"Suara apa itu?" tanya Ato yang terkejut mendengar sebuah bunyi yang memecah kesunyian, nampaknya Ato belum bisa mengingat sepenuhnya kejadian sebelum ia mengalami ketidak sadaran.
Keadaan di Gudang tempat Ato berada saat ini, hanya memiliki penerangan dari biasan cahaya lampu yang berasal dari luar bangunan, tapi sorotan cahaya itu bisa membantu Desi untuk melihat Ato dengan cukup jelas. Lain halnya dengan Ato, posisi Desi yang berada di pojok yang tak terjangkau cahaya membuat Ato kesulitan melihat wanita itu.
Sebelum pergi meninggalkan Ato dan Desi. Jodi dan teman-temannya memindahkan mereka berdua pada tempat yang lebih sempit.
Pemindahan itu dilakukan Jodi karena ia merasa tempat sebelumnya sangat terbuka. Hingga Jodi mengkhawatirkan akan ada orang lain yang mengetahui keberadaan Ato dan Desi.
"Eeemmmmmmp! Emmmp!" terdengar beberapa kali Desi mengulang isyaratnya, hal itu semata ia lakukan agar Ato segera menolongnya, kemudian melepaskan jeratan yang tengah mengikat beberapa bagian tubuhnya.
Akhirnya, setelah Ato mulai sedikit mengingat beberapa hal yang telah dialami, ia langsung bergegas mendekati sumber suara yang membuatnya penasaran.
"Oh tuhan, maaf aku!" ucap Ato setelah ia melihat sosok wanita yang sedang duduk dan terikat.
Kemudian Ato langsung bergegas membuka beberapa jeratan yang mengikat Desi.
Setelah selesai melucuti semua ikatan yang menjerat Desi, Ato langsung membawa wanita itu ke tempat yang lebih nyaman.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Ato yang masih memapah Desi.
"Se-sedikit baikan!" sahut Desi dengan terbata, wanita itu nampaknya mulai lelah.
Dua orang yang bernasib kurang baik itu memutuskan untuk terus berjalan hingga beberapa langkah kedepan,sampai akhirnya Ato menemukan tempat duduk di lorong jalan menuju luar Gedung Perusahaannya,"Mungkin kita diam sejenak dulu disini!"
"Baiklah!" sahut Desi.
"Kenapa kamu bisa ada ditempat ini malam-malam?" tanya Ato.
"Aku hanya mengantar Ratna!"
"Hah mengantar! maksudmu?"
"Ratna merupakan pacar gelap Jodi, dirinya sering menerima ajakan lelaki bajingan itu untuk pergi jalan-jalan. Namun ... hkhk!" perkataan Desi seakan terhenti begitu saja, wanita itu malah menangis sendu.
"Ok! aku mengerti perasaanmu ... mungkin, lebih baik jangan kau teruskan saja ucapanmu itu!"
Secara spontan Desi langsung menyandarkan kepalanya tepat di bahu Ato. Bersamaan dengan itu, nampaknya Ato sedikit kebingungan.
'Sial! baru kali ini aku merasakan kehangatan dari seorang wanita, pake peluk-peluk lagi. Apa yang harus ku lakukan?' dalam batin Ato menggerutu, ia menggerakan bola matanya kesana kemari.
Mungkin Ato salah tingkah karena merasa ser-seran, atau entahlah bagaimana harus menggambarkan perasaannya, yang jelas saat ini seorang wanita cantik berada dalam dekapan Ato. Andai saja lelaki itu bisa membalas pelukan Desi, mungkin saja cinta sesaat diantara mereka akan menggebu-gebu dan mengguncang jagat raya.
"Emh, maaf!" ucap Desi yang baru menyadari bahwa ia sudah menyandarkan diri pada lelaki yang belum dikenalinya.
Dengan mengangkat kedua bahunya Ato nampak kebingungan menanggapi tingkah Desi, jika Ato berlaga sok jual mahal, tentu saja Desi akan tersinggung. Sebab dirinya sedang berduka meratapi kepergian sahabat dekatnya,"Iya tidak masalah!" celetuk Ato.
"Sebelumnya, aku mau berteri makasih sama kamu!" sambil mengusap air matanya, Desi menatap Ato.
"Terimakasih! untuk apa?"
"Jika tidak ada kamu, mungkin saja nasibku akan seperti Ratna!" Desi menundukan kepala dan terus mengusapkan tangan pada matanya.
"Ternyata orang berengsek itu memang mengidap penyakit psikopat!" lanjut Desi.
"Siapa yang kamu maksud?" tanya Ato masih sedikit kebingungan.
"Jodi! si tua bangka itu," Desi terlihat mengepalkan tangannya karena menahan kesal.
"Oh, orang itu. Bagaimana kamu tahu bahwa dia mengidap penyakit ketupat?"
"Psikopat!" sela Desi.
"Eh. Maaf, iya pokonya penyakit gila!"
"Tua bangka itu telah menjadi bahan pembicaraan dua tahun lalu. Namun dirinya sangat pandai berpura-pura! mungkin saat ini penyakit gilanya sudah kambuh lagi!"
Akhirnya Desi memberitahukan kepada Ato tentang siapa sebenarnya Jodi.
Setelah Ato mendengarkan beberapa penjelasan Desi, dirinya mulai bisa menyimpulkan. Siapa sebenarnya Jodi itu?Ternyata Jodi si lelaki berumur 46 tahun itu, merupakan orang yang masih terbilang baru di Perusahaan tempat Ato bekerja.3 tahun lalu, Jodi bergabung di Perusahaan tempat Ato bekerja. Saat Jodi dinyatakan sebagai tangan kanan perusahaan, ramailah orang-orang terus membicarakannya."Aneh! memangnya dia bisa apa? Kok tiba-tiba seakan berkuasa ditempat ini!""Orang itu sombong sekali, semenjak dia datang ke tempat ini. Belum ada yang berbicara dengannya, kecuali Pak Ruslan!""Orang genit! seenaknya saja colak colek pantat!"Bahkan, beberapa orang karyawan, nekad melakukan protes pada pihak perusahaan.Aksi protes itu, dilakukan mereka hanya untuk memberikan saran supaya pihak Perusahaan tidak menjadikan Jodi sebagai tangan kanan Perusahaan.Namun hasil kerjanya yang bisa dirasakan Perusahaan dalam waktu singk
"Sepertinya aku harus pergi sekarang!" Desi langsung berdiri dari tempatnya duduk. Tapi saat dirinya berjalan beberapa langkah, pandangan mata seakan disilaukan oleh cahaya.Badan yang tegakpun tiba-tiba oleng tak karuan. Sepertinya Desi mengidap penyakit anemia, atau wanita itu banyak kehilangan cairan tubuh. Setelah terus terjaga seharian penuh.Rasa takut yang terus menyelimutinya, menjadikan Desi tidak bisa meregangkan otot dan pikiran. Hingga akhirnya Desi harus membuka mata, tanpa tidur sekejap pun.Ato yang melihat Desi sempoyongan, langsung berdiri dan mendekapnya.Setelah Ato, memandang Desi. Nampaknya wanita itu berwajah pucat pasi. Dengan sigap Ato langsung memboyong Desi untuk dibaringkan pada tempat duduknya semula."Hei! apa kamu baik-baik saja?" tanya Ato sembari memukulkan telapak tangan pada pipi Desi dengan perlahan.Dalam situasi seperti itu, Ato langsung mengedarkan pandangannya. Mencari sesuatu untuk dijadikan bahan pert
Dengan susah payah Ato mencari tempat persembunyian, tapi ia tak kunjung mendapatkan tempat yang cukup nyaman. Pada akhirnya Ato memilih ruangan kecil yang menurutnya bisa dijadikan persembunyian sementara. Tak lama setelah Ato bersembunyi, datanglah puluhan orang yang hendak mencarinya. "Dimana mereka?" "Apa kamu yakin? wanita itu dalam keadaan terikat." "Mereka pasti masih disini!" "Jika mereka lolos?" "Aku akan tetap menghabisi mereka berdua, karena sudah mengetahui banyak hal!" Terdengar beberapa orang sedang membicarakan seseorang yang hendak dicarinya. Mereka itu tak lain adalah Jodi dan teman-temannya. Dengan membawa sesuatu memanjang yang ditutupi kain. Jodi hendak mengeluskan tangannya pada benda yang berada dibalik kain itu. Saat ini, Ato dan Desi sudah berada ditempat persembunyian yang terbilang sangat berbahaya. Karena tempat persembunyian itu merupakan ruang sempit, jika mereka berdua salah langkah atau mengenai k
Tak pernah disangka, jika Perusahaan milik Ruslan itu, menjadi tempat terakhir seorang wanita cantik bertubuh ramping bernama Ratna. Mungkin, siapapun yang melihat wanita itu ... akan segera tergoda dan ingin memilikinya! Enam tahun lalu! Anugrah yang dimiliki Ratna, seperti alis mata centik, bibir tipis merah merona dan selalu berpenampilan glowing. Menjadikan dirinya dikejar para lelaki. Begitupun dengan Jodi, dirinya terus berusaha untuk mendapatkan wanita itu. Hingga berbagai cara ia lakukan agar bisa menjadikan Ratna sebagai kekasihnya. Entah bisikan atau keinginan sendiri, Jodi langsung mendatangi seorang ahli perdukunan. Tujuan dari kedatangan Jodi tersebut, tak lain hanyalah meminta untuk diberikan ilmu kejayaan dan ilmu pemikat. Masing-masing dari ilmu itu akan digunakannya untuk beberapa maksud tertentu. Ilmu kejayaan, ia gunakan untuk memudahkannya meraih pangkat dalam setiap pekerjaan. Lalu ilmu pemikat, ia gunakan agar setiap oran
Saat ini, Ato berada di sebuah rumah yang tak dikenalinya. Kemudian ia memperhatikan keadaan tubuhnya yang dipenuhi dengan perban. Beberapa luka bekas sayatan senjata tajam saat ini terasa begitu menyakitkan. Lalu, Ato mencoba untuk mendekati jendela rumah itu yang berada di arah timur. Hanya sebuah Padang rumput saja yang didapatinya dan tidak ada satu orangpun yang bisa ia lihat,"Dimana aku?" lanjutnya. Rumah itu masih berbahan kayu dan bilik bambu, nampaknya ia sangat jauh sekali dari keramaian. 'Siapa yang membawaku kesini?' gumam Ato. Kemudian ia bergegas menuju pintu rumah yang berada di arah selatan. Sakit yang teramat sangat, seakan dilupakan Ato dengan begitu saja. Mungkin lelaki itu panik, karena ia saat ini tengah berada di tempat yang belum terjamahnya. Dengan perlahan pintu rumah bambu itu dibuka Ato! Nampaklah sebuah pemandangan yang dipenuhi dengan pepohonan besar dan menjulang tinggi. Tidak ada satu rumah pun yang dapat t
"Permisi! apakah ada orang di dalam?"Terdengar suara nenek tua dari arah luar pintu.Nampaknya Ato belum pernah mengenali suara yang saat ini tengah didengarnya.Setelah membereskan bekas makanan, dengan segera Ato menghampiri pintu hendak menyambut kedatangan nenek tua yang menghampirinya.Kre keeeeek!Suara pintu yang sudah berumur itu, terdengar sangat mengganggu. Ato yang terbiasa hidup di perkotaan seakan telah melupakan suasana rumah kayu seperti itu."Permisi anak muda! maaf sudah mengganggu istirahatnya, jika berkenan bolehkah saya masuk ke dalam?" ucap nenek tua dengan membawa tongkat yang menjadi penyangga tubuhnya.'hmp, gimana yah? andai pemilik rumah ini datang, apakah dia akan mengijinkan masuk, nenek ini?" gumam Ato."Ta-tapi, saya bukan pemilik rumah ini nek!" sergah Ato, sebelum nenek tua di hadapannya memaksa untuk tetap masuk."Hehe. Baiklah jika saya tidak boleh masuk, lalu bisakah kamu memberi
Rasa ngilu di sekujur tubuh Ato terasa sangat mengganggunya, kemudian Pak Nurdin beranjak dari tempat duduk lalu pergi ke sebuah kamar pribadinya.Hanya selang beberapa menit saja, Pak Nurdin kembali lagi sambil membawa secangkir cairan berwarna merah."Minumlah ramuan ini!" ucap Pak Nurdin sembari menyodorkan cangkir yang dipegangnya."A-apa ini?" sahut Ato sambil menatap wajah Pak Nurdin."Tubuhmu sudah mengalami luka yang cukup serius, jika tidak segera di obati hal itu akan membahayakan dirimu," kemudian Pak Nurdin memegang pundak Ato.Tiba-tiba rasa panas terasa di sekujur tubuh, dan membuat Ato meringis kesakitan. Pandangannya menjadi kabur lalu nafasnya menjadi sesak."Ini bukanlah luka luar saja, melainkan luka dari suatu benda yang telah di balut oleh mantra-mantra, kemudian ada makhluk kiriman yang hinggap di tubuhmu!" lanjut Pak Nurdin sambil mengerutkan dahinya.Walaupun atapan Pak Nurdin terlihat sangat serius, tapi dalam
"Hmp! kenapa malah bertanya padaku?" timpal Pak Nurdin yang dimintai pendapat oleh Ato sambil menaikan bulu alisnya. Kemudian Pak Nurdin beranjak pergi membawa sebuah buku yang lumayan tebal."Aku seperti hidup sebatang kara Pak! di sini hanya seorang sahabat yang kupunya (Keni). Selebihnya tak ada lagi orang yang bisa kupinta pendapatnya, atau orang yang mau memberiku nasehat!" keluh Ato."Biar ku tebak beberapa hal yang saat ini menjadi masalahmu!" celetuk Pak Nurdin.Pak Nurdin seakan mengetahui rahasia Ato, semua itu berhasil didapatkannya dikala malam hari saat sesuatu tak lazim tengah terjadi.Dalam ketidak sadaranya Ato tiba-tiba berbicara sendiri. Lelaki itu mengatakan bahwa dirinya sudah berbuat bohong selama 3 tahun pada orang tuanya.Kemudian saat ini, Ato sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang wanita. Tapi belum pernah bertemu lagi selain pertemuannya yang pertama. Lalu Ato membicarakan masalahnya dengan seorang petinggi di Peru