Setelah Ato mendengar suara orang berbicara, ia tak langsung menengokan kepalanya. Dalam pikirnya, entah siapa orang itu ... lalu pada siapa ia berbicara?
Tidak ada satu orangpun yang saat ini diam di tempat itu, selain dirinya.
Namun, beberapa orang mulai terlihat. Mereka memakai pakaian serba hitam. Sepertinya ada beberapa orang yang tidak asing dan Ato bisa mengenalnya.
Tiba-tiba 15 orang keluar dari arah gedung. Entah apa yang sudah mereka lakukan, bukankah gedung ini telah ditutup, karena garis polisi sudah melingkar mengelilingi setiap pintu gerbang.
Dalam benak Ato mulai terpikir, jika sesuatu yang kurang beres tengah terjadi di tempat bekerjanya itu. Garis polisi hanya akan terpasang, jika satu perkara telah dianggap berbahaya atau bermasalah.
"Setelah ini, apa yang akan kita lakukan?" tanya seseorang berkulit hitam.
"Kita cari dulu 2 orang itu! kemudian kita habisi mereka!" sahut seorang pria dewasa yang mukanya sudah tak asin
Tak terasa waktu kian berlalu, hingga pada akhirnya Ato memutuskan untuk pulang kembali ke tempatnya mengontrak. Sudah hampir 6 jam, ia hanya diam di tempat kerjanya itu. Berharap akan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyebab perusaan tempat bekerjanya ditutup. Tapi semua itu tak kunjung didapatinya, tak ada satu orangpun yang datang ke tempat itu. Rasanya sudah tak mungkin melihat orang-orang melakukan aktivitas di tempat itu lagi. Sesampainya di kontrakan, setiap mata menunjukan tatapan sinis pada Ato. Entah apa yang menyebabkan hal tersebut tengah terjadi. Bahkan tak ada satu orangpun yang berbicara atau sekedar menyapa Ato. Bagaikan orang yang terasing di daratan, Ato hanya menengok kamarnya saja. Lalu ia memutuskan untuk kembali meninggalkan kontrakannya itu. Beberapa barangnya sudah terbungkus rapih oleh kardus, hanya ada secuil kertas yang memberitahukan Ato tentang keadaan di kontrakannya itu. Dalam kertas tersebut bertuliskan,'Cepa
'Menghadapi orang seperti dia, memerlukan sedikit siasat!'Suara Pak Nurdin, terus bergema di alam bawah sadar Ato. Sampai akhirnya lelaki itu mencoba menafsirkan isyarat tersebut."Baiklah, aku akan ikut denganmu!" ucap Ato, menyetujui ajakan Jodi."Haha, bagus. Mari kita pergi dari sini!"Jodi terlihat begitu girang sekali, saat Ato menerima ajakannya. Beberapa rencana sudah disiapkan Jodi, jika Ato bisa menjadi bagian dari kelompoknya.Si psikopat itu sangat membutuhkan orang seperti Ato. Menurut ilmu penerawangan yang dimilikinya, Ato merupakan satu dari seratus orang yang memiliki kelebihan. Diantara kelebihan Ato ialah, pemuda itu tidak pernah merasa gentar saat berhadapan dengan apapun dan siapapun, meskipun yang dihadapinya itu bisa membahayakan dirinya.Namun, ada sesuatu diluar dugaan Jodi. Ia tidak mengetahui anugrah lain pada diri Ato, si pemuda yang akan dijadikannya sebagai sekutu itu sebenarnya mempunya
Secangkir air putih saat ini tengah hadir di depan mata Ato, tapi selera minum nampaknya sudah hilang, dan berganti menjadi rasa jijik.Apakah Ato bisa bertahan di Apartemen mewah itu, jika keadaan terus membuatnya begitu muak?Ya, tentu saja Ato sangat muak!Bagaimana tidak?Sebab, saat ini Jodi sedang memasang wajah genitnya. Sesekali lelaki aneh itu mengedipkan mata pada Ato!Mungkin dalam benak Jodi sempat terpikir, bahwa lelaki yang saat ini masih dalam incarannya itu memiliki watak yang sama seperti dirinya. Hanya dengan berbekal analisa sederhana, ia telah menyimpulkan Ato memiliki banyak kesamaan dengannya, yaitu seorang psikopat dan penyuka sesama jenis.Dugh!Brugh, creeeng!Tiba-tiba suara benda terjatuh dan pecah, menggema ke seluruh ruangan. Setelah Ato mengarahkan pandangan ke sumber suara itu, nampaklah seorang pria yang dikenalinya tengah sempoyongan jatuh bangun."Pak Ruslan?" bisik Ato.Sontak saja
Tibalah dimana Ato dan Ruslan harus mendekap di sebuah tempat yang penuh sesak, tak ada penerangan lebih di tempat ini, selain sumber cahaya dari beberapa lampu berwarna kuning.Dan hal ini sungguh jauh dari perkiraan. Sesuatu yang tak pernah disangka sebelumnya, seakan terjadi di depan mata."Cepat jalan!" teriak 3 pria besar yangsaat ini menggiring Ato dan Ruslan.Entah mengapa, 3 Pria itu seakan terburu-buru dan memaksa Ato untuk berjalan lebih cepat.Selain itu, penutup wajah yang dikenakan 3 pria besar seakan menarik perhatian Ato dan Ruslan."Eakh! bau apa ini?" cerca Ruslan sambil menutup hidungnya."Hei, mau dibawa kemana kami?" tanya Ato."Cerewet, cepat jalan!" titah seorang pria besar yang saat ini meringkus tangan Ato dengan cengkramannya.Jika ruangan lain di Apartemen Jodi memiliki beberapa manik dan arsitek yang begitu memukau. Tapi lain halnya dengan ruang bawah tanah ini. Tempat ini begitu kum
"Gosooong!" "Kebakaran!" Duaaar! Sebuah teriakan tiba-tiba terdengar seakan mengguncang seluruh perkampungan. Sehingga pada akhirnya, nampaklah para penghuni kontrakan mulai berlarian membawa ember, kemudian mereka menyiramkan air ke arah api yang berasal dari ledakan kompor sumbu. Namun kepanikan yang saat ini tengah terjadi, seakan tidak berlaku untuk seorang lelaki yang sudah menjadi senior di tempat itu. Lelaki itu bernama Ato, si pria berparas tampan yang saat ini sedang tertidur. Tidurnya itu seolah-olah hanya sandiwara saja, mungkin ia tidak ingin mengetahui sesuatu yang saat ini sedang terjadi di luar kamar Kontrakannya. Ato merupakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi pada salah satu perguruan tinggi ternama, daerah Kota Bandung. Kedatangannya dari Brebes, tidak lain hanyalah untuk menjemput sebuah mimpi besar kedua orang tuanya, yaitu menjadi orang yang bergelar sarjana. Ato merupakan anak bungsu dan berasal d
Keni merupakan angkatan yang ke - 80 di Kampus tempatnya menimba ilmu, sedangkan Ato merupakan Mahasiswa yang seharusnya sudah lulus tiga tahun lalu, sebelum Keni. Perbedaan usia di antara dua lelaki itu, ternyata tidak menjadikan batasan pergaulan dalam pertemanan mereka, walaupun Keni berada di Fakultas yang berbeda dengan Ato, nampaknya persahabatan mereka sangat terjaga dengan baik. Persahabatan mereka adalah pertemuan yang berawal dari sebuah ketidak sengajaan. Peristiwa yang mungkin tidak bisa terlupakan dalam sejarah hidup mereka. Peristiwa itu, bermula saat Ato pulang dari Kampusnya pada malam hari. Di kala itu suasana jalan seakan sepi tak seperti biasanya. Ternyata bukan tanpa alasan jalanan itu menjadi sepi. Namun sesuatu telah menjadi faktor utama penyebab keadaan menjadi hening. Saat itu warga kampung Bajri tengah berurusan dengan kelompok pemuda dari kampung sebelah. Kampung Bajri adalah nama tempat dimana Ato menyewa Kon
Setelah perundingan yang terjadi lumayan lama, akhirnya Ato menemukan jawaban dari kebuntuan pemikirannya itu. Kamar Kost yang berukuran 5 meter persegi, seakan melahirkan sebuah gagasan baru dalam hidup Ato. Kegalauan yang telah menghantuinya selama satu pekan, ternyata bisa diselesaikan dalam waktu 2 jam saja dengan bantuan pencerahan dari sahabatnya, Keni si penakluk. Sudah 3 bulan, Keni menyandang gelar 'Penakluk.' Gelar itu, telah di berikan Ato. Sebab Keni selalu membantu Ato di saat ia mengalami himpitan dalam kehidupan. Saat ini, Ato berniat untuk mencari pekerjaan, agar bisa mewujudkan rencana besarnya. Keni telah memberi saran pada Ato, supaya dia kembali melanjutkan perkuliahannya di tempat yang sama tapi dengan jalur yang berbeda. Di tempat Ato berkuliah, mempunyai dua pilihan tata cara perkuliahan. Diantarnya ialah kelas reguler dan kelas karyawan. Dua kelas ini hanya di bedakan oleh waktu
Setelah semua penumpang angkot turun, Ato langsung menuju ke bawah pohon yang cukup rindang. Sambil berteduh sesekali Ato melihat Smartphone yang menjadi teman setianya, saat itu waktu menunjukan pukul tiga sore, hari Kamis tanggal dua Mei 2018. Alat komunikasi itu, seakan menjadi teman setia di perjalanannya saat ini. Lelaki berparas tampan tersebut, memang sangat menyukai berbagai aliran musik, terutama musik yang bergendre rock dan pop. Walaupun otaknya kurang mendukung dalam bidang ilmu pengetahuan, ternyata Ato pandai sekali memetik gitar dan memainkan alat musik lain, seperti piano dan drum. Namun bakat terpendam Ato kurang di asah dan di tekuni lebih lanjut, karena Ato menggunakan bakatnya itu hanya sebatas selingan untuk hiburan, di saat rasa jenuh melanda harinya. Kala Ato duduk di atas batu. Ternyata wanita cantik yang mengenakan rok pendek masih nampak berdiri dan menunggu kedatangan angkutan umum pengganti, yang sampai saat i