Dibentak oleh laki-laki itu.Mars seketika langsung terdiam dan mundur satu langkah.Dia benar-benar gemetar.Ketakutan mulai menggeliati perasaannya.Namun, saat dia berpikir kondisi disana pada saat ini dia mulai mencoba untuk melawan ketakutannya dan melawan.“Banyak teman-temanku, dan aku tidak boleh terlihat lemah,” itulah yang dia pikirkan saat ini.“Be–berani kamu!?”Mars masih mencoba untuk tetap terlihat berani di hadapan teman-teman nya.Meskipun dalam hatinya dia merasa ketakutan.Belum lagi, saat laki-laki itu menggulung lengan bajunya.Membuat tato di lengannya terlihat.“Hahaha!” Dia berjalan mendekat ke arah Mars. Membuat Mars mengambil beberapa langkah kebelakang karena dia merasa ketakutan dengan laki-laki itu. “Tolong berhenti!” Miss Hecty berdiri.Dia merasa bertanggung jawab atas apa yang sedang terjadi pada saat ini.“Aku akan mengikutimu.”Miss Hecty mencoba mengalah, karena dia tidak ingin jika semakin ricuh dan merugikan para mahasiswanya. Meskipun dirinya s
“Kalian!” Laki-laki yang sedang ditahan oleh Edward itu seolah berontak dan mencoba untuk menghentikan kepergian mereka, para teman-teman Edward.“Edward… lepaskan Dia, ayo kita pergi!”Dhisa mencoba untuk mengajak Edward pergi dari sana, dengan mendekat dan berusaha untuk meraih lengan Edward serta berusaha untuk menariknya.“Pergi saja dengan mereka.” Dengan senyum, Edward menjawab serta tangannya masih mencoba untuk tetap menahan laki-laki, tadi.“Sudah, ayo!” Teriak beberapa teman yang lain.“Ingat! Jangan sekali-kali mencoba untuk menyeret kami dalam hal ini!” Mars berbicara dengan melangkahkan kakinya yang lebih cepat dari siapapun karena dia sebenarnya benar-benar merasa takut kepada laki-laki itu.“Edw–”“Sudah ayo!” Whiny mungkin tidak begitu suka pada Dhisa.Tapai pada saat ini Whiny justru menarik Dhisa untuk pergi, disaat Dhisa mencoba untuk kembali mendekat ke Edward. Seolah dirinya tidak ingin jika Dhisa ikut terlibat masalah ini.Alih-alih menyelamatkan Dhisa, Whiny
“Siapa kamu sebenarnya?”Itulah adalah sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Miss Hecty, saat dirinya sedang berjalan berdua dengan Edward.Mereka berdua kini sudah berada di depan hotel.Miss Hecty benar-benar memikirkan apa yang sudah dia lihat dan juga dia dengarkan.Dia sama sekali tidak bisa mencerna, bagaimana mungkin Edward sangat dihormati oleh ketua dan anggota Black Dragon.“Aku adalah Edward…mahasiswa Miss Hecty.”Dengan tersenyum Edward berbicara kepada Miss Hecty dengan sangat sopan.Setelah itu, Edward mulai memutar badan dan hendak berjalan pergi dari sana.“Tunggu… ada yang ingin aku tanyakan kepadamu!”Miss Hecty mencoba untuk menahan Edward agar tidak pergi dari sana.“Kenapa Miss?” tanya Edward saat dirinya menghentikan langkahnya, namun dia tidak membalik badan untuk menatap ke arah miss Hecty.Justru kali ini Edward tetap menatap ke arah depan dengan punggung yang dilihat oleh miss Hecty.Untuk sesaat miss Hecty melihat bahu Edward dari arah belakang yang tampa
“Kita sudah sampai.” Ucap Warden yang saat ini duduk di depan, di samping sopir yang sedang mengemudikan mobil miliknya.Saat ini, mereka sudah berada di depan kediaman miss Hecty yang sebenarnya cukup besar juga, untuk ukuran dosen.Miss Hecty sebenarnya adalah seorang wanita yang cukup cakap dalam pekerjaannya.Namun dia sampai sekarang masih menyendiri dan tidak memiliki hubungan dengan seorang laki-laki tanpa diketahui apa penyebabnya.Ini adalah kali pertama ada seseorang yang mengantarkan dirinya.Sebelumnya, miss Hecty adalah orang yang terkesan cukup menutup diri dari dunia luar.Bahkan saat ada acara di Universitas pun dia tidak segan-segan menolak dosen laki-laki yang ingin mengantarkan dirinya pulang.Itu semua Dia lakukan karena, Dia tidak ingin jika ada laki-laki yang merasa diberikan harapan oleh dirinya.“Terimakasih, sudah mau mengantarkan aku.”Miss Hecty tampak malu–malu saat berbicara kepada Edward.“Sama-sama, Miss.”Edward menjawab dengan seperlunya, karena dirin
Ponsel Edward berbunyi.Edward membaca pesan di ponselnya.Terdiam, tanpa ada ekspresi apapun.Sejenak Edward membalas pesan di ponselnya. Setelah itu barulah dia berbicara kepada Mars.“Sepertinya aku tidak bisa ikut dengan mu.”“Alasan apa lagi yang akan Kau katakan?” tanya Mars dengan tidak ada sama sekali sopan santun di tiap katanya.Tidak hanya berhenti disana, Mars kembali bertanya kepada Edward.“Jangan bilang, bahwa Kau juga akan melihat Villa milikmu, benar?”“Benar.” Jawab Edward santai.Seketika Mars tertawa.Tidak hanya tertawa.Mars kembali berbicara, “Jika memang kamu bisa membeli Villa di tempat kemarin, Maka aku bisa bilang kepadamu.”Mars menghentikan ucapan nya sejenak untuk sekedar menarik nafas.“Aku yakin Villa mu adalah Villa busuk yang berada di pinggiran.”Edward hanya diam tidak menjawab apa yang sudah di cecarkan oleh Mars kepada dirinya.“Kenapa kamu yakin?” Tanya Edward yang juga menghentikan ucapan nya sejenak. Edward menghentikan ucapan nya sejenak, dia
“Mau kemana kalian tanpa ku?” Tanya Edward yang melihat Mars dan beberapa orang hendak masuk ke dalam mobil mereka masing-masing.“Kami kira kamu masih akan mengurusi pembayaran kuliah yang kamu tidak mampu membayarnya, makanya Kami berencana untuk pergi lebih dulu.” Mars berbicara dengan penuh percaya diri serta tertawa.“Karena kami tahu jika itu sampai terjadi maka Kamu akan memakan waktu Kami.”“Tenang saja.” Ucap Edward dengan santai.Yang terjadi sebelumnya ternyata hanyalah, Miss Hecty memanggil Edward hanya untuk berterima kasih.Berterimakasih karena pada malam itu dirinya bisa dianggap telah diselamatkan oleh Edward.Itulah kenapa Edward cepat dan kini sudah kembali.“Tidak akan memakan waktu, karena aku juga ingin melihat seperti apa Villa milik Tuan Mars Kita.” Ucap Edward dengan sengaja.“Tenang saja. Setelah ini Kamu bisa bercerita kepada orang tuamu yang miskin itu seperti apa Villa mewah, yang tak mungkin dapat dibeli oleh dirinya, untukmu.” Balas Mars mencemooh Edward
“Kamu yakin, kunci itu untuk dirimu?” Edward bertanya kepada Mars saat dirinya mulai berjalan mendekat ke arah Mars dan wanita yang membawa kunci tadi.“Jika tidak untuk ku, terus untuk siapa?” tanya Mars dengan sedikit memicingkan matanya.“Untukmu?” tambah Mars bertanya, yang kemudian membuat semua orang yang ada disana tertawa.Hampir semuanya tertawa, terkecuali Dhisa.Mereka semua merasa lucu jika sampai kunci itu milik Edward.Itu karena mereka tahu, Edward adalah orang yang mereka anggap miskin dan sangat tidak mungkin untuk membeli Villa semewa ini.“Ini Tuan.”Wanita yang diutus oleh agen properti tadi memberikan kuncinya kepada Mars.Seolah tanpa ragu wanita itu langsung memberikan kuncinya ke Mars dan juga wanita itu seolah mengabaikan Edward.Dia tertuju dengan apa yang dilihat oleh matanya.Dihadapannya, seseorang yang merasa pantas untuk memiliki Villa ini adalah seseorang yang berpenampilan seperti orang kaya, dan itu adalah Mars.Sedangkan Edward, dimatanya hanyalah se
“Jangan bilang aku tidak memberitahumu.” Ucap Edward dengan tersenyum, saat dia melihat Mars mulai membuka tutup botol di tangannya itu.“Diam. Kamu tidak perlu banyak bicara.”“Lagi pula, ini hanya sebotol anggur.” Tambah Mars dalam hatinya.Edward yang melihatnya hanya tersenyum.Dari pengalamannya kerja paruh waktu yang pernah dia lakukan, Dia tahu betul anggur apa yang sedang berada di tangan Mars.“Mari semua!” Mars mengangkat gelasnya untuk mengajak semua yang ada disana bersulang.Mereka meminum semuanya dengan penuh kemeriahan.Edward hanya diam, menunggu sampai Mars merasa menyesal telah membuka botol anggur itu. “Hei. Pecundang!” Panggil Mars dengan sikapnya yang masih arogan.“Kenapa Kau diam?”“Minumlah.” “Aku tahu. Orang sepertimu, tidak akan pernah meminum, minuman semewah ini.”Mars masih saja terus menghina Edward dengan kalimat-kalimatnya.Semua yang mendengar itu bukan nya membela, justru ikut menghina Edward.“Nona,” panggil Mars kepada wanita yang telah memberi