"Apa? Aku? memohon? Apakah kau bercanda? Aku tidak akan pernah memohon pada orang miskin sepertimu di dalam hidupku."
Varra menyilangkan tangan tepat di bawah dadanya dan menyeringai ke arah Edward.
Melihat keributan di hadapannya, pada saat itu juga, Gandon Hagan melangkah maju dan berbicara. "Emix, siapa dia? Kenapa kau berdebat dengannya di sini? Apakah kau tidak tahu Direktur baru mungkin akan segerah datang? Bagaimana jika Direktur baru melihat semua hal ini?"
"Ayah? Maaf ayah, aku akan segera menyuruhnya pergi dari sini." Kemudian Emix melihat ke arah Edward dan membentak. "Pergi dari sini sekarang atau aku akan memanggil keamanan dan kau diusir dari sini!"
"Aku adalah Direktur baru yang akan mengambil alih perusahaan Grade ini. Sebaiknya kau bersikap sopan kepadaku."
Dengan berani, Edward memproklamirkan posisinya di depan wajah Emix. Nada suaranya-pun terdengar begitu tegas.
Emix tertawa terbahak-bahak disaat dia mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Edward.
"Kau? Orang sepertimu mengaku sebagai Direktur baru? Kau sangat berani membual ternyata!"
Karyawan yang hadir juga tidak bisa menahan tawa mereka. Itu karena mereka melihat bahwa Edward mengenakan setelan murahan dan tampak seperti mahasiswa. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang bisa menjadi seorang Direktur.
Di saat Edward mengatakan pengakuan itu, tentu saja membuat Varra merasa malu. Bagaimanapun juga, Varra adalah mantan pacar Edward.
"Edward, aku mohon pergi dari sini. Beraninya kau menyamar sebagai Direktur baru? Sebagai mantan pacarmu, aku merasa sangat malu padamu!"
"Aku tidak main-main dengan kata-kataku."
"Edward, kau masih saja mencoba untuk berbohong. Aku tahu keluargamu! Dan kau adalah orang yang sangat-sangat miskin, kau tidak bisa membodohiku."
Tidak menunggu lebih lama, Emix berteriak. "Keamanan, usir dia!"
Selusin penjaga keamanan berlari ke arah Edward. Pada saat itu, sebuah Porsche Panamera melaju dan perlahan berhenti di depan kerumunan orang yang sedang menyambut Direktur baru perusahaan Grade itu.
Melihat hal itu, seluruh percobaan pengusiran pada Edward berhenti. Sejalan dengan itu, perhatian seluruh karyawan yang semula bertumpu pada Edward pun mulai berpindah pada mobil eksklusif yang sudah berhenti sempurna itu. rin.
"Pasti ini direktur baru kita telah datang!" kata para karyawan dengan penuh semangat.
Kemudian Gandon menginstruksikan dengan keras, "Semuanya, semangat dan bersiaplah untuk menyambut Direktur baru kita!"
Dengan itu, dia berlari keluar dari arah lobby perusahaan, menuju mobil yang datang itu bersama para staf eksekutif.
Sementara itu, Varra mencibir pada Edward. Menurutnya, inilah kesempatan emas untuk mempermalukan mantan kekasihnya itu berkali-kali lipat.
"Edward, bukankah kau menyamar sebagai Direktur yang baru? Sekarang dia ada di sini! Aku akan melihat bagaimana kau akan menjelaskan ini."
Edward tersenyum mendengar tantangan tersebut. "Ya, aku juga ingin tahu."
Pada saat itu, pintu mobil Porsche Panamera itu terbuka dan seorang pria paruh baya keluar dari mobil. Edward segera mengenali pria itu. Dia adalah pria yang bersama Kakek Richard kemarin. Dia adalah sekretaris Kakek Richard.
"Tuan Warden, mengapa hanya Anda yang ada di sini? Di mana Direktur yang baru?" Gandon bertanya dengan senyum di wajahnya.
"Direktur baru seharusnya sudah tiba sekarang, apakah kamu belum melihatnya?" ucap Vale Warden.
"Tidak, saya belum melihat Beliau, sama sekali." Gandon terlihat begitu bingung.
Sekretaris Warden melihat sekeliling, dan akhirnya melihat Edward tidak jauh dari sana. Lalu, dengan senyum di wajahnya, dia berlari ke arah Edward. Begitu juga dengan para eksekutifnya dan berlari kecil mengikuti Vale Warden dari arah belakang.
Gandon tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dia masih mencoba untuk mencerna semuanya.
Setelah Sekretaris Warden tiba di depan Edward, dia bahkan membungkuk pada Edward. Lalu dia berkata, "Tuan Muda, saya minta maaf. Jalannya macet, jadi saya terlambat."
Semua orang yang ada di tempat itu menjadi bingung setelah melihat sikap sekretaris Warden ini, terutama Varra dan Emix Hagan. Mereka berdua membuka mulut lebar-lebar karena terkejut.
"Ada apa ini? Kenapa Sekretaris Warden bahkan sampai membungkuk pada Edward? Dia juga memanggil Tuan Muda Edward?" ucap Varra dengan lantang.
Pada saat yang sama, Sekretaris Warden menoleh dan berkata dengan wajah serius, "Tuan Hagan, perkenalkan beliau adalah Direktur baru Grade."
"Dia adalah Direktur yang baru?" Gandon Hagan bertanya dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.
Semua karyawan ikut tercengang. Emix bahkan lebih terkejut sampai matanya terbelalak, dan tidak bisa mempercayai apa yang sudah dia dengar.
"Tidak! Tidak mungkin! Dia hanya orang udik yang miskin. Aku mengenal keluarganya dengan baik." Tubuh Varra nyaris limbung mendengar pernyataan tersebut. Namun kemudian, dia menolak dengan modal telah mengenal keluarga Edward dengan baik. "Saya tidak percaya jika dia bisa menjadi Direktur baru di perusahaan Grade ini."
Gandon Hagon juga berkata, "Sekretaris Warden, saya ingin bertanya, apakah benar-benar tidak ada kesalahan di sini? Dia tidak berpakaian seperti layaknya seorang Direktur."
"Ini surat penunjukannya. Kau juga bisa menghubungi Ketua Hovd untuk mengkonfirmasi semuanya jika memang kamu masih meragukan apa yang aku katakan."
Kemudian Sekretaris Warden menyerahkan surat penunjukan Edward sebagai direktur kepada Manajer Gandon.
Segera, Gandon melihat lebih dekat informasi identitas di dalamnya, dan orang di foto itu benar-benar Edward.
Sekretaris Warden melanjutkan. "Edward adalah cucu Tuan Hovd."
Tidak ada kata-kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan keterkejutan semua orang yang ada di sana ketika mereka mendengar apa yang diucapkan oleh Sekretaris Warden.
Emix adalah yang paling terkejut di antara semua orang yang ada di sana. Dan, dia terkulai lemas di lantai, wajahnya memutih, pucat pasi dan jantungnya berdetak begitu hebat. Yang lebih parah lagi, dia tidak percaya dia mencuri pacar dari cucu Ketua Grup Hovd.
Di sisi lain, Varra menatap lurus ke arah Edward dengan tatapan tidak percaya. "Tidak, ini tidak mungkin!"
"Direktur Fin, saya minta maaf karena saya tidak mengenali Anda. Tolong jangan marah kepada saya."Di saat Varra dan Emix tengah berusaha menguasai diri dari rasa keterkejutan, giliran Gandon Hagon yang berlari ke arah Edward dan mulai berusaha untuk menyanjungnya.Gandon tahu bahwa, Sekretaris Warden adalah orang yang dipercaya Ketua Hovd. Dan Sekretaris Warden tidak akan pernah berbohong tentang sesuatu yang berkaitan dengan Ketua Hovd. Untuk itu, dia berusaha mengambil hati Edward dengan beramah-tamah padanya.Namun, Edward tidak memperhatikan Gandon sama sekali. Dia justru langsung menoleh ke karyawan yang lainnya.Semua karyawan yang hadir di sana menundukkan kepala, karena mereka semua menertawakan Edward ketika dia mengatakan bahwa dia adalah Direktur baru. Sekarang, mereka sedikit khawatir bahwa direktur baru ini akan membuat perhitungan dengan mereka.Edward diliputi perasaan yang bercampur aduk saat dia melihat kekaguman dan sikap hormat orang-orang padanya. Sebelumnya, mere
“Kamu di mana?” tanya seseorang kepada Edward, melalui sebuah panggilan telepon. Edward kini sedang duduk di kursi direkturnya, dengan Vale Warden dan juga Dhruv di hadapannya. Edward sedang membicarakan beberapa hal terkait perusahaan yang kini dia kelola. Sebelumnya mereka sedang merencanakan untuk mengadakan pertemuan pemegang saham untuk mengenalkan Edward kepada para pemegang saham yang lainnya. Bagaimanapun juga mereka harus mengenal siapa orang yang kini menjabat sebagai direktur baru di perusahaan Grade. Terlepas dari edaran yang diberikan oleh orang-orang suruhan Richard. Namun, pembicaraan itu harus terpotong karena ada sebuah panggilan masuk dari salah seorang teman kuliah Edward. “Ada apa?” tanya balik Edward, kepada orang yang sedang menghubungi dirinya. “Miss Hecty mencarimu!” ucap orang di telepon itu dengan panik. “Cepatlah datang ke kampus!” Tambahnya berbicara. “Aku masih ada beberapa urusan, jadi mungkin akan terlambat datang–” “Cepatlah! Awas jika kamu memb
Edward kini sedang berjalan mengikuti Miss Hecty dari arah belakang.Mereka kini sedang berada di dalam lift, pergi menuju ke ruangan ketua Rektor. Mereka saling diam satu sama lain.Tidak ada perbincangan yang berarti di antara keduanya. Miss Hecty adalah seorang dosen bahasa inggris di kampus Nach University.Kampus tempat Edward menempuh kuliahnya. Miss Hecty sendiri adalah seorang wanita berusia 31 tahun.Di usianya yang tidak muda lagi itu, dia masih menyandang status lajang. Tidak tahu, kenapa? Dia adalah wanita yang cantik. Dengan rambut pirang nya, serta mata biru. Kulitnya juga sangat putih dan mulus. Dengan postur tubuh yang sangat menggoda. Dada besar dipadukan dengan pinggang yang ramping. Selain itu, pinggulnya juga tampak menantang mata laki-laki yang melihatnya. Sangat jauh dari kriteria wanita yang bisa dianggap tidak laku.Namun, sampai saat ini dia masih lajang dan belum pernah menikah. “Dari mana kamu?” tanya Miss Hecty. Mereka kini berdiri dengan jarak y
“Pak…” Miss Hecty masihmencoba untuk meminta belas kasihan kepada ketua Rektor.“Saya akan membayarnya.”Kalimat Edward yang begitusarat akan keyakinan membuat Miss Hacty dan juga Ketua Rektor melihat kearahnya.“Hari ini! Aku tidak bisamemberimu tenggat waktu.” Miss Hecty menatap nyalangpada anak muridnya. “Edward… jangan impulsive!” Menurutnya, Edwardterlalu berani. Dia kenal betul bagaimana watak rektor. Namun, lihatlah yang dilakukanEdward. Di saat dia tengah mencoba mengais belas kasih rektor untuk Edward,anak tersebut malah menyanggupi permintaan rektor dengan mudah. “Miss Hecty tenang saja.”Edward berusaha menenangkan Miss Hecty. Dia kemudian menatap penuh pada rektor.“Di mana aku harus membayar?” Setelahnya, Edwardmenunjukkan sebuah kartu bank berwarna hitam.“Tunggu.” Ketua Rektor mengangkatgagang telepon yang ada di mejanya dan kemudian menelepon seseorang.Ketua Rektor menyuruhorang seseorang untuk datang ke dalam ruangannya dengan membawa alat EDC untukm
“Kesini kamu! Dasar pecundang!” Seorang pria muda dengan pakaian yang tampak serba mahal ikut berteriak kepada Edward.Dia adalah kekasih Whiny, Mars.Mars adalah seorang pria yang sombong dan selalu semena-mena.Itu karena orang tuanya, dikatakan sebagai seorang pengusaha besar.Bahkan dirinya selalu berkata jika tidak ada seorang pun di Laketown yang akan dapat menandingi dirinya.Alasan kenapa Mars tak segan untuk membully Dhisa adalah karena dulu, wanita yang dia sukai sebenarnya adalah dia.Dhis menolaknya lantaran dirinya tidak ingin berpacaran.Terlepas ada seseorang yang dia sukai, ataupun tidak, dia tidak ingin berpacaran terlebih dahulu karena dirinya masih ingin fokus menamatkan kuliahnya.Itu semua karena dia berharap saat lulus nanti dirinya bisa bekerja di tempat yang hebat dan dapat diakui oleh keluarga Pearl.“Jangan libatkan Edward.” Dhisa mencoba untuk membentangkan tangannya.Melindungi Edward dari para begundal kampus, itu.“Sudah kamu tenang saja.” Edward kini m
“Tok-tok-tok” Edward tidak ingin membuat Dhisa malu karena telah menguping apa yang sudah dibicarakan oleh dirinya dan Mars. Edward memilih untuk mengetuk pintu terlebih dahulu untuk memberikan kesempatan kepada Dhisa, menghentikan perdebatannya. “Masuk…” dengan suara lembut Dhisa menyuruh orang yang di luar itu untuk segera masuk. Edward yang membuka pintu, berpura-pura terkejut saat melihat ada Mars disana. “Untuk apa kamu disini?” tanya Edward. “Apa urusanmu? Kamu itu tidak lebih dari seorang pecundang! Tak perlu bertanya kepadaku” Mars berteriak lantang kepada Edward. Mars benar-benar merasa kesal.Dia merasa jika halangan dirinya untuk mendapatkan Dhisa adalah Edward. “Kamu disini?” Suara seorang gadis terdengar dari arah pintu. “Aku sudah mencarimu kemana-mana.” Whiny berkata kepada Mars, sambil matanya menyalang ke arah Dhisa. “Tolong pergi. Dhisa perlu beristirahat.” Edward mengangkat satu tangannya, mengarah ke arah pintu, sebagai bentuk isyarat agar Mars pergi dar
“Tolong kirim orang untuk mengambil mobilku di kampus.” Edward mengirimkan pesan kepada Vale Warden.Mengingat apa yang dikatakan oleh Dhisa.Edward ingin tetap bisa dekat dengan Dhisa. Karena itu, dia harus menyembunyikan statusnya yang sebenarnya, dan Dia mengawalinya dengan menyembunyikan mobilnya.“Kamu berbicara dengan siapa?” tanya Dhisa yang tiba-tiba berada di belakangnya.“Oh… tidak. Itu… tadi…”Edward tampak kebingungan untuk mencari alasan.Dengan cepat akhirnya dia menjawab, “telepon dari tempat kerja paruh waktu ku.”“Oh… iya…” jawab Dhisa dengan lembut.Kini mereka terdiam berdiri di ruang perawatan Dhisa.Untuk beberapa saat, mereka sama-sama terdiam dan tidak tahu ingin berbicara.Dhisa malu-malu karena, Dia sebenarnya menyimpan rasa untuk Edward.Sedangkan di sisi Edward, yang sebelumnya biasa saja, kini tiba-tiba jadi ikut canggung, karena dia sudah tahu jika Dhisa menyukai dirinya.“Bagaimana keadaan Dhisa?” tanya Richie saat kini Edward duduk kelas, tepat di samp
“Kamu serius mau aku mengantarkanmu pulang?” Edward berbicara kepada Dhisa dengan melihat ke arah motor listrik yang dibawakan oleh suruhan Warden. Dan dari kini dia akan menggunakan motor listrik itu dan menganggap, motor listrik itu miliknya. Semua ini dia lakukan agar dirinya tetap bisa dekat dengan Dhisa.Memang ini adalah suatu hal yang salah.Tapi Edward terpaksa seperti ini, mengingat Dhisa sangat membenci orang kaya. Dhisa mengangguk, tanda setuju. ***“Te–terimakasih.” Dhisa dengan malu-malu mengucapkan terimakasih kepada Edward, saat kini mereka sampai di depan kediaman keluarga Pearl. Saat ini Edward hanya terdiam, terpaku. Dia benar-benar sedang terpesona dengan keimutan Dhisa, sampai-sampai dia lupa untuk menjawab ucapan terimakasih, dari Dhisa. “Maukah kamu masuk dul–” Dhisa sebenarnya hendak menawari Edward masuk kedalam rumah. Belum selesai dia berbicara, tiba-tiba ada suara yang memotong ucapannya. “Siapa ini?” Mars yang sudah sampai lebih dulu kini keluar