Share

Bab 5

Author: Rana Semitha
last update Last Updated: 2024-02-20 13:09:41

Qin Guan mengepalkan tangannya dengan erat. Kelompok ini menghancurkan sebuah Sekte hanya untuk kitab pusaka, mereka benar-benar serakah.

"Apa kitab itu benar di wilayah Sekte?"

Salah satu orang mengangguk. "Menurut informasi yang aku dapat, Lin Tian membawa kitab itu bersamanya. Dia sudah masuk di dalam gua selama lima puluh tahun, tetapi belum ada yang pernah melihatnya keluar."

"Jadi Lin Tian mati di tempat itu?"

Orang itu kembali mengangguk. "Jika kita mencarinya, kita pasti bisa menemukannya."

Qin Guan masih berada di luar kedai arak. Dia mengetahui jika kitab empat musim adalah salah satu dari empat kitab penguasa dunia. Banyak pendekar yang mencari kitab ini karena percaya siapa pun yang menguasai salah satu dari kitab penguasa dunia akan menjadi yang terhebat sepanjang masa.

"Karena keserakahan ... badai kehancuran datang..."

Mei Ling melihat kebencian dalam tatapan Qin Guan yang membara. Meski wajahnya tenang, Mei Ling tahu jika pemuda itu sedang menahan gejolak amarah di hati. "Qin Gege, apa yang akan kita lakukan?"

"Kita masuk."

Sebelum pergi, dia sudah mengganti sarung pedang musim dingin dengan sarung kayu yang sederhana. Taburan batu giok di sarung pedang berwarna putih itu terlalu mencolok. Jika orang-orang dari kelompok Naga Hitam melihat pedang itu pun mereka tidak akan curiga.

Qin Guan menggandeng tangan Mei Ling dan mengajaknya masuk ke tempat itu.

Paras cantik gadis itu mengundang tatapan jahat dari kelompok Naga Hitam. Mereka bahkan tidak ragu untuk mendatangi meja mereka dan mengganggunya.

"Gadis cantik, tinggalkan kekasih lemahmu maka kan kuberikan surga dunia padamu."

Wajah Qin Guan memburuk. Dia menatap pria di depannya dengan dingin. "Kembali ke tempatmu sebelum menyesal."

"Anak muda, kau berani mengancamku?" Pria itu menyeringai. "Belum ada satu orang pun yang bisa bertahan hidup setelah mengusik kelompok Naga Hitam."

Qin Guan tidak menunjukkan ketakutan sedikitpun. "Belum ada satu negara bagianpun yang bisa menahan kekuatan Pasukan Qin."

Mereka yang mendengar ucapan Qin Guan tertawa. "Pangeran Qin sudah lama mati. Raja Militer seperti Qin Huang mana mau mengurusi kami?"

"Dia akan maju jika tahu kalian mengusik anaknya."

"Anaknya? Jangan bilang kau ingin mengaku sebagai Pangeran Qin?" Orang itu tertawa. "Jika kau adalah Pangeran Qin, maka aku adalah Qin Huang!"

Mereka semua tertawa terbahak-bahak. Ekspresi Qin Guan berubah kelam. Hawa membunuh keluar begitu saja yang membuat pria di hadapannya menggigil ketakutan. Seperti ada hawa dingin yang menjalari tulang belakangnya.

Qin Guan berdiri, tubuhnya yang tinggi dan tatapan matanya yang mengintimidasi membuatnya terlihat seperti naga yang sedang mengamuk.

Tangan Qin Guan bergerak cepat, meraih leher pria di depannya dan meremasnya. Suata tulang yang berderak segera terdengar. Tubuh pria itu mengejang sesaat sebelum berhenti dan terkulai.

Bruk!

Qin Guan melempar tubuh tak bernyawa itu ke sembarang arah. Tatapannya jatuh kepada setiap orang dari kelompok Naga Hitam yang berada di ruangan ini.

Sementara itu, gerakannya yang terlalu cepat membuat mereka terdiam selama beberapa saat sebelum bisa bereaksi. Ketika suara tubrukan terdengat, barulah mereka tersadar dan menarik senjata.

"Serang!"

Semua orang maju dan menyerang Qin Guan.

Gerakan Qin Guan tajam dan membumi. Dia tidak bergerak terlalu banyak tetapi setiap gerakan yang dia lakukan begitu efisien.

Lawan yang maju akan dia tangkap. Serangan yang efektif dan perbedaan kekuatan membuat Qin Guan berhasil membunuhnya dalam satu serangan. Sebagian besar dari mereka yang mati di tangan Qin Guan mengalami patah tulang leher atau jantung yang meledak.

Dalam beberapa waktu, seluruh orang dari kelompok Naga Hitam telah tewas di tangan Qin Guan. Qin Guan tetap tenang, seperti tidak melakukan apa-apa. Dia mendekati Mei Ling dan mengajaknya keluar.

"Ayo kita pergi."

Meski telah membunuh sebanyak itu, pakaian Qin Guan tetap rapi, tidak ada darah yang menempel di pakaiannya satu tetes pun.

Mei Ling tidak bisa menolak dan hanya bisa mengangguk. Saat mereka keluar, mereka mengambil dua ekor kedua terbaik milik Kelompok Naga Hitam dan menggunakannya.

Mereka berdua belum makan apapun dari pagi. Ketika mereka melewati sebuah hutan, Qin Guan menarik tali kekang kudanya. Kuda itu berhenti.

"Kita harus mencari makanan terlebih dahulu."

Mei Ling sudah mengetahui kemampuan pemuda itu. Dia mengangguk. "Aku akan membuat api unggun."

Qin Guan mengangguk. "Aku tidak akan lama."

Qin Guan menggunakan ilmu meringankan tubuh dan memasuki hutan dengan cepat. Mei Ling mengumpulkan ranting pohon dan menyusunnya.

Api mulai menyala setelah Mei Ling mencoba memantik dua buah batu. Senyum gadis itu melebar.

Qin Guan sudah kembali dan membawa dua ekor ayam hutan yang sudah dibersihkan.

"Aku kembali."

Senyuman di wajah Mei Ling merekah dengan indah. Tangannya menyambar kedua ekor ayam itu. "Aku yang akan mengurusnya."

Qin Guan mengangguk setuju. Mei Ling memiliki keterampilan memasak yang lebih baik darinya.

Dua ekor ayam itu dilumuri garam di bagian luar. Mei Ling sudah memetik beberapa tumbuhan liar yang bisa digunakan sebagai bumbu dan memasukannya ke perut ayam. Gadis itu menusuk kerongkongan ayam hingga menembus bagian bawahnya kemudia mulai membakarnga.

Aroma harum segera tercium dari sana.

Mei Ling teringat dengan kejadian di kedai arak. Rasa penasaran memenuhi hatinya. "Qin Gege, apa yang kamu katakan di kedai arak itu benar?"

Qin Guan tidak langsung menjawab. Pemuda itu masih termenung menatap kobaran api unggun di depannya. "Jika itu benar, apa kau akan meninggalkanku?"

Mei Ling menatap wajah Qin Guan dengan penuh cinta. Awalnya dia tidak menyadari jika perasaan yang selama ini tumbuh di antara mereka berdua adalah cinta. Namun, kejadian malam tadi membuatnya memahami perasaan ini.

Ketika Mei Ling melihat tumpukan mayat di depannya, dia begitu sedih. Namun, saat melihat Qin Guan yang masih berdiri di sisinya, ada secuil kebahagiaan yang hadir. Dia bersyukur jika pemuda itu tidak menjadi korban pembantaian.

Mei Ling sudah membuka mulutnya. Namun, sebelum dia menjawab pertanyaan pemuda itu, derap langkah kuda mendekati mereka dengan kecepatan tinggi.

"Siapa yang berani mengusik Kelompok Naga Hitam!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Naga Bumi   bab 6

    Bab 6Suara derap langkah kuda yang mendekat membuat Qin Guan seketika waspada. Dia segera menyambar pedang yang dia letakkan di samping api unggunnya dan bersiaga. Dia menajamkan pandangannya dan memperhatikan sekeliling.Ekspresi Qin Guan berubah serius ketika menyadari arah tamu tak diundang itu berasal dari kota sebelumnya. Dia segera berbisik pada Mei Ling. “Kita kedatangan tamu.”Gadis itu menggenggam pedangnya dengan erat, lantas mengangguk. Keringat dingin mulai terlihat di dahinya.“Kamu takut?” tanya Qin Guan.Mei Ling mengangguk pelan. “Sekte bangau putih saja hancur, bagaimana mungkin kita ….”Gadis itu tak mampu melanjutkan kata-katanya. Dia masih ingat dengan begitu jelas bagaimana jasad guru dan rekan-rekannya serta kondisi Bai Hu yang paling memprihatinkan. Sekte sebesar Bangau Putih bisa diratakan hanya dalam hitungan jam, artinya kemampuan lawan tidak bisa dianggap remeh.Mei Ling bukan hanya takut mati, tetapi dia juga takut jika Qin Guan akan meninggalkannya sepert

    Last Updated : 2024-12-14
  • Sang Naga Bumi   Bab 7

    Bab 7Sebuah belati kecil melesat menuju tempat Mei Ling berdiri. Qin Guan yang baru saja mendaratkan tubuhnya, kembali menjejakkan kaki dan melompat ke arah Mei Ling.“Terlalu jauh ….”Dia berniat untuk menangkis serangan tersebut, tetapi sapuannya tidak cukup cepat. Pisau tersebut bergerak lebih cepat dari gerakan Qin Guan. Sebuah suara robekan terdengar pelan. Aroma darah menyeruak mengiringi suara robekan tersebut. Pisau terbang itu menancap di bahu kiri Qin Guan. Pemuda itu mendarat di tanah dan mundur beberapa langkah.“Qin Gege!”Mei Ling memekik panik ketika melihat pisau itu menancap di bahu Qin Guan. Dia bergegas menghampiri Qin Guan, untuk memastikan jika pemuda itu tidak terluka parah.“Jangan bergerak!” Qin Guan memperingatkan. Tatapannya menatap tajam Mei Ling. “Tetap di belakangku.”“Tapi …” Mei Ling ingin protes. Dia memiliki kemampuan beladiri yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri. Jika tadi Qin Guan tidak mendorongnya, dia juga yakin bisa menghindari pisau ters

    Last Updated : 2024-12-14
  • Sang Naga Bumi   Bab 8

    Bab 8Hutan itu begitu lebat hingga cahaya matahari sulit untuk menembusnya. Apalagi sekarang adalah musim dingin, matahari akan muncul lebih siang dan tenggelam lebih cepat. Suara dedaunan yang tertiup angin seperti irama yang menenangkan jiwa.Perlahan Qin Guan membuka matanya, rasa sakit dan hawa dingin menusuk tulang segera menyerangnya. Dia kembali teringat dengan pertempurannya melawan kelompok naga hitam ya ng hampir saja merenggut nyawanya. Dengan napas yang masih berat, Qin Guan berusaha menggerakkan tubuhnya.“Qin Gege, jangan bergerak.”Sebuah suara yang halus dipenuhi kekhawatiran beresonansi di telinga Qin Guan. Pemuda itu menoleh dan mendapati Mei Ling sedang berjalan ke arahnya sembari membawa kantong kulit penyimpanan air.“Mei Ling … di mana tubuh orang-orang itu?” tanya Qin Guan dengan napas yang masih lemah. “Aku yakin belum mengalahkan mereka semua.”Malam sebelumnya, setelah Qin Guan menggunakan seluruh tenaga dalamnya, ternyata masih ada beberapa anggota Nag

    Last Updated : 2024-12-19
  • Sang Naga Bumi   Bab 9

    Bab 9Hutan yang lebat itu mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Qin Guan sudah membereskan tempat itu bersama Mei Ling dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu.“Kita langsung ke ibukota?” tanya Mei Ling.Qin Guan mengangguk. Dia membawa buntalan kain yang berisi harta sitaan dari tubuh para anggota kelompok Naga Hitam. “Ingatkan aku untuk membeli beberapa pakaian dan topeng.”“Topeng? Untuk apa?”Qin Guan sudah membuka mulutnya, berniat menjawab pertanyaan Mei Ling. Namun, dia menghentikannya dan meletakkan telunjuknya di bibir. Gadis itu mengedarkan pandangannya dan seketika menahan napasnya. Dia merasakan ketegangan di udara.Meskipun suaranya begitu tipis, tetapi mereka berdua menyadari keberadaan tamu tak diundang yang sedang bergerak mendekat. Suara ranting yang berderit dengan suara angin yang tak berirama membuat mereka semakin waspada.Tanpa basa-basi, Mei Ling segera menarik tangan Qin Guan. “Kita harus segera pergi.”Sementara itu, Qin Guan mengikuti langkah gadis itu.

    Last Updated : 2024-12-20
  • Sang Naga Bumi   Bab 10

    bab 10di tengah hujan salju yang semakin lebat, Qin Guan dan Mei Ling masih berdiri dengan teguh di tengah arai yang sempit. Keduanya saling membelakangi untuk saling menjaga. Angin dingin yang berdesir melalui pepohonan, menciptakan getaran suara yang merdu, sekaligus menakutkan.Hujan salju yang lebat sedikit menutupi jejak pertempuran yang baru saja terjadi. Namun, aroma darah yang begitu kuat masih tercium dengan jelas. Mata pedang di tangan Qin Guan berkilau tajam. Pedang dengan warna putih susu itu menyatu dengan warna salju di antara mereka. Tangan kanannya sedikit bergetar, akibat rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Namun, ekspresinya tetap tenang. Dia tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun. Hanya seringai keji yang muncul di wajahnya.“Kalian pikir aku Qin Guan, takut menghadapi kalian?”Salah satu anggota kelompok naga hitam berteriak. “Omong kosong!”Mereka kembali berlari dan menyerang Qin Guan. Tidak ada pilihan lain.Qin Guan mengeratkan genggaman pada gagang ped

    Last Updated : 2024-12-24
  • Sang Naga Bumi   Bab 11

    Bab 11Beberapa penjaga kota segera bersiaga setelah mendengar penuturan Qin Guan.“Aroma darah … dari tubuhnya tercium aroma darah.” Salah satu penjaga berseru. “Tangkap dia!”Mei Ling berdiri di depan Qin Guan, menjadikan tubuhnya sebagai tameng Qin Guan. “Kami tidak akan melakukan perlawanan, cukup bawa kami menemui atasan kalian.”Ekspresi para penjaga berubah, sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Seseorang datang dan mengaku telah membunuh orang, mereka mengakui kejahatan tetapi tidak ingin ditangkap.Langit, apa kau mengirim mereka berdua untuk mempermainkan kami?Qin Guan mengambil sesuatu dari lengan jubahnya. “Lihat ini.”Sebuah belati berwarna hitam dengan ukiran kepala naga di bagian gagang belati. Para penjaga mengenali belati ini. “Kalian bagian dari kelompok Naga Hitam?”Kelompok Naga Hitam dipenuhi pembunuh. Biasanya mereka menyembunyikan identitas ketika keluar sendirian dan menggunakan nama besar mereka ketika pergi bersama rombongan besar. N

    Last Updated : 2024-12-26
  • Sang Naga Bumi   Bab 12

    Bab 12Di luar kota Xian, selusin prajurit yang menggunakan zirah lengkap duduk di atas kuda. Beberapa waktu lalu, komandan mereka memberikan tugas khusus kepada mereka untuk membersihkan medan pertempuran. Meski suhu di luar sana mampu membekukan tulang, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang mempertanyakan tugas ini.Sementara itu di dalam kota Xian, setelah memberikan informasi singkat tentang penumpasan yang baru saja dia lakukan, Qin Guan berniat mengajak Mei Ling untuk istirahat di penginapan. Udara di luar sangat dingin dan dia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.“Ling’er, ayo.”Mei Ling mengangguk pelan. “Penginapan seperti apa yang Qin Gege inginkan?”“Jendral muda, apa yang kalian katakan?” Chen Haozhe berseru. “Kami akan menyiapkan tempat terbaik untuk istirahat.”Meski menghilang selama setahun lebih, tetapi tidak ada yang berani mengusik posisi Qin Guan di militer. Bahkan kaisar tidak mengangkat jendral muda yang baru untuk mengisi kekosongan yang ditinggalka

    Last Updated : 2024-12-28
  • Sang Naga Bumi   Bab 13

    Bab 13Seorang pemuda terbaring di atas ranjang kayu sederhana. Tubuhnya terbalut jubah putih sederhana yang mulai kusut. Terdapat noda darah di bagian dada kanannya. Wajahnya tampak pucat, sesekali dia meringis. Tangannya meraba dadanya yang masih mengeluarkan darah segar.Tak jauh di tempat Qin Guan berbaring, Mei Ling memandanginya cemas. Dia sudah mengkhawatirkan luka Qin Guan sejak pertempuran di arai. Namun, pemuda itu terus meyakinkannya jika dia baik-baik saja.“Komandan Chen, apa tabibnya masih lama?” tanya Mei Ling.Sejak mereka tiba di tempat tersebut, hampir setiap menit Mei Ling konsisten menanyakan keberadaan tabib kepada Chen Haozhe.“Nona Mei, kami sudah memanggil tabib militer, mungkin akan tiba sebentar lagi.” Chen Haozhe menjawab dengan sabar.Tepat setelah Chen Haozhe mengatakan itu, seorang pria dengan jubah coklat sederhana memasuki ruangan. Aroma obat yang kuat keluar dari tubuhnya. Rambutnya sudah sepenuhnya putih tapi pria tersebut masih terlihat sehat.“Tabib

    Last Updated : 2024-12-29

Latest chapter

  • Sang Naga Bumi   bab 31

    Bab 31Tiga hari setelah penyerangan, sebelum matahari terbit, sebuah kereta kuda mewah keluar dari batalyon kota Xian. Meski tidak banyak hiasan yang menempel di bagian luar kereta seperti kereta bangsawan, tetapi desain elegan dan bagian luar kereta yang berwarna hitam mengkilap membuat siapa saja tahu jika pemilik kereta ini bukan orang sembarangan. Orang-orang yang berpapasan dengan kereta tersebut hanya bisa menepi dan sedikit menunduk memberikan penghormatan. Siapa pun yang berada di dalam kereta tersebut pasti bukan sosok biasa.Di dalam kereta, Qin Guan duduk di tengah sementara Wang Lingling dan Mei Ling mengapitnya di kedua sisi. Ketika matahari baru saja terbit, kereta mereka baru meninggalkan kota Xian.“Aku tidak berniat untuk berhenti, jika kalian memerlukan sesuatu katakan padaku.”Kedua gadis itu mengangguk. melihat keduanya mengangguk, Qin Guan merasa sedikit tenang. Dia lantas mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya, terlihat seperti buku yang dibungkus dengan kain

  • Sang Naga Bumi   Bab 30

    Bab 30Ketika matahari baru saja tenggelam, Qin Guan bisa bernapas lega. Dia mengatur napasnya yang tersengal. Sementara Wang Lingling yang duduk di sampingnya juga terlihat kelelahan. Di meja kecil yang ada di samping mereka, terdapat sebuah nampan yang dipenuhi potongan daging yang menghitam.“Aku tidak menyangka bisa melakukannya secepat ini.”Qin Guan tersenyum. “Kau benar-benar terampil melakukannya. Tidak heran jika Tabib Li mengangkatmu menjadi murid utamanya.”Beberapa waktu lalu, Wang Lingling membuka luka di pinggang dan perut Qin Guan. Gadis itu dengan begitu berani memotong jaringan yang terkena racun hingga bersih. Hasilnya begitu banyak bagian yang harus diangkat.“Ge, aku sudah berharap kau pingsan karena kesakitan. Tapi bagaimana lagi, kau terus sadar sampai prosesnya berakhir.”Qin Guan tersenyum tipis. Dia juga merasa tidak tahan dan ingin kabur saja. Namun, mengingat nyawanya sedang dalam bahaya, dia hanya bisa pasrah dan berharap akan pingsan selama prosesnya berla

  • Sang Naga Bumi   Bab 29

    Bab 29Wang Lingling merasakan hawa panas dari dalam perut Mei Ling, menandakan terjadinya pendarahan di dalam sana. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka nyawa Mei Ling akan berada dalam bahaya.“Apa kau tidak mendeteksinya semalam?”“Aku sudah memberinya obat. Jika dia istirahat dengan baik, kondisinya tidak akan seburuk ini.”Qin Guan mengusap wajahnya dengan kasar. “Lalu bagaimana kondisinya sekarang?”“Terjadi pendarahan di perutnya. Aku akan melakukan perawatan.”Qin Guan menghela napas panjang. “Dia akan baik-baik saja, kan?”Wang Lingling mengangguk. “Selama dia menuruti saranku, maka semuanya akan baik-baik saja.”Seorang tabib tidak akan bisa menyelamatkan orang jika orang tersebut selalu membangkang ucapannya. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara tabib dan pasiennya agar pengobatan bisa dilakukan dengan baik.“Aku akan menyerahkan semuanya padamu.”“Kalau begitu keluarlah, aku harus segera menanganinya.”Qin Guan mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan itu tanpa berbic

  • Sang Naga Bumi   Bab 28

    Bab 28Setelah pembicaraan yang cukup panas itu, Tabib Li meninggalkan Qin Guan sekaligus meninggalkan kota Xian untuk melakukan perjalanan. Wang Lingling yang mendapat tugas untuk menjaga Qin Guan selalu berjaga di samping pemuda itu.“Qin Gege, jangan banyak bergerak. Lukamu akan terbuka jika kau tidak mau diam.”“Lingling, aku hanya bergerak sedikit, tidak ada hal buruk yang terjadi, terutama jika ada kau di sini.”“Tapi tetap saja kau harus berhati-hati. Jika luka itu sampai terbuka, aku akan menyiramnya dengan arak.”Qin Guan tersenyum tipis. “Baiklah-baiklah, aku akan menurut apa kata tabibku.”Wang Lingling mengaduk tonik hitam di dalam mangkuk sebelum memberikannya pada Qin Guan. “Ini akan meningkatkan stamina.”“Kau mencampurkan obat tidur?”Wang Lingling menggeleng pelan. “Aku tidak memasukan apa pun yang menurunkan kesadaranmu. Sekarang cepat habiskan karena aku harus memeriksa Nona Mei.”Qin Guan hampir meminum toniknya ketika Wang Lingling berbicara. Pemuda itu kembali me

  • Sang Naga Bumi   bab 27

    Bab 27Qin Guan tersenyum tipis. Dia tidak menyangkal ucapan Tabib Li meskipun dia tidak akan menceritakannya dengan detail. Hal ini bisa jadi membahayakan untuk Tabib Li jika pria tua itu mengetahui terlalu banyak hal.“Aku tidak bisa menyangkalnya. Tapi mustahil bisa selamat dari jurang itu jika aku tidak menemukan sesuatu.”Tabib Li mengangguk. Bisa dibilang Qin Guan adalah satu-satunya orang yang berhasil selamat setelah terjatuh ke dalam jurang di utara. Ada ribuan orang yang jatuh ke tempat itu, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil kembali. Tabib Li merasa penasaran, tetapi mendengar ucapan Qin Guan, dia tidak ingin bertanya lebih jauh. “Saya tidak akan bertanya lebih jauh. Mulai sekarang Wang Lingling yang akan menjadi tabib Anda.”“Terima kasih, Tabib Li. Aku akan menjaganya dengan nyawaku.” Qin Guan berkata.“Tidak perlu berjanji, Tuan Muda. Saya tahu Anda akan melakukan yang terbaik. Selain Wang Lingling, Anda juga perlu menemui adik Anda yang lain.”Selain Wang Lingling

  • Sang Naga Bumi   Bab 26

    Bab 26Ketika matahari baru saja terbit, Qin Guan membuka matanya. Dia sedikit terkejut ketika menyadari jika tempat ini bukan kamar yang seharusnya dia tempat. Pemuda itu menghela napas. Dia menoleh dan mendapati Wang Lingling sedang menyiapkan beberapa peralatan.“Lingling.” Qin Guan memanggil Wang Lingling. Suaranya terdengar parau.Mendengar namanya dipanggil, gadis itu menoleh dan tersenyum tipis. “Qin Gege, bagaimana? Kau merasa lebih baik?”Qin Guan mengangguk. “Aku sedikit haus.”Wang Lingling sudah menyiapkan teh hangat untuk Qin Guan, segera mengambilnya dan membantu Qin Guan untuk duduk.“Ini hari kedua. Umumnya hari ini kau baru merasakan seluruh rasa sakitnya.”Qin Guan meneguk tehnya dengan perlahan. Dia mengangguk setuju. Begitu dia membuka matanya, dia merasakan jika seluruh tubuhnya terasa sakit.“Ingin kubuatkan pereda nyeri?”Qin Guan menggeleng. Pereda nyeri umumnya disertai dengan obat penenang yang membuatnya tertidur pulas. “Siapa yang membawaku kemari?”Wang Li

  • Sang Naga Bumi   Bab 25

    Bab 25Wang Lingling mengajak Mei Ling masuk ke dalam balai militer dan ruangan tempat di mana Qin Guan istirahat. Mei Ling melihat jika tempat ini begitu kacau karena ada banyak prajurit yang terluka dan belum selesai diobati.“Kamu merasa tidak nyaman, Nona Mei?”Mei Ling menoleh dan menggeleng pelan. “Ini bukan apa-apa, jangan pikirkan aku.”Wang Lingling mengangguk. Mereka akhirnya sampai di ruangan tempat Qin Guan beristirahat. Pemuda itu terbaring di tempat tidur dan terlihat tidur pulas. Meski wajahnya tampak pucat, tetapi itu sudah lebih baik dibanding sebelumnya.“Apa dia baik-baik saja?” tanya Mei Ling.“Aku memberikan obat penenang kepadanya. Dia akan tidak sadar untuk waktu yang cukup lama.”“Apa kondisinya sangat buruk?” Mei Ling menjadi cemas.“Luka di pinggangnya cukup dalam. Selain itu, kondisi tubuhnya tidak terlalu bagus. Meski luka yang dia terima setahun lalu sembuh dengan sangat ajaib, tetapi tusukan di dadanya membuatnya lemah.” Wang Lingling melihat kecemasan di

  • Sang Naga Bumi   Bab 24

    Bab 24Mei Ling tampak ketakutan saat melihat proses interogasi. Wajahnya menjadi pucat. Beberapa gadis itu bahkan memalingkan wajahnya karena tidak tahan dengan proses yang terjadi di depannya. Rintihan kesakitan yang penuh keputus asaan menggema di seluruh penjuru ruangan. Para sipir penjara melakukan tugas mereka tanpa ampun. Tidak ada belas kasihan yang tampak di wajah mereka.Chen Haozhe yang juga sedang menyaksikan proses interogasi segera menghampiri Qin Guan begitu menyadari kehadiran sanga Jendral muda. “Jendral muda.”“Kalian sudah mendapat sesuatu?” tanya Qin Guan.Chen Haozhe tampak frustrasi. Dia menggeleng pelan. “Mereka tetap tutup mulut meski kami menggunakan cara yang keras.”Qin Guan mengangguk. Kemampuan orang-orang ini begitu tinggi. Mereka pasti tidak berasal dari kelompok biasa. Mereka juga dikirim untuk membunuhnya bukan hanya karena kemampuan bertarung mereka yang bagus, tapi juga mampu menjaga rahasia dengan baik.Pemuda itu menarik napas panjang dan mengembusk

  • Sang Naga Bumi   Bab 23

    Bab 23Meski merasa keberatan, tetapi Wang Lingling tetap membuatkan tonik untuk memulihkan sedikit tenaga Qin Guan. Dia tahu bagaimana karakter pemuda di depannya itu. Meski Wang Lingling melarangnya, Qin Guan tetap akan pergi meninggalkan tempat ini dengan tubuh lemahnya ini.“Aku menambahkan sedikit pereda nyeri. Waktumu hanya satu pembakaran dupa sebelum kau akan tertidur pulas.”Qin Guan tersenyum. Dia sudah menghabiskan seluruh toniknya sebelum Wang Lingling menyebutkan pereda nyeri ini. “Kau sudah sehebat ini?”“Tentu saja.” Gadis itu sedikit ketus. Dia bisa menjinakkan ribuan pasiennya yang lain, tetapi untuk satu pasiennya ini, dia selalu menjadi pihak yang kalah. “Aku bekerja siang dan malam, menciptakan racikan-racikan baru, dosis obat yang aku buat selalu tepat sejauh ini.”“Aku sangat ingat, pertemuan terakhir kita kau masih remaja yang sulit mengambil keputusan.”“Itu karena kau terakhir kali mengunjungiku sepuluh tahun lalu!”Qin Guan tertawa. Padahal itu terasa sepert

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status