Beranda / Fantasi / Sang Legenda dari Masa Lalu / Bab 01 : Gadis yang Akan Dieksekusi

Share

Sang Legenda dari Masa Lalu
Sang Legenda dari Masa Lalu
Penulis: Jajaka

Bab 01 : Gadis yang Akan Dieksekusi

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Pentagram! Akan aku ingat wajah kalian berlima! Di alam baka nanti, kalian akan kucincang satu persatu! Terutama kau Nata Digjaya!” teriak seorang pria tua dengan tubuh berlumuran darah, tepat sesaat sebelum tubuhnya melebur menjadi abu. Jari telunjuknya menunjuk seorang pemuda yang juga bersimbah darah yang terkapar di depannya.

“Lotus!” teriak seorang pemuda yang tengah terbaring di tengah kegelapan.

“Kenapa.. padahal sudah satu tahun sejak Lotus tewas,” gumam pemuda tersebut yang tak lain adalah Nata Digjaya. Perlahan dia mengusap wajahnya dengan nafas yang memburu seolah begitu ketakutan.

Perlahan Nata mengatur nafasnya kembali agar tenang. Entah kenapa malam ini udara terasa begitu dingin dari biasanya, perlahan Nata menggerakan kedua kakinya. Nafasnya yang sudah teratur kembali memburu saat merasakan kalau kakinya seolah berada di permukaan tanah, padahal dia ingat jelas kalau malam ini dia terbaring di kediaman barunya yang tak jauh dari istana megah kerajaan Lotus.

“Apa ini?” gumam Nata yang mencoba untuk tetap tenang seraya tangannya meraba tempatnya terbaring.

“Tanah? Bebatuan? Apa mimpi itu membuatku berhalusinasi?”

“Lagipula kamar ini rasamya terlalu gelap dibandingkan biasanya.”

Nata mencoba berdiri untuk menyalakan lampu obor di samping tempat tidurnya, namun dia sama sekali tidak merasa berada di ranjang. Dia mencoba menarik nafas perlahan untuk menenangkan diri. Setelah tenang akhirnya Nata menengadahkan telapak tangan kanannya, tiba-tiba bola api yang begitu terang muncul di atas telapak tangannya.

“Mustahil..” gumam Nata setelah melihat tempatnya terbaring tadi.

“Di mana ini?” batin Nata seraya memandangi sekelilingnya.

Nata saat ini tengah berdiri di tempat yang sekelilingnya terbuat dari tanah dan bebatuan. Jelas-jelas kalau dia sedang berada dalam sebuah gua saat ini, Nata juga mengepal ngepalkan tangan kirinya karena merasa ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya. Kekuatannya serasa tidak seprima biasanya, selain itu banyak pertanyaan aneh lainnya yang mendadak muncul.

“Kenapa aku bisa berada di tempat ini?”

“Jika memang ini pengaruh sihir teleportasi, seharusnya aku bisa merasakannya meski hanya sesaat,” pikir Nata yang kini begitu kebingungan dengan keadaannya saat ini.

Nata kemudian menghela nafas panjang karena tidak ada satupun jawaban yang masuk akal baginya, dia memutuskan untuk keluar dari gua tersebut dan mencari jawabannya di luar. Setelah berjalan cukup lama menelusuri lorong gua akhirnya dia bisa melihat secercah cahaya dan berhasil keluar dari dalam gua tersebut.

Alangkah kagetnya saat dia melihat pemandangan diluar gua yang begitu asing. Meskipun pemandangan yang terhampar di depan matanya begitu indah, namun suasana serta keadaannya cukup berbeda jauh dengan yang pernah dia lihat selama ini. Gua tempatnya terbaring ternyata berada di puncak bukti.

Di kejauhan terlihat bangunan-bangunan yang cukup padat dan luas. Namun arsitektur bangunan serta gaya dan bahan-bahan yang digunakannya Nampak berbeda jauh dengan yang pernah dilihatnya selama ini. Nata pikir mungkin dia saat ini sedang berada di benua antah berantah yang sangat jauh dari kerajaan Lotus.

Nata kemudian berlari cepat menuruni bukit dengan lincahnya, dia berencana untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari orang-orang yang tinggal di sekitar bukit tempatnya terbangun. Di dalam perjalanannya itu Nata semakin yakin kalau ada yang salah dengan kekuatannya, seolah-olah saat ini hanya separuh saja dari kekuatannya yang bisa dia gunakan.

Namun tampaknya tidak ada keanehan dari kekuatan fisik serta tenaganya. Dia bahkan bisa mencapai jarak satu kilometer hanya dalam waktu sepuluh detik saja hingga kini dia sudah berada tak jauh dari pemukiman penduduk yang dia lihat di atas bukit tadi. Akan tetapi dia juga merasa heran karena di sepanjang jalan dia sama sekali tidak berpapasan dengan satu orangpun. Padahal jika melihat besar dan luasnya desa ini seharusnya ada banyak orang yang meninggalinya.

“Apakah tempat ini memang selalu sepi?” ujar Nata sembari menatap rumah-rumah penduduk yang tampak lebih permanen dari yang pernah dia lihat selama ini.

“Kualitas semua bangunan ini jelas-jelas berbeda jauh dengan yang aku tahu selama ini. Bahan-bahannya terlihat mirip dengan yang digunakan di istana Lotus,” sambung Nata sambil memegang tembok rumah.

Di kejauhan tampak tiga orang dewasa tengah berjalan terburu-buru ke arah yang berlawanan dengan tempat Nata datang tadi. Nata juga mulai berjalan hendak mengejar mereka bertiga. Belum sempat Nata mendekati mereka, tiba-tiba saja terdengar suara riuh orang yang begitu ramai dari arah yang hendak mereka tuju saat ini.

Terlihat banyak orang berkerumun mengelilingi sebuah lapangan luas yang ada di tengah-tengah pemukiman tersebut. Nata memicingkan matanya seolah ingin melihat lebih jelas apa yang sedang orang-orang itu perhatikan, namun orang-orang itu berdempetan rapat hingga tidak terlihat jelas apa yang tengah mereka lihat.

“Tiang apa itu?” gumam Nata saat melihat di tengah kerumunan warga terdapat dua tiang menjulang tinggi. Nata perlahan mendekati kerumunan serta mencoba merangsek ke dekat tiang karena begitu penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi.

“Kasihan sekali,” ucap seorang wanita dengan begitu pelan.

“Kalau saja dia menuruti apa kata tuan Leon tentunya mereka tidak akan bernasib seperti ini,” timpal yang lainnya setengah berbisik, terlihat jelas raut ketakutan di wajah mereka.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” batin Nata yang semakin penasaran hingga terus menerobos rapatnya barisan warga agar bisa lebih jelas melihat keadaan di tengah lapangan.

Samar-samar di pertengahan kerumunan orang-orang Nata sudah bisa melihat kalau di tengah lapangan tersebut ada panggung dari bambu. Di atas panggung tersebut terlihat ada dua orang yang sedang berlutut dengan kedua tangan yang terikat serta kepala yang terbungkus kain, hanya dengan melihat sekilas saja Nata sudah mulai memahami keadaan di tempat itu. bahkan dari postur tubuh dan pakaian kedua orang itu saja Nata bisa memperkirakan bahwa salah seorang diantaranya adalah wanita muda dan yang lainnya adalah pria paruh baya.

Di sekeliling panggung tersebut tampak banyak ksatria berbaju besi dengan persenjataan lengkap, tepat di depan panggung itu juga ada sebuah kursi mewah yang tengah di duduki pemuda rupawan sembari tumpang kaki. Sementara di samping kursi yang di dudukinya berdiri seorang wanita berambut panjang dengan wajah dibalut perban hingga wajahnya tidak mungkin dikenali.

 Wanita itu hanya berdiri mematung tanpa bergerak sedikitpun, sementara kepalanya tertunduk ke bawah. Pemuda yang tengah duduk di kursi menengadahkan kepalanya dengan angkuh, pandangannya tertuju kepada dua orang yang berada di atas panggung. Tak lama kemudian pemuda itu berdiri seraya menatap kerumunan warga di sekelilingnya.

“Apakah semua orang yang ada di desa ini sudah berkumpul semuanya kepala desa?” tanya pemuda itu dengan lantang menatap seorang pria tua yang sedang berlutut di tanah.

“Sudah tuan, sesuai perintah tuan Leon,” jawab kepala desa dengan tubuh gemetar.

“Bagus, asal kalian ingat. Siapapun yang tidak hadir ke tempat ini maka mereka akan dianggap penghianat kerajaan serta akan dieksekusi dengan cara yang sama!” tegas pemuda yang ternyata bernama Leon Leonard.

“Jadi itu alasannya,” batin Nata sambil menatap dua orang yang siap di eksekusi di atas panggung.

“Tidak heran aku tidak berpapasan dengan siapapun saat ke sini. Tapi masih ada yang aneh di sini,” gumam Nata sembari menatap wajah orang-orang di sekelilingnya.

Mereka tampak begitu sedih, ada juga yang terlihat ketakutan. Bahkan kebanyakan wanita memejamkan matanya. Jika memang kedua orang yang akan dieksekusi itu adalah penjahat, maka reaksi mereka tidak akan sesuram itu. Bahkan mungkin rasa lega akan tersiran di wajah mereka saat tahu kalau kedua penjahat itu akan dieksekusi.

“Buka penutup kepala mereka!” perintah Leon kepada dua ksatria yang berada di dekat panggung.

Perlahan mereka berdua membuka penutup kepala dua orang tersebut, dan benar saja perkiraan Nata bahwa salah satu diantara mereka adalah pria paruh baya serta satu orang lainnya adalah gadis muda. kedua orang itu saling memandang satu sama lain, raut wajah mereka mendadak terkejut.

“Ayah?” ucap gadis muda itu dengan lirih, airmata mulai keluar dari pelupuk matanya.

“Elis? Kenapa kau juga di sini?” ujar pria paruh baya dengan wajah pucat.

“Tu-tuan Leon. Bukankah anda sudah berjanji tidak akan mengganggu putri saya?” tanya pria paruh baya dengan nada memelas.

“Sayang sekali. Anakmu itu sangat bodoh Atang. Aku sudah memberinya pilihan untuk menikah denganku tapi dia memilih mati daripada harus menjadi istriku,” jawab Leon seraya duduk di kursinya lagi dengan congkak.

“Tapi tuan. Anda juga memberi pilihan untuk menukar nyawa ayahku dengan nyawaku sendiri,” teriak Elis sambil menangis.

“Tidak tuan, anda sudah berjanji untuk mengeksekusi saya dan tidak akan mengganggu keluarga saya lagi!” potong Atang.

“Saya mohon tuan,” sambung Atang sambil menempelkan kepalanya ke panggung.

“Ah.. hubungan keluarga memang begitu indah. Karena itulah agar adil maka aku akan mengeksekusi kalian berdua sekaligus, walaupun aku awalnya ingin menghabisi kalian sekeluarga tapi sisanya malah sudah kabur entah kemana. Tapi tenang saja, aku berjanji bahwa mereka juga akan segera menyusul kalian berdua,” jawab Leon sembari tersenyum puas.

“Bagaimana mungkin.. kenapa masih ada hal semacam itu di dunia ini?” gumam Nata yang tersentak kaget saat mendengar percakapan ketiga orang yang jadi pusat perhatian di tempat itu.

“Seharusnya setelah Lotus beserta kerajaannya takluk satu tahun yang lalu maka pengaruh buruknya di dunia ini juga lenyap, tidak ada perbedaan kasta atau semacamnya, tidak ada juga kesemena-menaan. Mungkin kejahatan kecil memang akan selalu ada, tapi ketidakadilan dan kesewenang-wenangan seperti itu seharusnya sudah lenyap.”

“Apa mungkin tempatku berada saat ini sejak awal memang tidak terjamah pengaruh lotus? Tapi mustahil, kerajaan Lotus sudah berdiri sejak seribu tahun sebelum akhirnya runtuh, tidak ada kerajaan lain di dunia ini selain Lotus karena semuanya sudah dia taklukan. Jikapun memang ada tempat seperti ini maka seharusnya sudah ada kabarnya ke kerajaan Lotus dan juga kepada kami,” batin Nata yang jelas-jelas tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Satu tahun sejak kekalahan Lotus Sang Raja Ketamakan sudah cukup untuk mengubah dunia di era Avaritia. Kedamaian sudah sampai ke seluruh penjuru dunia, bahkan kejahatan sudah sangat jarang ditemukan. Tapi kini apa yang Nata lihat sangat berbeda kenyataannya, perbedaan kasta, ketidakadilan dan kesombongan sedang terpampang jelas di hadapannya.

“Penggal mereka berdua sekarang!” perintah Leon seraya mengangkat tangannya sebagai tanda diiringi dengan senyuman keji tanpa rasa iba.

Semua orang di sana serentak menutup matanya ketika dua ksatria menghunuskan pedangnya yang berkilau pertanda tajam. Elis serta ayahnya hanya bisa tertunduk pasrah menerima nasib mereka, Nata tersentak sadar bahwa saat ini bukan waktunya dia kebingungan memikirkan keadaan di tempat itu, yang jelas kini ada dua orang yang tak jelas kesalahannya akan dieksekusi mati di depan matanya.

Bersambung…

Note:

Jika berkenan silahkan follow IG, Youtube atau Fanpage f******k saya di bawah. Di sana ada informasi tentang karya saya yang lainnya.

Salah satunya ada novel saya tentang para penyihir vs para pendekar yang sudah tamat volume ke-1 nya dan bisa dibaca secara gratis oleh sobat semua.

IG: @jajakareal

Fp: Jalan Fantasy

Yt: Jalan Fantasy

Terima kasih.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lukman Nulhakim
neang jodo
goodnovel comment avatar
Nurdianingsi
mulai waoww
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 02: Sihir Melawan Sihir

    Nata menggerakan tangan kanannya perlahan, dua ksatria yang ada di atas panggung langsung menebaskan pedangnya ke arah leher Elis serta ayahnya yang hanya bisa terdiam dan memejamkan kedua matanya. Tiba-tiba saja pedang yang dipegang oleh kedua ksatria berbaju besi itu langsung terpental dari tangannya seolah dihantam dengan sangat kuat.Tiba-tiba saja wanita di samping Leon yang sejak tadi berdiri langsung maju ke depan Leon seolah hendak melindunginya, tak hanya itu namun wanita itu juga langsung menatap ke arah Nata berada. Tatapan matanya yang tajam langsung bergerilya mengawasi setiap orang di sekitar Nata. Leon sendiri terlihat begitu kaget, sama halnya dengan Nata.“Aku tidak menyangka jika wanita itu sampai bisa merasakannya, padahal aku sudah mencoba sebaik mungkin menggunakannya,” batin Nata.“Ada apa ini Lia?” tanya Leon yang juga terlihat waspada.“Tuan tolong berhati-hati, tampaknya ada penyihir hebat di sekitar sini. Meski

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 03: Pengorbanan

    Leon Leonard yang melihat Nata berhasil kabur membawa dua orang tawanannya yang hendak di eksekusi langsung bangkit dan menghampiri dua ksatria yang tadi dihajar oleh Nata. Leon langsung mencabut pedang yang ada di pinggangnya seraya memenggal leher kedua ksatria itu dengan penuh amarah.Sontak saja perbuatan Leon membuat warga yang berkumpul di sekeliling lapangan langsung menjerit ketakutan. Sementara itu seorang wanita berjalan mendekat ke arah Lia, seorang pria yang tadi sempat menyerang Nata dengan belati juga masih berdiri menatap udara ke arah Nata melarikan diri.“Dasar tidak berguna! Keparat!” umpat Leon dengan penuh amarah sambil menendang tubuh kedua ksatria yang sudah bersimbah darah di tanah.“Mereka benar-benar tidak bisa diandalkan!” gerutu Leon seraya bertolak pinggang.“Bubar kalian! Bubar!” teriak Leon lagi mengusir kerumunan warga yang berkumpul mengelilingi lapangan.‘Plakk’Sebuah tamparan keras mendara

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 04: Perbedaan Era

    Perlahan Elis membuka kedua matanya. Tubuhnya terbaring di bawah pohon yang rindang, angin semilir menerpa tubuhnya yang terasa pegal-pegal di tambah perutnya sudah keroncongan. Elis menggerakan kepalanya mencari ayahnya dan orang yang sudah menyelamatkan mereka berdua.“Ayah..” gumam Elis pelan saat melihat ayahnya terbaring kaku di tanah. Jantungnya berdetak begitu kencang seakan merasakan firasat yang begitu buruk.“Ayah!” teriak Elis yang langsung berlari menghampiri jasad ayahnya. Sembari duduk kedua tangannya mencoba menggerakan tubuh ayahnya namun tak kunjung membuka mata. Saat itu juga airmata Elis langsung mengalir tak tertahan lagi.Elis mendekap tubuh ayahnya yang sudah dingin, ingin sekali dia berteriak kencang namun suaranya tidak kunjung keluar. Hanya raungan kecil penuh pilu yang terdengar menggema diantara pepohonan. Elis mengangkat tubuhnya serta menatap wajah sang ayah yang sudah terpejam. Dia sadar kalau ayahnya sudah tiada, tubuhnya

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 05: Penyergapan di Desa Nalangsa

    “Ada apa?” tanya Nata.“Aku hanya terkejut sebab nama anda sama persis dengan salah satu legenda penyihir di masa lalu. Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang memiliki nama sama seperti mereka,” jawab Elis sembari tersenyum dan melangkahkan kakinya kembali.“Legenda?” tanya Nata lagi.“Ya, ayah pernah bercerita jika delapan ratus tahun yang lalu ada sekelompok penyihir dengan julukan Pentagram. Mereka adalah lima orang penyihir hebat yang tidak ada tandingannya, awalnya aku mengira itu hanya dongeng saja. Tapi ayahku mengatakan bahwa itu adalah kebenaran,” jawab Elis seraya mengenang kembali sosok ayahnya.“Kelihatannya memang benar dugaanku. Tapi kenapa, kapan, siapa dan dimana orang yang telah melakukan sihir terlarang itu?” batin Nata.“Lalu apa yang terjadi kepada mereka?” tanya Nata lagi dengan nada serius hingga membuat Elis keheranan.“Kalau tidak salah, ayah bilang kalau seluruh Pentagram lenyap hanya dalam

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 06: Sihir Andalan

    Prajurit yang dibawa Daiats mulai kebingungan karena tidak mengetahui arah dari serangan Nata yang dengan lincah terus bergerak ke sana kemari menyerang para prajurit itu secara acak. Meski begitu para ksatria itu memang sejak awal sudah ditempa baik fisik dan mentalnya, jadi kadang ada yang bisa menangkis serangan Nata, kadang serangan Nata juga tidak berdampak sama sekali.“Kemampuan mereka memang luar biasa, sejak awal mereka memang sudah biasa dengan pertarungan jarak dekat,” batin Nata setelah serangan pisau anginnya ditangkis oleh salah satu prajurit yang hendak diserangnya.“Meski aku sudah berlatih keras selama setahun ini untuk menutupi setiap kekuranganku, tapi kelihatannya memang masih belum cukup jika harus berhadapan yang sejak awal selalu melatih fisiknya. Ditambah lagi zirah yang mereka kenakan benar-benar mengurangi dampak serangan sihirku. Satu-satunya cara melukai mereka adalah dengan sihir penetrasi tinggi seperti tombak angin atau pisau an

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 07: Kematian Si Pembantai

    "Like the fury of the dragon, a fire that will burn for thousands of years. Dragon Fire!” teriak Daiats.Tepat dari depan tubuh Daiats muncul sebuah lingkaran api, udara di sekitar tempat itu semakin panas. Bahkan tangan Daiats juga mulai melepuh karena belum sempurna menguasai sihir yang akan digunakannya itu.Suara api yang menjilat-jilat membuat pasukan yang dibawa Daiats ketakutan, Nata menggerakan kakinya hingga pasukan musuh yang masih hidup tertutup oleh tanah dan bebatuan sama seperti yang terjadi kepada Elis. Dari lingkaran api di depan Daiats itulah menyembur api yang melesat cepat dan melebar layaknya ombak.“Sihir yang sesungguhnya? Kau bahkan tidak tahu makna sejati dari kekuatan yang namai sihir,” gumam Nata dengan tenang menatap lautan api yang bergerak ke arahnya.Nata menghirup udara dalam-dalam lalu merentangkan tangan kirinya ke depan dengan telapak tangan terbuka. Udara di sekitar Nata

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 08: Keputusasaan

    “Elis,” ucap Nata sembari memegang kedua bahu Elis dan menggerakannya.Elis tidak berkata sepatah katapun, tatapannya masih kosong, meskipun tubuhnya digerakan oleh Nata tapi dia tidak menggerakan anggota tubuhnya sedikitpun. Nata hanya menghela nafas dalam, kelihatannya situasi yang dilihatnya ini membuat mentalnya langsung lemah dan syok.“Sungguh menyedihkan sekali nasibmu, Elis,” kata Nata seraya memangku tubuh Elis dan membawanya ke sebuah rumah yang terlihat masih utuh.Nata membaringkan tubuh Elis di atas tikar setelah membersihkan debunya. Nata menempelkan tangan kanannya di kening Elis yang terlihat setengah sadar, tatapan matanya masih kosong melihat langit-langit. Nata mulai menggunakan sihir healing tingkatan Tri untuk menenangkan Elis.Gradasi cahaya berwarna kuning menerangi seisi rumah. Perlahan mata Elis bergerak, tubuhnya terlihat lebih tenang sampai airmatanya juga berhenti mengalir

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 09: Keputusan

    Nata hanya duduk di samping Elis seraya menyandarkan kepala Elis ke bahunya. Langit yang kelabu seolah menjadi saksi betapa merananya hati Elis saat ini. Cukup lama Elis menangis sampai akhirnya dia mulai tenang, Nata menyarankan agar Elis segera makan sebab sejak tadi siang dia belum makan sedikitpun.Elis hanya mengangguk pelan sembari menyeka airmatanya. Nata sendiri langsung ke dalam rumah untuk membawa makanan dan air, saat kembali ke luar rumah tampak Elis sedang menimang-nimang liontin milik ibunya. Nata hanya tersenyum sembari meletakan air dan makanan di tanah.“Mau aku bantu memakainya?” tawar Nata sambil tersenyum. Elis hanya mengangguk pelan dan memberikan liontin tersebut kepada Nata, dengan hati-hati dia mulai memakaikan liontin itu di leher Elis.“Nata,,” ucap Elis dengan lirih selagi Nata memasangkan liontin di lehernya.“Ya?” jawab Nata.“Maukah kau men

Bab terbaru

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Penutup

    Selamat pagi sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Sang Legenda dari Masa Lalu akhirnya sampai di titik akhir, kisah yang bermula pasti akan berakhir. Perjalanan panjang Nata Digjaya akhirnya telah berakhir, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 163: Akhir Perjalanan Sang Legenda

    Satu bulan sudah berlalu sejak pertemuan tujuh pemimpin kerajaan besar dunia, kini hampir semua orang sudah tahu bahwa era Superbia sudah berakhir dan sudah dimulai sebuah era baru yang bernama Victoria. Semua itu tak terlepas dari peran para pemimpin tujuh kerajaan besar yang langsung menyebarkan kabar tentang hasil pertemuan semua pemimpin.Kini semua kerajaan sedang sibuk-sibuknya memulihkan keadaan kerajaan mereka masing-masing, Kerajaan Irish juga masih sibuk menata kota yang sistem pemerintahannya carut marut akibat pemerintahan Raja Setra Kaladupa. Banyak kota dan desa yang dibangun kembali terutama wilayah bagian utara yang sempat menjadi tempat kerusuhan, sementara di selatan ada Desa Nalangsa yang juga sedang dibangun kembali.Nata serta Elis beberapa minggu terakhir juga ikut serta membantu pembenahan Desa Nalangsa yang sebelumnya sudah menjadi desa yang kosong karena pembantaian Daiats, mereka juga mengundang para kerabat dan ora

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 162: Era Baru, Victoria!

    Sontak saja semua orang yang ada di sana sangat terkejut kecuali Rena yang memang sejak lama sudah berbincang tentang masalah tersebut dengan Elis dan Nata. Meski awalnya dia menolak permintaan mereka berdua namun pada akhirnya Rena menyetujuinya dengan berat hati.“Tapi nona, apa yang terjadi?” tanya Candra yang terlihat begitu kaget.“Anda dan tuan Nata adalah orang paling penting bukan hanya bagi Kerajaan Irish namun juga bagi enam kerajaan besar lainnya, apa yang terjadi sampai anda memilih keputusan seperti itu?” tanya Raja Wirya.“Sudah sejak lama Nata memikirkan semuanya, dia sudah berjuang dengan sekuat tenaga agar dunia sampai di titik saat ini. Mungkin bukan berarti sekarang kami menyerah atau sudah puas, tapi dengan kondisi Nata saat ini rasanya sudah cukup kami untuk berdiri bersama tuan dan puan semuanya,” jawab Elis.“Bukan berarti kami ingin me

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 161: Pertemuan 7 Pemimpin Kerajaan Besar Dunia

    Lebih dari dua bulan waktu sudah berlalu sejak eksekusi Verz Saturn. Kini Raja Wirya dan Rena semakin sibuk dengan penataan kerajaan besar lainnya, tapi karena bantuan dari Nata dan yang lainnya tugas mereka tidak mendapatkan halangan yang berarti, terutama Elena yang sangat berperan penting dengan sihir teleportasinya.Saat ini rakyat Kerajaan Thymus sudah setuju dengan usul dari Nata agar Candra memimpin kerajaan mereka untuk sementara. Tak lama setelah Candra resmi menjadi raja sementara dia langsung bergerak dengan menghukum banyak bangsawan dan petinggi kerajaan yang serakah dan menggantinya dengan orang-orang yang jujur serta adil, tindakannya itu langsung disambut baik seluruh rakyat Kerajaan Thymus.Kerajaan Nigella, Dicentra, Fragaria dan Iberis juga setuju dengan usul Nata tentang pemilihan pemimpin kerajaan mereka yang dipilih langsung oleh rakyatnya. Selama beberapa minggu terakhir ini pemilihan pemimpin dilakukan di keempat kera

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 160: Pewaris Kekuatan Raja Iberis (part 2)

    Nata menjelaskan bahwa Raja Iberis juga bisa menangkal serangan langsung tekanan mana miliknya hingga tubuhnya tidak bisa hancur hanya dengan jentikan jari saja, sihirnya juga tidak terurai lagi saat Nata menjentikan jarinya padahal semua penyihir lainnya tidak bisa melakukan hal seperti itu. Jika Verz memang pewaris kekuatan Raja Iberis maka dia juga akan melakukannya karena dia tidak akan mungkin mau mati begitu saja.Ketika Verz Saturn juga tidak terkena dampak apa-apa saat Nata menjentikan jarinya dia jadi yakin bahwa Verz memang orang yang mewarisi pengetahuan Raja Iberis, sebab sejauh ini hanya Raja Iberis dan Draco saja yang tahu cara menghentikan serangan langsung Nata tersebut. Ditambah lagi nilai Verz yang hampir sempurna di dalam tes menambah Nata semakin yakin.Raja Iberis selama ini sudah banyak melakukan percobaan dengan semua sihir terlarang yang ada, tentunya hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena kalau banyak oran

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 159: Pewaris Kekuatan Raja Iberis (part 1)

    Verz terlihat menatap tajam Nata yang mulai menggerakan kedua jarinya. Saat itu juga Nata langsung menjentikan jarinya hingga suaranya terdengar oleh Candra, Elis dan Verz sendiri. Namun tidak ada hal apapun yang terjadi, Nata saat itu juga langsung tersenyum.“Sepertinya memang dia orangnya, Elis!” ucap Nata di dalam pikiran Elis.“Pangeran Candra, dia orangnya!” tukas Elis yang dengan cepat langsung menggunakan sihir naga api putih, udara di ruangan tersebut terasa sangat panas.“Baik!” tukas Candra yang langsung menggenggam pedangnya dengan kuda-kuda yang kokoh.Namun Verz kini terlihat tidak terkejut, dia langsung menggunakan sihir naga air hingga udara di ruangan tersebut juga mulai lembab. Nata mencoba kembali menjentikan jarinya namun naga air itu tidak hilang, semua itu sama persis seperti saat dia melakukannya kepada Brick. Hal itu menandakan Verz juga tah

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 158: Hasil Tes di Kerajaan Iberis

    Satu bulan lebih sudah berlalu sejak Nata dan Elis sadarkan diri, kini mereka berdua sudah bisa beraktifitas seperti biasa karena rasa sakit dan pegal di tubuhnya sudah hilang. Kini sudah memasuki akhir bulan 2 tahun 82 Era Superbia, biasanya pada bulan 2 inilah acara tahun baru dirayakan namun tahun baru pada tahun ini tidak terlalu ramai karena hampir semua kerajaan sedang berduka, mungkin tahun baru kali ini adalah tahun baru paling kelam di era Superbia.Perayaan tahun baru yang dilaksanakan pada tanggal 27 bulan 2 setiap tahunnya bukan tanpa alasan, karena dahulu Era Invidia dinyatakan berakhir pada bulan 2 tanggal 26 tahun 388. Karena itulah Era Superbia dimulai pada tanggal 27 bulan 2, jadi kalau hitungan tanggal dan bulannya tetap melanjutkan era-era sebelumnya sesuai tradisi lama. Sebab hal itulah sampai saat ini tahun baru Superbia selalu dilaksanakan tanggal 27 bulan 2 setiap tahunnya di tujuh kerajaan besar yang ada di dunia.Di

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 157: Permintaan Elis Sandriani

    “Maaf tuan, tapi bukankah hal itu malah akan dicurigai oleh pewaris kekuatan Raja Iberis? Dia mungkin akan berpura-pura bodoh karena khawatir itu semua adalah rencana anda, terlebih jika memang pikiran Raja Iberis terhubung dengan orang itu akibat efek samping soul shifters maka dia juga pasti tahu anda dan Elis mengetahui bahwa Raja Iberis memiliki banyak pengetahuan perihal sihir terlarang,” potong Lia.“Memang benar, karena itulah test akan dilakukan setelah mereka semua berada dalam tahanan selama satu minggu. Selama satu minggu itulah aku ingin kalian memancing para penjaga tahanan untuk terus membicarakan diriku. Sebarkan informasi ke dalam tahanan bahwa aku dan Elis ditemukan tidak sadarkan diri di medan perang setelah bertarung dengan Raja Iberis, katakan juga bahwa sampai saat ini kami masih belum sadarkan diri,” jawab Elis.“Dengan begitu orang itu akan lengah dan tidak menyangka jika test itu dibuat o

  • Sang Legenda dari Masa Lalu   Bab 156: Kecerdikan Nata Digjaya (part 2)

    “Itu tidak akan terjadi jika kita mengawasi semua gerak gerik bangsawan dan orang-orang penting di Kerajaan Iberis, kita juga harus mengambil tindakan untuk membatasi kekuasaan dan pergerakan mereka agar tidak memiliki kekuatan untuk membalas dendam, kita tidak boleh memberikan sedikitpun celah bagi kejahatan untuk berkembang. Aku yakin Raja Wirya dan Ratu Rena sudah memikirkan hal itu juga,” jawab Elis.“Kami memang sudah memikirkannya tuan, kami bahkan sudah mulai bergerak melakukannya. Tapi jika memang pewaris kekuatan Raja Iberis tidak bersembunyi di daerah terpencil lalu dimana dia? Dan bagaimana kita mengetahui siapa orangnya?” tanya Raja Wirya.“Mudah saja. Pertama kita harus mencari tahu terlebih dahulu siapa orangnya lalu baru mencari keberadaannya. Ingatlah bahwa sihir soul shifters hanya mewariskan ingatan, pengetahuan dan kekuatan saja. Itu artinya kecerdasan, ambisi dan keterampilan pemiliknya tidak

DMCA.com Protection Status