oleh orang lain, harus aku yang membunuhnya, bukan orang lain!" kata Wardana dan berjalan mengejar Arya.Huppppp!!Arya melesat di tengah kota Gambalang, dia sudah memutuskan akan selesaikan kejahatan di kota itu sebelum akhirnya tinggalkan kota itu menuju pulau siluman ular hijau.Arya mendarat di atap rumah juragan Bentra, dan mengawasi dari atas."Dia ternyata sudah menyiapkan penyambutan

  • Sang Penghancur Langit    Amarah Wardana

    Juragan Bentra termangu melihat gadis yang baru saja dia nikmati itu sudah bersimbah darah, dan hanya menunggu kematian saja."Sialan! Aku belum puas dia sudah memilih mati! Dasar gadis bodoh!" kata juragan Bentra dan tanpa sedikitpun peduli pada Kirana yang sudah menunggu mati, dia meninggalkan gadis yang masih tak berpakaian itu.Setelah itu dia memilih untuk keluar."Kita kembali, ambil jalan potong, ambil jalan yang lain!" kata juragan Bentra."Baik, juragan!" jawab danau biru.Empat orang itu meninggalkan gubuk di tengah hutan itu, dan tak sedikitpun peduli dengan seorang gadis yang meregang nyawa di dalam gubuk itu."Kita segera ke kota, aku ingin mengurus sesautu dengan Adipati!" kata juragan Bentra."Baik juragan!"***"Cepat katakan, dimana letak tempat persembunyian juragan itu?" bentak Arya pada anak buah juragan Bentra yang membawanya."Mereka ada di dalam hutan tuan pendekar, tapi aku tidak tahu dimana keberadaan gubuk itu," jawab anak buah juragan Bentra itu."Bodoh! Kau

  • Sang Penghancur Langit    Ibu Yang Kejam

    Seperti biasa warung Wardana akan buka disaat siang mendekat, dan pagi itu, tidak seperti biasa.Nyai asih datang ke warung dengan pakaian yang bagus, dan dia mendekati Wardana."Warung kita sepertinya maju, suamiku!" kata nyai asih."Benar! Dan semuanya tidak lepas dari kerja keras, Kirana!" jawab Wardana."Dia memang, anak yang baik!" kata nyai asih.Saat keduanya masih bicara, Kirana datang, dan sudah membawa tempat belanjaan untuk belanja ke pasar."Kau mau belanja, Kirana?" tanya nyai Asih."Iya Bu!" jawab Kirana tidak suka pada ibunya itu."Ibu akan menemani mu, apakah kau mau?" tanya nyai Asih.Kirana menatap ayahnya, Wardana. Yang di sambut anggukan kepala."Baiklah ibu, Kirana mau," jawab gadis itu.Nyai asih tersenyum penuh misteri, dan dia angguk kepala pada suaminya."Kalian berdua hati-hati lah!" kata Wardana."Baik ayah!' kata Kirana dan keluar dari kedai mereka.Kirana begitu cantik pada hari itu, pancaran dari tubuhnya begitu sempurna, dan itu membuat siapapun yang mel

  • Sang Penghancur Langit    Tawaran Menggiurkan

    "Kurang ajar! Kehadiran pemuda itu sudah membuatku gagal mendapatkan Kirana, aku sungguh inginkan gadis itu!" maki juragan Bentra.Sudah berbagai cara dilakukan oleh juragan Bentra untuk menghancurkan kedai Wardana, tapi tetap tidak ada satupun yang berhasil melakukannya, semuanya gagal karena Arya selalu gagalkan semua yang sudah dia perbuat."Apa ada cara untuk jauhkan pemuda itu dari kota ini?" tanya juragan Bentra."Bagaimana jika kita bayar dia untuk pergi dari kota ini, juragan?" tanya danau hitam. Salah satu dari tiga pendekar danau maut."Membayarnya? Apakah itu mungkin, danau hitam?" tanya juragan Bentra."Menurut juragan, apa yang membuat dia bertahan di kota ini? Aku yakin dia ingin modalnya kembali setelah itu dia akan pergi dari kota ini!" kata danau hitam."Kau benar juga, kalau begitu panggil dia ke rumah ini!" kata juragan Bentra."Aku yang akan memanggil dia!' kata danau biru.Lelaki berpakaian biru itu memberikan hormat pada juragan Bentra, dan melesat menuju ke arah

  • Sang Penghancur Langit    Perjanjiannya Hutang

    "Pergilah! kami tidak ingin membunuhmu!" kata Ki Hura."Membunuhku? Aku tidak ada urusan dengan kalian, tapi dengan pemilik kedai ini!" ucap Arya.Arya menatap Wardana dengan pandangan yang penuh dengan pertanyaan."Apa perjanjian antara paman, dengan juragan Bentra?" tanya Arya."Perjanjian kami aku akan bayar setelah dua belas purnama, dan sampai waktu itu tiba, aku harus bayar bunganya tiap bulan!" jawab Wardana."Sudah berapa purnama berjalan, paman?" tanya Arya."Kalau tidak salah, baru delapan purnama!" jawab Wardana."Anda yang salah juragan, saat ini paman Wardana hanya wajib membayar bunga, belum semua hutangnya!" kata Arya dan berbalik kepada juragan Bentra."Aku tidak peduli, aku ingin dia bayar semuanya, lagian siapa kau? Apa urusanmu?" kata juragan Bentra sinis."Aku siapa? Aku yang memberikan modal untuk paman Wardana untuk membuka kembali usahanya, jika kau meminta semua modalnya, sudah pasti kami akan rugi!" jawab Arya."Apa? Kau yang memberikan modal? Apa kau tidak sa

  • Sang Penghancur Langit    Pelanggan Pertama

    "Masalah apa antara kita?" tanya Arya."Kirana!" "Jadi ini karena gadis itu? Apa kalian utusan juragan Bentra?" tanya Arya."Bukan urusanmu, sekarang kami minta kau pergi dari kota ini, atau kau akan babak belur!" ancam mereka.Plakkkkkk!!Arya tidak ingin bicara lebih lama, Arya langsung menampar wajah salah satu pemuda itu hingga berputar bagaikan gasing."Bagaimana mungkin?"Bammmmmmmmm!!Arya memberikan pukulan pada orang Kedua, dan langsung jatuh karena merasakan perutnya bagaikan diaduk dalam bejana.Bukkkkkk!!Arya angkat kakinya, dan sebuah tendangan ke dagu orang yang ketiga membuat ketiga orang itu menyerah tanpa perlawanan.Arya jongkok di depan orang yang mengancamnya."Jika kalian masih berani menunjukkan wajah kalian dihadapanku, maka bukan hanya luka yang aku berikan, tapi kematian, ingat itu!" kata Arya balik mengancam.Setelah itu Arya meninggalkan tempat itu, dan memilih kembali ke rumah Wardana, dia sedikit khawatir karena dia sudah diancam, dan memiliki hubungan d

  • Sang Penghancur Langit    Modal Untuk Wardana

    "Membantu! Dengan apa Arya?" tanya Kirana."Sudah, kau tidak perlu cemberut lagi, ayo kita ke rumahmu, aku akan membantu kalian!" kata Arya."Tapi?" kata Kirana."Atau kau memang suka lelaki tua itu?" goda Arya."Jaga mulutmu!" kata Kirana.Arya dan Kirana memasuki kota Gambalang, dan beberapa pasang mata melihat kedatangan Arya dan Kirana yang seperti terlihat sepasang kekasih di hadapan mata banyak orang."Siapa pemuda itu?""Mana aku tahu!" "Kita beritahu pada juragan Bentra, pasti juragan tidak akan suka ada yang berani dekati gadis yang dia inginkan.""Kau benar! Tapi apa dia akan memberikan pekerjaan memberikan pelajaran pada kita?" tanya rekannya."Semoga saja iya!" ucap rekannya.Arya dan Kirana terus berjalan hingga mereka sampai di rumah Kirana, dan mata Wardana begitu tajam menatap Arya, seolah menatap dengan penuh tanda tanya."Saya Arya, paman!" kata Arya memperkenalkan dirinya sebelum Wardana bertanya."Aku tidak ingin tanyakan siapa namamu, tapi aku ingin tanyakan apa

  • Sang Penghancur Langit    Gadis Pembayar Hutang

    "Kirana putriku, maafkan ayah! tapi ayah sungguh tidak tahu lagi, apa yang harus ayah lakukan!" kata lelaki itu meminta maaf pada putrinya itu."Kenapa tidak ayah saja yang gantikan, Kirana!" ucap gadis itu."Jika saja nyawa bisa gantikan, maka akan ayah lakukan, putriku!" kata ayahnya.Lelaki itu adalah Wardana. Lelaki yang dahulu adalah seorang pedagang di kota Gambalang, tapi usahanya hancur, dan mau tidak mau dia harus meminta pinjaman pada juragan Bentra.Juragan Bentra tahu jika Wardana memiliki seorang gadis yang cantik, dan dia dengan senang hati memberikan pinjaman itu, dengan bunga yang tidak tinggi.Tapi meskipun Wardana sudah berusaha keras, tetap saja usahanya gagal. Dan kini, tenggak waktu pembayaran bulanan sudah mulai mendekati waktunya, Wardana tidak tahu harus mencari dari mana lagi.Wardana sesungguhnya tidak tahu, jika semua kegagalan yang terjadi di usaha itu ada ikut campur dari juragan Bentra, itu karena juragan Bentra sudah inginkan tubuh Kirana, putri Wardana.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status