Share

Bab 63: Menelan Kekecewaan

Pagi menjelang, sang surya mulai menyinari jagat raya, cahayanya menembus kegelapan hutan seiring kicauan burung-burung di pepohonan. Pun embun pagi dari dedaunan menetes ke pipi putih Larasati sehingga perlahan gadis itu membuka mata, lantas menggeliat seraya menoleh ke sekitar Namun, ternyata sang Dewi sudah tak ada.

"Rupanya dia sudah pergi."

Dengan segera Larasati menyambar pedang di sebelah kanannya untuk kemudian berdiri, tetapi baru saja akan melangkah, ada silau cahaya yang membuat dia menghentikan ayunan tungkai serta harus menghalangi pandangan.

Sebias cahaya turun dari langit, lalu menjelma menjadi sesosok pria tua yang melayang di udara. Pria tersebut mengenakan pakaian layaknya abadi tinggi istana langit.

Pun Larasati terpaku ketika mengintip sampai-sampai menurunkan tangan kanan dari depan mata. "Siapakah kau ini?" tanyanya.

"Aku Dewa Narada. Apa kau tak bisa mengenaliku?" Sang Dewa menjadi heran.

Dengan angkuh, Larasati meninggikan sebelah alis. "Oh, rupanya kau Nara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status