"Ada sesuatu yang perlu aku diskusikan dengannya," jawab Bill, mengakhiri pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh Andrew.Andrew pun tidak berani bertanya lagi setelah melihat wajah sang jendral yang terlihat begitu tidak baik.Bill sekali lagi memeriksa semua perlengkapan senjata itu dan setelahnya mencatat beberapa hal yang penting.Esok paginya, tepat dua hari sebelum mereka akan melakukan penyerangan terhadap kerajaan Maldiva, Bill menemui jenderal perang tersebut setelah mendapatkan izin yang didapatkan atas bantuan Andrew."Aku tidak mengerti jika ternyata Andrew Reece telah berubah menjadi pelayan setiamu," sindir Jody begitu Bill memasuki tempat tinggal pribadinya.Bill kau sedang disindir dan ia pun membalas dengan santai, "Sejak saya masuk ke istana ini, Andrew Reece memang menjadi orang yang paling banyak membantu saya dalam berbagai hal.""Hm, tentu saja aku bisa melihat hal itu." Tatapan mata Jody terlihat tidak bersahabat tetapi dikarenakan ia dan penasihat perangnya
Keannu tanpa rasa beban menjawab, "Tentu. Aku sudah memikirkan bagaimana nanti ke depannya.""Kau yakin?" tanya Monica, jelas terlihat begitu meragu atas ucapan sang suami."Kau meragukan ucapanku, Sayang?" Sebuah senyuman terbit di bibir sang ratu, "Aku tidak tahu apakah ini namanya sebuah keraguan atau bukan. Tapi yang pasti, entah bagaimana aku mengenal dirimu."Keannu Wellington membalasnya dengan sebuah tawa kecil tetapi cukup membuktikan jika apa yang ada di dalam kepala Monica sedikit dengan kebenaran."Kau pasti telah memikirkan untuk menyingkirkan salah satu dari mereka, bukan?" tebak Monica.Keannu Wellington menghentikan tawanya lalu menatap istrinya lekat-lekat, sebelum kemudian membalas dengan sebuah tawa lagi yang kini terdengar lebih tidak mengenakkan untuk didengar.Sang ratu tidak membalas tawa itu dan hanya menatap suaminya penuh dengan rasa penasaran sehingga raja muda tersebut pun segera membalas, "Kau benar-benar sangat cocok menjadi istriku, ratuku."Monica meng
Jody Gardner mengangguk tenang dan Steven segera mengucapkan beberapa rencana yang telah muncul di dalam kepalanya. Begitu mendengar rencana yang terdengar luar biasa itu, Jody Gardner tertawa terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk punggung sang anak buah. "Wah! Tak kusangka. Kau benar-benar sangat ahli dalam hal ini. Dari mana kau bisa mendapatkan ide se-briliant itu?" Steven hanya tersenyum senang mendengar pujian dari sang jenderal. Sementara itu, di bagian tempat peristirahatan yang lain, Bill, Sang Dewa Perang Terkuat yang pernah dimiliki oleh Kerajaan Ans De Lou terlihat sedang duduk di taman bersama dengan anak buah kepercayaannya, Andrew. "Ah, rasanya saya tidak pernah sebahagia ini selama 3 tahun ini," ucap Andrew. "Kenapa?" tanya Bill yang saat ini sedang menikmati udara malam sambil merapatkan jaketnya. "Menang." Bill segera menoleh ke arah sang anak buah yang sedang tersenyum, "Jody Gardner juga telah memenangkan beberapa perang bersamamu kan?" Andrew Reece mengangg
Cassandra membelalakkan mata, "Kakek."Arthur pun berjalan mendekat dan berniat menyentuh tangan Cassandra, tapi wanita itu dengan tegas menyentak tangan sang pengawal. Cassandra terlalu terkejut atas apa yang sedang terjadi. Ia masih kesulitan mempercayai jika sang kakek tega melakukan hal itu kepada dirinya yang merupakan cucu kandungnya."Cassie. Menurutlah atau-""Atau apa, Kek? Menikahkan aku dengan pria lain?" sela Cassandra sambil mundur beberapa langkah.Ia menggelengkan kepala, terlihat begitu terluka."Jangan keras kepala, Cassie!" bentak Christopher."Arthur, tunggu apa lagi?" ucap George, memerintah kembali sang anak buah kakeknya.Cassandra menatap kakaknya dengan tatapan kecewa dan menoleh kembali memutar pandangan ke arah sang kakek, "Kenapa, Kek? Apa salahku?' Aku-""Tak usah dengarkan dia, Kek! Cepat bawa saja ke sana!" potong Shirley cepat, tak ingin memberikan kesempatan bagi kakaknya untuk menghindari hukuman kakek mereka.Cassandra sungguh tidak mengerti. Ketiga o
Kata-kata Bill membuat Shirley bergetar, entah bagaimana kata-kata itu berhasil membuatnya begitu takut. Memang, sejak pria itu menghilang lalu muncul kembali dalam keluarga itu aura Bill terlihat sangat jauh berbeda.Namun, baru sekali ini ia merasakan ketakutan yang sampai merontokkan hatinya.Tetapi hal itu tidak terjadi pada Christopher Wood yang memiliki hati yang sangat keras serta temperamen yang cukup buruk. Tidak merasakan takut malah pria itu terlihat begitu kembali marah karena merasa terhina telah diancam oleh cucu menantunya yang menurutnya tidak berguna itu.Lelaki tua itu memberang marah, "Kau pikir kau siapa berani mengancam kakek mertuamu, berandal?""Punya pekerjaan yang tidak jelas saja sudah mulai sombong!" tambah Christopher terlihat tidak bisa mengontrol kemarahannya sedikitpun.Urat nadinya di bagian leher bahkan terlihat begitu jelas saat ia berteriak marah.Namun, Bill tidak sempat membalasnya karena lebih sibuk membawa istrinya untuk segera pergi ke rumah s
Sebuah senyuman aneh langsung saja terbit di bibir sang raja muda berwajah tampan itu. Wajah yang membuat Monica Wilhelm yang awalnya tidak berniat menikahi orang yang tidak dia suka menjadi setuju menerima pinangannya. Namun, kali ini Monica terlihat begitu keheranan dengan sikap suaminya yang menurutnya menjadi-jadi itu.Dia bukannya tidak tahu dengan sifat asli sang suami yang memang bukanlah raja dengan memiliki kepribadian yang keren, tapi dia tetap saja masih sulit menerima sisi buruk suaminya yang satu ini. Perlahan, Keannu mengubah senyum aneh itu menjadi sebuah senyum miring yang jelas ditujukan untuk menghina. Yang dihina tentu saja adalah William Mackenzie yang dibahas oleh keduanya."Dia hanya hidup menumpang di keluarga istrinya, Monica. Menjadi beban bagi keluarga itu. Sungguh menjijikkan."Keannu menjeda dengan sebuah tawa kecil sebelum kembali melanjutkan kata-katanya."Kau bisa bayangkan itu? Seorang Jenderal Perang Terkuat yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou nya
Sang ratu kerajaan Ans De Lou, Monica Wilhelm pun menyerah karena tidak mungkin lagi dia bisa memperbaiki ataupun menggagalkan apa yang sedang diinginkan oleh suaminya itu.Keannu Wellington adalah orang yang paling keras kepala yang pernah dia kenal seumur hidupnya. Jika dia sudah memiliki keinginan yang sangat kuat, maka bagaimanapun caranya dia pasti akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Meskipun, hal itu harus menggunakan cara kotor sekalipun.Apalagi, dia sekarang ini sudah menjadi seorang raja yang memiliki kekuasaan yang bisa dikatakan tidak terbatas, sehingga keinginannya pun tak akan terbendung lagi.Maka, tanpa ingin berusaha lagi Monica memilih untuk segera meninggalkan Keannu dan pergi ke kediamannya sendiri. Ia menunggu kedatangan William Mackenzie yang memang sudah dipastikan akan kembali ke istana meskipun dengan sebuah paksaan."Bawa ke sini Penasihat Perang malam ini juga," perintah Keannu sambil masih memegang gelas yang berisi minuman memabukkan.Frederick, pria
Penjaga itu terlonjak kaget, sampai-sampai ia terpaksa harus mundur beberapa langkah. "Saya tidak tahu, Tuan," ucap sang penjaga, mulai terlihat takut."Minggir!" ucap Bill."Maaf, Tuan Bill. Anda tidak bisa masuk, Tuan Besar melarang Anda-"Tak bisa menunggu lebih lama lagi, Bill menerobos masuk ke dalam rumah besar itu. Sang penjaga berniat mencegah, tapi ia tak berani setelah melihat raut wajah Bill yang terlihat begitu mengerikan.Secara bersamaan, Bill melihat orang yang dia sedang cari-cari. Seringaian pun muncul di wajah Bill.Untuk sesaat, Arthur terlihat akan membalikkan badan dan kabur dari Bill. Tapi, nyatanya kaki jenjangnya tidak bisa ia gerakkan seinchi pun dari tempatnya. Kakinya terasa begitu berat, padahal otaknya telah menyadari adanya bahaya dan memerintahkannya untuk segera pergi.Bill. Cucu menantu keluaga Wood ini sama sekali tak seperti dahulu. Laki-laki yang badannya jauh lebih besar darinya itu kini memiliki aura yang berbeda yang begitu menakutkan. Sapuan pa