Share

Bab 216

Author: Abimana
"Tuan, jalan itu bukan jalan resmi dan bukan menuju ke Kabupaten Jaya."

"Aku tidak mau pergi ke Kabupaten Jaya lagi sekarang. Kamu tidak perlu banyak bicara, cepat jalan."

"Baik, Yang Mulia!" Pelayan itu pun ikut naik ke atas kereta.

"Oh ya!"

Pria tua itu mengangkat tirai kereta, kemudian berkata kepada pelayan. "Panggil aku Tuan, jangan Yang Mulia."

"Baik, Tuan."

...

"Arjuna!" Di tengah perjalanan, Bulan tiba-tiba memanggil Arjuna.

"Apakah Tante lelah?" tanya Arjuna yang segera berhenti.

Bulan segera menggelengkan kepalanya. "Meskipun aku tidak mengerti puisi, puisi yang tadi kamu baca itu sangat bagus. Apakah kamu yang menulisnya, Arjuna?"

"Bukan, bukan." Arjuna buru-buru membantah. "Puisi itu ditulis oleh Sapardi dari Dinasti Ratungga."

Arjuna tidak menyadari bahwa ada kereta yang mengikutinya tidak jauh di belakangnya.

"Sapardi dari Dinasti Ratungga?"

Lelaki tua yang ada di dalam kereta itu memiringkan kepalanya, mencari nama Sapardi di dalam benaknya.

"Dinasti Ratungga? Negara man
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rambe Bg
ga jelas. update hanya 2 bab
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 217

    Ketika Bulan melihat keegoisan dan kekejaman Oki dan Shaka, dia diam-diam menyembunyikan kisi-kisi itu di lengan bajunya.Mereka mendorongnya ke tepi jurang demi kisi-kisi ujian.Kalau begitu Bulan akan membawa kisi-kisi ini bersamanya. Baru kali ini Bulan melakukan hal yang menentang Oki dan Shaka, sebagai anak dan kakak mereka."Oh, begitu." Arjuna mengangguk.Kisi-kisi ini seperti soal bocoran di zaman modern.Arjuna pun teringat akan teriakan Shaka kepada Bulan kemarin. Mungkin karena kertas ini."Kisi-kisi dari Sekolah Pelita?"Lelaki tua yang ada di kereta itu menatap kertas yang ada di tangan Bulan. Tatapannya tidak lagi santai dan ramah seperti sebelumnya, tetapi suram dan tajam."Tuan." Pelayan itu juga tampak serius. "Haruskah kita memberi tahu mereka untuk mengambil tindakan?"Pada saat ini, Bulan memasukkan kertas kisi-kisi ke tangan Arjuna. "Arjuna, cepat ambil. Dengan adanya ini, kamu pasti dapat mengikuti ujian di musim semi."Arjuna mengambil kertas itu, kemudian merobe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 218

    Para siswa Bratajaya hanya diuji mengisi kitab dan tanya jawab, sederhananya adalah menghafal buku.Makin banyak buku yang dihafal seseorang, maka dia makin hebat.Oleh karena itu, selama sepuluh hari Arjuna bersekolah, dia mendengarkan buku-buku yang telah dilafalkan oleh para pelajar di sekolah selama sepuluh hari.Arjuna memiliki ingatan yang cukup baik. Dia menghafal semua buku yang telah dibaca oleh para pelajar. Dia juga menghafal semua buku yang belum dibaca oleh para pelajar, yaitu buku-buku yang dibelinya dari toko buku.Karena kurangnya pria dan pasukan di perbatasan selama beberapa tahun terakhir, Kaisar Kerajaan Bratajaya memerintahkan pengurangan jumlah pelajar dalam ujian kekaisaran.Setelah menerima perintah tersebut, menteri pendidik mulai secara drastis meningkatkan kesulitan ujian kekaisaran, yaitu soalnya menjadi makin rumit dan tidak jelas.Jumlah kitab yang harus dihafal para pelajar kini belasan kali lipat dari jumlah sebelumnya.Daya ingat manusia terbatas, mayor

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 219

    "Arjuna, Desa Kenari ada di depan."Arjuna mendongak, lalu dia melihat sebuah desa yang luasnya dua kali lipat dari Desa Embun.Rumah-rumah bata relatif sedikit di Desa Embun, tetapi rumah-rumah tersebut ada di mana-mana di Desa Kurnia. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Kurnia tidak hanya lebih besar dari Desa Embun, tetapi juga jauh lebih kaya daripada Desa Embun.Di depan Desa Kurnia terdapat sebuah lapangan datar yang luas.Arjuna memandang sebidang tanah yang luas itu dengan iri.Dengan tanah yang begitu luas, bagaimana mungkin tidak kaya?Saat berbelok memasuki desa, Arjuna jelas merasakan tubuh Bulan sedikit gemetar."Tante, jangan takut, ada aku."Bulan berbalik, menatap pemuda yang berdiri di belakangnya.Pria muda ini bukan lagi pria tak terurus yang dilihatnya setengah tahun lalu.Sekarang dia berdiri tegak, matanya cerah, dia teguh dan kuat, juga tampak berwibawa.Bulan tersenyum tenang. "Ada Arjuna, Tante tidak takut.""Ayo kita masuk ke desa."...Tidak jauh di belakang Arjun

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 220

    "Kamu juga menyuruhnya mendorong kereta itu ke dalam parit."Pria tua itu terkejut lagi, pikirannya menjadi makin yakin.Dia tidak boleh melewatkan pemuda ini."Kamu memang bukan orang biasa.""Apa?" Bulan lebih terkejut lagi. "Kalian sengaja mendorong keretanya ke dalam parit?"Pria tua itu tersenyum malu. "Kami memang sengaja.""Kenapa begitu? Omong-omong, kenapa kalian mengikuti kami?" Bulan tampak bingung."Ka ... kami ...." Pria tua itu agak gagap.Pelayan yang berdiri di samping lelaki tua itu merasa telinganya bermasalah.Kalau tidak, mengapa dia mendengar tuannya gagap?Bisa-bisanya tuannya gagap, padahal tuannya adalah ...."Kami tersesat."Lelaki tua itu masih gagap sehingga pelayannya tidak dapat menahan diri untuk tidak menjawab dulu."Ya, ya!" Lelaki tua itu mengangguk berulang kali. "Kami tersesat, jadi kami mengikutimu sepanjang jalan. Melihat kalian akan masuk ke dalam desa, aku pun berpikir untuk mendorong keretaku ke parit. Setelah kamu membantu, aku akan memberimu ha

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 221

    "Kamu bisa bicara atau tidak?" Sang pria tua menendang pelayannya.Pelayan itu menyentuh pantatnya yang sakit sambil bergumam, "Memang benar, apakah aku salah bicara?""Harus diikuti seketat ini. Kalau dia hilang, ke mana aku harus mencarinya?"Pria tua itu mengabaikan pelayannya. Dia mengangkat tirai kereta, melihat Arjuna yang berjalan ke dalam Kediaman Kosasih...."Tuan, Nyonya, Tuan Muda."Begitu Arjuna dan Bulan melangkah ke dalam Kediaman Kosasih, pelayan Keluarga Kosasih berlari ke aula utama untuk melapor."Nyonya Muda kembali!""Dia sudah kembali?" Kurnia yang sedang makan kacang mendongak. "Dia mencuri barang di rumah dan masih berani kembali?""Baguslah dia kembali, kita tidak perlu repot-repot mengantar surat cerai kepadanya." Ucapan Neha sama jahatnya dengan ekspresinya."Apakah dia kembali sendirian?" Nada bicara Susanto, kepala Keluarga Kosasih, relatif tenang."Ada seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun kembali bersamanya.""Shaka?"Susanto, si rubah tua, mulai

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 222

    Awalnya, Salma merasa sedikit kecewa ketika dia mendengar pelayan mengatakan bahwa seorang pemuda menemani Bulan kembali.Karena Salma mengira itu Shaka. Salma sangat licik, dia tahu bahwa Susanto sangat memandang penting Shaka dan akan menghargai Shaka.Melihat orang yang datang adalah Arjuna, bukan Shaka, Salma sangat senang.Bulan, Bulan, kamu benar-benar bodoh. Kamu pikir dengan membawa seorang pecundang kembali, dia bisa mendukungmu? Lucu sekali.'"Kakak, kenapa kamu masih berdiri di sana? Kalau kamu tidak pergi sekarang, pakaian hari ini tidak bisa kering."Selir yang bersikap kurang ajar terhadap istri sah merupakan suatu pemberontakan besar.Namun, Neha malah pura-pura tidak melihatnya. Dia harus mempertahankan citra dasar sebagai ibu mertua, lebih baik biarkan orang lain yang melakukan hal jahat."Apakah kamu tuli, tidak mendengar? Cepat pergi cuci ....""Persetan denganmu!"Arjuna dengan cepat melangkah maju, mengambil cangkir teh yang ada di samping Kurnia, kemudian menghant

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 223

    Di dalam aula Kediaman Kosasih."Aduh, aduh!"Para pengawal Keluarga Kosasih ada yang tergeletak, berjongkok, membungkuk atau merangkak di lantai, merintih kesakitan.Para pengawal yang tumbang itu memiliki memar di wajah mereka, sedangkan penampilan sama seperti saat dia baru masuk ke Kediaman Kosasih. Rambutnya masih rapi, napas juga stabil.Arjuna menatap para pengawal dengan dingin. "Masih ada yang mau maju?"Para pengawal itu menutupi wajah mereka dan menundukkan kepala. Mereka takut menarik perhatian Arjuna. Beberapa bahkan mulai merangkak keluar."Apa yang kalian lakukan? Apakah Keluarga Kosasih membayar mahal kalian untuk kepengecutan kalian? Cepat berdiri dan hajar dia!"Kurnia menyentuh kepalanya yang dihantam Arjuna sembari berteriak kepada para pengawal.Akan tetapi, makin dia berteriak, makin cepat pula para pengawal merangkak pergi.Susanto yang berada di luar aula juga berusaha menghentikan mereka, tetapi tidak berhasil. Mereka benar-benar takut dipukuli.Setiap gerakan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 224

    Ayah mertua, ibu mertua dan suaminya terus meminta maaf, tetapi Bulan tidak mengatakan apa-apa.Selama ini, dia sudah cukup memahami karakter mereka.Tidak ada seorang pun dari Keluarga Kosasih, dari muda hingga tua, yang dapat dipercaya.Sebagai pria tua yang licik, Susanto tentu bisa menebak kekhawatiran Bulan."Bulan, aku akan meminta Kurnia menulis surat jaminan untukmu. Bukan hanya Kurnia, aku dan ibu mertuamu juga akan menulisnya. Kami berjanji bahwa Keluarga Kosasih akan memperlakukanmu dan keluargamu seperti keluarga sendiri.""Tuan!""Ayah!"Neha dan Kurnia menatap Susanto secara bersamaan. Mereka tidak setuju dengan usulan Susanto.Memperlakukan Bulan seorang dengan baik sudah cukup, untuk apa membawa-bawa keluarganya?Terutama Arjuna yang ada di depan mereka ini.Dia miskin dan malas, pecundang total. Kelak dia pasti akan bergantung pada keluarganya.Susanto lanjut berbicara seolah dia tidak mendengar protes dari istri dan anaknya. Kali ini dia berbicara kepada Arjuna. "Sura

Pinakabagong kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 488

    "Bayu, bukankah kamu mengatakan ada urusan yang harus kamu bicarakan dengan Arjuna? Kenapa kamu diam-diam membawa putrimu masuk?""Bayu, kamu keterlaluan. Kamu bilang kamu akan membantu Arjuna menghasilkan banyak uang. Karena itu, kami membiarkanmu datang.""Bayu ...."Saat orang-orang mengkritik Bayu, Arjuna menyadari bahwa Bayu telah berbohong ketika dia mengatakan orang lain melihat putrinya datang dengan pakaian seperti itu.Sungguh pengusaha yang licik."Arjuna, lihatlah betapa cantiknya putriku.""Arjuna, ini putriku. Dia ahli dalam musik, catur, kaligrafi, dan melukis. Lihatlah dia.""Arjuna, putriku bukan hanya pandai menyulam, tetapi juga pandai menulis puisi. Lihatlah dia juga."Bayu memulai, orang-orang itu pun tidak lagi menyembunyikan niat mereka. Mereka mendorong putri mereka ke depan Arjuna satu per satu.Gadis-gadis yang didorong ke depan Arjuna semuanya tersipu, merasa malu serta gelisah.Melihat pemandangan di depannya, Arjuna terkejut dan merasa sedikit sedih.Kasiha

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 487

    "Nak Arjuna, kamu sudah mendengarnya, 'kan? Mereka memintaku untuk mengambil keputusan. Begini saja." Bayu tiba-tiba meninggikan suaranya."Lebih baik melakukannya hari ini daripada menunggu hari lain. Aku akan meminta pengurus rumah untuk menyerahkan akta tanah dan toko. Itu adalah mahar Sekar, Laras dan Sari. Kalian berempat menikah hari ini. Lakukan saja di depan istri pertamamu.""..."Bagus!Arjuna sangat mengagumi Bayu. Tak heran dia merintis usahanya dari nol dan bisa membuat usahanya menjadi yang terbesar kedua di Kabupaten Damai tanpa latar belakang apa pun.Bayu sangat pandai bernegosiasi. Dia santai pada waktu yang tepat, dapat memberi orang perasaan tertekan, serta memiliki pemahaman waktu yang sangat akurat.Kalau saja orang yang duduk di hadapan Bayu sekarang adalah orang lain, bukan Arjuna, dia pasti tidak akan bisa tenang sama sekali dan akan patuh saja menjadi menantu Bayu."Kenapa kalian bertiga masih berdiri di sana?" Bayu menarik putrinya. "Cepat panggil tuan kalian

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 486

    Mereka mengenakan jepit rambut merah yang indah di rambut, riasan yang indah di wajah. Pakaian mereka semua terbuat dari satin sutra terbaik, sedikit mirip dengan kain kasa berkualitas tinggi di zaman modern.Berbalut satin sutra, tubuh gadis-gadis itu tampak makin anggun dan menawan.Mereka mengambil langkah kecil, berjalan perlahan menuju Arjuna."Arjuna." Bayu memperkenalkan putri-putrinya kepada Arjuna. "Mereka adalah putriku yang kelima, keenam dan ketujuh: Sekar, Laras, Sari. Kemarilah, cepat beri salam kepada Kak Arjuna kalian.""Uhuk!"Arjuna hampir menyemburkan teh yang ada di mulutnya.Bayu sangat pandai berbisnis, tetapi keterampilannya dalam memberi nama benar-benar mengecewakan.Kalau saja tidak ada rasa malu dan sikap pendiam di wajah ketiga gadis ini, Arjuna pasti sudah mengira bahwa Bayu membawa tiga orang wanita bayaran."Halo, Kak Arjuna."Ketika Sekar, Laras dan Sari menundukkan kepala untuk memberi salam, Arjuna samar-samar dapat melihat ...."Halo, adik-adik sekali

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 485

    "Ayahnya Tuan Irwan. Dia datang bersama Tuan Irwan dan putri-putrinya. Apakah Tuan Arjuna ingin bertemu?""Bawalah mereka ke ruang tamu."Setelah tiga kompetisi dengan Kabupaten Sentosa, Arjuna tidak memiliki kesan yang baik terhadap Irwan.Akan tetapi, keluarga Irwan adalah pedagang terbesar kedua di Kabupaten Damai. Selain itu, keluarga Irwan tinggal di seberang jalan. Mereka bertemu satu sama lain setiap hari, sesama tetangga harus menjaga hubungan harmonis.Arjuna baru saja tiba di ruang tamu ketika Dafodil membawa orang-orang itu masuk."Nak Arjuna!"Begitu melihat Arjuna, Bayu menyapa Arjuna dengan hangat.Bayu diikuti oleh seorang pria dan tiga wanita.Pria itu adalah Irwan, sedangkan para wanita adalah putri-putri Bayu yang belum menikah.Pasti belum menikah. Jika mereka sudah menikah, Bayu tidak akan membawa mereka. Wanita yang sudah menikah seharusnya mematuhi suaminya. Jadi meskipun dibawa keluar, bukan Bayu yang akan membawanya.Empat orang dari keluarga itu masing-masing m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 484

    Setelah bertengkar selama dua hari, Arga dan Danis tiba-tiba berdamai. Sebelum meninggalkan Kabupaten Damai, mereka masing-masing mencarikan lima tabib untuk Arjuna dan Alsava bersaudari.Awalnya Alsava bersaudari tidak tahu untuk apa tabib datang. Ketika mereka melihat sepuluh tabib mengelilingi Arjuna, mereka mengira Arjuna sakit parah.Daisha sempat meneteskan banyak air mata.Arjuna sangat marah hingga dia mengumpat, kemudian meminta Arga dan Danis untuk membawa pergi para tabib itu.Arga dan Danis mematuhi Arjuna untuk segala hal kecuali hal ini.Setelah sepuluh tabib mengatakan bahwa Arjuna dan Alsava bersaudari dalam keadaan sehat, dapat memiliki anak, kedua lelaki tua itu merasa lega.Mereka benar-benar lega, jika tidak ....Arjuna berdiri dengan linglung di depan gudang tempat keluarganya biasa menyimpan gandum selama tidak kurang dari lima menit.Kedua lelaki tua ini benar-benar tidak membiarkannya hidup tenang bahkan setelah mereka pergi."Arjuna, ternyata kamu di sini. Aku

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 483

    "Yang Mulia Mois, bolehkah aku tahu dekrit yang dikeluarkan Yang Mulia Kaisar?"Tamael juga bertanya pada Mois dengan rasa ingin tahu."Tidak masalah. Tidak masalah juga kalau kamu mengetahuinya. Lagi pula, pengumuman daerah akan segera diumumkan. Dekrit kekaisaran itu sungguh ...."Mois menyerahkan salinan tulisan tangan dekrit kekaisaran kepada Tamael."Tidak adil. Bagaimana boleh Yang Mulia mengeluarkan dekrit seperti ini? Tidak adil bagi banyak orang, terutama bagi Arjuna. Benar-benar tidak adil."Setelah membaca isi dekrit kekaisaran, Tamael tidak dapat menerimanya dan merasa marah.Isi dari dekrit yang tidak bisa diterima Tamael dan membuatnya marah kira-kira sebagai berikut.Pada semua ujian daerah dan nasional di Bratajaya, prioritas akan diberikan kepada siswa yang memiliki anak laki-laki. Pelajar yang belum melahirkan anak boleh mengikuti ujian daerah dan nasional, tetapi tidak boleh mengikuti ujian perguruan tinggi.Dengan kata lain, Arjuna yang saat ini tidak mempunyai anak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 482

    "Yang Mulia sekalian, mohon berhenti sebentar." Arjuna mendatangi Danis dan Arga dengan membawa dekrit kekaisaran."Ada apa? Apakah kamu tidak melihat bahwa kami sedang sibuk?"Danis yang pemarah mengira itu adalah salah satu dari bawahan mereka, jadi dia berteriak marah.Dia sungguh kesal. Karena gangguan yang tiba-tiba ini, Arga melemparkan segenggam lumpur ke wajahnya.Dia telah bertarung dengan Arga selama dua hari, ini adalah pertama kalinya dia berhasil diserang oleh Arga. Bagaimana mungkin dia tidak marah?"Arjuna, dia memarahi kamu, jadi jangan ikuti dia ke Pasukan Serigala."Orang pertama yang mengetahui bahwa itu adalah Arjuna adalah Arga. Dia sangat senang melihat Danis memarahi Arjuna."Baiklah, aku akan mendengarkan Perdana Menteri. Aku tidak akan pergi ke Pasukan Serigala," sahut Arjuna sembari tersenyum.Danis meminta maaf kepada Arjuna dengan panik. "Oh, Arjuna, aku salah, aku salah. Aku tidak bermaksud begitu, aku tidak tahu kalau kamu yang datang.""Omong kosong! Arju

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 481

    Kali ini Arga tidak berkunjung secara diam-diam, identitas Danis juga telah terungkap. Arjuna adalah seorang pelajar biasa, tetapi dia dilindungi oleh tiga lapis perlindungan.Mois, yang melihat pemandangan ini untuk pertama kalinya pun menarik napas dalam-dalam.Ngomong-ngomong, jika bukan karena Arjuna, Mois mungkin tidak akan pernah melihat pemandangan seperti itu sepanjang hidupnya.Arjuna benar-benar pembawa keberuntungan bagi dirinya dan Eshan.Mois merapikan seragamnya, kemudian bertanya kepada orang di sekitarnya. Setelah dia yakin penampilannya sudah rapi, dia baru berani melangkah ke dalam rumah Arjuna.Saat masuk ke halaman, Mois tidak melihat Arga dan Danis, tetapi hanya melihat Arjuna yang duduk di paviliun, minum teh sembari membaca buku.Mois berlari mendekat.Melihat Mois, Arjuna berdiri untuk memberi hormat."Jangan, jangan!" Mois segera menghentikannya.Dia menjadi kepala daerah berkat Arjuna. Jika bukan karena ada para pembantu dan penjaga, dia ingin memberi hormat p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 480

    "Kalian pegawai negeri memegang pulpen seharian, begitu kecil dan pendek. Huh, pantas saja bagian itu kalian juga begitu kecil dan ....""Danis, kamu ... apa gunanya itu? Bukankah kamu tetap tidak memiliki anak perempuan?""Arga, kamu sombong mentang-mentang punya anak laki-laki."Danis melempar sebuah batu ke arah Arga."Dasar pria tua biadab, Danis! Bisa-bisanya kamu melempar barang!"Arga juga melemparkan batu tinta ke Danis.Keduanya saling adu mulut hingga saling melempar barang.Semua orang di sekitar Danis dan Arga tercengang, tetapi tidak ada yang berani melangkah maju untuk menghentikan mereka.Arjuna merasa tidak berdaya saat melihat dua lelaki tua itu berkelahi, melempar barang seperti anak kecil.Jika Raka tidak berlutut tadi, dia tidak akan percaya bahwa kedua lelaki tua ini adalah dua orang berkuasa di pengadilan istana.Setelah melempar barang-barang yang ada pada tubuh mereka, mereka mulai melempar perabotan rumah."Pak Tua, kalau kalian berani melempar perabotan rumahk

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status