Setelah menghina Edward.Mars kembali mendekat ke arah manajer dan meminta untuk melakukan pembelian sebuah Villa dengannya.“Mari kita melakukan pembayaran untuk Villa yang itu.” Mars berkata dengan menunjuk ke satu Maket Villa.“Mari silahkan, Tuan.” manajer itu bersikap begitu hormat kepada Mars.“Hm.” Edward tersenyum, serta mengeluarkan suara yang seolah meremehkan Mars.Beberapa waktu berselang.Mars sudah selesai melakukan pembayaran Villa miliknya.“Hey pecundang… belumkah kamu menemukan rumah yang cocok untukmu?”“Jika kamu memang tidak menemukan yang cocok, di villaku ada kandang anjir yang tidak digunakan.” Mars melangkah pergi, dengan mulut yang menghina Edward dengan sangat keterlaluan dalam setiap perkataannya.Edward hanya diam.Membiarkan Mars menghina dirinya.“Kenapa kamu masih disini?” teriak Manajer yang tampak kesal.Entah apa lagi kini yang membuatnya kesal.“Kenapa kami harus pergi? Kami belum membeli Villa yang kami mau.” Jawab Edward.“Membeli katamu? Orang k
***Keesokan harinya.“Kamu sudah datang…” sapa Richie, sahabatnya dengan murung.Edward baru saja sampai di kampus, dengan mengendarai motor listriknya.Sebelumnya dia sudah mampir ke Grade untuk melihat beberapa pekerjaan disana.Warden juga memberitahu dirinya, terkait perusahaan serta apa-apa saja yang berada di bawah naungan perusahaan Grade.Dia juga diberikan satu keping kartu bank, lagi.Warde berkata jika itu adalah Kartu Bank untuk menerima pendapatan dari Grade.Kartu berwarna hitam pekat dengan sedikit corak emas itu, berisi ratusan miliar.Warden memberikan kartu itu kepada Edward atas perintah dari Richard.Edward sudah mulai bisa menguasai dirinya, jadi dirinya tidak terlihat merasa kaget.Bagaimanapun juga Grade adalah sebuah perusahaan besar dengan banyak perusahaan yang bergabung dibawah naungannya.Kini Edward sudah menjadi miliarder, belum lagi ditambah dengan uang saku dari sang kakek.Dari sekarang, seharusnya dia tidak lagi perlu untuk mengkhawatirkan keuanganny
“Silahkan Tuan.”Mars diberikan sebuah menu oleh pelayan yang ada disana.“Tidak perlu. keluarkan saja semua yang paling mahal.”Mars berusaha untuk menunjukkan kekuatannya di depan orang-orang yang ada disana.Sesekali, Mars melirik tajam ke arah Edward.Bukan hanya Edward, melainkan juga ke arah Dhisa.Mars masih belum bisa melepaskan Dhisa.Dia masih menyimpan keinginannya untuk memiliki Dhisa.Terlebih jika sampai Dhisa dimiliki oleh Edward.Mars adalah orang yang pertama menyatakan ketidaksetujuan dirinya.“Maaf aku terlambat.” Sebuah suara terdengar dari arah pintu. Membuat semua yang ada disana menatap ke arah pintu.Terutama Richie.Itu adalah suara dari orang yang sedari tadi dicari oleh dirinya.Benar, orang yang baru saja datang adalah miss Hecty.Saat di kampus mungkin dia sudah terlihat tampan dan sexy.Namun, saat ini yang dihadiri adalah sebuah acara makan malam, meskipun dengan para mahasiswanya. Alhasil dia kini berdandan dengan begitu cantik dan modis.Seperti kebi
Dibentak oleh laki-laki itu.Mars seketika langsung terdiam dan mundur satu langkah.Dia benar-benar gemetar.Ketakutan mulai menggeliati perasaannya.Namun, saat dia berpikir kondisi disana pada saat ini dia mulai mencoba untuk melawan ketakutannya dan melawan.“Banyak teman-temanku, dan aku tidak boleh terlihat lemah,” itulah yang dia pikirkan saat ini.“Be–berani kamu!?”Mars masih mencoba untuk tetap terlihat berani di hadapan teman-teman nya.Meskipun dalam hatinya dia merasa ketakutan.Belum lagi, saat laki-laki itu menggulung lengan bajunya.Membuat tato di lengannya terlihat.“Hahaha!” Dia berjalan mendekat ke arah Mars. Membuat Mars mengambil beberapa langkah kebelakang karena dia merasa ketakutan dengan laki-laki itu. “Tolong berhenti!” Miss Hecty berdiri.Dia merasa bertanggung jawab atas apa yang sedang terjadi pada saat ini.“Aku akan mengikutimu.”Miss Hecty mencoba mengalah, karena dia tidak ingin jika semakin ricuh dan merugikan para mahasiswanya. Meskipun dirinya s
“Kalian!” Laki-laki yang sedang ditahan oleh Edward itu seolah berontak dan mencoba untuk menghentikan kepergian mereka, para teman-teman Edward.“Edward… lepaskan Dia, ayo kita pergi!”Dhisa mencoba untuk mengajak Edward pergi dari sana, dengan mendekat dan berusaha untuk meraih lengan Edward serta berusaha untuk menariknya.“Pergi saja dengan mereka.” Dengan senyum, Edward menjawab serta tangannya masih mencoba untuk tetap menahan laki-laki, tadi.“Sudah, ayo!” Teriak beberapa teman yang lain.“Ingat! Jangan sekali-kali mencoba untuk menyeret kami dalam hal ini!” Mars berbicara dengan melangkahkan kakinya yang lebih cepat dari siapapun karena dia sebenarnya benar-benar merasa takut kepada laki-laki itu.“Edw–”“Sudah ayo!” Whiny mungkin tidak begitu suka pada Dhisa.Tapai pada saat ini Whiny justru menarik Dhisa untuk pergi, disaat Dhisa mencoba untuk kembali mendekat ke Edward. Seolah dirinya tidak ingin jika Dhisa ikut terlibat masalah ini.Alih-alih menyelamatkan Dhisa, Whiny
“Siapa kamu sebenarnya?”Itulah adalah sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Miss Hecty, saat dirinya sedang berjalan berdua dengan Edward.Mereka berdua kini sudah berada di depan hotel.Miss Hecty benar-benar memikirkan apa yang sudah dia lihat dan juga dia dengarkan.Dia sama sekali tidak bisa mencerna, bagaimana mungkin Edward sangat dihormati oleh ketua dan anggota Black Dragon.“Aku adalah Edward…mahasiswa Miss Hecty.”Dengan tersenyum Edward berbicara kepada Miss Hecty dengan sangat sopan.Setelah itu, Edward mulai memutar badan dan hendak berjalan pergi dari sana.“Tunggu… ada yang ingin aku tanyakan kepadamu!”Miss Hecty mencoba untuk menahan Edward agar tidak pergi dari sana.“Kenapa Miss?” tanya Edward saat dirinya menghentikan langkahnya, namun dia tidak membalik badan untuk menatap ke arah miss Hecty.Justru kali ini Edward tetap menatap ke arah depan dengan punggung yang dilihat oleh miss Hecty.Untuk sesaat miss Hecty melihat bahu Edward dari arah belakang yang tampa
“Kita sudah sampai.” Ucap Warden yang saat ini duduk di depan, di samping sopir yang sedang mengemudikan mobil miliknya.Saat ini, mereka sudah berada di depan kediaman miss Hecty yang sebenarnya cukup besar juga, untuk ukuran dosen.Miss Hecty sebenarnya adalah seorang wanita yang cukup cakap dalam pekerjaannya.Namun dia sampai sekarang masih menyendiri dan tidak memiliki hubungan dengan seorang laki-laki tanpa diketahui apa penyebabnya.Ini adalah kali pertama ada seseorang yang mengantarkan dirinya.Sebelumnya, miss Hecty adalah orang yang terkesan cukup menutup diri dari dunia luar.Bahkan saat ada acara di Universitas pun dia tidak segan-segan menolak dosen laki-laki yang ingin mengantarkan dirinya pulang.Itu semua Dia lakukan karena, Dia tidak ingin jika ada laki-laki yang merasa diberikan harapan oleh dirinya.“Terimakasih, sudah mau mengantarkan aku.”Miss Hecty tampak malu–malu saat berbicara kepada Edward.“Sama-sama, Miss.”Edward menjawab dengan seperlunya, karena dirin
Ponsel Edward berbunyi.Edward membaca pesan di ponselnya.Terdiam, tanpa ada ekspresi apapun.Sejenak Edward membalas pesan di ponselnya. Setelah itu barulah dia berbicara kepada Mars.“Sepertinya aku tidak bisa ikut dengan mu.”“Alasan apa lagi yang akan Kau katakan?” tanya Mars dengan tidak ada sama sekali sopan santun di tiap katanya.Tidak hanya berhenti disana, Mars kembali bertanya kepada Edward.“Jangan bilang, bahwa Kau juga akan melihat Villa milikmu, benar?”“Benar.” Jawab Edward santai.Seketika Mars tertawa.Tidak hanya tertawa.Mars kembali berbicara, “Jika memang kamu bisa membeli Villa di tempat kemarin, Maka aku bisa bilang kepadamu.”Mars menghentikan ucapan nya sejenak untuk sekedar menarik nafas.“Aku yakin Villa mu adalah Villa busuk yang berada di pinggiran.”Edward hanya diam tidak menjawab apa yang sudah di cecarkan oleh Mars kepada dirinya.“Kenapa kamu yakin?” Tanya Edward yang juga menghentikan ucapan nya sejenak. Edward menghentikan ucapan nya sejenak, dia