Share

Bab 65: Kuda Wanengpati

Sembari duduk di taman putri, Pramesti mengelus perutnya yang makin hari terlihat makin membesar. Beban hidup memang terasa begitu berat, tetapi dia ikhlas dalam menerima kehendak takdir dari Yang Maha Kuasa.

Kebetulan Larasati sedang mencarinya sehingga tersenyum saat melihat wanita tersebut, sebelum memutuskan duduk di samping kiri. "Kapan bayi ini akan lahir?"

"Tunggu sampai bulan depan,” kata Pramesti. “ Dia juga pasti sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu.”

"Apa kakak sudah mendengar kabar bahwa Yawastina terkena bencana banjir?” tanya Larasati.

Seketika senyum di wajah Pramesti memudar, sementara matanya terus menatap si adik. “Lalu, bagaimana nasib semua orang?”

"Tak perlu memikirkan Astra Dharma dan Paman Sariwahana, mereka telah memperlakukan Kakak dengan tidak baik,” kata Larasati.

Demikian, Pramesti hanya bisa menunduk. "Sebenarnya aku sudah memaafkan mereka."

"Aku percaya, Kakak orang baik,” sahut Larasati. “Tapi meski karma tak terjadi, mereka juga tidak akan menerim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status