"Kenapa ada mobil mewah di depan rumahku?"
Usai batal merayakan hari jadi hubungannya yang ketiga bersama Varra, Edward memutuskan untuk pulang ke rumah. Di perkampungan kumuh Kota Laketown, di mana sebagian besar penduduknya kurang mampu, di sinilah rumah Edward berada.
Dalam perjalanan pulang, Edward berpikir untuk mencari uang. Tapi, hingga dia sampai di depan rumahnya, dia tidak mendapatkan cara yang cepat dan baik untuk mendapatkan uang.
Dia hanya seorang mahasiswa yang belum lulus, dan keluarganya miskin. Dia tidak memiliki koneksi yang bisa digunakan, jadi tidak mungkin menjadi kaya dalam waktu cepat.
‘Siapa yang ingin bertamu ke tempat kumuh dengan mobil super itu?’
Mobil Porsche Panamera, mobil mewah yang ditujukan untuk kelas eksekutif dengan harga selangit. Dan yang membuat Edward lebih terkejut lagi, mobil supermahal itu sedang terparkir di depan rumahnya.
Gegas, dia mempercepat langkahnya memasuki rumah. Saat masuk, Edward menemukan bahwa ibunya sedang berbicara dengan seorang lelaki tua berjas.
Dari kilauan warna dan kerapian jahitan pakaian tersebut, Edward jelas tahu kalau lelaki tua itu orang kaya.
"Hai, Edward. Kamu sudah pulang? Aku sudah lama menunggu kedatanganmu," lelaki tua itu tersenyum pada Edward dan berkata, "Aku, kakekmu."
Mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki tua itu, Edward menjadi bingung.
"Bu…” Edward dengan tampang bingung memanggil ibunya. “Apa maksud dari orang ini?"
Dulu, ibunya pernah memberi tahu Edward bahwa nenek dan kakeknya telah meninggal sebelum dia lahir. Jadi Edward tidak pernah bertemu kakeknya atau mendengar kabar dari mereka. Sekarang, ketika lelaki tua kaya itu mengakui dirinya sebagai kakeknya, dia tidak langsung percaya.
Ibunya menghela nafas dan kemudian berkata, "Aku telah membohongimu selama ini.” Ibu Edward menunduk, menampilkan raut bersalah yang begitu kental. “Kakekmu masih hidup. Ini salahku. Andai waktu itu aku tidak kawin lari dengan ayahmu …."
Edward diserang rasa kaget yang begitu besar. Dia tidak menyangka bahwa orang tuanya kawin lari tanpa peduli restu yang sebetulnya tidak dikantongi.
“Tapi, Kakek ….”
Suasana hening, perkataan Edward terputus sebab dia masih begitu sulit merangkai fakta yang tiba-tiba dia ketahui.
Tidak lama, ibunya menatap lelaki tua itu dan Edward secara bergantian, kemudian kembali berbicara. “Nama kakekmu adalah Richard Hovd.”
"Richard Hovd?!"
Otot-otot wajah Edward berkedut tiba-tiba. Dia tahu bahwa keluarga Hovd adalah orang terkaya bukan hanya di ibu kota ini, tetapi dia juga menjadi orang satu-satunya yang memiliki reputasi besar seantero negara.
Di Ibu Kota ini, kerjaan bisnis Hovd Milik Richard Hovd tersebar di seluruh penjuru di hampir setiap jenis industri. Bahkan, semua orang tahu kalau mereka memiliki satu cabang perusahaan bernama “Grade” di kota Laketown.
"Apakah kau... benar-benar Richard Hovd? Ketua Grup Hovd?"
Edward menatap Richard dengan mata terbelalak. Edward tidak percaya bahwa kakeknya adalah orang yang hebat.
Richard melangkah maju dengan senyum di wajahnya. "Ya, Aku adalah ketua Grup Hovd seluruh penjuru negara ini." Dia mencoba untuk memeluk Edward. Namun, Edward mundur dan menghindar.
"Setelah bertahun-tahun, mengapa kamu tidak datang kepada kami? Kau sangat kaya, mengapa kau membuat hidup ibuku begitu sulit!" Edward bertanya dengan berteriak marah. Ada sorot kekecewaan juga di balik rasa marahnya yang tiba-tiba menggelegak.
Edward tahu betul situasi yang dialami ibunya. Ayah Edward telah meninggal, sementara ibunya membesarkannya sendirian selama ini dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
"Aku sudah pernah mencoba untuk memberikan uang kepada ibumu,” ucap Richard. “Tetapi, dia tidak mau menerimanya dan bahkan tidak mengizinkan aku melihatmu. Sebenarnya, Aku ingin memberitahumu bahwa kamu adalah cucuku." Richard tidak menyembunyikan ekspresi terluka akibat penolakan yang ditampilkan Edward, "Kau cucuku satu-satunya." Dia sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
"Bu, apa benar yang dia katakan?"
Edward melihat ke ibunya yang disahuti Ibu Edward dengan anggukan.
“Sebenarnya aku tidak ingin kau bertemu dengannya, tapi akhirnya aku meluruskan pikiranku. Bagaimanapun, kau tidak terlibat dalam masalah kami." Ibu Edward menatap penuh pada anak semata wayangnya. “Demi kehidupanmu yang lebih baik, kupikir inilah satu-satunya cara. Dan aku berharap kau akan menerimanya.”
Setelahnya, Richard tersenyum dan kembali memeluk Edward. Kali ini tidak ada penolakan, tapi tetap saja, Edward hanya bisa diam mematung.
"Kamu telah menderita selama ini. Kakek akan menebusnya untukmu!" kata Richard disaat sedang memeluk cucunya itu.
Segera Richard mengeluarkan kartu bank dan menyerahkannya kepada Edward. "Ada seratus juta dolar di kartu ini untukmu, sebagai uang sakumu.”
"Se–se–seratus juta?" Tangan Edward gemetar. Dia sangat terkejut hingga dia tidak bisa mempercayainya.
Edward tidak pernah mengira dia akan memiliki uang sebanyak itu, dan Richard berkata itu adalah sebagai uang saku.
Richard melihat ekspresi kaget pada wajah Edward.
"Seratus juta bukanlah uang yang terlalu banyak keluarga kita. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membelanjakannya."
Richard tersenyum sambil meletakkan kartu itu ke tangan Edward.
Setelah itu Richard kembali melanjutkan ucapannya, "Selain itu, Aku juga ingin memberikanmu bertanggung jawab atas bisnisku di Kota Laketown."
Namun, Edward menolak. "Tapi–Saya masih menempuh pendidikan dan belum pernah menjalankan perusahaan." Dia merasa sedikit kekhawatiran karena minimnya pengetahuan yang dia miliki soal manajemen perusahaan.
“Perusahaan saya di Kota Laketown sudah memiliki seorang manajer senior untuk menjalankan setiap kegiatannya. Yang perlu kau lakukan hanyalah terdaftar sebagai ketua di sana dan kau dapat sambil melanjutkan kuliahmu. Uang yang diperoleh perusahaan cabang di Kota Laketown dapat kau gunakan sesuka hatimu.”
Edward membungkuk. Dia merasa itu cukup adil. Sembari menunggu dirinya siap dan lulus kuliah, dia bisa mempelajari seluk-beluk perusahaan secara berkala.
"Terima kasih, Kakek."
Perpisahan antara Varra dan dirinya hari ini membuatnya menyadari pentingnya memiliki uang dan status. Sekarang, dia bisa berjalan dengan membusungkan dada, serta mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.
Ingatan Edward kemudian terbawa pada satu bagian. Hari ini, dia baru saja dicampakkan mantan kekasihnya di depan gedung Grade. Wanita itu bekerja di sana sebagai resepsionis, begitu juga dengan Emix yang menurut Varra adalah manajer di sana. Bukankah itu berarti mereka yang mencampakkannya akan menjadi bawahan Edward?
‘Aku ingin tahu, bagai mana ekspresi mereka mengetahui kalau akulah pemimpin baru di tempat mereka bekerja?’ Edward bertanya-tanya dalam hati.
Suara Kakek Richard kemudian menarik pikiran Edward yang tadi sempat terdistraksi.
“Karena kau setuju, besok pagi kau sudah bisa mengambil alih secara langsung status ketua di perusahaan Grade.”
Sementara di sisi lain, Richard terlihat sangat senang, saat cucunya mau menyetujui apa yang sudah dia sampaikan kepadanya.
Satu hal yang ditakutkan oleh Richard selama ini. Dia takut jika Edward tidak bisa menerimanya sebagai kakek, karena cucunya itu tidak bisa memaafkan Richard yang baru hadir pada saat ini.
Namun, ketakutannya itu sirna ketika Edward berhati besar mengakuinya, juga menerima rencana yang telah dia susun untuk masa depan cucunya yang lebih baik.
Kemudian, Richard, dengan menepuk bahu cucunya kembali berkata, “Bersemangatlah. Ke depannya, saat kau lulus dari kuliahmu, kau akan menjadi pewaris Hovd Group Company.”
Edward yang mendengar itu tidak bisa membayangkan, akan sekaya apa dirinya nantinya saat dia menjadi pewaris Hovd Group Company, yang masuk dalam salah satu perusahaan induk terbesar di negara ini?
“Baik, Kakek. Aku akan berusaha untuk tidak membuat Kakek, kecewa.”
“Aku tidak percaya! Aku adalah cucu dari Richard Hovd!”Disaat Richard sudah pergi, Edward teriak karena sedang begitu bahagia. Ibunya hanya tersenyum saat melihat rona pancaran kebahagiaan di wajah Edward.“Aku akan menjadi pewaris keluarga Hovd, Bu!” tambah Edward dengan memegang kedua tangan ibunya dengan sangat bahagia.Dia bahkan mengajak ibunya berputar-putar saking bahagianya.“Ingatlah Nak, seiring dengan tingginya status seseorang, harus ada pondasi yang kuat juga,” ucap Ibu Edward.Samar, Edward memahami apa yang disampaikan oleh ibunya, “Iya Bu… aku mengerti, dan akan mengingat itu.”Setelah berbicara dengan ibunya, Edward memasuki kamarnya, dan merebahkan badannya di atas tempat tidur. Namun, satu yang hal yang sedang dia lakukan kini adalah, Edward sedang memandangi kartu bank yang diberikan oleh kakeknya.Baru tadi siang dia berpikir bahwa, dia tidak akan pernah menikmati kekayaan dalam hidupnya. Namun kini dia tiba-tiba menjadi cucu dari orang terkaya di negara ini.‘A
"Apa? Aku? memohon? Apakah kau bercanda? Aku tidak akan pernah memohon pada orang miskin sepertimu di dalam hidupku."Varra menyilangkan tangan tepat di bawah dadanya dan menyeringai ke arah Edward.Melihat keributan di hadapannya, pada saat itu juga, Gandon Hagan melangkah maju dan berbicara. "Emix, siapa dia? Kenapa kau berdebat dengannya di sini? Apakah kau tidak tahu Direktur baru mungkin akan segerah datang? Bagaimana jika Direktur baru melihat semua hal ini?""Ayah? Maaf ayah, aku akan segera menyuruhnya pergi dari sini." Kemudian Emix melihat ke arah Edward dan membentak. "Pergi dari sini sekarang atau aku akan memanggil keamanan dan kau diusir dari sini!""Aku adalah Direktur baru yang akan mengambil alih perusahaan Grade ini. Sebaiknya kau bersikap sopan kepadaku." Dengan berani, Edward memproklamirkan posisinya di depan wajah Emix. Nada suaranya-pun terdengar begitu tegas.Emix tertawa terbahak-bahak disaat dia mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Edward."Kau? Orang se
"Direktur Fin, saya minta maaf karena saya tidak mengenali Anda. Tolong jangan marah kepada saya."Di saat Varra dan Emix tengah berusaha menguasai diri dari rasa keterkejutan, giliran Gandon Hagon yang berlari ke arah Edward dan mulai berusaha untuk menyanjungnya.Gandon tahu bahwa, Sekretaris Warden adalah orang yang dipercaya Ketua Hovd. Dan Sekretaris Warden tidak akan pernah berbohong tentang sesuatu yang berkaitan dengan Ketua Hovd. Untuk itu, dia berusaha mengambil hati Edward dengan beramah-tamah padanya.Namun, Edward tidak memperhatikan Gandon sama sekali. Dia justru langsung menoleh ke karyawan yang lainnya.Semua karyawan yang hadir di sana menundukkan kepala, karena mereka semua menertawakan Edward ketika dia mengatakan bahwa dia adalah Direktur baru. Sekarang, mereka sedikit khawatir bahwa direktur baru ini akan membuat perhitungan dengan mereka.Edward diliputi perasaan yang bercampur aduk saat dia melihat kekaguman dan sikap hormat orang-orang padanya. Sebelumnya, mere
“Kamu di mana?” tanya seseorang kepada Edward, melalui sebuah panggilan telepon. Edward kini sedang duduk di kursi direkturnya, dengan Vale Warden dan juga Dhruv di hadapannya. Edward sedang membicarakan beberapa hal terkait perusahaan yang kini dia kelola. Sebelumnya mereka sedang merencanakan untuk mengadakan pertemuan pemegang saham untuk mengenalkan Edward kepada para pemegang saham yang lainnya. Bagaimanapun juga mereka harus mengenal siapa orang yang kini menjabat sebagai direktur baru di perusahaan Grade. Terlepas dari edaran yang diberikan oleh orang-orang suruhan Richard. Namun, pembicaraan itu harus terpotong karena ada sebuah panggilan masuk dari salah seorang teman kuliah Edward. “Ada apa?” tanya balik Edward, kepada orang yang sedang menghubungi dirinya. “Miss Hecty mencarimu!” ucap orang di telepon itu dengan panik. “Cepatlah datang ke kampus!” Tambahnya berbicara. “Aku masih ada beberapa urusan, jadi mungkin akan terlambat datang–” “Cepatlah! Awas jika kamu memb
Edward kini sedang berjalan mengikuti Miss Hecty dari arah belakang.Mereka kini sedang berada di dalam lift, pergi menuju ke ruangan ketua Rektor. Mereka saling diam satu sama lain.Tidak ada perbincangan yang berarti di antara keduanya. Miss Hecty adalah seorang dosen bahasa inggris di kampus Nach University.Kampus tempat Edward menempuh kuliahnya. Miss Hecty sendiri adalah seorang wanita berusia 31 tahun.Di usianya yang tidak muda lagi itu, dia masih menyandang status lajang. Tidak tahu, kenapa? Dia adalah wanita yang cantik. Dengan rambut pirang nya, serta mata biru. Kulitnya juga sangat putih dan mulus. Dengan postur tubuh yang sangat menggoda. Dada besar dipadukan dengan pinggang yang ramping. Selain itu, pinggulnya juga tampak menantang mata laki-laki yang melihatnya. Sangat jauh dari kriteria wanita yang bisa dianggap tidak laku.Namun, sampai saat ini dia masih lajang dan belum pernah menikah. “Dari mana kamu?” tanya Miss Hecty. Mereka kini berdiri dengan jarak y
“Pak…” Miss Hecty masihmencoba untuk meminta belas kasihan kepada ketua Rektor.“Saya akan membayarnya.”Kalimat Edward yang begitusarat akan keyakinan membuat Miss Hacty dan juga Ketua Rektor melihat kearahnya.“Hari ini! Aku tidak bisamemberimu tenggat waktu.” Miss Hecty menatap nyalangpada anak muridnya. “Edward… jangan impulsive!” Menurutnya, Edwardterlalu berani. Dia kenal betul bagaimana watak rektor. Namun, lihatlah yang dilakukanEdward. Di saat dia tengah mencoba mengais belas kasih rektor untuk Edward,anak tersebut malah menyanggupi permintaan rektor dengan mudah. “Miss Hecty tenang saja.”Edward berusaha menenangkan Miss Hecty. Dia kemudian menatap penuh pada rektor.“Di mana aku harus membayar?” Setelahnya, Edwardmenunjukkan sebuah kartu bank berwarna hitam.“Tunggu.” Ketua Rektor mengangkatgagang telepon yang ada di mejanya dan kemudian menelepon seseorang.Ketua Rektor menyuruhorang seseorang untuk datang ke dalam ruangannya dengan membawa alat EDC untukm
“Kesini kamu! Dasar pecundang!” Seorang pria muda dengan pakaian yang tampak serba mahal ikut berteriak kepada Edward.Dia adalah kekasih Whiny, Mars.Mars adalah seorang pria yang sombong dan selalu semena-mena.Itu karena orang tuanya, dikatakan sebagai seorang pengusaha besar.Bahkan dirinya selalu berkata jika tidak ada seorang pun di Laketown yang akan dapat menandingi dirinya.Alasan kenapa Mars tak segan untuk membully Dhisa adalah karena dulu, wanita yang dia sukai sebenarnya adalah dia.Dhis menolaknya lantaran dirinya tidak ingin berpacaran.Terlepas ada seseorang yang dia sukai, ataupun tidak, dia tidak ingin berpacaran terlebih dahulu karena dirinya masih ingin fokus menamatkan kuliahnya.Itu semua karena dia berharap saat lulus nanti dirinya bisa bekerja di tempat yang hebat dan dapat diakui oleh keluarga Pearl.“Jangan libatkan Edward.” Dhisa mencoba untuk membentangkan tangannya.Melindungi Edward dari para begundal kampus, itu.“Sudah kamu tenang saja.” Edward kini m
“Tok-tok-tok” Edward tidak ingin membuat Dhisa malu karena telah menguping apa yang sudah dibicarakan oleh dirinya dan Mars. Edward memilih untuk mengetuk pintu terlebih dahulu untuk memberikan kesempatan kepada Dhisa, menghentikan perdebatannya. “Masuk…” dengan suara lembut Dhisa menyuruh orang yang di luar itu untuk segera masuk. Edward yang membuka pintu, berpura-pura terkejut saat melihat ada Mars disana. “Untuk apa kamu disini?” tanya Edward. “Apa urusanmu? Kamu itu tidak lebih dari seorang pecundang! Tak perlu bertanya kepadaku” Mars berteriak lantang kepada Edward. Mars benar-benar merasa kesal.Dia merasa jika halangan dirinya untuk mendapatkan Dhisa adalah Edward. “Kamu disini?” Suara seorang gadis terdengar dari arah pintu. “Aku sudah mencarimu kemana-mana.” Whiny berkata kepada Mars, sambil matanya menyalang ke arah Dhisa. “Tolong pergi. Dhisa perlu beristirahat.” Edward mengangkat satu tangannya, mengarah ke arah pintu, sebagai bentuk isyarat agar Mars pergi dar