Setelah perundingan yang terjadi lumayan lama, akhirnya Ato menemukan jawaban dari kebuntuan pemikirannya itu.
Kamar Kost yang berukuran 5 meter persegi, seakan melahirkan sebuah gagasan baru dalam hidup Ato.
Kegalauan yang telah menghantuinya selama satu pekan, ternyata bisa diselesaikan dalam waktu 2 jam saja dengan bantuan pencerahan dari sahabatnya, Keni si penakluk.
Sudah 3 bulan, Keni menyandang gelar 'Penakluk.'
Gelar itu, telah di berikan Ato. Sebab Keni selalu membantu Ato di saat ia mengalami himpitan dalam kehidupan.
Saat ini, Ato berniat untuk mencari pekerjaan, agar bisa mewujudkan rencana besarnya.
Keni telah memberi saran pada Ato, supaya dia kembali melanjutkan perkuliahannya di tempat yang sama tapi dengan jalur yang berbeda.
Di tempat Ato berkuliah, mempunyai dua pilihan tata cara perkuliahan. Diantarnya ialah kelas reguler dan kelas karyawan.
Dua kelas ini hanya di bedakan oleh waktu saja, jika reguler belajar di hari Senin sampai Kamis, maka kelas Karyawan belajar di hari Jum'at sampai Sabtu saja.
Meskipun kelas Karyawan terbilang baru, tapi sudah banyak mahasiswa yang tengah mengambil kelas ini, karena mereka memiliki alasan tertentu.
Kelebihan kelas ini di antaranya,
bisa di ikuti oleh para mahasiswa yang telah mempunyai pekerjaan atau kesibukan lain di samping perkuliahannya.***
Ke esokan harinya, di saat ayam jago baru mengeluarkan suara, Ato sudah bersiap untuk bergegas mencari tempat kerja.Dengan pakaian yang cukup rapih, rambut cepak bagaikan angkatan darat, tubuh kekar dan berisi, seakan melengkapi persyaratan sempurna dalam penilaian kriteria ajang mencari bakat.
Namun penampilan Ato yang di sempurnakan oleh anugrah sang pencipta itu, ternyata tidak bisa di jadikan faktor penentu apakah ia dapat diterima bekerja atau tidak.
Tibalah saatnya di mana Ato mulai berkelana untuk mencari tempat pekerjaan. Tujuan langkah kakinya belum bisa di tentukan, sebab ia harus mendatangi tempat-tempat yang dinilainya nyaman untuk dijadikan lahan mencari uang.
Debu jalanan dan terik matahari, seakan menjadi teman yang paling setia saat ini. Ato bagaikan anak ayam yang kehilangan Induknya, jati diri sebagai Mahasiswa seakan pudar entah kemana.
Hiruk pikuk keramaian di pusat Kota, seakan menjadi cerminan kehidupan bagi seseorang yang sedang menjalaninya.
Kendaraan mewah hanya di miliki oleh orang sukses dan dianggap sudah lulus dalam membangun perekonomian keluarganya, pedagang asongan menggambarkan sosok manusia yang masih membutuhkan perjuangan untuk dapat mencapai kesuksesan ekonomi kehidupannya.
Satu-persatu angkutan umum yang melintas di jalanan, telah di singgahi Ato agar bisa sampai pada tujuannya.
Jika sebelumnya Ato membawa Tas ransel yang di isi dengan beberapa buku catatan perkuliahan, saat ini Tas nya dipenuhi dengan amplop berwarna coklat, sebagai syarat umum dalam melamar kerja. Meskipun demikian, ketampanan dan kegagahan Ato sekan tidak berkurang satu persen pun.
Akhirnya amplop coklat yang berisi identitas singkat Ato yang berjumlah 10, hanya tersisa 2 saja.
"Mungkin aku harus mengakhiri kegiatan hari ini, semoga besok atau lusa aku mendapatkan hasil dari jerih payahku hari ini!" kata Ato dengan suara pelan.
Di saat Ato memutuskan untuk kembali ke Kontrakannya, di dalam angkot ia duduk bersebalahan dengan seorang wanita cantik.
Rok mini yang dikenakan wanita itu, seakan mengundang hasrat lelaki yang ada di dekatnya. Sesekali wanita itu menarik rok mininya, agar tidak terlalu memanjakan mata lelaki yang ada di dekatnya.
Entah apa yang telah di lindas oleh angkot berwarna hijau itu, tiba-tiba saja terdengar suara ban kempes. Hingga akhirnya angkot yang di tumpangi Ato, oleng ke satu arah, dan Angkot itu lebih memilih berhenti di pinggir jalan dengan rem tangan dadakan.
"Aaaaa!"
Suara teriakan penumpang bersahutan seakan tak bisa terhindarkan lagi.
Tiba-tiba Ato mendapatkan sebuah hadiah yang tak di sengaja. Wanita cantik yang berada di sisinya tiba-tiba memeluk Ato dengan begitu erat. Rasanya baru kali ini, Ato merasakan kehangatan dari pelukan seorang wanita.
Padahal jika Ato mau, ia bisa menjadikan wanita di kampusnya sebagai pasangan sejati, atau pacar sementara.
"Oops, maaf mas!"
Terdengar suara lembut mendesah, keluar dari bibir tipis merah merona milik wanita itu, tatapan yang begitu dalam seakan memaku tatapan pada Ato.
Di kala peristiwa itu terjadi, para penumpang angkot lainnya seakan di anggap tidak ada.
Bisa dikatakan, Angkot ini hanya milik kita berdua sayang!
Namun, Ato dan wanita cantik itu tidak memiliki hubungan apapun. Bahkan saat ini mereka belum saling mengenal satu sama lain.
Di saat bersamaan, suara dari arah kemudi seakan memecah peristiwa romansa sesaat itu.
"Aduuh, maaf ibu-bapak. Sepertinya kalian harus di turunkan disini!" ucap Pak Sopir pada semua penumpangnya.
Untunglah sopir angkot itu memerintahkan semua penumpangnya pindah ke kendaraan lain, dengan alasan angkot yang sedang di kemudikannya perlu pembenahan agar dapat melanjutkan perjalanan lagi.
Jika tidak, maka peristiwa sensitif lain antara Ato dan wanita cantik yang mengenakan rok pendek itu bisa saja terjadi.
Setelah semua penumpang angkot turun, Ato langsung menuju ke bawah pohon yang cukup rindang. Sambil berteduh sesekali Ato melihat Smartphone yang menjadi teman setianya, saat itu waktu menunjukan pukul tiga sore, hari Kamis tanggal dua Mei 2018. Alat komunikasi itu, seakan menjadi teman setia di perjalanannya saat ini. Lelaki berparas tampan tersebut, memang sangat menyukai berbagai aliran musik, terutama musik yang bergendre rock dan pop. Walaupun otaknya kurang mendukung dalam bidang ilmu pengetahuan, ternyata Ato pandai sekali memetik gitar dan memainkan alat musik lain, seperti piano dan drum. Namun bakat terpendam Ato kurang di asah dan di tekuni lebih lanjut, karena Ato menggunakan bakatnya itu hanya sebatas selingan untuk hiburan, di saat rasa jenuh melanda harinya. Kala Ato duduk di atas batu. Ternyata wanita cantik yang mengenakan rok pendek masih nampak berdiri dan menunggu kedatangan angkutan umum pengganti, yang sampai saat i
Di saat Ato hendak kembali ke tempat Kontrakannya. Dalam kesendirian Ato membayangkan wajah Rani, bayangan itu semakin terlihat nyata setelah Ato mengingat setiap elokan tubuh Rani dalam benaknya.Rasa rindu tiba-tiba muncul dalam hatinya, mungkin Ato mulai membutuhkan kehadiran seorang teman wanita disampingnya.Saat ini suatu penyesalan telah datang padanya, Ato merasa dirinya sangat bodoh dan ia sedikit menyesal dengan semua perbuatannya di masa lalu. Lelaki itu telah banyak menyia-nyiakan cinta tulus dari beberapa wanita di masa lalunya.Bagi Ato, mempermainkan perasaan wanita sempat menjadi hobi tersendiri dalam hidupnya. Mungkinkah saat ini hukum karma sedang melanda lelaki berparas tampan itu?Di masa lalu, Ato sangat di dambakan para wanita di sekitarnya. Terlebih ketika ia menginjak usia SMA.Hampir setiap Minggu, Ato mengganti teman wanita pribadinya. Jika di hitung dari kelas 10 sampai 12, Ato telah meninggalkan kenangan di ratusan hati manta
"Atooo!"Tok tok tok tok!"Atooo! ya elah, gimana sih, masa bujang ngeblek banget tidurnya!"Jam dinding saat ini menunjukan pukul 9 pagi. Ato yang masih tertidur tiba-tiba di kejutkan dengan satu teriakan wanita dari luar kamar Kontrakannya.Setelah Ato mencoba menghampiri pintu untuk mencari tahu apa yang tengah terjadi, ternyata Mbak Ijah sudah berdiri di depan pintunya.Mbak Ijah adalah penjual jamu yang hidup ngontrak di salah satu daerah padat penduduk itu, ia memang terkenal dengan nada suaranya yang sangat tinggi.Bukan hanya suara saja yang menjadikan dirinya sangat masyhur, bentuk mata bulat yang hampir mirip dengan buah jengkol, seakan menambah karismatik dan tingkat keganasannya.Walaupun, Mbak Ijah merupakan pendatang dari salah satu daerah di Jawa Timur, tapi ia telah memiliki jam terbang yang sangat padat di daerah rantauannya dalam bidang penjualan jamu keliling."Apa sih Mbak? peke teriak-teriak segala. Slow dikit bisa
"Baiklah kalau memang kamu berniat ingin berubah, silahkan saja ... tapi, ada hal yang perlu kamu ingat dengan baik. Beberapa kesalahan di masa lalu, tak akan bisa di perbaiki hanya dengan ucapan, melainkan harus di imbangi dengan perbuatan!" tutur Pak Nurdin, sembari membereskan beberapa alat tulisnya di atas meja."Ja-jadi apa, menurut Bapak. Apa yang harus saya lakukan sekarang?" sahut Ato, dengan terbata saat menanggapi semua siraman rohani dari Pak. Nurdin"Tunjukanlah pada Dunia, bahwa dirimu bisa menjadi seorang yang berguna, tapi jangan kau tunjukan pada orang lain bahwa dirimu sudah menjadi orang yang sempurna. Sebab semua yang membencimu tidak pernah ingin mengetahui kelebihanmu, begitupun dengan orang yang mencintaimu, mereka tidak akan pernah memperhitungkan segala kekuranganmu!"Setelah Ato, mendapatkan wejangan yang membuatnya berkaca pada diri sendiri, lelaki itu memutuskan untuk turut dan manut pada semua perkataan Pak Nurdin.Kemudi
Lembaran baru dalam kehidupan Ato seperti baru dimulai. Saat ini, lelaki berparas tampan itu memiliki rutinitas sebagai seorang penjaga keamanan. Sudah tiga hari Ato menggeluti bidang keamanan yang saat ini menjadi profesinya. Seiring waktu berlalu, kini Ato mulai bisa berbaur dengan lingkungan barunya itu. ***Disaat bulan menampakan diri dan kemilau cahayanya menghiasi langit malam, suara kegaduhan tiba-tiba terdengar oleh Ato yang sedang menikmati secangkir kopi hangatnya. "Sialan, suara apaan tuh, duh ... sendirian lagi!" gerutu Ato di Pos tempatnya berjaga. Waktu dijam dinding sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari. "Si Beno malah alesan cuti lagi! Beno, Benoooo. Alesan lho bisa aja, tega lho No, sampai ninggalin aku sendirian!" lanjut Ato, lelaki itu seakan protes pada keadaannya. Beno yang merupakan Satpam senior ditempat Ato bekerja, saat ini sedang pergi ke luar Kota. Dengan alasan yang bisa diterima oleh pi
Dua hari sebelum petaka datang, Ato si mahasiswa yang belum kunjung lulus, nampak seperti ingin sekali menemui Pak Nurdin. Tak tahu mengapa dirinya seperti terdorong keinginan yang kuat, hingga waktu istirahat Pak Nurdin diganggu olehnya. Mungkin tak akan jadi masalah jika Ato berkunjung di waktu bertamu normal, tapi kunjungan Ato kali ini bukanlah sesuatu yang lazim untuk dijadikan waktu bertamu. Sebab dirinya mendatangi kediaman Pak Nurdin saat pukul sepuluh malam. Namun, Pak Nurdin seakan menerima kunjungan muridnya itu dengan senang hati. Disela-sela pembicaraannya, Ato memberitahukan pada Pak Nurdin, bahwa ia sudah bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu Perusahaan. Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya Pak Nurdin mengetahui jika Ato memiliki profesi yang perlu melibatkan kesiapan fisik dan mental. Saat itu juga, Pak Nurdin mengajarkan beberapa tekhnik pernafasan dan ilmu pertahanan tubuh yang suatu saat bisa bergun
"Suara apa itu?" tanya Ato yang terkejut mendengar sebuah bunyi yang memecah kesunyian, nampaknya Ato belum bisa mengingat sepenuhnya kejadian sebelum ia mengalami ketidak sadaran. Keadaan di Gudang tempat Ato berada saat ini, hanya memiliki penerangan dari biasan cahaya lampu yang berasal dari luar bangunan, tapi sorotan cahaya itu bisa membantu Desi untuk melihat Ato dengan cukup jelas. Lain halnya dengan Ato, posisi Desi yang berada di pojok yang tak terjangkau cahaya membuat Ato kesulitan melihat wanita itu. Sebelum pergi meninggalkan Ato dan Desi. Jodi dan teman-temannya memindahkan mereka berdua pada tempat yang lebih sempit. Pemindahan itu dilakukan Jodi karena ia merasa tempat sebelumnya sangat terbuka. Hingga Jodi mengkhawatirkan akan ada orang lain yang mengetahui keberadaan Ato dan Desi. "Eeemmmmmmp! Emmmp!" terdengar beberapa kali Desi mengulang isyaratnya, hal itu semata ia lakukan agar Ato segera menolongnya, kemudian melepaskan jeratan
Setelah Ato mendengarkan beberapa penjelasan Desi, dirinya mulai bisa menyimpulkan. Siapa sebenarnya Jodi itu?Ternyata Jodi si lelaki berumur 46 tahun itu, merupakan orang yang masih terbilang baru di Perusahaan tempat Ato bekerja.3 tahun lalu, Jodi bergabung di Perusahaan tempat Ato bekerja. Saat Jodi dinyatakan sebagai tangan kanan perusahaan, ramailah orang-orang terus membicarakannya."Aneh! memangnya dia bisa apa? Kok tiba-tiba seakan berkuasa ditempat ini!""Orang itu sombong sekali, semenjak dia datang ke tempat ini. Belum ada yang berbicara dengannya, kecuali Pak Ruslan!""Orang genit! seenaknya saja colak colek pantat!"Bahkan, beberapa orang karyawan, nekad melakukan protes pada pihak perusahaan.Aksi protes itu, dilakukan mereka hanya untuk memberikan saran supaya pihak Perusahaan tidak menjadikan Jodi sebagai tangan kanan Perusahaan.Namun hasil kerjanya yang bisa dirasakan Perusahaan dalam waktu singk