Share

Bab 61: Di Antara Dua Hati

Demam di tubuh Dyah Puspitasari makin tinggi sehingga dia mengigau. "Pangeran!" lirihnya sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Sementara itu, Jaka Lelana dan Wareng masih menikmati kopi mereka di ruang tamu. Saking asyiknya mengobrol, kedua pria tersebut sampai tidak menyadari dengan apa yang terjadi pada Dyah Puspitasari.

Kenangan di masa kecil singgah dalam mimpi sang Panglima. Kala itu, anak-anak para pejabat kembali mengganggu Dyah Puspitasari dengan menyiramkan pasir ke kepala anak kecil berambut terurai itu. Tangis si Dyah adalah kebahagiaan bagi mereka.

"Aku sudah mengatakan padamu, pergi dari sini, tapi kau masih juga tak mendengarku! Salahmu sendiri!" maki Lokasura seraya membuang wajah.

"Dasar cengeng!"

"Dia sudah buruk rupa, berdiam diri semakin membuatnya terlihat seperti Arca Dwarapala!" tunjuk seorang anak perempuan yang lantas tertawa saat menoleh teman-temannya.

Air mata berlinangan membasahi pipi Dyah Puspitasari, bahkan walau tidak tahan lagi masih tak beranjak dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status