Share

Bab 64: Cobaan Hidup Sang Awatara

Mendung gelap, kilatan petir serta guntur pun menyapa. Meski begitu, Larasati tak berhenti memacu kuda hitamnya menuju Panjalu. Sepanjang perjalanan hanya kenangan manis sang Pangeran yang memenuhi pikiran gadis tersebut, sampai-sampai membuat air matanya jatuh ke pipi, lantas menyatu dengan tetesan hujan.

Waktu terus berjalan siring sinar matahari yang mulai memecah cakrawala pada keesokan pagi. Ketika itu, Larasati baru sampai di Panjalu kembali sehingga mulai melangkah memasuki halaman istana. Namun, betapa terkejutnya dia setelah mendapati semua orang sedang berkumpul, lebih-lebih saat melihat Pramesti menangis. Larasati makin tak mengerti karena Jaya Amijaya dan Sarweswara menatap penuh kebencian, bahkan Dewi Sara juga bersedih hati. Hanya sang Raja Jayabhaya yang masih begitu tenang menyikapi walau emosi, sementara Maulana Ngali justru tersenyum menoleh kedatangan gadis tersebut.

Tanpa menunda lagi, Larasati langsung melangkah cepat ke kerumunan. “Apa yang terjadi?” tanyanya.

Ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status