Setelah perundingan yang terjadi lumayan lama, akhirnya Ato menemukan jawaban dari kebuntuan pemikirannya itu.
Kamar Kost yang berukuran 5 meter persegi, seakan melahirkan sebuah gagasan baru dalam hidup Ato.
Kegalauan yang telah menghantuinya selama satu pekan, ternyata bisa diselesaikan dalam waktu 2 jam saja dengan bantuan pencerahan dari sahabatnya, Keni si penakluk.
Sudah 3 bulan, Keni menyandang gelar 'Penakluk.'
Gelar itu, telah di berikan Ato. Sebab Keni selalu membantu Ato di saat ia mengalami himpitan dalam kehidupan.
Saat ini, Ato berniat untuk mencari pekerjaan, agar bisa mewujudkan rencana besarnya.
Keni telah memberi saran pada Ato, supaya dia kembali melanjutkan perkuliahannya di tempat yang sama tapi dengan jalur yang berbeda.
Di tempat Ato berkuliah, mempunyai dua pilihan tata cara perkuliahan. Diantarnya ialah kelas reguler dan kelas karyawan.
Dua kelas ini hanya di bedakan oleh waktu saja, jika reguler belajar di hari Senin sampai Kamis, maka kelas Karyawan belajar di hari Jum'at sampai Sabtu saja.
Meskipun kelas Karyawan terbilang baru, tapi sudah banyak mahasiswa yang tengah mengambil kelas ini, karena mereka memiliki alasan tertentu.
Kelebihan kelas ini di antaranya,
bisa di ikuti oleh para mahasiswa yang telah mempunyai pekerjaan atau kesibukan lain di samping perkuliahannya.***
Ke esokan harinya, di saat ayam jago baru mengeluarkan suara, Ato sudah bersiap untuk bergegas mencari tempat kerja.Dengan pakaian yang cukup rapih, rambut cepak bagaikan angkatan darat, tubuh kekar dan berisi, seakan melengkapi persyaratan sempurna dalam penilaian kriteria ajang mencari bakat.
Namun penampilan Ato yang di sempurnakan oleh anugrah sang pencipta itu, ternyata tidak bisa di jadikan faktor penentu apakah ia dapat diterima bekerja atau tidak.
Tibalah saatnya di mana Ato mulai berkelana untuk mencari tempat pekerjaan. Tujuan langkah kakinya belum bisa di tentukan, sebab ia harus mendatangi tempat-tempat yang dinilainya nyaman untuk dijadikan lahan mencari uang.
Debu jalanan dan terik matahari, seakan menjadi teman yang paling setia saat ini. Ato bagaikan anak ayam yang kehilangan Induknya, jati diri sebagai Mahasiswa seakan pudar entah kemana.
Hiruk pikuk keramaian di pusat Kota, seakan menjadi cerminan kehidupan bagi seseorang yang sedang menjalaninya.
Kendaraan mewah hanya di miliki oleh orang sukses dan dianggap sudah lulus dalam membangun perekonomian keluarganya, pedagang asongan menggambarkan sosok manusia yang masih membutuhkan perjuangan untuk dapat mencapai kesuksesan ekonomi kehidupannya.
Satu-persatu angkutan umum yang melintas di jalanan, telah di singgahi Ato agar bisa sampai pada tujuannya.
Jika sebelumnya Ato membawa Tas ransel yang di isi dengan beberapa buku catatan perkuliahan, saat ini Tas nya dipenuhi dengan amplop berwarna coklat, sebagai syarat umum dalam melamar kerja. Meskipun demikian, ketampanan dan kegagahan Ato sekan tidak berkurang satu persen pun.
Akhirnya amplop coklat yang berisi identitas singkat Ato yang berjumlah 10, hanya tersisa 2 saja.
"Mungkin aku harus mengakhiri kegiatan hari ini, semoga besok atau lusa aku mendapatkan hasil dari jerih payahku hari ini!" kata Ato dengan suara pelan.
Di saat Ato memutuskan untuk kembali ke Kontrakannya, di dalam angkot ia duduk bersebalahan dengan seorang wanita cantik.
Rok mini yang dikenakan wanita itu, seakan mengundang hasrat lelaki yang ada di dekatnya. Sesekali wanita itu menarik rok mininya, agar tidak terlalu memanjakan mata lelaki yang ada di dekatnya.
Entah apa yang telah di lindas oleh angkot berwarna hijau itu, tiba-tiba saja terdengar suara ban kempes. Hingga akhirnya angkot yang di tumpangi Ato, oleng ke satu arah, dan Angkot itu lebih memilih berhenti di pinggir jalan dengan rem tangan dadakan.
"Aaaaa!"
Suara teriakan penumpang bersahutan seakan tak bisa terhindarkan lagi.
Tiba-tiba Ato mendapatkan sebuah hadiah yang tak di sengaja. Wanita cantik yang berada di sisinya tiba-tiba memeluk Ato dengan begitu erat. Rasanya baru kali ini, Ato merasakan kehangatan dari pelukan seorang wanita.
Padahal jika Ato mau, ia bisa menjadikan wanita di kampusnya sebagai pasangan sejati, atau pacar sementara.
"Oops, maaf mas!"
Terdengar suara lembut mendesah, keluar dari bibir tipis merah merona milik wanita itu, tatapan yang begitu dalam seakan memaku tatapan pada Ato.
Di kala peristiwa itu terjadi, para penumpang angkot lainnya seakan di anggap tidak ada.
Bisa dikatakan, Angkot ini hanya milik kita berdua sayang!
Namun, Ato dan wanita cantik itu tidak memiliki hubungan apapun. Bahkan saat ini mereka belum saling mengenal satu sama lain.
Di saat bersamaan, suara dari arah kemudi seakan memecah peristiwa romansa sesaat itu.
"Aduuh, maaf ibu-bapak. Sepertinya kalian harus di turunkan disini!" ucap Pak Sopir pada semua penumpangnya.
Untunglah sopir angkot itu memerintahkan semua penumpangnya pindah ke kendaraan lain, dengan alasan angkot yang sedang di kemudikannya perlu pembenahan agar dapat melanjutkan perjalanan lagi.
Jika tidak, maka peristiwa sensitif lain antara Ato dan wanita cantik yang mengenakan rok pendek itu bisa saja terjadi.
Setelah semua penumpang angkot turun, Ato langsung menuju ke bawah pohon yang cukup rindang. Sambil berteduh sesekali Ato melihat Smartphone yang menjadi teman setianya, saat itu waktu menunjukan pukul tiga sore, hari Kamis tanggal dua Mei 2018. Alat komunikasi itu, seakan menjadi teman setia di perjalanannya saat ini. Lelaki berparas tampan tersebut, memang sangat menyukai berbagai aliran musik, terutama musik yang bergendre rock dan pop. Walaupun otaknya kurang mendukung dalam bidang ilmu pengetahuan, ternyata Ato pandai sekali memetik gitar dan memainkan alat musik lain, seperti piano dan drum. Namun bakat terpendam Ato kurang di asah dan di tekuni lebih lanjut, karena Ato menggunakan bakatnya itu hanya sebatas selingan untuk hiburan, di saat rasa jenuh melanda harinya. Kala Ato duduk di atas batu. Ternyata wanita cantik yang mengenakan rok pendek masih nampak berdiri dan menunggu kedatangan angkutan umum pengganti, yang sampai saat i
Di saat Ato hendak kembali ke tempat Kontrakannya. Dalam kesendirian Ato membayangkan wajah Rani, bayangan itu semakin terlihat nyata setelah Ato mengingat setiap elokan tubuh Rani dalam benaknya.Rasa rindu tiba-tiba muncul dalam hatinya, mungkin Ato mulai membutuhkan kehadiran seorang teman wanita disampingnya.Saat ini suatu penyesalan telah datang padanya, Ato merasa dirinya sangat bodoh dan ia sedikit menyesal dengan semua perbuatannya di masa lalu. Lelaki itu telah banyak menyia-nyiakan cinta tulus dari beberapa wanita di masa lalunya.Bagi Ato, mempermainkan perasaan wanita sempat menjadi hobi tersendiri dalam hidupnya. Mungkinkah saat ini hukum karma sedang melanda lelaki berparas tampan itu?Di masa lalu, Ato sangat di dambakan para wanita di sekitarnya. Terlebih ketika ia menginjak usia SMA.Hampir setiap Minggu, Ato mengganti teman wanita pribadinya. Jika di hitung dari kelas 10 sampai 12, Ato telah meninggalkan kenangan di ratusan hati manta
"Atooo!"Tok tok tok tok!"Atooo! ya elah, gimana sih, masa bujang ngeblek banget tidurnya!"Jam dinding saat ini menunjukan pukul 9 pagi. Ato yang masih tertidur tiba-tiba di kejutkan dengan satu teriakan wanita dari luar kamar Kontrakannya.Setelah Ato mencoba menghampiri pintu untuk mencari tahu apa yang tengah terjadi, ternyata Mbak Ijah sudah berdiri di depan pintunya.Mbak Ijah adalah penjual jamu yang hidup ngontrak di salah satu daerah padat penduduk itu, ia memang terkenal dengan nada suaranya yang sangat tinggi.Bukan hanya suara saja yang menjadikan dirinya sangat masyhur, bentuk mata bulat yang hampir mirip dengan buah jengkol, seakan menambah karismatik dan tingkat keganasannya.Walaupun, Mbak Ijah merupakan pendatang dari salah satu daerah di Jawa Timur, tapi ia telah memiliki jam terbang yang sangat padat di daerah rantauannya dalam bidang penjualan jamu keliling."Apa sih Mbak? peke teriak-teriak segala. Slow dikit bisa
"Baiklah kalau memang kamu berniat ingin berubah, silahkan saja ... tapi, ada hal yang perlu kamu ingat dengan baik. Beberapa kesalahan di masa lalu, tak akan bisa di perbaiki hanya dengan ucapan, melainkan harus di imbangi dengan perbuatan!" tutur Pak Nurdin, sembari membereskan beberapa alat tulisnya di atas meja."Ja-jadi apa, menurut Bapak. Apa yang harus saya lakukan sekarang?" sahut Ato, dengan terbata saat menanggapi semua siraman rohani dari Pak. Nurdin"Tunjukanlah pada Dunia, bahwa dirimu bisa menjadi seorang yang berguna, tapi jangan kau tunjukan pada orang lain bahwa dirimu sudah menjadi orang yang sempurna. Sebab semua yang membencimu tidak pernah ingin mengetahui kelebihanmu, begitupun dengan orang yang mencintaimu, mereka tidak akan pernah memperhitungkan segala kekuranganmu!"Setelah Ato, mendapatkan wejangan yang membuatnya berkaca pada diri sendiri, lelaki itu memutuskan untuk turut dan manut pada semua perkataan Pak Nurdin.Kemudi
Lembaran baru dalam kehidupan Ato seperti baru dimulai. Saat ini, lelaki berparas tampan itu memiliki rutinitas sebagai seorang penjaga keamanan. Sudah tiga hari Ato menggeluti bidang keamanan yang saat ini menjadi profesinya. Seiring waktu berlalu, kini Ato mulai bisa berbaur dengan lingkungan barunya itu. ***Disaat bulan menampakan diri dan kemilau cahayanya menghiasi langit malam, suara kegaduhan tiba-tiba terdengar oleh Ato yang sedang menikmati secangkir kopi hangatnya. "Sialan, suara apaan tuh, duh ... sendirian lagi!" gerutu Ato di Pos tempatnya berjaga. Waktu dijam dinding sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari. "Si Beno malah alesan cuti lagi! Beno, Benoooo. Alesan lho bisa aja, tega lho No, sampai ninggalin aku sendirian!" lanjut Ato, lelaki itu seakan protes pada keadaannya. Beno yang merupakan Satpam senior ditempat Ato bekerja, saat ini sedang pergi ke luar Kota. Dengan alasan yang bisa diterima oleh pi
Dua hari sebelum petaka datang, Ato si mahasiswa yang belum kunjung lulus, nampak seperti ingin sekali menemui Pak Nurdin. Tak tahu mengapa dirinya seperti terdorong keinginan yang kuat, hingga waktu istirahat Pak Nurdin diganggu olehnya. Mungkin tak akan jadi masalah jika Ato berkunjung di waktu bertamu normal, tapi kunjungan Ato kali ini bukanlah sesuatu yang lazim untuk dijadikan waktu bertamu. Sebab dirinya mendatangi kediaman Pak Nurdin saat pukul sepuluh malam. Namun, Pak Nurdin seakan menerima kunjungan muridnya itu dengan senang hati. Disela-sela pembicaraannya, Ato memberitahukan pada Pak Nurdin, bahwa ia sudah bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu Perusahaan. Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya Pak Nurdin mengetahui jika Ato memiliki profesi yang perlu melibatkan kesiapan fisik dan mental. Saat itu juga, Pak Nurdin mengajarkan beberapa tekhnik pernafasan dan ilmu pertahanan tubuh yang suatu saat bisa bergun
"Suara apa itu?" tanya Ato yang terkejut mendengar sebuah bunyi yang memecah kesunyian, nampaknya Ato belum bisa mengingat sepenuhnya kejadian sebelum ia mengalami ketidak sadaran. Keadaan di Gudang tempat Ato berada saat ini, hanya memiliki penerangan dari biasan cahaya lampu yang berasal dari luar bangunan, tapi sorotan cahaya itu bisa membantu Desi untuk melihat Ato dengan cukup jelas. Lain halnya dengan Ato, posisi Desi yang berada di pojok yang tak terjangkau cahaya membuat Ato kesulitan melihat wanita itu. Sebelum pergi meninggalkan Ato dan Desi. Jodi dan teman-temannya memindahkan mereka berdua pada tempat yang lebih sempit. Pemindahan itu dilakukan Jodi karena ia merasa tempat sebelumnya sangat terbuka. Hingga Jodi mengkhawatirkan akan ada orang lain yang mengetahui keberadaan Ato dan Desi. "Eeemmmmmmp! Emmmp!" terdengar beberapa kali Desi mengulang isyaratnya, hal itu semata ia lakukan agar Ato segera menolongnya, kemudian melepaskan jeratan
Setelah Ato mendengarkan beberapa penjelasan Desi, dirinya mulai bisa menyimpulkan. Siapa sebenarnya Jodi itu?Ternyata Jodi si lelaki berumur 46 tahun itu, merupakan orang yang masih terbilang baru di Perusahaan tempat Ato bekerja.3 tahun lalu, Jodi bergabung di Perusahaan tempat Ato bekerja. Saat Jodi dinyatakan sebagai tangan kanan perusahaan, ramailah orang-orang terus membicarakannya."Aneh! memangnya dia bisa apa? Kok tiba-tiba seakan berkuasa ditempat ini!""Orang itu sombong sekali, semenjak dia datang ke tempat ini. Belum ada yang berbicara dengannya, kecuali Pak Ruslan!""Orang genit! seenaknya saja colak colek pantat!"Bahkan, beberapa orang karyawan, nekad melakukan protes pada pihak perusahaan.Aksi protes itu, dilakukan mereka hanya untuk memberikan saran supaya pihak Perusahaan tidak menjadikan Jodi sebagai tangan kanan Perusahaan.Namun hasil kerjanya yang bisa dirasakan Perusahaan dalam waktu singk
Tibalah dimana Ato dan Ruslan harus mendekap di sebuah tempat yang penuh sesak, tak ada penerangan lebih di tempat ini, selain sumber cahaya dari beberapa lampu berwarna kuning.Dan hal ini sungguh jauh dari perkiraan. Sesuatu yang tak pernah disangka sebelumnya, seakan terjadi di depan mata."Cepat jalan!" teriak 3 pria besar yangsaat ini menggiring Ato dan Ruslan.Entah mengapa, 3 Pria itu seakan terburu-buru dan memaksa Ato untuk berjalan lebih cepat.Selain itu, penutup wajah yang dikenakan 3 pria besar seakan menarik perhatian Ato dan Ruslan."Eakh! bau apa ini?" cerca Ruslan sambil menutup hidungnya."Hei, mau dibawa kemana kami?" tanya Ato."Cerewet, cepat jalan!" titah seorang pria besar yang saat ini meringkus tangan Ato dengan cengkramannya.Jika ruangan lain di Apartemen Jodi memiliki beberapa manik dan arsitek yang begitu memukau. Tapi lain halnya dengan ruang bawah tanah ini. Tempat ini begitu kum
Secangkir air putih saat ini tengah hadir di depan mata Ato, tapi selera minum nampaknya sudah hilang, dan berganti menjadi rasa jijik.Apakah Ato bisa bertahan di Apartemen mewah itu, jika keadaan terus membuatnya begitu muak?Ya, tentu saja Ato sangat muak!Bagaimana tidak?Sebab, saat ini Jodi sedang memasang wajah genitnya. Sesekali lelaki aneh itu mengedipkan mata pada Ato!Mungkin dalam benak Jodi sempat terpikir, bahwa lelaki yang saat ini masih dalam incarannya itu memiliki watak yang sama seperti dirinya. Hanya dengan berbekal analisa sederhana, ia telah menyimpulkan Ato memiliki banyak kesamaan dengannya, yaitu seorang psikopat dan penyuka sesama jenis.Dugh!Brugh, creeeng!Tiba-tiba suara benda terjatuh dan pecah, menggema ke seluruh ruangan. Setelah Ato mengarahkan pandangan ke sumber suara itu, nampaklah seorang pria yang dikenalinya tengah sempoyongan jatuh bangun."Pak Ruslan?" bisik Ato.Sontak saja
'Menghadapi orang seperti dia, memerlukan sedikit siasat!'Suara Pak Nurdin, terus bergema di alam bawah sadar Ato. Sampai akhirnya lelaki itu mencoba menafsirkan isyarat tersebut."Baiklah, aku akan ikut denganmu!" ucap Ato, menyetujui ajakan Jodi."Haha, bagus. Mari kita pergi dari sini!"Jodi terlihat begitu girang sekali, saat Ato menerima ajakannya. Beberapa rencana sudah disiapkan Jodi, jika Ato bisa menjadi bagian dari kelompoknya.Si psikopat itu sangat membutuhkan orang seperti Ato. Menurut ilmu penerawangan yang dimilikinya, Ato merupakan satu dari seratus orang yang memiliki kelebihan. Diantara kelebihan Ato ialah, pemuda itu tidak pernah merasa gentar saat berhadapan dengan apapun dan siapapun, meskipun yang dihadapinya itu bisa membahayakan dirinya.Namun, ada sesuatu diluar dugaan Jodi. Ia tidak mengetahui anugrah lain pada diri Ato, si pemuda yang akan dijadikannya sebagai sekutu itu sebenarnya mempunya
Tak terasa waktu kian berlalu, hingga pada akhirnya Ato memutuskan untuk pulang kembali ke tempatnya mengontrak. Sudah hampir 6 jam, ia hanya diam di tempat kerjanya itu. Berharap akan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyebab perusaan tempat bekerjanya ditutup. Tapi semua itu tak kunjung didapatinya, tak ada satu orangpun yang datang ke tempat itu. Rasanya sudah tak mungkin melihat orang-orang melakukan aktivitas di tempat itu lagi. Sesampainya di kontrakan, setiap mata menunjukan tatapan sinis pada Ato. Entah apa yang menyebabkan hal tersebut tengah terjadi. Bahkan tak ada satu orangpun yang berbicara atau sekedar menyapa Ato. Bagaikan orang yang terasing di daratan, Ato hanya menengok kamarnya saja. Lalu ia memutuskan untuk kembali meninggalkan kontrakannya itu. Beberapa barangnya sudah terbungkus rapih oleh kardus, hanya ada secuil kertas yang memberitahukan Ato tentang keadaan di kontrakannya itu. Dalam kertas tersebut bertuliskan,'Cepa
Setelah Ato mendengar suara orang berbicara, ia tak langsung menengokan kepalanya. Dalam pikirnya, entah siapa orang itu ... lalu pada siapa ia berbicara?Tidak ada satu orangpun yang saat ini diam di tempat itu, selain dirinya.Namun, beberapa orang mulai terlihat. Mereka memakai pakaian serba hitam. Sepertinya ada beberapa orang yang tidak asing dan Ato bisa mengenalnya.Tiba-tiba 15 orang keluar dari arah gedung. Entah apa yang sudah mereka lakukan, bukankah gedung ini telah ditutup, karena garis polisi sudah melingkar mengelilingi setiap pintu gerbang.Dalam benak Ato mulai terpikir, jika sesuatu yang kurang beres tengah terjadi di tempat bekerjanya itu. Garis polisi hanya akan terpasang, jika satu perkara telah dianggap berbahaya atau bermasalah."Setelah ini, apa yang akan kita lakukan?" tanya seseorang berkulit hitam."Kita cari dulu 2 orang itu! kemudian kita habisi mereka!" sahut seorang pria dewasa yang mukanya sudah tak asin
Secara perlahan tapi pasti, Ato mulai menerima kehadiran hal-hal diluar nalarnya. Seiring dengan itu, Ato memutuskan untuk tinggal sementara di tempat Pak Nurdin.Hingga pada akhirnya waktu tak terasa kian berlalu. Terhitung sampai saat ini, Ato sudah tinggal selama 3 hari diam di tempat yang disebut Distrik cabang oleh orang-orang Padepokan itu. Selama itu pula, Ato mau tak mau harus mengikuti beberapa kegiatan di tempatnya berada.Pada malam pertama, Ato diperlihatkan beberapa pertunjukan ilmu penguasaan energi.Dalam batin Ato sempat bergumam,'Apa yang mereka lakukan? hmp, bukankah itu hanya atraksi saja? atau mungkin mereka hanya berpura-pura!'Di hadapan Ato saat ini, nampak puluhan murid Pak Nurdin yang terlihat seakan didorong oleh sesuatu, bahkan diantara mereka ada yang sampai terpental ke lantai dengan cukup keras.Kemudian pada malam ke dua, Ato diberi penjelasan tentang unsur dalam tubuhnya.Saat ini, pera
"Semua gambar ini, aku peroleh setelah menerawang isi alam bawah sadarmu, begitupun dengan tebakanku pada mimpimu!" tegas Pak Nurdin.Ato sangat kebingungan dengan perkataan Pak Nurdin, ia seakan disuguhi hal baru dalam hidupnya. Tak ada memori ingatan dalam hidupnya yang bisa menerima kenyataan saat ini. Apalagi, setelah Pak Nurdin dengan sengaja menunjukan beberapa hal tak lazim pada Ato, semua itu hanyalah untuk membuat mahasiswanya percaya, bahwa di dunia ini masih ada sesuatu yang ada, walaupun sesuatu itu tidak terlihat dan nyaris diangga tak ada, kemudian perkara itu seakan tidak bisa diketahui semua orang.Lalu Pak Nurdin memberitakan tentang sesuatu yang sangat memukul perasaan Ato. Berita itu menerangkan bahwa wanita yang saat ini sedang dekat dengan Ato, telah jatuh ke tangan seorang lelaki yang merupakan petinggi perusahaannya bahkan sudah merasakan berbagai siksaan.Rani berhasil di Sandra oleh Jodi, sebab lelaki itu bisa mengetahui identitas
"Hmp! kenapa malah bertanya padaku?" timpal Pak Nurdin yang dimintai pendapat oleh Ato sambil menaikan bulu alisnya. Kemudian Pak Nurdin beranjak pergi membawa sebuah buku yang lumayan tebal."Aku seperti hidup sebatang kara Pak! di sini hanya seorang sahabat yang kupunya (Keni). Selebihnya tak ada lagi orang yang bisa kupinta pendapatnya, atau orang yang mau memberiku nasehat!" keluh Ato."Biar ku tebak beberapa hal yang saat ini menjadi masalahmu!" celetuk Pak Nurdin.Pak Nurdin seakan mengetahui rahasia Ato, semua itu berhasil didapatkannya dikala malam hari saat sesuatu tak lazim tengah terjadi.Dalam ketidak sadaranya Ato tiba-tiba berbicara sendiri. Lelaki itu mengatakan bahwa dirinya sudah berbuat bohong selama 3 tahun pada orang tuanya.Kemudian saat ini, Ato sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang wanita. Tapi belum pernah bertemu lagi selain pertemuannya yang pertama. Lalu Ato membicarakan masalahnya dengan seorang petinggi di Peru
Rasa ngilu di sekujur tubuh Ato terasa sangat mengganggunya, kemudian Pak Nurdin beranjak dari tempat duduk lalu pergi ke sebuah kamar pribadinya.Hanya selang beberapa menit saja, Pak Nurdin kembali lagi sambil membawa secangkir cairan berwarna merah."Minumlah ramuan ini!" ucap Pak Nurdin sembari menyodorkan cangkir yang dipegangnya."A-apa ini?" sahut Ato sambil menatap wajah Pak Nurdin."Tubuhmu sudah mengalami luka yang cukup serius, jika tidak segera di obati hal itu akan membahayakan dirimu," kemudian Pak Nurdin memegang pundak Ato.Tiba-tiba rasa panas terasa di sekujur tubuh, dan membuat Ato meringis kesakitan. Pandangannya menjadi kabur lalu nafasnya menjadi sesak."Ini bukanlah luka luar saja, melainkan luka dari suatu benda yang telah di balut oleh mantra-mantra, kemudian ada makhluk kiriman yang hinggap di tubuhmu!" lanjut Pak Nurdin sambil mengerutkan dahinya.Walaupun atapan Pak Nurdin terlihat sangat serius, tapi dalam