Share

32. Orang Dalam?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-05-02 17:31:22
"Hal lain apa maksudmu?" tanya Dorothy balik.

"Kau tahu apa maksudku," balas Jody.

Tatapan Jody terlihat tak biasa dan Dorothy sungguh malas sekali jika menghadapi Jody yang tidak bisa mengendalikan diri saat ini.

Kesal, Dorothy pun berkata, "Kau menjadi tidak masuk akal jika kita berbicara tentang Jenderal Mackenzie."

"Kaulah yang begitu," bantah Jody.

"Kita bicara lagi nanti. Aku harus melapor pada Raja Keannu," balas Dorothy.

Tanpa ingin berdebat lagi, Jody melepaskan kekasihnya itu pergi dan ia pun hanya bisa melampiaskan kekesalannya lewat latihan fisik di dalam gedung itu.

Sedangkan kini, di Gedung Perak, Bill sedang berdiri melihat-lihat kembali barang-barang lama miliknya ditemani oleh Andrew Reece yang selalu setia kepadanya.

"Kau tidak perlu menemaniku seperti ini, Reece," ucap Bill.

"Sudah menjadi tugas saya untuk melayani Anda, Jenderal."

"Tidak. Aku sekarang hanya Penasihat Perang, Reece. Kau tidak perlu melayaniku," ujar Bill.

Namun, Andrew Reece tetap bersiker
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Kemungkinan-Kemungkinan

    Andrew Reece memperhatikan kening sang jenderal perang yang ia layani dengan setia itu tengah berkerut dan ia pun dengan sangat berhati-hati mulai berbicara, "Mungkin, mereka bukan berasal dari kerajaan lain, Jenderal."Bill segera menoleh dan memberi tatapan balasan penuh dengan tanda tanya, "Bukan? Lalu dari mana menurutmu mereka?"Andrew membasahi bibir, mencoba memberi jawaban yang netral tapi tetap terarah, "Saya curiga jika mungkin mereka itu orang-orang di sekitar Anda, Jenderal."Bill mendesah pelan. Ia tidak setuju tapi tetap menghargai jawaban yang diberikan oleh Andrew. Lelaki muda itu sudah berani mengatakan jawabannya, maka tak ada alasan bagi Bill untuk mencibir jawaban itu.Sehingga ia memilih untuk berkata secara pelan-pelan."Hm, musuhku memang banyak, tapi kupikir tak ada yang berani sampai berniat membunuhku, Reece. Musuhku di Carlo Hill itu hanyalah orang-orang biasa," ucap Bill."Orang-orang biasa juga sangat mungkin melakukan tindakan itu, Jenderal," sahut Andrew

    Last Updated : 2023-05-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Kisah Tiga Tahun Lalu

    Andrew segera mengangguk dengan cepat.Bill pun mulai bercerita.Lebih dari tiga tahun lalu,Sesaat setelah William Mackenzie memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Jenderal tertinggi Kerajaan Ans De Lou, ia segera ke luar dari istana dengan membawa sedikit barang-barangnya. Ia melepas topeng peraknya dan mulai menapaki jalanan untuk pertama kalinya sebagai orang biasa. Ia pun menikmati udara luar dan berkeinginan untuk melihat kampung halamannya yang telah ia tinggalkan selama beberapa tahun. Meskipun dia sudah tidak memiliki satu kerabat pun yang tersisa, ia tetap ingin melihat tempat ia tinggal dan dibesarkan. Akan tetapi, kesialan menghampirinya.Lelaki dengan penampilan layaknya warga biasa itu dikejar-kejar oleh orang-orang yang tidak ia ketahui asalnya. Ia berlari tak tentu arah sampai akhirnya ia terjepit. Bill yang sudah tidak memiliki senjata apa pun hanya bisa melawan dengan tangan kosong. Pada awalnya ia memang berhasil mengalahkan orang-orang yang menyerangnya itu,

    Last Updated : 2023-05-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    35. Saran Amanda

    Perubahan topik yang begitu mendadak itu sebenarnya membuat Andrew sedikit terkejut, tapi ia segera berpikir cepat. "Anda belum pernah melawannya, Jenderal tapi Jenderal Gardner pernah.""Ah, begitu. Bawakan aku dokumen lengkapnya nanti malam, Reece!" perintah Bill."Baik, Jenderal."Di bagian istana lain, saat ini Keannu Wellington sedang berdiri di taman bunganya di malam itu dan Amanda Clark, sekretaris istana yang telah mengabdi di kerajaan itu selama beberapa tahun pun menemuinya guna melaporkan sesuatu. Keannu menyadari kedatangan wanita itu setelah sang penjaga memberitahunya."Yang Mulia," sapa Amanda Clark sambil membungkuk perlahan."Ya, Amanda. Sudah kau dapatkan?" tanya Keannu."Sudah, Yang Mulia," jawab Amanda seraya menyerahkan sebuah tablet putih kepada sang raja.Keannu segera mengambil kaca mata bacanya lalu membuka dokumen itu dan membacanya secara teliti."Bagus, ini sangat bagus. Kita bisa memakai ini untuk menyerang mereka," ucap Keannu senang.Amanda Clark menun

    Last Updated : 2023-05-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    36. Rencana Keannu

    "Ah, soal itu. Maaf, Anda sudah salah paham, Jenderal Gardner. Saya tidak-""Tidak salah, paham, Stewart. Tujuanmu sudah sangat jelas sekali terlihat," sela Jody Gardner.Bill membuka mulut lagi, "Tujuan apa? Saya bahkan sama sekali tidak mengerti apa yang Anda katakan, saya hanya-""Terserah saja kau mau melakukan apa," potong Jody Gardner cepat, sudah tidak ingin berbasa-basi lagi.Amanda Clark merasa atmosfer di sekitar sana terasa tidak bagus, bahkan ia sedikit kedinginan hanya berdiri di sana saja. Ini membuat wanita muda itu begitu frustrasi dan tidak nyaman.Jody Gardner dengan sengaja bergerak mendekat, hingga akhirnya membuat jarak antara dirinya dan Bill menjadi lebih sempit. Tanpa mengalihkan pandangan dari Bill dan malah tetap memberi tatapan tajam pada Bill, Jody berkata, "Aku tidak peduli seberapa keras usahamu untuk bisa naik ke atas, Stewart. Tapi, akan aku pastikan kau tidak akan pernah bisa ada di posisiku."Jody menyeringai seperti seekor singa yang daerah berburuny

    Last Updated : 2023-05-04
  • Sang Dewa Perang Terkuat    37. Licik?

    Sorot mata Keannu Wellington memberikan sorot tidak percaya. Ia bahkan menatap bingung pada jenderal terbaik yang pernah dimiliki oleh Kerajaan Ans De Lou dan bahkan dipuja-puja oleh seluruh rakyat Ans De Lou serta begitu dipercayai oleh ayahnya itu."Jenderal Mackenzie, tentu saja hal ini sangat berkaitan. Tidakkah kau pikir, kita bisa menggunakan hal itu untuk membuat goyah kerajaan itu, Jenderal?" tanya Keannu, tiba-tiba dipenuhi oleh semangat yang begitu tinggi, sampai-sampai Bill bisa merasakan aura semangatnya itu.Kening Bill mengerut bingung, "Maksud Anda, Anda berniat menggunakan skandal ini untuk mengancam atau menjebak Raja Maldiva, Yang Mulia? Benarkah seperti itu?"Keannu senang sekali akhirnya Bill mengerti akan ide briliannya. "Tepat. Kita bisa gunakan itu untuk mencapai kesepakatan dengan mereka. Aku yakin mereka tidak akan mungkin menyerang, jika mereka tahu kita mendapatkan bukti skandal si Kingsley itu." Keannu tertawa-tawa membayangkan bagaimana raja angkuh itu m

    Last Updated : 2023-05-04
  • Sang Dewa Perang Terkuat    38. Kritikan Bill

    "Monica, kau tahu bagaimana kehebatannya kan?" balas Keannu malah semakin kesal luar biasa."Yah, sehebat apapun dia, kalau dia tidak bisa kau kendalikan ya percuma saja kan?" ujar Monica.Keannu segera membuat gerakan, menyuruh semua pengawal dan pelayannya menyingkir dari sana. Astaga, suasana hatinya sungguh semakin buruk setelah ia mendengar ucapan istrinya.Monica menghela napas panjang, ratu muda itu terlihat kasihan pada suaminya. "Lalu, apa yang sebenarnya dia sudah lakukan?""Dia hanya mengkritik caraku untuk menang.""Cara yang seperti apa?" tanya Monica.Keannu memanglah sangat terbuka pada istrinya. Apapun ia ceritakan pada ratunya itu. Tak satu pun rahasia yang disembunyikannya dari Monica Wilhelm. Maka, kali ini pun dia tidak ragu sama sekali saat bercerita, "Aku menemukan sebuah informasi menarik tentang putra mahkota Kerajaan Maldiva dan itu berupa skandal. Aku berniat menggunakan ini untuk mengancam Raja Maldiva."Monica manggut-manggut, dengan mudah memahami cerita i

    Last Updated : 2023-05-05
  • Sang Dewa Perang Terkuat    39. Salah Orang

    "Maaf, Yang Mulia. Ampuni saya jika saya sudah lancang. Tapi, ini adalah pertama kalinya saya bertemu dengan Anda," ucap Bill.Monica mengerutkan dahi, sedikit tidak yakin. Tidak mungkin ia salah orang. Orang yang berdiri tak jauh darinya ini jelas orang itu. Orang yang pernah ia temui beberapa tahun lalu.Ah, memang kejadiannya sudah begitu lama, tapi kejadian lama itu kejadian biasa saja dan mudah ia lupakan. Jadi, ia yakin ia tidak mungkin salah mengenali orang. Bahkan, wajah orang itu tidak berubah. Sama sekali tidak ada perubahan yang signifikan."Tidak. Kau salah, kita pernah bertemu sebelumnya. Itu di ... di ...."Wanita itu tidak bisa melanjutkan perkataannya dan segera sadar saat ini ia tidak hanya berdua saja dengan Bill. Begitu banyak pengawal dan juga pelayan yang ada di selkitar mereka. Jika ia salah mengambil langkah, bisa-bisa esok hari gosip tidak sedap bisa tersebar ke seluruh penjuru istana. Reputasi baik yang selama ia jaga pun bisa rusak dan ia tidak mau hal itu s

    Last Updated : 2023-05-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    40. Pembuktian

    "Ada sesuatu yang perlu aku diskusikan dengannya," jawab Bill, mengakhiri pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh Andrew.Andrew pun tidak berani bertanya lagi setelah melihat wajah sang jendral yang terlihat begitu tidak baik.Bill sekali lagi memeriksa semua perlengkapan senjata itu dan setelahnya mencatat beberapa hal yang penting.Esok paginya, tepat dua hari sebelum mereka akan melakukan penyerangan terhadap kerajaan Maldiva, Bill menemui jenderal perang tersebut setelah mendapatkan izin yang didapatkan atas bantuan Andrew."Aku tidak mengerti jika ternyata Andrew Reece telah berubah menjadi pelayan setiamu," sindir Jody begitu Bill memasuki tempat tinggal pribadinya.Bill kau sedang disindir dan ia pun membalas dengan santai, "Sejak saya masuk ke istana ini, Andrew Reece memang menjadi orang yang paling banyak membantu saya dalam berbagai hal.""Hm, tentu saja aku bisa melihat hal itu." Tatapan mata Jody terlihat tidak bersahabat tetapi dikarenakan ia dan penasihat perangnya

    Last Updated : 2023-05-07

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    65. Empat Pengawal Raja

    Sesungguhnya Xylan tidak pernah peduli dengan perkataan-perkataan orang di istananya. Dia cenderung mengabaikan berbagai gosip mengenai dirinya.Bahkan, dulu pernah suatu ketika ada sebuah kunjungan dari kerajaan lain, saat itu Xylan diminta ayahnya untuk beramah-tamah dengan salah satu pangeran. Akan tetapi, dia yang memang tidak terlalu pintar bergaul nyatanya malah membuat anak raja dari kerajaan sebelah itu tidak nyaman. Akibatnya, terjadi sedikit keributan saat itu. Xylan dituding bersikap kasar pada sang pangeran sehingga pangeran itu tidak betah tinggal di Kerajaan Ans De Lou dan akhirnya meninggalkan istana lebih cepat daripada yang seharusnya.Situasi di istana sedikit agak kacau. Banyak orang yang menilai Xylan bersalah total sampai mengakibatkan sebuah kerjasama yang penting menjadi gagal. Namun, pemuda itu sama sekali tidak peduli dan tidak pernah menjelaskan apapun.Sang ayah, Raja Keannu kala itu pun tidak pernah bertanya pada sang putra dan malah terkesan membiarkan p

  • Sang Dewa Perang Terkuat    64. Waktu Luang

    Ronald sedikit agak terkejut dengan perkataan tiba-tiba dari sang raja itu. Walaupun memang sangat wajar bila Xylan Wellington, raja muda baru negerinya itu memberikan sebuah perintah pada siapapun, termasuk dirinya.Xylan memang pernah memberinya perintah, tapi hanya sebatas perintah biasa ketika dia masih menjadi seorang putra mahkota.Dan saat itu situasinya tampak berbeda. Sebab, hari itu adalah hari pertama Xylan memberinya perintah setelah Xylan menyandang gelar raja. Maka, jelas sekali perintah yang bernada serius itu membuat Ronald sedikit agak gugup. Meskipun dia belum mengetahui perintah raja itu, dia tetap menjawab, “Iya, Yang Mulia. Saya siap menerima perintah Anda.”Xylan pun berkata lagi, “Kalau begitu persiapkan dirimu karena kau akan pergi ke luar istana.”Tentu saja perintah itu semakin membuat Ronald kaget, “Apa yang terjadi, Yang Mulia? A-apakah saya telah membuat kesalahan hingga Anda marah terhadap saya? Lalu, lalu … Anda hendak mengusir saya keluar dari istana.”

  • Sang Dewa Perang Terkuat    63. Seorang Pengawal

    Lantaran tidak tahu harus menjawab seperti apa, dia pun berpikir sebentar.“Sa-saya tidak berani memberikan pendapat saya, Yang Mulia,” kata Ronald pada akhirnya.Sontak rasa tak puas langsung menghampiri Xylan. Pria muda itu membuang napas dengan kasar, tampak tidak suka mendengar jawaban Ronald. Dengan dingin Xylan pun berkata, “Rajamu sedang bertanya kepadamu dan kau menolak untuk menjawab?”“Kau mau menentangku, Ronald?” lanjut Xylan.Ronald buru-buru berlutut ke hadapan Xylan dengan kepala tertunduk dalam. Dia menelan ludah dengan susah payah, sadar bila sang raja muda itu sedang marah kepadanya. Dia pun langsung menyesal telah melakukan kesalahan bodoh dengan tidak menjawab pertanyaan sang raja.Pengawal muda itu pun dengan terbata-bata berujar, “Saya mohon ampun, Yang Mulia.”Xylan masih diam, enggan membalas ucapan Ronald karena emosinya sedang naik.“Yang Mulia, saya tidak bermaksud membuat Anda kesal. Saya-”“Kalau begitu jawablah!” Xylan memerintah dengan sambil menggerta

  • Sang Dewa Perang Terkuat    62. Sebuah Pendapat

    Pernyataan Rowena yang bertubi-tubi itu ternyata tepat sasaran. Xylan Wellington dibuat tidak berdaya. Raja muda Kerajaan Ans De Lou itu bahkan tidak mampu memberikan balasan meskipun hanya beberapa patah kata saja.Sedangkan Rowena yang merasa bahwa sang adik mulai memahami penjelasannya akhirnya dia bisa menghela napas lega.Rowena pun berkata pelan, “Aku tidak merasa lebih hebat darimu dalam hal pemerintahan. Tentu saja kau jauh lebih pintar dariku. Kau raja. Namun, aku tahu bagaimana menilai orang. Dan menurutku … kau tidak boleh percaya begitu saja pada Gary Davis hingga kau benar-benar yakin dan menemukan banyak hal tentangnya.”Xylan masih terdiam.Pemuda itu bukan tidak mau membalas perkataan kakak perempuannya. Dia hanya tidak tahu bagaimana melakukannya.Saat itu dia hanya merasa sangat ceroboh. Mendengar perkataan sang kakak, dia sungguh-sungguh sangat malu.“Ya sudah, aku harus melihat Kharel. Aku sudah terlalu meninggalkannya sendirian,” Rowena akhirnya berkata setelah me

  • Sang Dewa Perang Terkuat    61. Berlebihan

    Dengan bahu lemas Rowena mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Xylan yang memang benar menurutnya.Xylan tercengang, tidak percaya. Memang ada orang seperti itu? Jenderal perang bukanlah jabatan yang sembarangan. Mana mungkin ada orang yang rela memberikan jabatan penting itu untuk orang lain? Itu tidak masuk akal, Xylan membatin dengan kening terlipat.Rowena memperhatikan reaksi adik laki-lakinya itu dan kemudian dia pun mendesah pelan. Wanita muda itu berkata, “Iya, aku tahu orang tak akan mudah percaya kalau ada orang seperti Riley. Namun, … setiap orang yang mengenal Riley dengan sangat baik sudah pasti berpikir bahwa hal yang dilakukan oleh Riley itu bukanlah hal besar untuknya.” “Dia bukanlah orang yang gila jabatan penting dan dia tidak akan segan-segan untuk mengorbankan dirinya, termasuk jabatan dan bahkan nyawanya sekalipun untuk orang lain,” Rowena menambahkan, memperkuat argumen yang dia yakini memang benar.Xylan masih terlihat tidak yakin dan malah sepenuhnya meragu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Tujuan Riley

    Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status