Beranda / Urban / Sang Pemilik Tahta / Bab 4. Tekad pembalasan.

Share

Bab 4. Tekad pembalasan.

Penulis: inoz eL
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-15 04:14:12

"Apa? Aku? memohon? Apakah kau bercanda? Aku tidak akan pernah memohon pada orang miskin sepertimu di dalam hidupku."

Varra menyilangkan tangan tepat di bawah dadanya dan menyeringai ke arah Edward.

Melihat keributan di hadapannya, pada saat itu juga, Gandon Hagan melangkah maju dan berbicara. "Emix, siapa dia? Kenapa kau berdebat dengannya di sini? Apakah kau tidak tahu Direktur baru mungkin akan segerah datang? Bagaimana jika Direktur baru melihat semua hal ini?"

"Ayah? Maaf ayah, aku akan segera menyuruhnya pergi dari sini." Kemudian Emix melihat ke arah Edward dan membentak. "Pergi dari sini sekarang atau aku akan memanggil keamanan dan kau diusir dari sini!"

"Aku adalah  Direktur baru yang akan mengambil alih perusahaan Grade ini. Sebaiknya kau bersikap sopan kepadaku." 

Dengan berani, Edward memproklamirkan posisinya di depan wajah Emix. Nada suaranya-pun terdengar begitu tegas.

Emix tertawa terbahak-bahak disaat dia mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Edward.

"Kau? Orang sepertimu mengaku sebagai Direktur baru? Kau sangat berani membual ternyata!"

Karyawan yang hadir juga tidak bisa menahan tawa mereka. Itu karena mereka melihat bahwa Edward mengenakan setelan murahan dan tampak seperti mahasiswa. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang bisa menjadi seorang Direktur.

Di saat Edward mengatakan pengakuan itu, tentu saja membuat Varra merasa malu. Bagaimanapun juga, Varra adalah mantan pacar Edward. 

"Edward, aku mohon pergi dari sini. Beraninya kau menyamar sebagai Direktur baru? Sebagai mantan pacarmu, aku merasa sangat malu padamu!"

"Aku tidak main-main dengan kata-kataku."

"Edward, kau masih saja mencoba untuk berbohong. Aku tahu keluargamu! Dan kau adalah orang yang sangat-sangat miskin, kau tidak bisa membodohiku." 

Tidak menunggu lebih lama, Emix berteriak. "Keamanan, usir dia!" 

Selusin penjaga keamanan berlari ke arah Edward. Pada saat itu, sebuah Porsche Panamera melaju dan perlahan berhenti di depan kerumunan orang yang sedang menyambut Direktur baru perusahaan Grade itu.

Melihat hal itu, seluruh percobaan pengusiran pada Edward berhenti. Sejalan dengan itu, perhatian seluruh karyawan yang semula bertumpu pada Edward pun mulai berpindah pada mobil eksklusif yang sudah berhenti sempurna itu. rin.

"Pasti ini direktur baru kita telah datang!" kata para karyawan dengan penuh semangat.

Kemudian Gandon menginstruksikan dengan keras, "Semuanya, semangat dan bersiaplah untuk menyambut Direktur baru kita!"

Dengan itu, dia berlari keluar dari arah lobby perusahaan, menuju mobil yang datang itu bersama para staf eksekutif.

Sementara itu, Varra mencibir pada Edward. Menurutnya, inilah kesempatan emas untuk mempermalukan mantan kekasihnya itu berkali-kali lipat. 

"Edward, bukankah kau menyamar sebagai Direktur yang baru? Sekarang dia ada di sini! Aku akan melihat bagaimana kau akan menjelaskan ini."

Edward tersenyum mendengar tantangan tersebut. "Ya, aku juga ingin tahu."

Pada saat itu, pintu mobil Porsche Panamera itu terbuka dan seorang pria paruh baya keluar dari mobil. Edward segera mengenali pria itu. Dia adalah pria yang  bersama Kakek Richard kemarin. Dia adalah sekretaris Kakek Richard.

"Tuan Warden, mengapa hanya Anda yang ada di sini? Di mana Direktur yang baru?" Gandon bertanya dengan senyum di wajahnya.

"Direktur baru seharusnya sudah tiba sekarang, apakah kamu belum melihatnya?" ucap Vale Warden.

"Tidak, saya belum melihat Beliau, sama sekali." Gandon terlihat begitu bingung.

Sekretaris Warden melihat sekeliling, dan akhirnya melihat Edward tidak jauh dari sana. Lalu, dengan senyum di wajahnya, dia berlari ke arah Edward. Begitu juga dengan para eksekutifnya dan berlari kecil mengikuti Vale Warden dari arah belakang.

Gandon tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dia masih mencoba untuk mencerna semuanya. 

Setelah Sekretaris Warden tiba di depan Edward, dia bahkan membungkuk pada Edward. Lalu dia berkata, "Tuan Muda, saya minta maaf. Jalannya macet, jadi saya terlambat."

Semua orang yang ada  di tempat itu menjadi bingung setelah melihat sikap sekretaris Warden ini, terutama Varra dan Emix Hagan. Mereka berdua membuka mulut lebar-lebar karena terkejut.

"Ada apa ini? Kenapa Sekretaris Warden bahkan sampai membungkuk pada Edward? Dia juga memanggil Tuan Muda Edward?" ucap Varra dengan lantang.

Pada saat yang sama, Sekretaris Warden menoleh dan berkata dengan wajah serius, "Tuan Hagan, perkenalkan beliau adalah Direktur baru Grade."

"Dia adalah Direktur yang  baru?" Gandon Hagan bertanya dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.

Semua karyawan ikut tercengang. Emix bahkan lebih terkejut sampai matanya terbelalak, dan tidak bisa mempercayai apa yang sudah dia dengar.

"Tidak! Tidak mungkin! Dia hanya orang udik yang miskin. Aku mengenal keluarganya dengan baik." Tubuh Varra nyaris limbung mendengar pernyataan tersebut. Namun kemudian, dia menolak dengan modal telah mengenal keluarga Edward dengan baik. "Saya tidak percaya jika dia bisa menjadi Direktur baru di perusahaan Grade ini."

Gandon Hagon juga berkata, "Sekretaris Warden, saya ingin bertanya, apakah benar-benar tidak ada kesalahan di sini? Dia tidak berpakaian seperti layaknya seorang Direktur."

"Ini surat penunjukannya. Kau juga bisa menghubungi Ketua Hovd untuk mengkonfirmasi semuanya jika memang kamu masih meragukan apa yang aku katakan."

Kemudian Sekretaris Warden menyerahkan surat penunjukan Edward sebagai direktur kepada Manajer Gandon.

Segera, Gandon melihat lebih dekat informasi identitas di dalamnya, dan orang di foto itu benar-benar Edward.

Sekretaris Warden melanjutkan. "Edward adalah cucu Tuan Hovd." 

Tidak ada kata-kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan keterkejutan semua orang yang ada di sana ketika mereka mendengar apa yang diucapkan oleh Sekretaris Warden.

Emix adalah yang paling terkejut di antara semua orang yang ada di sana. Dan, dia terkulai lemas di lantai, wajahnya memutih, pucat pasi dan jantungnya berdetak begitu hebat. Yang lebih parah lagi, dia tidak percaya dia mencuri pacar dari cucu Ketua Grup Hovd.

Di sisi lain, Varra menatap lurus ke arah Edward dengan tatapan tidak percaya. "Tidak, ini tidak mungkin!"

Bab terkait

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 5. Bertemu mantan Matre

    "Direktur Fin, saya minta maaf karena saya tidak mengenali Anda. Tolong jangan marah kepada saya."Di saat Varra dan Emix tengah berusaha menguasai diri dari rasa keterkejutan, giliran Gandon Hagon yang berlari ke arah Edward dan mulai berusaha untuk menyanjungnya.Gandon tahu bahwa, Sekretaris Warden adalah orang yang dipercaya Ketua Hovd. Dan Sekretaris Warden tidak akan pernah berbohong tentang sesuatu yang berkaitan dengan Ketua Hovd. Untuk itu, dia berusaha mengambil hati Edward dengan beramah-tamah padanya.Namun, Edward tidak memperhatikan Gandon sama sekali. Dia justru langsung menoleh ke karyawan yang lainnya.Semua karyawan yang hadir di sana menundukkan kepala, karena mereka semua menertawakan Edward ketika dia mengatakan bahwa dia adalah Direktur baru. Sekarang, mereka sedikit khawatir bahwa direktur baru ini akan membuat perhitungan dengan mereka.Edward diliputi perasaan yang bercampur aduk saat dia melihat kekaguman dan sikap hormat orang-orang padanya. Sebelumnya, mere

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 6. Membuat Ketua Rektor menghormati dirinya.

    “Kamu di mana?” tanya seseorang kepada Edward, melalui sebuah panggilan telepon. Edward kini sedang duduk di kursi direkturnya, dengan Vale Warden dan juga Dhruv di hadapannya. Edward sedang membicarakan beberapa hal terkait perusahaan yang kini dia kelola. Sebelumnya mereka sedang merencanakan untuk mengadakan pertemuan pemegang saham untuk mengenalkan Edward kepada para pemegang saham yang lainnya. Bagaimanapun juga mereka harus mengenal siapa orang yang kini menjabat sebagai direktur baru di perusahaan Grade. Terlepas dari edaran yang diberikan oleh orang-orang suruhan Richard. Namun, pembicaraan itu harus terpotong karena ada sebuah panggilan masuk dari salah seorang teman kuliah Edward. “Ada apa?” tanya balik Edward, kepada orang yang sedang menghubungi dirinya. “Miss Hecty mencarimu!” ucap orang di telepon itu dengan panik. “Cepatlah datang ke kampus!” Tambahnya berbicara. “Aku masih ada beberapa urusan, jadi mungkin akan terlambat datang–” “Cepatlah! Awas jika kamu memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 7. Membuat Ketua Rektor menghormatinya 2.

    Edward kini sedang berjalan mengikuti Miss Hecty dari arah belakang.Mereka kini sedang berada di dalam lift, pergi menuju ke ruangan ketua Rektor. Mereka saling diam satu sama lain.Tidak ada perbincangan yang berarti di antara keduanya. Miss Hecty adalah seorang dosen bahasa inggris di kampus Nach University.Kampus tempat Edward menempuh kuliahnya. Miss Hecty sendiri adalah seorang wanita berusia 31 tahun.Di usianya yang tidak muda lagi itu, dia masih menyandang status lajang. Tidak tahu, kenapa? Dia adalah wanita yang cantik. Dengan rambut pirang nya, serta mata biru. Kulitnya juga sangat putih dan mulus. Dengan postur tubuh yang sangat menggoda. Dada besar dipadukan dengan pinggang yang ramping. Selain itu, pinggulnya juga tampak menantang mata laki-laki yang melihatnya. Sangat jauh dari kriteria wanita yang bisa dianggap tidak laku.Namun, sampai saat ini dia masih lajang dan belum pernah menikah. “Dari mana kamu?” tanya Miss Hecty. Mereka kini berdiri dengan jarak y

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 8. Gadis yang tidak suka dengan orang kaya.

    “Pak…” Miss Hecty masihmencoba untuk meminta belas kasihan kepada ketua Rektor.“Saya akan membayarnya.”Kalimat Edward yang begitusarat akan keyakinan membuat Miss Hacty dan juga Ketua Rektor melihat kearahnya.“Hari ini! Aku tidak bisamemberimu tenggat waktu.” Miss Hecty menatap nyalangpada anak muridnya. “Edward… jangan impulsive!” Menurutnya, Edwardterlalu berani. Dia kenal betul bagaimana watak rektor. Namun, lihatlah yang dilakukanEdward. Di saat dia tengah mencoba mengais belas kasih rektor untuk Edward,anak tersebut malah menyanggupi permintaan rektor dengan mudah. “Miss Hecty tenang saja.”Edward berusaha menenangkan Miss Hecty. Dia kemudian menatap penuh pada rektor.“Di mana aku harus membayar?” Setelahnya, Edwardmenunjukkan sebuah kartu bank berwarna hitam.“Tunggu.” Ketua Rektor mengangkatgagang telepon yang ada di mejanya dan kemudian menelepon seseorang.Ketua Rektor menyuruhorang seseorang untuk datang ke dalam ruangannya dengan membawa alat EDC untukm

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 9. Gadis yang tidak suka dengan orang kaya.

    “Kesini kamu! Dasar pecundang!” Seorang pria muda dengan pakaian yang tampak serba mahal ikut berteriak kepada Edward.Dia adalah kekasih Whiny, Mars.Mars adalah seorang pria yang sombong dan selalu semena-mena.Itu karena orang tuanya, dikatakan sebagai seorang pengusaha besar.Bahkan dirinya selalu berkata jika tidak ada seorang pun di Laketown yang akan dapat menandingi dirinya.Alasan kenapa Mars tak segan untuk membully Dhisa adalah karena dulu, wanita yang dia sukai sebenarnya adalah dia.Dhis menolaknya lantaran dirinya tidak ingin berpacaran.Terlepas ada seseorang yang dia sukai, ataupun tidak, dia tidak ingin berpacaran terlebih dahulu karena dirinya masih ingin fokus menamatkan kuliahnya.Itu semua karena dia berharap saat lulus nanti dirinya bisa bekerja di tempat yang hebat dan dapat diakui oleh keluarga Pearl.“Jangan libatkan Edward.” Dhisa mencoba untuk membentangkan tangannya.Melindungi Edward dari para begundal kampus, itu.“Sudah kamu tenang saja.” Edward kini m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 10. Sumber masalah.

    “Tok-tok-tok” Edward tidak ingin membuat Dhisa malu karena telah menguping apa yang sudah dibicarakan oleh dirinya dan Mars. Edward memilih untuk mengetuk pintu terlebih dahulu untuk memberikan kesempatan kepada Dhisa, menghentikan perdebatannya. “Masuk…” dengan suara lembut Dhisa menyuruh orang yang di luar itu untuk segera masuk. Edward yang membuka pintu, berpura-pura terkejut saat melihat ada Mars disana. “Untuk apa kamu disini?” tanya Edward. “Apa urusanmu? Kamu itu tidak lebih dari seorang pecundang! Tak perlu bertanya kepadaku” Mars berteriak lantang kepada Edward. Mars benar-benar merasa kesal.Dia merasa jika halangan dirinya untuk mendapatkan Dhisa adalah Edward. “Kamu disini?” Suara seorang gadis terdengar dari arah pintu. “Aku sudah mencarimu kemana-mana.” Whiny berkata kepada Mars, sambil matanya menyalang ke arah Dhisa. “Tolong pergi. Dhisa perlu beristirahat.” Edward mengangkat satu tangannya, mengarah ke arah pintu, sebagai bentuk isyarat agar Mars pergi dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 11. Mulai dekat dengan Dhisa.

    “Tolong kirim orang untuk mengambil mobilku di kampus.” Edward mengirimkan pesan kepada Vale Warden.Mengingat apa yang dikatakan oleh Dhisa.Edward ingin tetap bisa dekat dengan Dhisa. Karena itu, dia harus menyembunyikan statusnya yang sebenarnya, dan Dia mengawalinya dengan menyembunyikan mobilnya.“Kamu berbicara dengan siapa?” tanya Dhisa yang tiba-tiba berada di belakangnya.“Oh… tidak. Itu… tadi…”Edward tampak kebingungan untuk mencari alasan.Dengan cepat akhirnya dia menjawab, “telepon dari tempat kerja paruh waktu ku.”“Oh… iya…” jawab Dhisa dengan lembut.Kini mereka terdiam berdiri di ruang perawatan Dhisa.Untuk beberapa saat, mereka sama-sama terdiam dan tidak tahu ingin berbicara.Dhisa malu-malu karena, Dia sebenarnya menyimpan rasa untuk Edward.Sedangkan di sisi Edward, yang sebelumnya biasa saja, kini tiba-tiba jadi ikut canggung, karena dia sudah tahu jika Dhisa menyukai dirinya.“Bagaimana keadaan Dhisa?” tanya Richie saat kini Edward duduk kelas, tepat di samp

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 12. Mengantar Dhisa pulang.

    “Kamu serius mau aku mengantarkanmu pulang?” Edward berbicara kepada Dhisa dengan melihat ke arah motor listrik yang dibawakan oleh suruhan Warden. Dan dari kini dia akan menggunakan motor listrik itu dan menganggap, motor listrik itu miliknya. Semua ini dia lakukan agar dirinya tetap bisa dekat dengan Dhisa.Memang ini adalah suatu hal yang salah.Tapi Edward terpaksa seperti ini, mengingat Dhisa sangat membenci orang kaya. Dhisa mengangguk, tanda setuju. ***“Te–terimakasih.” Dhisa dengan malu-malu mengucapkan terimakasih kepada Edward, saat kini mereka sampai di depan kediaman keluarga Pearl. Saat ini Edward hanya terdiam, terpaku. Dia benar-benar sedang terpesona dengan keimutan Dhisa, sampai-sampai dia lupa untuk menjawab ucapan terimakasih, dari Dhisa. “Maukah kamu masuk dul–” Dhisa sebenarnya hendak menawari Edward masuk kedalam rumah. Belum selesai dia berbicara, tiba-tiba ada suara yang memotong ucapannya. “Siapa ini?” Mars yang sudah sampai lebih dulu kini keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16

Bab terbaru

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 63

    Varra terdiam, Dia mulai berpikir bagaimana meluruskan keadaan ini kedepannya. Dia kini mulai ingat jika Edward pernah berkata kepada dirinya untuk menyembunyikan identitasnya dari siapapun“Apa Kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Varra?”Edward yang mengetahui dilema Varra kini mencoba untuk meluruskan hal itu sendiri.“Huehehe” Varra tersenyum kepada Dhisa untuk sekedar membantu Edward menyembunyikan statusnya.Sejujurnya Varra benar-benar tidak tahu bagaimana caranya untuk memulai, meyakinkan Dhisa jika dirinya berbohong. Mengingat semua yang Dia ucapkan sebenarnya adalah sebuah kebenaran.“Tapi, Benarkah itu?” Tanya Dhisa dengan menunjukkan sedikit keraguan.Sejujurnya, memang Dhisa tidak suka dengan para orang-orang kaya dan orang kelas atas karena dirinya merasa mereka semua sering merendahkan orang lain yang mereka anggap lemah.Namun, yang tidak diketahui oleh Edward dan Varra adalah, Dhisa mulai berpikir akan sesuatu,“Mungkin jika Mereka adalah Edwar

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 62

    “Varra. Ayo kita pergi.”Ucap Dhisa yang disambut dengan senyum manis oleh oleh Varra.Tidak lupa Varra masih mendengus ke arah Whiny, seolah menghina Whiny sebelum akhirnya dia berpaling muka.“Aku pergi Ayah, Ibu.”“Whiny juga, jaga kesehatanmu, kita masih akan bertemu di universitas.”Dhisa berpamitan kepada anggota keluarganya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Aku berharap kalian tidak akan mengganggu Dhisa lagi.”Edward berbicara untuk terakhir kali, sebelum akhirnya mereka pergi.Setelah kepergian mereka, kini Pearl beserta anak istrinya mulai mengeluarkan sumpah serapah.Cacian dan makian keluar dari mulut mereka.Setelah mereka tenang, mereka kini memilih untuk di duduk bersama dan berunding.Pearl memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapi Owl, sementara sebelumnya dirinya sudah menjanjikan Dhisa untuk Owl, sebagai bentuk “pelancar” urusan bisnis diantara keduanya.“Apa yang harus Kita lakukan sekarang suamiku?” Nessy bertanya kepada sang suami.“Aku juga tidak tahu.”

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 61.

    “Kau. Berhenti di tempatmu sekarang!” Hardik Pearl.Edward terus berjalan tanpa menghiraukan peringatan dari Pearl, sampai akhirnya kini dirinya sudah sangat dekat dengan Pearl, tanpa sadar hal itu membuat Pearl mengambil beberapa langkah ke belakang dan mengakibatkan dirinya terjatuh karena kehilangan keseimbangan.“Kenapa Kau begitu lemah?”Edward mulai menghina Pearl dengan tatapan yang sangat meremehkan.“Biarkan Dhisa pergi,” Ucap Edward yang kemudian membungkukan bada mendekatkan wajahnya ke wajah Pearl.“Atau Kau ingin bernasib sama dengan Owl?” Ancam Edward, tanpa diketahui oleh yang lain Edward berbicara dengan sorot matanya menjadi begitu tajam menantang.“Dhisa, lebih baik kamu bereskan barangmu, Kami akan menunggumu.” Dengan menoleh serta tersenyum manis Edward berkata kepada Dhisa yang sedari tadi masih terpaku melihat dirinya.“Iya.” Jawab Dhisa singkat dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat hangat. Untuk sekilas, terlihat senyum Dhisa yang penuh akan kebahagiaan

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 60

    Pearl bermaksud mendekat ke arah Dhisa yang sepertinya memiliki tujuan untuk memukul atau sekedar mengasari Dhisa yang menurut Dirinya sudah membuat masalah.Namun, hal itu ia urungkan saat Dia melihat ada seseornag yang masuk ke dalam rumah, mengekor Dhisa.Itu adalah Edward.“Ka–kau! Kenapa Kau disini?”Pearl seketika menjadi gagap saat dirinya melihat hadirnya Edward disana.Masih tergambar jelas di benak Pearl apa yang sudah Dia lihat tadi malam.Pemuda di hadapan-nya sekilas seperti pemuda pada umumnya, akan tetapi Pemuda itu juga yang seketika menjadi ganas tak bisa dikendalikan saat dalam kondisi marah.“Kenapa?” tanya Edward dengan sorot matanya yang begitu mengintimidasi Pearl.“Tidak apa-ap–”“Tunggu” Pikir Pearl menghentikan ucapanya sebelumnya dengan berbicara kepada dirinya sendiri.“Bukankah ini di rumahku?” Ucap Pearl masih dalam hatinya.“Seharusnya Dia tidak berani macam-macam di rumahku,” Pikir Pearl dengan satu tangan memegang dagu miliknya.“Apa yang kau lakukan di

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 59

    Edward dan kedua wanita itu kini sedang berjalan hendak pergi dari hotel,tempat mereka beristirahat. Kini sedang di dalam lift menuju basement parkir.Tidak lupa Edward memberikan kabar kepada Warden, perihal beberapa perintah.Pertama Edward minta kepada Warden untuk dicarikan satu kondominium untuk tempat tinggal Varra dan juga Dhisa, Edward meminta yang tidak terlalu jauh dari kampus mereka belajar. Yang kedua Eddward memberikan perintah kepada Warden untuk mengambil mobil miliknya di basement parkir hotel, karena dia akan ikut bersama dengan Dhisa di mobil Varra.Tidak menunggu waktu lama, sebelum mereka sampai di mobil milik Varra, satu notifikasi masuk di ponsel Varra.Itu adalah titik alamat kondominium apartemen untuk nya, beserta dengan aksesnya.Setelah membaca pesan di ponselnya Varra segera menghadap ke Edward dan mengangguk, sebagai tanda sudah diketahuinya letak kondominium untuk tempat tinggal baru Dia dan juga Dhisa.“Sebaiknya Aku kembali kerumah dulu untuk mengambil

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 58.

    *** Mereka bertiga kini sudah bersiap untuk pergi dari hotel.Dhisa masih bingung. Dia merasa ragu untuk pulang, mengingat apa yang sudah dilakukan oleh orang tua angkatnya.Bukan bermaksud untuk menjadi seseorang yang tidak tahu balas budi, akan tetapi dia memikirkan kelangsungan hidupnya, jika terus bersama dengan mereka maka dia ragu akan dapat menjalani kehidupan dengan tenang. “Apa yang akan kamu lakukan sekarang?” varra bertanya kepada Dhisa untuk sekedar memastikan, akankah saingan cintanya itu kembali kepada keluarga yang sudah memiliki niat jahat kepada dirinya. “Aku…” tampak sekali keraguan dan kebingungan di wajah Dhisa.Dia benar-benar bingung dan tidak tahu harus apa. Tidak mungkin baginya untuk pergi ke panti asuhan kembali. “Kenapa kamu tidak tinggal dengan Varra?” tanya Edward yang membuat Varra memutar kepala untuk menoleh kepadanya yang saat ini ada dibelakang Varra. Tidak lupa juga, wanita mengernyitkan dahinya, seolah tidak habis pikir dengan pertanyaan Ed

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 57

    Dhisa masih dalam kondisi setengah sadar dengan kondisi setengah badan terendam air, serta ditemani oleh Varra.Mereka mungkin adalah saingan cinta.Akan tetapi, Varra ingin bersaing secara sehat.Cukup sudah Varra menjadi seseorang yang tidak tahu diri, sebelumnya. “Dhisa… Kenapa kamu begitu polos?” Varra bertanya dalam hatinya.Dia sama sekali tidak mengerti hati maca apa yang dimiliki oleh wanita yang kini sedang berada di depannya itu. “Wajar saja jika Edward sangat menyukaimu.” Tambah Varra berbicara sendiri tanpa perlu didengar oleh orang lain. “Sepertinya di luar sudah mulai sepi.” Varra mulai mencoba mengarahkan pandangannya ke arah pintu kamar mandi.Sedari awal dia bukan tidak mendengar keributan yang terjadi di luar.Akan tetapi, semakin Dia mendengar, semakin Dia paham jika dirinya tidak akan bisa membantu, atau justru akan menjadi beban untuk Edward.Oleh karena itu, Dia lebih memilih untuk diam di kamar mandi menjaga Dhisa sekaligus mendengarkan apa yang mereka ri

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 56.

    Dengan wajah garang, BB bertanya kepada mereka. “Siapa yang memberikan keberanian kepada kalian?” “Tuan BB, Apa kami melakukan kesalahan?” Tanya Owl.“Apakah Tuan BB salah paham?” Tanya Pearl.Mereka semua menjadi bingung, sebenarnya apa yang sudah membuat BB marah kepada mereka.Kebodohan mereka membuat mereka masih berpikir jika semua ini adalah gara-gara Edward yang sudah menghasut BB.Karena itu mereka seolah masih mencoba untuk meminta keadilan dari BB.“Tuan BB, sepertinya Tuan salah paham. Pecundang itulah yang telah bersikap kasar kepada anak buah Tuan.” Whiny mencoba untuk membantu menjelaskan kepada BB.“Benar Tuan…” Nessy mulai ikut berbicara.“Diam!” Teriak BB.Mereka kini mulai berbicara kepada BB karena mereka takut jika BB akan bertindak lebih jauh kepada mereka.“Maafkan kami Tuan.”“Tapi memang sepertinya Tuan salah paham terhadap kami.”“Bener Tuan, ini semua karena pecundang itu Tuan!” Mereka masih mencoba untuk terus menyalakan Edward.Hal itu dikarenakan tatapan

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 55

    Pearl dan Owl seketika menyeringai saat mendengar kata-kata barusan.Mereka mengira kini Edward akan takut kepada mereka. Sekaligus mendapatkan pelajaran.“Hey Anak Muda!” “Tamat sudah riwayatmu kini…” Owl yang berdiri dengan di pegang oleh Pearl kini mulai berceletuk.Whiny juga mulai tertawa.Dia tidak menyangka akan ada kesempatan dimana dia melihat dua orang yang dibenci oleh dirinya akan mendapatkan pelajaran yang tidak akan dapat dibayangkan, menurutnya.Edward yang akan di hajar habis-habisan oleh Boss besar dunia bawah, serta Dhisa yang akan di tiduri oleh Owl, laki-laki yang bahkan baru saja mereka temui malam ini.Itulah isi pikiran Whiny, dan terang saja itu membuat dia teramat senang. Kebenciannya kepada Dhisa sangatlah tidak berdasar.Dimana dia sebenarnya marah dan membenci Dhisa dikarenakan semua perhatian tertuju pada Dhisa. Bahkan laki-laki yang kini menjadi pacar Whiny pun, sebenarnya masih belum bisa membuang perasaannya kepada Dhisa. Whiny tidaklah lebih dari s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status