“Ada apa?” tanya Nata.
“Aku hanya terkejut sebab nama anda sama persis dengan salah satu legenda penyihir di masa lalu. Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang memiliki nama sama seperti mereka,” jawab Elis sembari tersenyum dan melangkahkan kakinya kembali.“Legenda?” tanya Nata lagi.“Ya, ayah pernah bercerita jika delapan ratus tahun yang lalu ada sekelompok penyihir dengan julukan Pentagram. Mereka adalah lima orang penyihir hebat yang tidak ada tandingannya, awalnya aku mengira itu hanya dongeng saja. Tapi ayahku mengatakan bahwa itu adalah kebenaran,” jawab Elis seraya mengenang kembali sosok ayahnya.“Kelihatannya memang benar dugaanku. Tapi kenapa, kapan, siapa dan dimana orang yang telah melakukan sihir terlarang itu?” batin Nata.“Lalu apa yang terjadi kepada mereka?” tanya Nata lagi dengan nada serius hingga membuat Elis keheranan.“Kalau tidak salah, ayah bilang kalau seluruh Pentagram lenyap hanya dalam semalam tanpa meninggalkan jejak. Tapi banyak yang menduga kalau mereka sejak awal terluka setelah melawan penyihir jahat saat itu hingga pada akhirnya mereka meninggal,” tutur Elis sembari mengerutkan keningnya mengingat kembali setiap cerita dari ayahnya.“Kenapa kau kelihatan tidak yakin begitu?” tanya Nata kembali sambil tersenyum karena merasa lucu sebab sejak tadi Elis selalu bercerita berdasarkan dongeng ayahnya.“Ya karena aku hanya tahu semua cerita itu dari ayah, lagipula aku belum tahu kebenarannya,” jawab Elis.“Maksudmu kamu sendiri tidak tahu sejarah Pentagram?”“Mana mungkin tahu, anda sendiri harusnya tahu kalau rakyat jelata tidak diperbolehkan sekolah.”“Eh? Lalu ayahmu tahu dari mana?” tanya Nata lagi, entah kenapa dia merasa kalau masih ada banyak hal tentang ayah Elis yang mungkin bisa membantunya memecahkan misteri keberadaannya di era ini.“Ayah bilang kalau dia semasa muda pernah bekerja di keluarga bangsawan. Di sanalah dia mendapatkan banyak pengetahuan yang tidak diketahui rakyat biasa terutama tentang sihir dan berbagai sejarah di kerajaan Irish. Meski begitu pada akhirnya ayah memutuskan untuk undur diri dan menetap di desa Randegan hingga menikah dengan ibu,” jelas Elis.“Apa dia pernah bilang di keluarga bangsawan mana dia bekerja?”“Dia tidak pernah mengatakannya, yang aku tahu ayah cukup lama bekerja di sana. Lagipula ayah bilang sebaiknya kami memang tidak perlu tahu, tapi mungkin saja ibu mengetahuinya,” jawab Elis.“Begitu ya, aku mengerti sekarang,” gumam Nata.Saat ini Nata menyimpulkan bahwa tujuan awal keluarga Leonard datang ke desa Randegan adalah untuk mencari keberadaan ayah Elis. Tidak lain alasannya karena ayah Elis pernah bekerja di keluarga mereka dan mengetahui berbagai hal yang seharusnya tidak pernah diketahui oleh rakyat biasa. Karena itulah mereka berniat melenyapkannya.Ada kemungkinan ayah Elis tidak mengundurkan diri dari keluarga Leonard melainkan kabur dari kediaman mereka. Sejak awal memang tidak terlalu masuk akal jika ada bangsawan dari kota yang sengaja datang ke desa kecil hanya untuk mencari keberadaan rakyat biasa tanpa alasan yang jelas.“Kemungkinan selama ini mereka terus mencari keberadaan ayahnya di seluruh kerajaan. Tapi jika itu memang benar maka Elis dan keluarganya masih berada dalam bahaya,” batin Nata seraya menatap Elis yang masih berjalan.Nata pikir mungkin ada baiknya jika sudah menemui ibu dan saudara Elis lainnya. Dia akan membawa mereka ke kerajaan lain untuk memulai hidup baru dengan aman, lagipula dia merasa berhutang budi karena mendapatkan banyak informasi dari Elis. Nata yakin jika ayah Elis lebih banyak menceritakan kisah dan pengetahuannya kepada sang istri dibandingkan kepada anaknya sendiri, karena itu akan sangat menguntungkan jika Nata bisa bertemu dengan ibu Elis.“Anu.. maaf tuan-““Jangan panggil aku tuan, panggil saja Nata,” potong Nata sesaat sebelum Elis menyelesaikan perkataannya.“Tapi-”“Aku itu bukan dari keluarga bangsawan, bukan juga penyihir keluarga bangsawan. Lagipula kelihatannya umur kita tidak terpaut jauh,” potong Nata lagi seraya tersenyum.“Ba.. baik. Tapi kalau anda bukan bangsawan lalu bukan penyihir keluarga bangsawan, terus anda sebenarnya siapa?” tanya Elis.Nata terdiam sejenak memikirkan jawaban yang tepat. Jika dia mengatakan kebenarannya Nata khawatir itu malah akan membuat Elis berada dalam bahaya. Dia masih belum tahu identitas dan tujuan dari orang yang memindahkan keberadaannya ke era ini. Jika orang itu berniat jahat maka ada kemungkinan Elis juga berada dalam bahaya karena pernah bersamanya.“Anggap saja aku seorang pengembara dari tempat yang amat jauh dari kerajaan ini, selama diperjalanan aku belajar berbagai pengetahuan tentang dunia ini dari banyak orang. Saat ini tujuanku adalah mempelajari berbagai hal yang ada di kerajaan Irish, jujur saja sepanjang perjalanan kita tadi aku sudah banyak belajar hal baru. Karena itulah jangan bersikap formal kepadaku, sebab aku lebih suka dianggap teman daripada dianggap bangsawan,” jawab Nata.Elis hanya mengangguk saja mendengar penjelasan Nata, sekilas tersirat kekaguman dari wajah Elis. Hal itu memang wajar bagi mereka yang selama ini hanya berkutat di satu desa saja tanpa pergi ke tempat lain, mereka tentunya penasaran dengan berbagai hal yang ada di tempat lain di dunia ini.***Selama tiga hari Nata dan Elis berjalan menuju desa tempat kelahiran ibu Elis. Selama itu juga mereka hanya bisa bermalam di tengah hutan dan perkampungan kecil saja, tidak ada satupun kota yang mereka lewati. Nata semakin yakin kalau saat ini dia memang berada di era yang berbeda, karena tidak mungkin kerajaan seluas Irish tidak pernah di ketahui oleh Pentagram.Di sepanjang perjalanan itu juga Nata mendapatkan banyak informasi lain terkait era Superbia. Bahkan diketahui bahwa saat ini di dunia terdapat tujuh kerajaan besar, yang uniknya di masing-masing kerajaan itu dikatakan terdapat kuburan para penyihir hebat pada masanya. Lima diantaranya adalah kuburan para penyihir Pentagram yang ada di lima kerajaan yang berbeda, sedangkan dua kerajaan lainnya dikabarkan memiliki kuburan penyihir hebat yang muncul tiga ratus tahun yang lalu.Nata sebenarnya penasaran dengan identitas dua penyihir hebat yang belum diketahui namanya itu, namun seperti biasa tidak banyak informasi yang dia dapatkan dari rakyat biasa. Hanya para bangsawanlah yang diperbolehkan mengetahui berbagai hal lebih detail lagi tentang sejarah dunia ini dan juga tentang sihir.Elis juga tampaknya sudah tidak terlalu formal lagi dengan Nata, kini mereka berdua lebih mirip teman seperjalanan. Bahkan Nata juga sengaja sering membuat candaan kepada Elis agar suasana lebih akrab. Pada akhirnya siang ini Elis bilang bahwa kampung halaman ibunya sudah dekat.Elis terlihat mulai sumringah, Nata rasa itu karena dia sebentar lagi akan segera bertemu dengan ibu serta saudaranya yang lain. Rumah-rumah sederhana mulai terlihat berjejer di depan mereka berdua. Namun entah kenapa suasana di desa itu begitu sepi bahkan suara hewanpun tidak terdengar. Nata mendadak menahan langkah Elis yang berjalan di sampingnya.“Ada apa Nat?” tanya Elis.“Ada yang tidak beres di desa ini,” jawab Nata seraya menatap sekelilingnya. Angin semilir yang menerpa tubuh mereka berdua terasa begitu dingin menusuk tulang, meski samar namun Nata mencium bau amis darah terbawa oleh angin yang bertiup.“Darah?” ujar Nata.“Kenapa terasa begitu sepi ya,” ucap Elis yang juga melihat sekelilingnya.“Di mana rumah ibumu?” tanya Nata.“Masih cukup jauh, di depan sana kalau tidak salah ada pesawahan. Nah rumah nenek di sekitar situ,” jawab Elis seraya menunjuk ke depan.Nata ragu apakah harus melanjutkan langkahnya atau bagaimana, dia merasakan firasat buruk. Terlebih jika diamati baik-baik tampaknya rumah-rumah yang kini ada di sekitar mereka juga tampak sudah tidak terurus, namun karena dia sibuk berfikir serta memperhatikan sekitarnya Nata tidak sadar kalau Elis sudah berjalan duluan.“Ibu..” terdengar teriakan Elis yang membuat Nata terhenyak sadar.“Elis?” batin Nata seraya berlari kencang menyusul Elis.“Biadab..” ujar Nata sesaat setelah berada di belakang Elis yang terduduk kaku melihat pemandangan di depannya.“Tidak.. tidak.. ibu..” teriak Elis sambil terisak mengeluarkan airmata.Pesawahan yang ada di depan mereka berdua sudah berubah merah. Tepat di tengah pesawahan itu tampak ratusan mayat terbujur kaku. Dari mulai anak-anak sampai lansia ada di sana. Jika dilihat dari kondisi mayatnya kemungkinan mereka sudah dihabisi lebih dari seminggu yang lalu.“Haaaa…” Elis berteriak sejadi-jadinya sambil memegang kepalanya dengan erat.“Elis,” ujar Nata yang langsung memegang kedua pundak Elis.Tubuh Elis bergetar hebat, dia terus menjerit pilu seiring dengan airmatanya yang terus berderai. Apapun yang Nata katakan tidak membuat Elis berhenti menjerit histeris. Baru saja Nata hendak menggunakan sihir penenang tiba-tiba saja dia merasakan pergerakan orang lain di sekitarnya.“Sepuluh orang? Tidak ini lebih dari sepuluh orang,” gumam Nata yang langsung berdiri dengan penuh kewaspadaan. Benar saja, tak lama kemudian bermunculan orang-orang dengan pakaian khas ksatria sembari membawa senjata mereka masing-masing. Jumlahnya mungkin lebih dari dua puluh orang yang kini mengepung Nata.“Cih, aku muak mengakuinya. Tapi perkiraan Baron memang tepat,” ucap seorang pria yang duduk di atap rumah warga.“Dua puluh lebih ya, aku tidak akan bisa menang dengan mudah. Terlebih tampaknya Elis benar-benar terpukul berat dengan situasi ini,” pikir Nata sambil berdiri melindungi Elis.“Siapa kalian?” tanya Nata.“Ha? Apa kalian tipe orang yang suka melupakan kesalahan kalian sendiri hah!” bentak pria yang sejak tadi duduk di atap rumah.“Kelihatannya mereka memang masih ada kaitannya dengan keluarga Leonard. Mungkin saja sejak awal mereka memang sudah mengantisipasi semua yang akan dilakukan oleh ayah Elis,” gumam Nata sembari menatap tajam pria yang duduk memelototinya dari atap rumah.“Cih. Apa kau tuli?!” teriak pria itu lagi dengan kencang.“Kelihatannya kau sangat marah,” ucap Nata sambil menatap balik pria itu tanpa keraguan.“Marah kau bilang?!” bentak pria yang duduk di atap rumah, dia adalah salah satu penyihir yang bekerja di keluarga bangsawan Leonard. Namanya adalah Daiats.“Jika bukan gara-gara kalian berdua maka aku tidak perlu berada di sini mencium bau darah dan bangkai sampah-sampah itu! kalian harus membayarnya! Aku bahkan harus susah payah menghilangkan bau busuk bangkai itu hanya untuk bisa tidur nyenyak! Apa aku tidak pantas marah!” teriak Daiats seraya berdiri dan bertolak pinggang.“Bukankah itu ulah kalian sendiri?” tanya Nata yang mencoba tetap tenang meskipun amarah semakin membara setelah mendengar perkataan lawannya, dia masih memikirkan cara terbaik untuk membawa Elis menjauh.“Dasar sampah! Habisi mereka berdua di sini!” teriak Daiats memberi komando kepada pasukan yang dibawanya. Seketika itu juga para prajurit yang mengepung Nata langsung maju serentak, sedangkan tubuh Elis langsung ambruk ke tanah setelah mentalnya drop melihat keadaan kampong halaman ibunya.“Kelihatannya memang tidak ada pilihan lain lagi,” batin Nata yang langsung memasang kuda-kuda, dia pikir selain Elis tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi karena tidak ada warga biasa lainnya yang perlu dia lindungi di sana.Saat seorang prajurit melayangkan pedangnya hendak menebas bahu Nata tiba-tiba saja tubuhnya terpental ke belakang. Bukan hanya satu tapi Sembilan orang yang mendekatinya langsung terpental. Nata sengaja ingin membuat jarak agar lebih leluasa melindungi Elis, sedangkan Daiats yang menyaksikan hal itu terlihat terkejut.“Tanpa rapalan?” ujar Daiats.“Zirah mereka tampaknya terbuat dari bahan terbaik yang mengurangi dampak serangan sihir, benar-benar sudah disiapkan dengan matang,” batin Nata setelah melihat para prajurit yang terpental tadi tidak mengalami luka berarti meskipun sihir angin yang digunakan Nata adalah tingkatan Tri yang biasanya bisa menimbulkan luka parah.Nata langsung menginjak tanah, seketika itu juga bebatuan bergerak mengurung tubuh Elis. Tentu saja hal itu membuat Daiats semakin kaget, dia tidak menyangka kalau Nata juga bisa menggunakan sihir dengan jenis yang berbeda. Tanpa basa-basi Nata langsung menciptakan pisau angin di kedua tangannya lalu bergerak untuk menyerang balik.Seorang prajurit menebaskan pedangnya namun ditahan oleh pisau angin di tangan kiri Nata, sementara tangan kanannya dengan lincah melemparkan pisau angin ke kaki prajurit tersebut hingga terdengar pekikan kencang. Namun rekan prajurit itu tidak mempedulikannya, mereka menyerang Nata lagi dengan senjata mereka masing-masing.Namun Nata dengan lincah meliuk-liukan tubuhnya untuk menghindari serangan lawan. Bahkan tanpa menoleh Nata bisa menghindari serangan dari belakang dengan cara melompat ke udara, saat itu juga kedua tangannya melemparkan pisau angin ke kaki prajurit yang mencoba menebas bebatuan yang melindungi tubuh Elis.Kedua pisau itu menancap dengan tepat sasaran hingga tubuh mereka ambruk karena kehilangan keseimbangan, kaki mereka langsung mengeluarkan darah seakan terkena tusukan benda tajam. Saat Nata berada di udara para prajurit yang berada di bawah sudah bersiap untuk menyerangnya jika turun. Akan tetapi Nata malah seakan mengambang di udara lalu melebarkan telapak tangannya ke bawah.Saat itu juga angin memadat menjadi belasan tombak angin, melihat pergerakan musuhnya itu Daiats tidak tinggal diam. Dia memegang siku tangan kanannya dengan tangan kiri lalu menjuluskan telapak tangan kanannya ke depan mengarah kepada Nata.“A spear that is not just a spear, a fire that is not just fire. Fire Spear!" ucap Daiats.Seketika itu juga belasan tombak api terbentuk dan langsung melesat ke arah Nata. Tapi Nata sepertinya sudah menduga hal itu, dia langsung mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Daiats dan seketika itu juga tombak angin yang sudah memadat melesat menuju Daiats.“Bhhhaammrrr..”Terdengar suara ledakan-ledakan hebat saat kedua sihir tingkat tiga itu beradu satu sama lainnya. Tanpa membuang banyak waktu, Nata langsung menyatukan kedua telapak tangannya. Seketika itu juga udara di sekitar tempat mereka terasa mulai dingin, kabut mulai muncul menyelimuti tempat pertarungan mereka. Tanpa para prajurit sadari Nata sudah menapak lagi di tanah dan langsung melakukan serangan balasan.“Refleks cepat, sihir tanpa rapalan, keahlian bela diri, menguasai jenis sihir lebih dari satu. Dia jelas-jelas orang yang sangat berpengalaman dalam bertarung. Pengamatannya, pergerakannya, semuanya tidak ada yang sia-sia, sudah seperti orang yang kenyang peperangan. Sebenarnya siapa dia?” gumam Daiats yang sangat terkejut dengan kemampuan Nata.Bersambung…Prajurit yang dibawa Daiats mulai kebingungan karena tidak mengetahui arah dari serangan Nata yang dengan lincah terus bergerak ke sana kemari menyerang para prajurit itu secara acak. Meski begitu para ksatria itu memang sejak awal sudah ditempa baik fisik dan mentalnya, jadi kadang ada yang bisa menangkis serangan Nata, kadang serangan Nata juga tidak berdampak sama sekali.“Kemampuan mereka memang luar biasa, sejak awal mereka memang sudah biasa dengan pertarungan jarak dekat,” batin Nata setelah serangan pisau anginnya ditangkis oleh salah satu prajurit yang hendak diserangnya.“Meski aku sudah berlatih keras selama setahun ini untuk menutupi setiap kekuranganku, tapi kelihatannya memang masih belum cukup jika harus berhadapan yang sejak awal selalu melatih fisiknya. Ditambah lagi zirah yang mereka kenakan benar-benar mengurangi dampak serangan sihirku. Satu-satunya cara melukai mereka adalah dengan sihir penetrasi tinggi seperti tombak angin atau pisau an
"Like the fury of the dragon, a fire that will burn for thousands of years. Dragon Fire!” teriak Daiats.Tepat dari depan tubuh Daiats muncul sebuah lingkaran api, udara di sekitar tempat itu semakin panas. Bahkan tangan Daiats juga mulai melepuh karena belum sempurna menguasai sihir yang akan digunakannya itu.Suara api yang menjilat-jilat membuat pasukan yang dibawa Daiats ketakutan, Nata menggerakan kakinya hingga pasukan musuh yang masih hidup tertutup oleh tanah dan bebatuan sama seperti yang terjadi kepada Elis. Dari lingkaran api di depan Daiats itulah menyembur api yang melesat cepat dan melebar layaknya ombak.“Sihir yang sesungguhnya? Kau bahkan tidak tahu makna sejati dari kekuatan yang namai sihir,” gumam Nata dengan tenang menatap lautan api yang bergerak ke arahnya.Nata menghirup udara dalam-dalam lalu merentangkan tangan kirinya ke depan dengan telapak tangan terbuka. Udara di sekitar Nata
“Elis,” ucap Nata sembari memegang kedua bahu Elis dan menggerakannya.Elis tidak berkata sepatah katapun, tatapannya masih kosong, meskipun tubuhnya digerakan oleh Nata tapi dia tidak menggerakan anggota tubuhnya sedikitpun. Nata hanya menghela nafas dalam, kelihatannya situasi yang dilihatnya ini membuat mentalnya langsung lemah dan syok.“Sungguh menyedihkan sekali nasibmu, Elis,” kata Nata seraya memangku tubuh Elis dan membawanya ke sebuah rumah yang terlihat masih utuh.Nata membaringkan tubuh Elis di atas tikar setelah membersihkan debunya. Nata menempelkan tangan kanannya di kening Elis yang terlihat setengah sadar, tatapan matanya masih kosong melihat langit-langit. Nata mulai menggunakan sihir healing tingkatan Tri untuk menenangkan Elis.Gradasi cahaya berwarna kuning menerangi seisi rumah. Perlahan mata Elis bergerak, tubuhnya terlihat lebih tenang sampai airmatanya juga berhenti mengalir
Nata hanya duduk di samping Elis seraya menyandarkan kepala Elis ke bahunya. Langit yang kelabu seolah menjadi saksi betapa merananya hati Elis saat ini. Cukup lama Elis menangis sampai akhirnya dia mulai tenang, Nata menyarankan agar Elis segera makan sebab sejak tadi siang dia belum makan sedikitpun.Elis hanya mengangguk pelan sembari menyeka airmatanya. Nata sendiri langsung ke dalam rumah untuk membawa makanan dan air, saat kembali ke luar rumah tampak Elis sedang menimang-nimang liontin milik ibunya. Nata hanya tersenyum sembari meletakan air dan makanan di tanah.“Mau aku bantu memakainya?” tawar Nata sambil tersenyum. Elis hanya mengangguk pelan dan memberikan liontin tersebut kepada Nata, dengan hati-hati dia mulai memakaikan liontin itu di leher Elis.“Nata,,” ucap Elis dengan lirih selagi Nata memasangkan liontin di lehernya.“Ya?” jawab Nata.“Maukah kau men
Nata dan Elis berjalan beriringan, mereka tampaknya sudah agak jauh dari desa Nalangsa. Nata terlihat terus memperhatikan sekelilingnya dengan waspada, dia tidak menurunkan kewaspadaannya meskipun tidak ada hal mencurigakan yang terlihat. Yang ada di depan mereka hanyalah pepohonan besar nan rindang.“Kelihatannya Kerajaan Irish ini daerahnya memang didominasi oleh hutan,” ujar Nata.“Aku sering dengar dari pengembara yang datang ke desaku kalau di daerah selatan Kerajaan memang masih banyak hutan. Tapi katanya kalau di daerah sebelah utara kerajaan hutan memang sudah sangat jarang,” timpal Elis.“Begitu ya,” ucap Nata yang tak ingin lagi memperpanjang percakapannya, dia khawatir nanti Elis malah akan curiga sebab pengetahuannya tentang daerah di Kerajaan Irish sangat kurang. Padahal dia sendiri mengaku sebagai seorang pengembara.“Baiklah mungkin di sini,” kata Nata sembari m
Mereka kembali melanjutkan perjalanan setelah selesai makan. Sepanjang perjalanan Elis terus berusaha mencari elemen mana yang cocok dengan tubuhnya setelah tidak cocok dengan elemen angin, mulai dari healing, tanah dan air. Tapi sejauh ini dia masih belum menemukan kecocokan. Nata mengatakan bahwa kini tersisa dua kemungkinan saja, elemen api atau Elis menguasai sihir khusus. “Tapi bagaimana kalau aku ternyata tidak memiliki bakat dalam ilmu sihir?” tanya Elis. “Itu tidak mungkin, setiap tubuh makhluk hidup baik itu hewan atau tumbuhan apalagi manusia selalu memiliki mana. Bakat itu bukanlah sesuatu yang penting sebab pada dasarnya semua orang bisa menjadi hebat hanya dengan berusaha keras pantang menyerah,” tutur Nata. “Tapi, jika aku berhasil menemukan kecocokan dengan salah satunya. Belum tentu dalam waktu cepat bisa segera menggunakannya,” ucap Elis sembari memegang liontin di lehernya. Nata yakin kalau Elis ingin segera membalaskan dendam orang tua dan
Selama satu minggu setelah Elis menemukan kecocokannya dengan sihir api, mereka kembali melanjutkan perjalanannya, tapi kali ini sambil berjalan Nata terus mengajari Elis sihir tingkatan Eka (kesatu). Elis butuh waktu tiga hari sampai bisa menguasai tingkatan sihir paling dasar tersebut.Nata terus memberikan semangat kepada Elis agar tidak langsung pesimis. Dia bilang mempelajari sihir tanpa rapalan memang lebih susah dibandingkan dengan rapalan. Tapi susahnya hanya di awal-awal saja. Sebab penggunaan sihir tanpa rapalan itu sangat bergantung dengan imajinasi, keyakinan dan konsentrasi.Jika ketiga hal itu terus diasah dari awal maka semakin lama orang itu mempelajari sihir maka akan semakin mudah juga dia menguasainya. Sampai saat ini Elis masih terus berusaha menggunakan sihir api tingkatan Dwi (kedua), sudah terlihat ada kemajuan dibandingkan beberapa hari sebelumnya.Nata juga tidak hanya mengajari Elis sihir saja, tapi dia juga mengajarinya cara membela di
“Sayang sekali, aku tidak memilih keduanya,” jawab Nata sembari tersenyum seolah tidak merasa gentar sedikitpun.“Kalau begitu, biarkan pedangku yang memilihnya!” tegas pria di depan Nata, ternyata dia adalah Brok bos dari komplotan bandit yang biasa berkeliling mencari mangsa di daerah selatan Kerajaan Irish. Dua pria lainnya adalah anak buah kepercayaannya yang bernama Brek dan Bruk.Brok langsung menebaskan pedangnya tapi Nata langsung membawa Elis mundur menjauh, belasan anak buah Brok langsung mengejar untuk menyerang Nata setelah mendapatkan perintah dari Brek.“Berhati-hatilah, aku akan menghadapi mereka dari dekat,” ucap Nata kepada Elis setelah menapak kembali di tanah.“Baik,” jawab Elis yang langsung menatap tajam semua lawannya, dia rasa Nata ingin melihat sejauh mana perkembangan latihannya selama seminggu ini.Nata sen
Selamat pagi sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Sang Legenda dari Masa Lalu akhirnya sampai di titik akhir, kisah yang bermula pasti akan berakhir. Perjalanan panjang Nata Digjaya akhirnya telah berakhir, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada
Satu bulan sudah berlalu sejak pertemuan tujuh pemimpin kerajaan besar dunia, kini hampir semua orang sudah tahu bahwa era Superbia sudah berakhir dan sudah dimulai sebuah era baru yang bernama Victoria. Semua itu tak terlepas dari peran para pemimpin tujuh kerajaan besar yang langsung menyebarkan kabar tentang hasil pertemuan semua pemimpin.Kini semua kerajaan sedang sibuk-sibuknya memulihkan keadaan kerajaan mereka masing-masing, Kerajaan Irish juga masih sibuk menata kota yang sistem pemerintahannya carut marut akibat pemerintahan Raja Setra Kaladupa. Banyak kota dan desa yang dibangun kembali terutama wilayah bagian utara yang sempat menjadi tempat kerusuhan, sementara di selatan ada Desa Nalangsa yang juga sedang dibangun kembali.Nata serta Elis beberapa minggu terakhir juga ikut serta membantu pembenahan Desa Nalangsa yang sebelumnya sudah menjadi desa yang kosong karena pembantaian Daiats, mereka juga mengundang para kerabat dan ora
Sontak saja semua orang yang ada di sana sangat terkejut kecuali Rena yang memang sejak lama sudah berbincang tentang masalah tersebut dengan Elis dan Nata. Meski awalnya dia menolak permintaan mereka berdua namun pada akhirnya Rena menyetujuinya dengan berat hati.“Tapi nona, apa yang terjadi?” tanya Candra yang terlihat begitu kaget.“Anda dan tuan Nata adalah orang paling penting bukan hanya bagi Kerajaan Irish namun juga bagi enam kerajaan besar lainnya, apa yang terjadi sampai anda memilih keputusan seperti itu?” tanya Raja Wirya.“Sudah sejak lama Nata memikirkan semuanya, dia sudah berjuang dengan sekuat tenaga agar dunia sampai di titik saat ini. Mungkin bukan berarti sekarang kami menyerah atau sudah puas, tapi dengan kondisi Nata saat ini rasanya sudah cukup kami untuk berdiri bersama tuan dan puan semuanya,” jawab Elis.“Bukan berarti kami ingin me
Lebih dari dua bulan waktu sudah berlalu sejak eksekusi Verz Saturn. Kini Raja Wirya dan Rena semakin sibuk dengan penataan kerajaan besar lainnya, tapi karena bantuan dari Nata dan yang lainnya tugas mereka tidak mendapatkan halangan yang berarti, terutama Elena yang sangat berperan penting dengan sihir teleportasinya.Saat ini rakyat Kerajaan Thymus sudah setuju dengan usul dari Nata agar Candra memimpin kerajaan mereka untuk sementara. Tak lama setelah Candra resmi menjadi raja sementara dia langsung bergerak dengan menghukum banyak bangsawan dan petinggi kerajaan yang serakah dan menggantinya dengan orang-orang yang jujur serta adil, tindakannya itu langsung disambut baik seluruh rakyat Kerajaan Thymus.Kerajaan Nigella, Dicentra, Fragaria dan Iberis juga setuju dengan usul Nata tentang pemilihan pemimpin kerajaan mereka yang dipilih langsung oleh rakyatnya. Selama beberapa minggu terakhir ini pemilihan pemimpin dilakukan di keempat kera
Nata menjelaskan bahwa Raja Iberis juga bisa menangkal serangan langsung tekanan mana miliknya hingga tubuhnya tidak bisa hancur hanya dengan jentikan jari saja, sihirnya juga tidak terurai lagi saat Nata menjentikan jarinya padahal semua penyihir lainnya tidak bisa melakukan hal seperti itu. Jika Verz memang pewaris kekuatan Raja Iberis maka dia juga akan melakukannya karena dia tidak akan mungkin mau mati begitu saja.Ketika Verz Saturn juga tidak terkena dampak apa-apa saat Nata menjentikan jarinya dia jadi yakin bahwa Verz memang orang yang mewarisi pengetahuan Raja Iberis, sebab sejauh ini hanya Raja Iberis dan Draco saja yang tahu cara menghentikan serangan langsung Nata tersebut. Ditambah lagi nilai Verz yang hampir sempurna di dalam tes menambah Nata semakin yakin.Raja Iberis selama ini sudah banyak melakukan percobaan dengan semua sihir terlarang yang ada, tentunya hal itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena kalau banyak oran
Verz terlihat menatap tajam Nata yang mulai menggerakan kedua jarinya. Saat itu juga Nata langsung menjentikan jarinya hingga suaranya terdengar oleh Candra, Elis dan Verz sendiri. Namun tidak ada hal apapun yang terjadi, Nata saat itu juga langsung tersenyum.“Sepertinya memang dia orangnya, Elis!” ucap Nata di dalam pikiran Elis.“Pangeran Candra, dia orangnya!” tukas Elis yang dengan cepat langsung menggunakan sihir naga api putih, udara di ruangan tersebut terasa sangat panas.“Baik!” tukas Candra yang langsung menggenggam pedangnya dengan kuda-kuda yang kokoh.Namun Verz kini terlihat tidak terkejut, dia langsung menggunakan sihir naga air hingga udara di ruangan tersebut juga mulai lembab. Nata mencoba kembali menjentikan jarinya namun naga air itu tidak hilang, semua itu sama persis seperti saat dia melakukannya kepada Brick. Hal itu menandakan Verz juga tah
Satu bulan lebih sudah berlalu sejak Nata dan Elis sadarkan diri, kini mereka berdua sudah bisa beraktifitas seperti biasa karena rasa sakit dan pegal di tubuhnya sudah hilang. Kini sudah memasuki akhir bulan 2 tahun 82 Era Superbia, biasanya pada bulan 2 inilah acara tahun baru dirayakan namun tahun baru pada tahun ini tidak terlalu ramai karena hampir semua kerajaan sedang berduka, mungkin tahun baru kali ini adalah tahun baru paling kelam di era Superbia.Perayaan tahun baru yang dilaksanakan pada tanggal 27 bulan 2 setiap tahunnya bukan tanpa alasan, karena dahulu Era Invidia dinyatakan berakhir pada bulan 2 tanggal 26 tahun 388. Karena itulah Era Superbia dimulai pada tanggal 27 bulan 2, jadi kalau hitungan tanggal dan bulannya tetap melanjutkan era-era sebelumnya sesuai tradisi lama. Sebab hal itulah sampai saat ini tahun baru Superbia selalu dilaksanakan tanggal 27 bulan 2 setiap tahunnya di tujuh kerajaan besar yang ada di dunia.Di
“Maaf tuan, tapi bukankah hal itu malah akan dicurigai oleh pewaris kekuatan Raja Iberis? Dia mungkin akan berpura-pura bodoh karena khawatir itu semua adalah rencana anda, terlebih jika memang pikiran Raja Iberis terhubung dengan orang itu akibat efek samping soul shifters maka dia juga pasti tahu anda dan Elis mengetahui bahwa Raja Iberis memiliki banyak pengetahuan perihal sihir terlarang,” potong Lia.“Memang benar, karena itulah test akan dilakukan setelah mereka semua berada dalam tahanan selama satu minggu. Selama satu minggu itulah aku ingin kalian memancing para penjaga tahanan untuk terus membicarakan diriku. Sebarkan informasi ke dalam tahanan bahwa aku dan Elis ditemukan tidak sadarkan diri di medan perang setelah bertarung dengan Raja Iberis, katakan juga bahwa sampai saat ini kami masih belum sadarkan diri,” jawab Elis.“Dengan begitu orang itu akan lengah dan tidak menyangka jika test itu dibuat o
“Itu tidak akan terjadi jika kita mengawasi semua gerak gerik bangsawan dan orang-orang penting di Kerajaan Iberis, kita juga harus mengambil tindakan untuk membatasi kekuasaan dan pergerakan mereka agar tidak memiliki kekuatan untuk membalas dendam, kita tidak boleh memberikan sedikitpun celah bagi kejahatan untuk berkembang. Aku yakin Raja Wirya dan Ratu Rena sudah memikirkan hal itu juga,” jawab Elis.“Kami memang sudah memikirkannya tuan, kami bahkan sudah mulai bergerak melakukannya. Tapi jika memang pewaris kekuatan Raja Iberis tidak bersembunyi di daerah terpencil lalu dimana dia? Dan bagaimana kita mengetahui siapa orangnya?” tanya Raja Wirya.“Mudah saja. Pertama kita harus mencari tahu terlebih dahulu siapa orangnya lalu baru mencari keberadaannya. Ingatlah bahwa sihir soul shifters hanya mewariskan ingatan, pengetahuan dan kekuatan saja. Itu artinya kecerdasan, ambisi dan keterampilan pemiliknya tidak